LAPORAN KASUS
1. Identitas Klien
Inisial : Tn. D No RM : 580707
Usia : 33 Tahun Tgl Masuk : 30 Sept 2019
Jenis kelamin : Laki-laki Sumber Informasi : klien dan istri
Alamat :Kertapati Keluarga Terdekat : Apriyandi
No Telepon :081287890185 status : Kakak
Status :Menikah Alamat : Kertapati
Agama :Islam No Telepon :-
Suku :Sunda Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Serabutan Pekerjaan :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pasien mengatakan 3 hari mimisan, demam, pusing sebelah kiri.
- - -
- - -
3. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita sinusitis atau tumor sinonasal.
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
pasien mengatakan tidak mengetahui perawatan dari sinusitis hingga
menjadi tumor.
Masalah keperawatan:
Kurang pengetahuan
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( √ ), Halitosis ( - )
Bibir: lembab( ), pucat( - ),sianosis( -),labio/palatoskizis( - ),
stomatitis ( - )
Gusi: ( - ), plak putih( - ), lesi( - )
Gigi: Normal( √ ), Ompong( - ), Caries( - )
Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( - ), jamur ( - )
b. Leher
Kaku Kuduk ( - ) Simetris( √ ), Benjolan ( - ) Tonsil ( - )
Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( - )
Tenggorok : kesulitan menelan ( √ ),
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( - ),
kembung( - ), asites( - ),
Palpasi : massa ( √ ), nyeri ( √ )
Kuadran I : normal
Kuadran II : normal
Kuadran III : normal
Kuadran IV : normal
Auskultasi : bising usus 28 x/mnt
Perkusi : Timpani ( √ ), redup ( √ )
BAB : warna kekuningan Frekuensi 2 x/hari
Konsisitensi:padat lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )
Konstipasi ( - )
Data Tambahan :
.tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
3. Eliminasi dan Pertukaran
a. BAK : normal
b. Warna : bening
c. Konsistensi : cair
d. Frekuensi : 8 x/ hari
e. Urine Output : - cc
f. Penggunaan Kateter : -.
g. Vesika Urinaria: Membesar - .Nyeri tekan -
h. Gangguan; Anuaria ( - ), Oliguria ( - ), Retensi Uria ( - ), nokturia
( - ), Inkontinensia Urin ( - ), Poliuria ( - ), Dysuria ( - )lan nafas:
Sputum ( - ), warna sputum ( - ) konsisitensi: -
Batuk ( - ) frekuensi: -
Dada
Bentuk: Simetris ( √ ), Barrel chest/dada tong( - ), pigeon
chest/dada burung( - ) benjolan ( - ), dll………………..
Paru-paru:
Inspeksi: RR 20 x/ min,
Palpasi: Normal ( √ ), ekspansi pernafasan( - ), taktil fremitus( - )
Perkusi: Normal/ Sonor( √ ), redup/pekak( - ), hiper sonor( - )
Auskultasi: irama( √ ), teratur( √ ),
Suara nafas: vesicular( √ ), bronkial( - ), Amforik (- ), Cog Wheel
Breath Sound ( - ) metamorphosing breath sound ( - )
Suara Tambahan: Ronki ( - ), pleural friction( - )
Data Tambahan:
Saat pengkajian klien tampak ada perban yang menutupi hidung sehingga
pernafasan melalui mulut.
Klien mengatakan nyeri di sekitar hidung
Masalah keperawatan:
Pola nafas tidak efektif
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur,dll):
Kebiasaan Tidur siang: -.jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( - ), pergerakan sendi:. bagus
ROM ( Range Of Motion):
mandiri
Kekuatan Otot : 5
Kelainan Otot: tidak ada
Tonus/aktifitas
Aktif ( - ) Tenang ( √ ) Letargi ( - ) Kejang ( - )
Menagis keras ( - )lemah ( - ) melengking (- ), Sulit menangis ( - )
Ekstremitas
Amelia ( - ), Sindaktili ( - ), Polidaktili( - )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + (√ ), - ( )
Kernig : + ( √ ), - ( )
Brudzinsky : + (√ ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( √ ), - ( )
Triceps : + ( √ ), - ( )
Patella : + ( √ ), - ( )
Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( - )
Perkusi: redup( ), pekak( √ )
Auskultasi: HR 80.x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )
Mandi :..2.x/hari
Sikat gigi :...2..x/hari
Ganti Pakaian :..2.x/hari
Memotong kuku :.1.x/minggu
DATA TAMBAHAN :
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( - ),sedang( √ ),berat ( - ), pucat ( - ), sesak ( - ),
kejang( - )
1. Kepala
a. Rambut: warna.hitam .mudah dicabut ( - ), ketombe( - ), kutu(
- )
b. Kelainan bentuk kepala...tidak ada
2. Mata
Mata: jernih( - ), mengalir(-), kemerahan( - ), sekret(- )
Visus: 6/6( √ ), 6/300( - ), 6/ tak terhingga( - ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( - ), miosis( - ), midriasis( - ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( √ ), negatif(- ),kiri negatif( -)
positif(√ ),
alat bantu: kacamata( - ), Softlens( - )
Conjungtiva: merah jambu( √ ), anemis( - )
Sklera: Putih( √ ), Ikterik( - )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( - )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( - )
c. Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( - ), jamur ( - )
Data Tambahan
tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya : klien mengatakan
tidak menyangka memiliki sakit tumor
Persepsi klien terhadap dirinya : klien mengatakan yakin akan sembuh
Konsep diri : baik
Tingkat kecemasan : cemas ringan
Citra Diri/Bodi image:. Baik
Data tambahan
.tidak ada
Masalah keperawatan:
.tidak ada
7. Peran Hubungan
Budaya: baik
Suku: sunda
Agama yang di anut: islam
Bahasa yang digunakan : bahasa Palembang
Masalah sosial yang penting: tidak ada
Hubungan dengan orang tua: baik
Hubungan dengan saudara kandung: baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : baik
Data Tambahan
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
9. Toleransi/Koping Stress
GCS :.15
E :3
V :4
M :5
Data Tambahan:
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada
Masalah keperawatan:
Tidak ada.
11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( √ ), Apatis ( - ), Somnolen ( - ),
Sopor ( -),Soporocoma ( - ) Coma ( - )
TTV : Suhu.36,8 O C, Nadi 83 x/min, TD100/60 mmHg, RR 20 x/min
Masalah keperawatan:
Tidak ada
12. Kenyamanan
Provaiking : nyeri bertambah saat pasien membuka mulut dan
berkurang saat tidur Quality : pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk
jarum
Regio : daerah nasal
Scala :3
Time : saat makan dan berbicara
Data Tambahan:
Pengkajian dilakukan sehari setelah post operasi sehingga pasien
mengalami nyeri di sekitar nasal dengan skala 3.
Masalah keperawatan:
Nyeri akut
Terapi
Tanggal Terapi :
Cara
N Nama Dosi Golongan Kontra
Pemberia Indikasi
o Terapi s Obat Indikasi
n
1. Cefotaxime 2x1 IV Antibiotik Untuk Pengawasa
mencegah n Klinis
infeksi
setelah
operasi
(pembedaha
n)
2. Ondansetro 2x1 IV Antiemetik Untuk Pengawasa
mencegah n Klinis
n
seta
mengobati
mual dan
muntah
3. Ranitidine 2x1 IV Antihistami Penderita
n yang
diketahai
hipersensiti
f ranitidine
4. Ketorolac 3x30 IV Analgetik Penderita
mg yang
diketahai
hipersensiti
f ketorolac
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium ( 21-09-2019 )
USG (-)
EKG (-)
Rontsen (-)
EEG (-)
Dll : tidak ada
VIII. FORMAT ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn ”D”
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM :
Kemungkinan
Data (Symptoms) Masalah (Problems)
Penyebab (Etiology)
DS : Pasien Pre operasi
mengatakan nyeri Nyeri
pada bekas Karsinoma
operasi dibagian Sel skuomosa
hidung, nyeri
terasa sangat Sinus maxilaris
tanjam, muncul Cauumasi
setiap 5 menit
Pembengkakan
DO : Pasien Pipi/palatum
tampak menahan Hidung
nyeri , skala nyeri
7 Nyeri
Susah menelan
DO :
BB sebelum Nutrisi kurang dari
masuk rs : 56 kg kebutuhan tubuh
BB sesudah masuk
rs : 52 kg
DS : Post operasi Pola npasa tidak
efektif
Hidung tersumbat
X. FORMAT PERENCANAAN
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Neri NOC NIC 1. menegtahui tingkat
1. Pain lavel Pain Mangement nyeri klien dalam
2. Pain Control 1. Lakukan pengkajian menentukan tindakan
3. Comfromt nyeri secra selanjutnya
Level komrehensif 2. dengan sebab dan
Kriteria hasil : 2. Gunakan komunikasi akibat nyeri
a. Mampu terapeutik diharapkan klien
mengontrol 3. Kaji kultur yang berpartisipasi dalam
nyeri mempengaruhi perawatan untuk
b. Melaporkan respon nyeri mengurangi nyeri
bahwa nyeri 4. Kaji tipe dan sumber 3. klien mengetahui
berkurang nyeri teknik distraksi dan
dengan 5. Tingkat kan istirahat relaksasi sehingga
menggunakan 6. Monitor penerimaan dapat
manajemen pasien tentang mempraktekkannya
nyeri management nyeri bila mengalami nyeri
c. Mampu
mengenali Analgesic Adminisration
nyeri 1. Tentukan lokasi,
d. Mengatakan karakteristik, kualitas
rasa nyaman dan derajat nyeri
setelah nyeri sebelum pemberian
berkurang obat
2. Cek riwayat alergi
3. Tentukan analgesic
tergantung tipe berat
nyeri
4. Monitor TTV
5. Berikan analgesic
tepat waktu terutama
pada saat nyeri hebat
6. Evaluasi efektivitas
analgesic
BAB V
PEMBAHASAN
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan hidung
tersumbat yang bersifat terus menerus bengkak pada rongga hidung sebelah kiri
dan kanan menyebabkan sumbatan pada hidung sehingga pasien sulit untuk
bernapas. Selain itu pasien juga mengeluhkan pilek dengan cairan yang keluar
dari hidung berwarna jenrih serta kental dan sering juga disertai keluarnya nanah
dan darah. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada pasien yang
didiagnosis menderita tumor sinunasal datang dengan keluhan obstruksi hidung
pada salah satu rongga hidungnya (unilateral) sebesar 64=78 % dan juga
rhinorrhea purulent. Adanya pus atau darah pada rinorea dapat terjadi akibat
adanya infeksi pada jaringan nekrosis tumor yang tumbuh tanpa adanya
vaskularisasi yang adekuat.
Lamanya timbul gejala IP bervariasi antara beberapa minggu sampai
tahunan, tidak ada gejala spesifik yang dapat membedakan IP dan IP dengan
keganasan. Gejala klinis pada IP adalah antara lain obstruksi hidung unilateral, hal
ini terjadi karena adanya massa yang cukup besar sehingga menyebabkan
obstruksi saluran nafas; rinore, hal ini terjadi karena penumpukan sekresi dari
kavum nasi dan sekresi mukus yang berlebihan dari kelenjar pada mukosa nasal;
epistaksis, biasanya terjadi unilateral dan tidak dipicu oleh sesuatu. Epistaksis
akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Gejala klinis lain yang dapat terjadi yaitu sakit kepala, hal ini terjadi
karena adanya penyumbatan drainase dari sinus. Jika sakit kepala terasa terus-
menerus dan nokturnal maka harus dicurigai adanya tranformasi malignan yang
merusak basis cranii; sinusitis dan bengkak pada kedua hidung, hal ini karena
adanya massa yang mengakibatkan obstruksi dari drainase sinus.
Anosmia, adalah gejala lain yang bisa terjadi. Hal ini sangat jarang terjadi tetapi
dapat terjadi apabila mengenai kedua hidung; gangguan pendengaran, hal ini
disebabkan oleh adanya massa yang meluas ke nasofaring dan melibatkan tuba
eustachius. Tinitus juga dapat terjadi tetapi sangat jarang; epifora, hal ini
disebabkan oleh adanya sumbatan pada duktus nasolakrimalis pada meatus
inferior; kaku pada wajah, hal ini disebabkan oleh keterlibatan dari nervus
infraorbital; gangguan berbicara, Hal ini terjadi apabila massa telah melibatkan
nasofaring; proptosis, terlihat apabila lamina papyracea telah rusak.
Suatu penelitian Pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia 33 tahun,
hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa faktor resiko meningkat pada
laki-laki dibandingkan dengan wanita dengan perbandingan 2:1 dan insidensi
kejadiannya memuncak pada usia 50 samapi 70 tahun. Hal ini pengkajian yang
dilakukan pada pasien dengan diagnosa tumor sinunasal sesuai dengan apa yang
ada didalam teori sehingga memudahkan dalam pengkajian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tumor sinunasal merupakan tumor jinak yang bisa mengarah
keganasan, yang muncul dari cadangan/penggantian sel-sel yang terletak di
membran basal mukosa. Etiologi tidak sepenuhnya dimengerti. Penegakkan
diagnosa dilakuakan dengan biopsi hidung. Penatalaksaan pasien dapat
dilakukan tindakan pembedahan. Pada pasien ini sudah dilakukan
penatalaksanaan sesuai dengan teori yaitu dilakukan tindakan pembedahan
berupa ekstirpasi massa, akan tetapi belum dilakukan biopsi hidung yang dapat
menegakkan diagnosis pasti dari pasien
Selama masa penelitian ditemukan 1 kasus baru tumor sinonasal yang
dilakukan pengkajian di RSUD Bari Palembang, dan dilakukan
penatalaksanaan bembedahan di RSUD Bari. Sebagian kasus dapat
diselesaikan penatalaksanaannya di RSUD Bari, sedangkan sebagiannya lagi
harus dirujuk ke RS tipe A atau fasilitas Lengkap.
B. Saran
Perlu pemerataan fasilitas radioterapi untuk daerah-daerah lain, untuk
dapat melakukan penatalaksanaan secara komprehensif.