Anda di halaman 1dari 31

Elektronika Dasar - 6

Rangkaian Penguat
Transistor

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 1


SAP

Rangkaian penguat trasnsistor dalam bentuk


ekuivalennya
Perhitungan impedansi input, impedansi
output, penguatan arus, penguatan tegangan
dari rangkaian penguat transistor.

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 2


Penguatan Transistor

3 jenis penguatan yang dapat diberikan oleh


transistor berdasarkan cara pemasangan
ground dan pengambilan output, yaitu :
Penguat emitter ditanahkan (common emitter,
CE)
Penguat kolektor ditanahkan (common
collector, CC)
Penguat basis ditanahkan (common base, CB)

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 3


Common Emittor, Common Colector dan
Common Base
Konfigurasi umum rangkaian
penguat menggunakan
transistor bipolar
Untuk membuat penguat CE,
CC, CB maka terminal X, Y
dan Z dihubungkan ke
sumber sinyal / ground
tergantung konfigurasi yang
akan digunakan
Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 4
Common Emittor dengan sinyal DC

Rangkaian penguat emitter ditanahkan


(Common emitter) dengan sinyal DC
𝑉𝐵𝐵 dan 𝑉𝐶𝐶 menyatakan sumber tegangan
𝑉𝐵𝐸 dan 𝑉𝐶𝐸 menyatakan perbedaan antara
dua titik

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 5


Common Emittor dengan sinyal DC

Misalkan 𝑅𝐵 = 5𝐾 dan 𝑅𝐶 = 2𝐾
2K

5K

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 6


2K

Common Emittor dengan 5K

sinyal DC
Tegangan 𝑉𝐵𝐵 akan menyebabkan forward bias
hubungan basis dan emitor pada transistor
Dengan mengatur 𝑉𝐵𝐵 dan 𝑅𝐵 dapat mengatur
arus yang masuk pada basis
Penentuan besar kecilnya nilai arus yang masuk
pada basis mempengaruhi arus yang dihasilkan
collector
Untuk dapat mengalirkan arus, beda potensial
pada collector harus lebih positif daripada emitter

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 7


2K

Common Emittor dengan 5K


10V

sinyal DC 10V

𝑉𝐵𝐵 −𝑉𝐵𝐸
Arus pada base adalah 𝐼𝐵 =
𝑅𝐵
Nilai 𝑉𝐵𝐸 bergantung pada transistor yang
digunakan (c/ silikon = 0.7V)
Arus collector adalah 𝐼𝐶 = 𝛽𝐷𝐶 𝐼𝐵
Nilai tegangan di 𝑉𝐶𝐶 adalah 𝑉𝐶𝐸 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 𝑅𝐶

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 8


Common Emittor dengan
sinyal AC

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 9


Common Emittor dengan
sinyal AC
𝑅𝐵
𝑉𝐵𝐵 = 𝑉𝐶𝐶
𝑅𝑉 +𝑅𝐵
𝑉𝐸 = 𝑉𝐵𝐵 − 𝑉𝐵𝐸
𝑉𝐸
𝐼𝐸 =
𝑅𝐸
𝐼𝐶 ~ 𝐼𝐸
𝑉𝐶 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 𝑅𝐶
𝑉𝐶𝐸 = 𝑉𝐶 − 𝑉𝐸
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝐶
Penguatannnya : 𝐴 = = −
𝑉𝑖𝑛 𝑉𝐸

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 10


Sifat Penguat Common Base

Isolasi input dan output tinggi sehingga


feedback lebih kecil
Cocok sebagai pre-amp karena mempunyai
impedansi input tinggi yang dapat menguatkan
sinyal kecil
Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi
Dapat dipakai sebagai buffer

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 11


Sifat Penguat Common Emitter

Sinyal output berbeda phasa 180 derajat


Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback
untuk mencegahnya sering dipasang feedback
negatif
Sering dipakai sebagai penguat audio
(frekuensi rendah)
Stabilitas penguatan rendah karena tergantung
stabilitas suhu dan bias transistor

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 12


Sifat Penguat Common Collector

Sinyal output dan sinyal input satu phasa (tidak


terbalik seperti common emittor)
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu)
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE
transistor)
Impedansi input tinggi dan impedansi output
rendah sehingga cocok digunakan sebagai
buffer

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 13


Penguatan Transistor Berdasarkan Titik Kerja

Berdasarkan titik kerjanya, penguatan


transistor dibagi menjadi 3 kelas :
Penguat Kelas A
Penguat Kelas B
Penguat Kelas C

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 14


Penguat Kelas A

Penguat transistor ini mempunyai titik kerja


efektir setengah tegangan 𝑉𝐶𝐶 (terletak di
tengah-tengah)
Agar rangkaian siap bekerja menerima sinyal
input, maka penguat ini memerlukan bias awal
Penguat kelas A adalah penguat dengan
efesiensi terendah tetapi memiliki cacat sinyal
(distorsi) terkecil

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 15


Penguat Kelas A

Untuk mendapatkan titik kerja transistor tepat


setengah tegangan Vcc, maka harus dilakukan
sedikit perhitungan melalui pembagi tegangan
yang terdiri dari dua buah resistor.
Karena memiliki distorsi kecil, maka penguat
kelas A dapat digunakan sebagai penguat awal
sebuah sistem (Pre Amp)

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 16


Penguat Kelas A

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 17


Penguat Kelas A

𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶𝑆𝐴𝑇 =
𝑅3 +𝑅4
𝑅1 .𝑅2
𝑅𝐵 =
𝑅1 + 𝑅2
𝑉𝐶𝐶 .𝑅2
𝑉𝐵 =
𝑅 +𝑅 1 2
𝑉𝐵
𝐼𝐵 =
𝑅𝐵
𝑉𝐶𝐸𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 = 𝑉𝐶𝐶

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 18


Penguat Kelas A

Jika 𝑉𝐶𝐶 = 10 𝑉
𝑉𝐶𝐶 10
𝐼𝐶𝑆𝐴𝑇 = = = 0.909𝑚𝐴
𝑅3 +𝑅4 10𝐾+1𝐾
𝑅1 .𝑅2 100𝐾 .100𝐾
𝑅𝐵 = = = 50𝐾
𝑅1 + 𝑅2 100𝐾+100𝐾
𝑉𝐶𝐶 .𝑅2 10.100𝐾
𝑉𝐵 = = = 5𝑉
𝑅1 + 𝑅2 100𝐾+100𝐾
𝑉𝐵 5𝑉
𝐼𝐵 = = = 0.1 𝑚𝐴
𝑅𝐵 50𝐾
𝑉𝐶𝐸𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 = 𝑉𝐶𝐶

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 19


Penguat Kelas A
contoh lain
Misalkan 𝑉𝐶𝐶 = 15𝑉, 𝑅1 = 33𝐾, 𝑅2 = 33𝐾, 𝑅𝐶 = 1𝐾, 𝑅𝐸 = 100
Maka :
𝑉𝐶𝐶 15
𝐼𝐶𝑆𝐴𝑇 = 𝑅 +𝑅 = 1𝐾+100 = 0.013𝐴 = 13 𝑚𝐴
𝐶 𝐸
𝑅 .𝑅 33𝐾 .33𝐾
𝑅𝐵 = 1 2 = = 16.5𝐾
𝑅1 + 𝑅2 33𝐾+33𝐾
𝑉𝐶𝐶 .𝑅2 15.33𝐾
𝑉𝐵 = = = 7.5𝑉
𝑅 +𝑅1 33𝐾+33𝐾
2
𝑉𝐵 7.5𝑉
𝐼𝐵 = = 16.5𝐾 = 0.45 𝑚𝐴
𝑅𝐵
𝑉𝐶𝐸𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 = 𝑉𝐶𝐶

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 20


Penguat Kelas B

Titik kerja penguat kelas B berada dititik Cut-Off


transistor dan bekerja berdasarkan tegangan bias
dari sinyal input yang masuk.
Penguat kelas B akan berada dalam kondisi OFF
jika tidak ada signal input.
Oleh karena itu maka penguat kelas B ini
mempunyai efesinsi tinggi tetapi tidak dapat
bekerja jika tegangan input kurang dari 0,7 Volt.
Hal inilah yang menyebabkan signal cacat
(distorsi).

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 21


Penguat Kelas B

Karena bekerja pada level tegangan yang


relatif tinggi (diatas 1 Volt), maka penguat
kelas B cocok dipakai pada penguat akhir
audio.
Penguat kelas B ini dalam aplikasinya
menggunakan sistem konfigusi push-pull yang
dibangun oleh dua transistor

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 22


Penguat Kelas B

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 23


Penguat Kelas B

𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 =
𝑅𝐵
𝐼𝐶
𝛽=
𝐼𝐵
𝐼𝐶 = 𝛽. 𝐼𝐵
1
𝑉𝐶𝐸𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝐶𝐶
2

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 24


Penguat Kelas B

Misalkan 𝑉𝐶𝐶 = 15𝑉, 𝑅𝐵 = 15𝐾, 𝛽 = 10


Maka :
𝑉𝐶𝐶 15𝑉
𝐼𝐵 = = = 1𝑚𝐴
𝑅𝐵 15𝐾
𝐼𝐶
𝛽=
𝐼𝐵
𝐼𝐶 = 𝛽. 𝐼𝐵 = 10.1𝑚𝐴 = 10𝑚𝐴
1 1
𝑉𝐶𝐸𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝐶𝐶 = . 15𝑉 = 7.5𝑉
2 2

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 25


Penguat Kelas C

Titik kerja penguat kelas C berada di daerah


Cut-Off transistor (mirip dengan penguat kelas
B) tetapi hanya membutuhkan satu transistor
untuk bekerja normal.
Penguat kelas C dipakai untuk menguatkan
signal pada satu sisi atau bahkan hanya
puncak-puncak (peak to peak) signal saja

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 26


Penguat Kelas C

Penguat ini memerlukan frekuensi kerja sinyal


dan tidak memperhatikan bentuk sinyal.
Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi
tinggi.
Untuk membantu kerja biasanya sering
ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC
yang terdiri dari induktor dan condensator.
Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang tinggi
sampai 100 % namun dengan fidelitas yang
rendah

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 27


Penguat Kelas C

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 28


Penguatan Kelas A, B dan C

Penguatan Kelas A Penguatan Kelas B Penguatan Kelas C

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 29


Referensi

http://www.linksukses.com/2012/03/transistor-
sebagai-penguat.html
http://www.linksukses.com/2012/03/penguat-
transistor-kelas-b-dan-c.html

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 30


Alhamdulillah….

Elektronika Dasar Missa Lamsani Hal 31

Anda mungkin juga menyukai