Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GEA PADA An. K DI RUANG BOUGENVIL 2


RSUD LOEKMONO KUDUS

Di Susun Oleh :
Nama : Kelvina
Npm : 920173027

S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat
(Markum, 2008). Menurut WHO (2014), diare adalah buang air besar encer
lebih dari 3 x sehari dan diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya ,
yaitu diare akut dan kronis.
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekwensi
defekasi (lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g
per hari) dan perubahan konsistensi (cair) (Brunner&Suddart, 2014).
Dapat disimpulkan diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada
bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

B. ETIOLOGI
Etilogi diare menurut Brunner&Suddart (2014):
1. Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
6. Medikasi tertentu, formula untuk pemberian makanan melalui selang,
gangguang metabolisme dan endokrin, deficit sfingter anal, sindrom
Zollinger-Ellison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.
C. TANDA dan GEJALA
Tanda dan Gelaja diare menurut Brunner&Suddart (2014):
1. Peningkatan frekwensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
2. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia dan
rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif
(tenemus) setiap kali defekasi.
3. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
4. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
5. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan kolitis
atau inflamasi
6. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis
insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi
neuropatik diabetik

D. PATHOFISIOLOGI
Diare sekresi merupakan diare dengan volume banyak yang disebabkan
oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus
ke dalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam
lumen usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi,
sehingga reabsorpsi air menjadi lambat.Sebagai akibat dari diare baik akut
maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air (dehidrasi) terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak dari
pemasukan air, hal ini merupakan penyebab kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena
kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat
karena anoksia jaringan, produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan ginjal (oligouria/anuria),
pemindahan ion natrium dari ekstrasel ke dalam intrasel. Secara klinis
asidosis dapat dilihat dari pernapasan kussmaul.
3. Gangguan sirkulasi terjadi sebagai akibat diare dengan atau tanpa
muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok)
hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia,
asidosis bertambah berat dan dapat mengakibatkan perdarahan otak,
kesadaran menurun dan bila tidak ditangani segera akan terjadi kematian.
E. PATHOFLOW

Faktor infeksi F.malabsorbsi F.makanan F.Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk dan meningkat.Tekanan toksin tak dapat cemas


berkembang osmotik diserap
dalam usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

DIARE

Frekuensi BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elektrolit Gg.integritas kulit


berlebihan perianal

kekurangan volume Asidosis Metabolik mual, muntah


cairan

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan menurun

Ketidakefektifan pola nafas


ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
- feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

G. Penalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis menurut Brunner&Suddart (2014):
1. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala,
mencegah komplikasi, dan menyingkirkan atau mengatasi penyakit
penyebab
2. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-imflamasi)
dan antidiare (misalkan pemberian loperamida (imodium)), defiknosilit
(limotil) dapat mengurangi tingkat keparahan diare.
3. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat
diprogramkan
4. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi
atau diare tergolong berat
5. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang
sangat muda atau pasien lansia.
6. Terapi obat
7. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
a. klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
8. obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
9. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta.
H. PENGKAJIAN
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan sehat yaitu bebas dari penyakit,dan
tidak sembarang memakan makanan,ritin imunisasi.
2. Pola nutrisi metabolik
Ps tidak nafsu makan muntah 3x sehari lemes
3. Pola eliminasi
Keluarga pasien mengatakan pasien bak 4-5x berbau khas
urine,warna putih jernih,tidak ada kesulitan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Keluarga ps mengatakan ps mandi 2x sehari anak bias bermain
5. Pola istirahat dan tidur
Keluarga ps mengatakan ps tidur 10 jam dimlm hari 3 jam di siang
hari,ps tidur terlentang miring kanan dan kiri
6. Pola kognitif dan persepsi
Keluarga ps mengatakan ps sudah bias mengucapkan nama ps
sendiri,minta makan,dan sudah bias berbicara tentang mainan
7. Persepsi diri-pola konsep diri
Keluarga ps mengatakan anak suka nangis saat ada perawat yang
mau tindakan
8. Pola peran-hubungan
Keluarga ps mengatakan berinteraksi dengan baik dan halus
dengan ps
9. Seksualitas
Jenis kelamin perempuan
10. Koping-pola toleransi stress
Keluarga ps mengatakan sepertinya ps bosan di kamar, keluarga
sering mengajak ps bermain diluar kamar
11. Nilai-pola keyakinan
Keluarga ps mengatakan yakin bahwa anaknya akan sembuh
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERWATAN (NOC) (NIC)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda
pola nafas b.d tindakan keperawatan – tanda vital
keletihan selama 3x 24 jam 2. Berikan
ketidakefektifan pola nebulizer dengan
nafas dapat teratasi obat sesuai
denga kritwria hasil: anjuran
1. TTV normal Berikan posisi
2. tidak ada pernafasan semi fowler
cuping hidung
3. tidak ada suara 3. anjurkan
tambahan keluarga untuk
tidak merokok
didekat ps
4. Kolaborasi
dengan tim medis
lain untuk
pemberian obat
2. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda
volume cairan b.d tindakan keperawatan – tanda vital
kehilangan cairan selama 3x 24 jam, Monitor
aktif kekurangan volume kelembaban
cairan dapat teratasi membrane
dengan kriteria hasil : mukosa
1. Mempertahankan 2. Berikan
urine output sesuai minum sedikit
dengan usia dan tapi sering
BB,BJ urine 3. Anjurkan
normal,HT normal untuk makan
2. Tidak ada tanda makanan yang
dehidrasi, elastisitas disukai
turgor kulit baik, 4.kolaborasi
membrane mukosa pemberian cairan
lembab, tidak ada IV,gizi
rasa haus yang
berlebihan
3. Tanda tanda vital
normal

3. Ketidakseimbang Setelah dilakukan 1.monitor


an nutrisi kurang perawatan selama 2x24 menelan pada ps
dari kebutuhan jam diharapkan ketidak 2.Berikan
tubuh b.d kurang seimbangan nutrisi makanan yang
asupan makan kurang dari kebutuhan disukai
tubuh dapat teratasi 3. Anjurkan pada
dengan KH: keluarga untuk
1. nafsu makan memberikan
meningkat makan sedikit tapi
2. membran mukosa sering
normal 4.kolaborasi
3.BB normal dengan tim medis
4.ps aktif dan tidak lain untuk
lemas pemberian nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta


Carpenito.I.J.2009.Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis.Ed6.EGC.Jakarta
Markum.AH. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
NANDA. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
Suryanah,2009.keperawatan Anak.EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai