Anda di halaman 1dari 23

BAB III

LAPORAN KASUS

Tempat Praktek : RSUD Palembang BARI


Tanggal Praktek : 01 Oktober 2019
Pengkajian Dilakukan : Tanggal 02 Oktober 2019 jamn 10.00 WIB

1. Identitas Klien
Inisial : Tn. D No RM : 580707
Usia : 33 Tahun Tgl Masuk : 30 Sept 2019
Jenis kelamin : Laki-laki Sumber Informasi : klien dan istri
Alamat :Kertapati Keluarga Terdekat : Apriyandi
No Telepon :081287890185 status : Kakak
Status :Menikah Alamat : Kertapati
Agama :Islam No Telepon :-
Suku :Sunda Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Serabutan Pekerjaan :

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pasien mengatakan 3 hari mimisan, demam, pusing sebelah kiri.

b. Keluhan utama (saat pengkajian)


Pasien mengatakan Nyeri post operasi di sekitar nasal
Provaiking : nyeri bertambah saat pasien membuka mulut dan
berkurang saat tidur Quality : pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk
jarum
Regio : daerah nasal
Scala :3
Time : saat makan dan berbicara
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
pasien menderita tumor sinonasal

d. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami: sinusitis
a. Kecelakaan : pasien mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan
b. Operasi (jenis dan waktu) : pasien mengatakan pernah operasi
sinusitis
tahun 2013
c. Penyakit (kronis dan akut) : kronis
d. Terakhir masuk RS : 2013

2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)


Pasien mengatakan tidak ada alergi

3. Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)


Pasien mengatakan tidak pernah melakukan imunisasi tambahan
4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok Sehari 5-6 batang 1 hari 1 bungkus -
b. Kopi 1 hari 3 kali 1 hari 3 cangkir -
c. Alkohol - - -

5. Obat-obatan yang digunakan


Jenis Lamanya Dosis

- - -

- - -

3. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita sinusitis atau tumor sinonasal.

4. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang


rawat sampai pengambilan kasus kelolaan)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

5. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)


Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.

1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
pasien mengatakan tidak mengetahui perawatan dari sinusitis hingga
menjadi tumor.

Masalah keperawatan:
Kurang pengetahuan

2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( √ ), Halitosis ( - )
Bibir: lembab( ), pucat( - ),sianosis( -),labio/palatoskizis( - ),
stomatitis ( - )
Gusi: ( - ), plak putih( - ), lesi( - )
Gigi: Normal( √ ), Ompong( - ), Caries( - )
Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( - ), jamur ( - )
b. Leher
Kaku Kuduk ( - ) Simetris( √ ), Benjolan ( - ) Tonsil ( - )
Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( - )
Tenggorok : kesulitan menelan ( √ ),

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


BB sebelum sakit: 56 kg BB sakit: 52
kg
Program Diit RS : diet cair
Makanan yang disukai : nasi goreng.
Selera makan : normal/ bagus
Alat makan yang digunakan : sendok
Pola makan( 3 x/ hari) :.teratur 3x/ hari
Porsi makan yang dihabiskan : habis
Pola Minum .9.gelas/hari) jenis air minum :air putih
Intake Makanan : saat pengkajian klien makan diit
cair dengan disuapi, karena klien
masih susah untuk membuka mulut.
Intake Cairan : klien minum mandiri.

c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( - ),
kembung( - ), asites( - ),
Palpasi : massa ( √ ), nyeri ( √ )
Kuadran I : normal
Kuadran II : normal
Kuadran III : normal
Kuadran IV : normal
Auskultasi : bising usus 28 x/mnt
Perkusi : Timpani ( √ ), redup ( √ )
BAB : warna kekuningan Frekuensi 2 x/hari
Konsisitensi:padat lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )
Konstipasi ( - )
Data Tambahan :
.tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
3. Eliminasi dan Pertukaran
a. BAK : normal
b. Warna : bening
c. Konsistensi : cair
d. Frekuensi : 8 x/ hari
e. Urine Output : - cc
f. Penggunaan Kateter : -.
g. Vesika Urinaria: Membesar - .Nyeri tekan -
h. Gangguan; Anuaria ( - ), Oliguria ( - ), Retensi Uria ( - ), nokturia
( - ), Inkontinensia Urin ( - ), Poliuria ( - ), Dysuria ( - )lan nafas:
Sputum ( - ), warna sputum ( - ) konsisitensi: -
Batuk ( - ) frekuensi: -
Dada
Bentuk: Simetris ( √ ), Barrel chest/dada tong( - ), pigeon
chest/dada burung( - ) benjolan ( - ), dll………………..

Paru-paru:
Inspeksi: RR 20 x/ min,
Palpasi: Normal ( √ ), ekspansi pernafasan( - ), taktil fremitus( - )
Perkusi: Normal/ Sonor( √ ), redup/pekak( - ), hiper sonor( - )
Auskultasi: irama( √ ), teratur( √ ),
Suara nafas: vesicular( √ ), bronkial( - ), Amforik (- ), Cog Wheel
Breath Sound ( - ) metamorphosing breath sound ( - )
Suara Tambahan: Ronki ( - ), pleural friction( - )
Data Tambahan:
Saat pengkajian klien tampak ada perban yang menutupi hidung sehingga
pernafasan melalui mulut.
Klien mengatakan nyeri di sekitar hidung

Masalah keperawatan:
Pola nafas tidak efektif
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur,dll):
Kebiasaan Tidur siang: -.jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( - ), pergerakan sendi:. bagus
ROM ( Range Of Motion):
mandiri

Kekuatan Otot : 5
Kelainan Otot: tidak ada

Tonus/aktifitas
Aktif ( - ) Tenang ( √ ) Letargi ( - ) Kejang ( - )
Menagis keras ( - )lemah ( - ) melengking (- ), Sulit menangis ( - )
Ekstremitas
Amelia ( - ), Sindaktili ( - ), Polidaktili( - )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + (√ ), - ( )
Kernig : + ( √ ), - ( )
Brudzinsky : + (√ ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( √ ), - ( )
Triceps : + ( √ ), - ( )
Patella : + ( √ ), - ( )

Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( - )
Perkusi: redup( ), pekak( √ )
Auskultasi: HR 80.x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )
Mandi :..2.x/hari
Sikat gigi :...2..x/hari
Ganti Pakaian :..2.x/hari
Memotong kuku :.1.x/minggu
DATA TAMBAHAN :
Tidak ada

Masalah keperawatan:
Tidak ada

5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( - ),sedang( √ ),berat ( - ), pucat ( - ), sesak ( - ),
kejang( - )
1. Kepala
a. Rambut: warna.hitam .mudah dicabut ( - ), ketombe( - ), kutu(
- )
b. Kelainan bentuk kepala...tidak ada

2. Mata
Mata: jernih( - ), mengalir(-), kemerahan( - ), sekret(- )
Visus: 6/6( √ ), 6/300( - ), 6/ tak terhingga( - ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( - ), miosis( - ), midriasis( - ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( √ ), negatif(- ),kiri negatif( -)
positif(√ ),
alat bantu: kacamata( - ), Softlens( - )
Conjungtiva: merah jambu( √ ), anemis( - )
Sklera: Putih( √ ), Ikterik( - )

3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( - )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( - )
c. Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( - ), jamur ( - )

4. Telinga, Hidung, Tenggorok


a. Telinga: Normal ( √ )Abnormal ( - ) Sekret( - )
b. Hidung: Simetris ( √ )Asimetris ( - ) Sekret ( - )
Nafas cuping hidung ( - )
c. Tenggorok: Tonsil( - ), radang( - )

Data Tambahan
tidak ada

Masalah keperawatan:
Tidak ada

6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya : klien mengatakan
tidak menyangka memiliki sakit tumor
Persepsi klien terhadap dirinya : klien mengatakan yakin akan sembuh
Konsep diri : baik
Tingkat kecemasan : cemas ringan
Citra Diri/Bodi image:. Baik

Data tambahan
.tidak ada
Masalah keperawatan:
.tidak ada
7. Peran Hubungan
Budaya: baik
Suku: sunda
Agama yang di anut: islam
Bahasa yang digunakan : bahasa Palembang
Masalah sosial yang penting: tidak ada
Hubungan dengan orang tua: baik
Hubungan dengan saudara kandung: baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : baik

Data Tambahan
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus
Laki-laki
Penis: normal/ada ( √ ), Abnormal…………………,
Scrotum dan testis: normal( √ ), hernia( ), hidrokel( )
Anus ; normal/ada ( √ ), atresia ani( )
Perempuan
Vagina: sekret( - ), warna( - )
Anus: normal/ada ( - ), atresia ani( - )
Riwayat kehamilan dan kelahiran : -
Data Tambahan
.tidak ada.
Masalah keperawatan:
Tidak ada

9. Toleransi/Koping Stress
GCS :.15
E :3
V :4
M :5

Data Tambahan:
Tidak ada

Masalah keperawatan:
Tidak ada

10. Prinsip Hidup


Budaya : baik
Spritual / Religius : baik
Harapan : pasien mengatakan ingin segera pulang dari
RS dan
sembuh dari sakit yang dideritanya
Psikososial : baik
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
b. Reaksi saat interaksi
Kooperatif…(√)… Tidak kooperatif………….
c. Status emosional
Tenang…√….. Cemas……. Marah…….. Menarik
Diri………
Tidak sabar…… lainnya:…………..
Data Tambahan
Tidak ada.

Masalah keperawatan:
Tidak ada.

11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( √ ), Apatis ( - ), Somnolen ( - ),
Sopor ( -),Soporocoma ( - ) Coma ( - )
TTV : Suhu.36,8 O C, Nadi 83 x/min, TD100/60 mmHg, RR 20 x/min

Warna kulit : sawo matang


Sianosis ( - ), I kterus (- ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ),
oedema( - ),
Bula ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ), Hiperpigmentasi ( - )
Echimosis ( - ), Petekie ( - )
Turgor Kulit: elastis ( √ ), tidak elastis ( - )
Data Tambahan
Tidak ada

Masalah keperawatan:
Tidak ada

12. Kenyamanan
Provaiking : nyeri bertambah saat pasien membuka mulut dan
berkurang saat tidur Quality : pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk
jarum
Regio : daerah nasal
Scala :3
Time : saat makan dan berbicara

Data Tambahan:
Pengkajian dilakukan sehari setelah post operasi sehingga pasien
mengalami nyeri di sekitar nasal dengan skala 3.

Masalah keperawatan:
Nyeri akut
Terapi
Tanggal Terapi :
Cara
N Nama Dosi Golongan Kontra
Pemberia Indikasi
o Terapi s Obat Indikasi
n
1. Cefotaxime 2x1 IV Antibiotik Untuk Pengawasa
mencegah n Klinis
infeksi
setelah
operasi
(pembedaha
n)
2. Ondansetro 2x1 IV Antiemetik Untuk Pengawasa
mencegah n Klinis
n
seta
mengobati
mual dan
muntah
3. Ranitidine 2x1 IV Antihistami Penderita
n yang
diketahai
hipersensiti
f ranitidine
4. Ketorolac 3x30 IV Analgetik Penderita
mg yang
diketahai
hipersensiti
f ketorolac
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium ( 21-09-2019 )
USG (-)
EKG (-)
Rontsen (-)
EEG (-)
Dll : tidak ada
VIII. FORMAT ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn ”D”
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM :
Kemungkinan
Data (Symptoms) Masalah (Problems)
Penyebab (Etiology)
DS : Pasien Pre operasi
mengatakan nyeri Nyeri
pada bekas Karsinoma
operasi dibagian Sel skuomosa
hidung, nyeri
terasa sangat Sinus maxilaris
tanjam, muncul Cauumasi
setiap 5 menit
Pembengkakan
DO : Pasien Pipi/palatum
tampak menahan Hidung
nyeri , skala nyeri
7 Nyeri

DS : pasien Post operasi Nutrisi kurang dari


mengatakan susah kebutuhan tubuh
menelan, pasien Gangguan sinus
merasa susah Maxilaris
makan
Trimus

Susah menelan
DO :
BB sebelum Nutrisi kurang dari
masuk rs : 56 kg kebutuhan tubuh
BB sesudah masuk
rs : 52 kg
DS : Post operasi Pola npasa tidak
efektif
Hidung tersumbat

DO : Pola napas tidak efektif

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri
2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Pola napas tidak efektif

X. FORMAT PERENCANAAN
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Neri NOC NIC 1. menegtahui tingkat
1. Pain lavel Pain Mangement nyeri klien dalam
2. Pain Control 1. Lakukan pengkajian menentukan tindakan
3. Comfromt nyeri secra selanjutnya
Level komrehensif 2. dengan sebab dan
Kriteria hasil : 2. Gunakan komunikasi akibat nyeri
a. Mampu terapeutik diharapkan klien
mengontrol 3. Kaji kultur yang berpartisipasi dalam
nyeri mempengaruhi perawatan untuk
b. Melaporkan respon nyeri mengurangi nyeri
bahwa nyeri 4. Kaji tipe dan sumber 3. klien mengetahui
berkurang nyeri teknik distraksi dan
dengan 5. Tingkat kan istirahat relaksasi sehingga
menggunakan 6. Monitor penerimaan dapat
manajemen pasien tentang mempraktekkannya
nyeri management nyeri bila mengalami nyeri
c. Mampu
mengenali Analgesic Adminisration
nyeri 1. Tentukan lokasi,
d. Mengatakan karakteristik, kualitas
rasa nyaman dan derajat nyeri
setelah nyeri sebelum pemberian
berkurang obat
2. Cek riwayat alergi
3. Tentukan analgesic
tergantung tipe berat
nyeri
4. Monitor TTV
5. Berikan analgesic
tepat waktu terutama
pada saat nyeri hebat
6. Evaluasi efektivitas
analgesic

Ketidakseimbanga NOC NIC 1. asupan nutrisi dan


Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
n nutrisi kurang 1. Nutritional Nutrition Mangement cairan yang adekuat
dari dari status : Food 1. Kaji adanya alergi diperlukan untuk
kebutuhan tubuh and Fluid makanan mengimbangi status
Intake 2. Kolaborasi dengan ahli hipermetabolik pada
2. Nutritional gizianjurkan pasien klien dengan
status : Nutrien meningkatkan intake keganasan
Intake Fe 2. kebutuhan nutrisi
3. Anjurkan pasien perlu diprogramkan
meningkatkan protein secara individual
dan vitamin C dengan melibatkan
4. Diet tinggi serat klien dan tim gizi
5. Monitor jumlah nutrisi 3. antimetik diberikan
dan kandungan kalori bila klien mengalami
6. Berikan informasi mual dan roborans
tentang kebutuhan mungkin diperlukan
nutrisi untuk meningkatkan
napsu makan dan
Nutrition Monitoring membantu proses
1. BB pasien normal metabolisme
2. Monitor adanya 4. mencegah masalah
penurunan berat kekurangan asupan
badan yang disebabkan oleh
3. Monitor kalori dan diet yang disajikan
intake nutrisi
Pola napas tidak NOC NIC 1.penurunan bunyi nafas
efektik dapat menyebabkan
1. frekuensi 1.kaji bunyi nafas atau atelektasisi, ronchi dan
napas normal kedalaman pernapasan wheezing menunjukkan
2.tidak ada nafas dan gerakan dada akumulasi sekret
tambahan 2. catat keammpuan 2. sputum berdarah
3. tidak mengeluarkan kental atau erah dapat
menggunakan mukosa/batuk efektik diakibatkan oleh
otot pernafasan 3. berikan posisi fowler kerusakan paru atau
tambahan atau semi fowler luka broncial
4. tidak terjadi 4. bersihkan secret dari 3. posisi membantu
dispnoe dan mulut dan trakea memaksimalkan
sianosis ekspansi paru da
menurunkan upaya
pernapasan

X. FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI


Hari/t Nomor Implementasi Evaluasi
gl/ Diagnosa
Jam

Rabu, Nyeri 1. doron pasien untuk S : klien mengatakan


02 saliva atau penghisap nyeri
oktobe mulut dengan hati-hati
r 2019 bila tidak mampu
Pukul menelan O : kaji tingkat skala
10.00 2. anjurkan nyeri
penggunaan prilaku
manajemen stress,
seperti teknik relaksasi, A:
bimbingan imajinasi
3. kolaborasi dengan
pemberian analgesik P: kolaborasi dengan
tim medis untuk

Rabu, Nutrisi 1. monitor catatan S : - nafsu makan


02 kurang dari asupan nutrisi dan menurun, sulit
oktobe kebutuhan kalori menelan, mual
r 2019 tubuh 2. menentukan muntah
Pukul keammpuan pasien O : - Penurunan berat
10.00 untuk mendapatkan badan , membrane
kebutuhan nutrisinya mukosa pucat, bising
3. monitor asupan usus hiperaktif
nutrisi dan kalori A:
4. menganjurkan P : Kolaborasi dengan
asupan kalori sesuai tim medis dan gizi
untuk tipe tubuh dan
gaya hidup
Rabu, Pola Napas 1. mengkaji bunyi atau S :
02 tidak efektif kedalaman pernapasan
oktobe dan gerakan dada O:
r 2019 2, mencatat
Pukul kemampuan A:
10.00 mengeluarkan
mukosa/batuk efektif P:
3. Memberikan posisi
semi fowler tinggi
4. Membersikan secret
dari mulut dan
trakea
Hari/t Nomor Implementasi Evaluasi
gl/ Diagnosa
Jam

kamis, Nyeri 1. doron pasien untuk S : klien mengatakan


03 saliva atau penghisap nyeri
oktobe mulut dengan hati-hati
r 2019 bila tidak mampu
Pukul menelan O : kaji tingkat skala
14.00 2. anjurkan nyeri
penggunaan prilaku
manajemen stress,
seperti teknik relaksasi, A:
bimbingan imajinasi
3. kolaborasi dengan
pemberian analgesik P: kolaborasi dengan
tim medis untuk

kamis, Nutrisi 1. monitor catatan S : - nafsu makan


03 kurang dari asupan nutrisi dan menurun, sulit
oktobe kebutuhan kalori menelan, mual
r 2019 tubuh 2. menentukan muntah
Pukul keammpuan pasien O : - Penurunan berat
14.00 untuk mendapatkan badan , membrane
kebutuhan nutrisinya mukosa pucat, bising
3. monitor asupan usus hiperaktif
nutrisi dan kalori A:
4. menganjurkan P : Kolaborasi dengan
asupan kalori sesuai tim medis dan gizi
untuk tipe tubuh dan
gaya hidup
kamis, Pola Napas 1. mengkaji bunyi atau S : Klien mengatakan
03 tidak efektif kedalaman pernapasan tidak bias bernapas
oktobe dan gerakan dada melalui hidung
r 2019 2, mencatat RR : 20x/mnt
Pukul kemampuan
14.00 mengeluarkan O:
mukosa/batuk efektif
5. Memberikan posisi A:
semi fowler tinggi
6. Membersikan secret P: kolaborasi dengan
dari mulut dan tim medis dalam
trakea pemberian obat
Hari/t Nomor Implementasi Evaluasi
gl/ Diagnosa
Jam

Jumat Nyeri 1. doron pasien untuk S : klien mengatakan


04 saliva atau penghisap nyeri dibagian
oktobe mulut dengan hati-hati hidung
r 2019 bila tidak mampu Skala nyeri :
Pukul menelan
10.00 2. anjurkan
penggunaan prilaku O :
manajemen stress,
seperti teknik relaksasi,
bimbingan imajinasi A:
3. kolaborasi dengan
pemberian analgesik
P:

Jumat Nutrisi 1. monitor catatan S : - nafsu makan


04 kurang dari asupan nutrisi dan menurun, sulit
oktobe kebutuhan kalori menelan, mual
r 2019 tubuh 2. menentukan muntah
Pukul keammpuan pasien O : - Penurunan berat
10.00 untuk mendapatkan badan , membrane
kebutuhan nutrisinya mukosa pucat, bising
3. monitor asupan usus hiperaktif
nutrisi dan kalori A:
4. menganjurkan P : Kolaborasi dengan
asupan kalori sesuai tim medis dan gizi
untuk tipe tubuh dan
gaya hidup
Jumat Pola Napas 1. mengkaji bunyi atau S :
04 tidak efektif kedalaman pernapasan
oktobe dan gerakan dada O:
r 2019 2, mencatat
Pukul kemampuan A:
10.00 mengeluarkan
mukosa/batuk efektif P:
7. Memberikan posisi
semi fowler tinggi
8. Membersikan secret
dari mulut dan
trakea
Hari/t Nomor Implementasi Evaluasi
gl/ Diagnosa
Jam

BAB V
PEMBAHASAN
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan hidung
tersumbat yang bersifat terus menerus bengkak pada rongga hidung sebelah kiri
dan kanan menyebabkan sumbatan pada hidung sehingga pasien sulit untuk
bernapas. Selain itu pasien juga mengeluhkan pilek dengan cairan yang keluar
dari hidung berwarna jenrih serta kental dan sering juga disertai keluarnya nanah
dan darah. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada pasien yang
didiagnosis menderita tumor sinunasal datang dengan keluhan obstruksi hidung
pada salah satu rongga hidungnya (unilateral) sebesar 64=78 % dan juga
rhinorrhea purulent. Adanya pus atau darah pada rinorea dapat terjadi akibat
adanya infeksi pada jaringan nekrosis tumor yang tumbuh tanpa adanya
vaskularisasi yang adekuat.
Lamanya timbul gejala IP bervariasi antara beberapa minggu sampai
tahunan, tidak ada gejala spesifik yang dapat membedakan IP dan IP dengan
keganasan. Gejala klinis pada IP adalah antara lain obstruksi hidung unilateral, hal
ini terjadi karena adanya massa yang cukup besar sehingga menyebabkan
obstruksi saluran nafas; rinore, hal ini terjadi karena penumpukan sekresi dari
kavum nasi dan sekresi mukus yang berlebihan dari kelenjar pada mukosa nasal;
epistaksis, biasanya terjadi unilateral dan tidak dipicu oleh sesuatu. Epistaksis
akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Gejala klinis lain yang dapat terjadi yaitu sakit kepala, hal ini terjadi
karena adanya penyumbatan drainase dari sinus. Jika sakit kepala terasa terus-
menerus dan nokturnal maka harus dicurigai adanya tranformasi malignan yang
merusak basis cranii; sinusitis dan bengkak pada kedua hidung, hal ini karena
adanya massa yang mengakibatkan obstruksi dari drainase sinus.
Anosmia, adalah gejala lain yang bisa terjadi. Hal ini sangat jarang terjadi tetapi
dapat terjadi apabila mengenai kedua hidung; gangguan pendengaran, hal ini
disebabkan oleh adanya massa yang meluas ke nasofaring dan melibatkan tuba
eustachius. Tinitus juga dapat terjadi tetapi sangat jarang; epifora, hal ini
disebabkan oleh adanya sumbatan pada duktus nasolakrimalis pada meatus
inferior; kaku pada wajah, hal ini disebabkan oleh keterlibatan dari nervus
infraorbital; gangguan berbicara, Hal ini terjadi apabila massa telah melibatkan
nasofaring; proptosis, terlihat apabila lamina papyracea telah rusak.
Suatu penelitian Pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia 33 tahun,
hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa faktor resiko meningkat pada
laki-laki dibandingkan dengan wanita dengan perbandingan 2:1 dan insidensi
kejadiannya memuncak pada usia 50 samapi 70 tahun. Hal ini pengkajian yang
dilakukan pada pasien dengan diagnosa tumor sinunasal sesuai dengan apa yang
ada didalam teori sehingga memudahkan dalam pengkajian

B. Hubungan penatalaksanan teori dan terapi yang diberikan


Pada pemeriksaan klinis akan didapatkan massa tumor mirip dengan
polip hidung tetapi biasanya unilateral, umumnya terdapat pada dinding lateral
kavum nasi, namun tidak jarang juga ditemukan pada vestibulum, septum nasi,
dasar nasofaring, sinus frontal dan spenoidal, serta sakus lakrimal, tetapi
biasanya unilateral. Dijumpai massa yang mengisi kavum nasi yang
menyebabkan hidung tersumbat. Inverted papilloma berbrntuk ireguler,
biasanya berdarah jika disentuh, berwarna keabuan, mengisi penuh kavum nasi,
berlanjut dari vestibulum ke nasofaring. Septum nasi biasanya terdorong
kontralateral. Selanjutnya periksa dengan seksama kavum nasi dan nasofaring
melalui rinoskopi anterior dan posterior. Deskripsi massa sebaik mungkin,
apakah permukaannya licin, merupakan pertanda tumor jinak atau permukaan
berbenjol-benjol, rapuh dan mudah berdarah merupakan pertanda tumor ganas.
Jika dinding lateral kavum nasi terdorong ke medial berarti tumor berada di
sinus maksila. Untuk memeriksa rongga oral, di samping inspeksi lakukanlah
palpasi dengan menggunakan sarung tangan. Palpasi gusi rahang atas, dan
palatum. Apakah asa penonjolan, nyeri tekan, atau gigi goyah. Pemeriksaan
nasoendoskopi dan sinoskopi dapat membantu menemukan tumor. Adanya
pembesaran kalenjar leher juga perlu di cari meskipun tumor ini jarang
bermetastasiske kalenjar leher. Pada pemeriksaan endoskopi biasanya berasal
dari medial maxilla, namun terkadang ditemukan pada septum, vestibulum atau
dari sinus frontalis . Secara makroskopis gross tumor terlihat dengan
permukaan ireguler, licin, lunak, dan tidak nyeri saat ditekan. Warna papiloma
putih keabu-abuan dan mengisi kavum nasi sinistra meluas ke vestibulum dan
nasofaring. Septum pasien agak terdesak ke arah sisi kontralateral.Pada
penatalaksanaan pasien diatas dilakukan tindakan bedah ekstirpasi polip. Hal
ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa penatalaksanaan pasien
dilakukan dengan tindakan operasi. Pada pasien diberikan antibiotik untuk
mencegah terjadinya infeksi sebelum dan setelah dilakukan tindakan operasi.
Selain itu pasien juga diberikan antiinflamasi, analgetik berupa natrium
diklofenac untuk mengurangi rasa sakit.
Prinsip pengobatan IP adalah pengangkatan tumor secara keseluruhan,
tanpa meninggalkan sisa, mengingat tumor ini cenderung kambuh. Sebagai
pilihan pengobatan utama adalah pengangkatan tumor dan eksisi dengan
pendekatan rinotomi lateral atau degloving bila massa tumor ada di traktus
sinonasal dan dengan mastoidektomi untuk massa tumor di telinga tengah dan
kavum mastoid. Eksisi komplit penting untuk mencegah rekuren. Angka
rekuren yang tinggi terjadi pada eksisi tidak komplit dari tumor, reseksi secara
endoskopi dapat dipertimbangkan untuk mengurangi komplikasi pendekatan
eksternal. Pendekatan degloving atau rinotomi lateral yang dikombinasi dengan
medial maksilektomi sangat menurunkan angka rekurensi.
Kekambuhan mungkin terjadi sehingga pasien yang telah menjalani
tindakan pembedahan sebaiknya kontrol ke dokter ahli untuk mendapatkan
saran agar angka kekambuhan dapat dikurangi. Untuk mendapatkan diagnosis
pasti harus dilihat gambaran histologi dari jaringan yang diambil sehingga pada
pasien ini dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi untuk mendapatkan
diagnosis pasti pasca operasi. Paparan terhadap rokok sebaiknya dikurangi
untuk menghindari terjadinya kekambuhan pada pasien.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tumor sinunasal merupakan tumor jinak yang bisa mengarah
keganasan, yang muncul dari cadangan/penggantian sel-sel yang terletak di
membran basal mukosa. Etiologi tidak sepenuhnya dimengerti. Penegakkan
diagnosa dilakuakan dengan biopsi hidung. Penatalaksaan pasien dapat
dilakukan tindakan pembedahan. Pada pasien ini sudah dilakukan
penatalaksanaan sesuai dengan teori yaitu dilakukan tindakan pembedahan
berupa ekstirpasi massa, akan tetapi belum dilakukan biopsi hidung yang dapat
menegakkan diagnosis pasti dari pasien
Selama masa penelitian ditemukan 1 kasus baru tumor sinonasal yang
dilakukan pengkajian di RSUD Bari Palembang, dan dilakukan
penatalaksanaan bembedahan di RSUD Bari. Sebagian kasus dapat
diselesaikan penatalaksanaannya di RSUD Bari, sedangkan sebagiannya lagi
harus dirujuk ke RS tipe A atau fasilitas Lengkap.
B. Saran
Perlu pemerataan fasilitas radioterapi untuk daerah-daerah lain, untuk
dapat melakukan penatalaksanaan secara komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai