Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH GEOHIDROLOGI

Aliran tunak (Steady State Flow)

Nama : M Tofan Sabilillah

NIM : 1501368

Kelas : Teknik Geologi A 2015

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Geohidrologi yang bertemakan “Aliran tunak (Steady State Flow)”.

Makalah ilmiah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari didalam makalah ini masih terdapat kelemahan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dan rekan-rekan sangat mengharapkan
kritik, saran, dan komentar yang bersifat membangun. Dan insya Allah
dikemudiaan hari penulis dapat membuat makalah yang lebih sempurna lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Aliran tunak (Steady state
Flow) dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Balikpapan, 04 April 2018

Iqbal Makarim Tias


DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................
Bab I. Pendahuluan.............................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Makalah........................................................................
Bab II. Pembahasan.............................................................................
A. KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA………………………….

Bab III. Penutup..................................................................................


Kesimpulan..........................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

 Pseudo-Steady State merupakan suatu kondisi keadaan dimana efek dari kondisi


batas reservoir mulai terasa. Model aliran pseudo-steady state mempunyai asumsi
bahwa pada waktu tertentu tekanan pada matriks batuan disetiap titik menurun jika
di produksikan dengan laju alir konstan. Kemudian aliran dari matriks ke rekahan
sebanding dengan perbedaan tekanan antara tekanan matriks dan tekanan di dekat
rekahan. Kondisi Pseudo-steady state juga menganggap tidak ada gradien
tekanan unsteady-state pada matriks dengan asumsi bahwa kondisi aliran pseudo-
steady state terjadi sejak awal aliran.

Solusi aliran pseudo-steady state di kembangkan oleh Warren dan Root yang


memprediksikan bahwa plot semilog profil tekanan pada uji analisis Horner akan
menghasilkan dua buah garis lurus yang pararel. Kemiringan garis awal
menggambarkan kelakuan homogen dari rekahan sebelum matriks memulai untuk
mensuplai fluida ke rekahan. Pada periode ini, formasi berkelakuan seperti
reservoir homogen dengan kontribusi aliran seluruhnya hanya berasal dari rekahan.

Selanjutnya kehilangan tekanan pada rekahan semakin besar dan fluida di matriks
mulai mengalir ke rekahan sehingga daerah transisi mulai tampak sampai akhirnya
terjadi kesetimbangan aliran antara matriks dan rekahan. Pada keadaan ini
reservoir juga berkelakuan seperti reservoir homogen tetapi sistem terdiri dari
matriks dan rekahan.
B. Rumusan Masalah

1 Apa pengertian aliran Steady state ?

2. Apa pengertian aliran tak tunik (unsteady flow) ?

C.Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian aliran Steady state


2. Untuk mengetahui pengertian pergertian aliran Unsteady state
3. Untuk mengetahui perbedaan Steady state dengan Unsteady state

D. Manfaat

Untuk mengetahui jenis aliran fluida yang terdapat di dalam sub surface
BAB II
PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA

Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam


beberapa golongan. Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas adalah air
(incompressible fluids) dan dibagi menjadi 8 golongan antara lain :

1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and


compressible flows)

Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak
berubah. Contohnya adalah air,minyak,dll.

Aliran termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya berubah.
Contohnya adalah gas. Pada fluida jenis ini berlaku hukum termodinamika.

2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows)

Keadaan tunak (steady state) adalah keadaan di mana suatu sistem berada
dalam kesetimbangan atau tidak berubah lagi seiring waktu, atau tunak, atau
mantap.
http://fisikaveritas.blogspot.com: Diizinkan menyalin artikel ini jika
mencantumkan FISIKAVERITAS sebagai sumbernya
Ada banyak fenomena di dunia ini yang bisa dianggap sebagai keadaan tunak.
Contoh sistem yang tunak (steady state) adalah potensial listrik pada daerah
yang bebas muatan (daerah tanpa muatan listrik), sistem dengan temperatur
yang tidak berubah seiring waktu pada daerah yang bebas sumber panas,
potensial kecepatan pada aliran takmampumapat yang bebas pusaran dan
bebas sumber kecepatan.

http://fisikaveritas.blogspot.com: Diizinkan menyalin artikel ini jika


mencantumkan FISIKAVERITAS sebagai sumbernya
Langsung ke contoh kasus,
Kita ambil contoh berikut: kawat 1 dimensi, panjangnya 10 cm, temperatur
kawat dalam keadaan tunak, tidak ada kalor dari luar kawat yang masuk ke
kawat dan tidak ada kalor yang keluar kawat. Adakah cara agar kita bisa
mengetahui temperatur di sepanjang kawat tersebut hanya dengan
mengetahui temperatur di ujung-ujung kawat saja?

Kawat Sepanjang 10 cm
Jawabannya: Ada.
Kita dapat mengetahui temperatur di sepanjang kawat untuk kasus ini dengan
menggunakan persamaan Laplace. Sebelum kita lebih jauh, sebaiknya kita
bahas dulu tentang apa itu persamaan Laplace.
Persamaan Laplace dalam koordinat kartesius ditulis seperti berikut

untuk menyingkat penulisan, digunakan operator Laplace ∇2, berikut definisi


dari operator Laplace dalam koordinat kartesius
Jadi, persamaan Laplace dapat ditulis secara lebih ringkas sebagai berikut

Nah, apa maksud dari persamaan Laplace ini? Persamaan Laplace adalah
persamaan diferensial parsial yang menggambarkan sistem yang berada pada
keadaan tunak (steady state), dicirikan dengan tidak adanya suku turunan
terhadap waktu pada persamaan tersebut –artinya temperatur di sepanjang
kawat tidak berubah seiring waktu. Ruas kiri persamaan menggambarkan laju
perubahan besaran fisis  terhadap perubahan panjang atau ruang (besaran 
bisa berupa apa saja: temperatur (T), tekanan (p), massa jenis (ρ), dan
sebagainya)
Dalam hal ini besaran fisis yang kita akan cari adalah temperatur (T), jadi kita
ganti  dengan T.

Karena T hanya bergantung pada x, diferensial parsial ( ∂ ) di atas berubah


menjadi diferensial biasa seperti berikut

Kita akan mencari solusi persamaan Laplace 1 dimensi di atas, dengan


menemukan solusi persamaan Laplace, kita dapat mengetahui temperatur di
sepanjang kawat.
Mari kita pecahkan persamaan Laplace di atas secara analitik, kita integralkan
dua kali kedua ruas persamaannya untuk mendapatkan solusinya (solusinya
adalah temperatur)

Integralkan kedua ruas persamaan sekali lagi,

didapatkan

Atau dalam bentuk fungsi, T bergantung pada x, atau T(x) ditulis sebagai
berikut

Solusi di atas biasanya disebut sebagai solusi umum, karena solusi ini
berlaku umum untuk kasus kawat berapa pun temperatur di ujung-ujung
kawat, C1 dan C2 juga belum kita ketahui. Nah untuk kasus kita di atas, kita
perlu mencari tahu C1 dan C2 agar kita dapat mengetahui temperatur di
sepanjang kawat, caranya sebagai berikut
temperatur di ujung-ujung kawat sudah diketahui (biasanya nilai-nilai di
ujung–ujung atau di batas-batas  ini disebut sebagai syarat batas atau
kondisi batas), kita masukkan ke solusi umum di atas

Kita dapatkan bahwa C2 = 30

Kita dapatkan bahwa C1 = 2 ttp://fisikaveritas.blogspot.com


Jadi untuk kasus kita di atas, kita dapatkan bahwa

Solusi di atas disebut solusi khusus, karena berlaku khusus untuk kasus
kawat dengan temperatur ujung-ujung kawat 300C dan 500C.
Jika kita plot solusi khusus yang kita dapatkan tadi, maka hasilnya seperti
berikut

Solusi Khusus Persamaan Laplace Kasus Kawat di Atas


Menarik bukan? Dengan persamaan Laplace kita bisa mengetahui temperatur
di sepanjang kawat yang temperaturnya dalam keadaan tunak. Dengan
persamaan Laplace kita tidak hanya bisa mencari temperatur pada kawat (1
dimensi), tapi juga bisa pada pelat besi (2 dimensi), atau juga balok (3
dimensi), dengan persamaan Laplace pula kita tidak hanya bisa mencari nilai
temperatur, tapi bisa juga untuk mencari nilai dari besaran-besaran fisis yang
sistemnya berada pada keadaan tunak (steady state).

Kasus 2 Dimensi
Untuk temperatur tunak pada pelat persegi panjang (panjang 1 meter dan
lebar 0.7 meter) dengan temperatur di tepi-tepinya (syarat batas) seperti
berikut
Pelat Tipis Berukutan 1 meter  x 0,7 meter
Persamaan Laplace yang dipakai adalah persamaan Laplace dua dimensi

Maka dengan persamaan Laplace di atas serta dengan syarat batasnya, kita
dapatkan kontur warna temperaturnya seperti gambar berikut.

Solusi Temperatur (dalam derajat Celcius) Persamaan Laplace pada Kasus Pelat
Tipis Kita

http://fisikaveritas.blogspot.com: Perlu Kamu Ketahui


Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang mana fungsi
yang diturunkan tersebut bergantung pada banyak variabel, misalnya pada
persamaan Laplace, fungsi  bergantung pada x, y, dan z, serta variabelnya
tidak mempengaruhi satu sama lain.

Fenomena fisika yang dapat digambarkan dengan persamaan Laplace adalah


fenomena fisika paling sederhana yang melibatkan persamaan diferensial
parsial.
Kita hanya bisa menyelesaikan persamaan Laplace secara analitik (secara
kalkulus atau intergral-diferensial) hanya untuk kasus-kasus yang sederhana
saja, di mana geometri atau bentuk benda pada kasus masih sangat sederhana.
Untuk kasus yang melibatkan geometri yang rumit, memecahkan persamaan
Laplace secara analitik terkadang bisa dikatakan mustahil, sebagai gantinya
kita dapat menyelesaikan kasus yang rumit secara numerik, maksud
numerik di sini adalah dengan mengubah persamaan Laplace tersebut
menjadi persamaan aljabar (diskritisasi persamaan Laplace) kemudian kita
bisa mendapatkan solusinya melalui metode iterasi dengan bantuan
komputer.
http://fisikaveritas.blogspot.com:
Salah Satu Geometri yang Rumit

Dasar untuk mempelajari modelling atau simulasi adalah memecahkan


persamaan diferensial, baik secara analitik maupun numerik; termasuk di
antaranya adalah memecahkan persamaan diferensial parsial yang paling
sederhana yaitu persamaan Laplace.

Aliran fluida yang tak tunak adalah aliran dimana pada sebuah garis arus tertentu
variabel aliran, seperti kecepatan, tekanan, kerapatan, dan debit fluida, tidak hanya
dalam fungsi s melainkan juga dalam fungsi waktu (V = V(s,t), P = P(s, t), ρ = ρ(s,
t), Q = Q(s, t)). Hal ini dapat diartikan bahwa dapat terjadi perubahan variabel
tersebut pada suatu tempat tertentu dan juga berubah dengan waktu. Sehingga
untuk mendapatkan percepatan aliran digunakan persamaan:
Ketidak-tunakan iniyang menjadi kelemahan dari persamaan awal Bernoulli.
Namun kemudian dapat dimodifikasi dengan menyisipkan efek ketidak-tunakan

3. Laminar dan Turbulen

Orang yang pertama kali membedakan aliran laminar dan turbulen adalah Osborne
Reynolds yang membuat bilangan Reynolds, Re = ρVD/μ. Aliran tersebut
merupakan aliran dalam pipa.

a. Laminar

Aliran laminar terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan


membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminar
mempunyai kecepatan alir yang rendah dengan kekentalan yang besar. Aliran
laminar mempunyai bilangan Reynolds < 2100. Untuk aliran laminar dalam pipa,
hanya terdapat satu komponen kecepatan yaitu:

b. Turbulen

Aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur dan
garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai kecepatan alir
yang besar dengan kekentalan yang rendah. Aliran turbulen mempunyai bilangan
Reynolds > 4000. Untuk aliran turbulen dalam pipa, komponen kecepatannya
merupakan komponen acak yaitu
4. Newtonian dan non-Newtonian

a. Newtonian

Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya linier terhadap laju
regangan geser atau laju deformasi angular. Tegangan geser ini merupakan
interaksi antara fluida dengan batas padat yang diberi gaya pada suatu luasan
efektif. Sedangkan regangan geser adalah perpindahan sudut antara titik-titik awal
fluida saat luasan efektif diam dengan titik-titik fluida setelah luasan efektif diberi
suatu gaya dengan kecepatan tertentu.

Pada fluida Newtonian, viskositasnya tetap dan tidak akan berubah meskipun
terdapat gaya yang bekerja. Contoh fluida Newtonian adalah air.

b. non-Newtonian

Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak linier terhadap
laju regangan geser. Pada fluida non-Newtonian, viskositasnya berubah bila
terdapat gaya yang bekerja. Perubahan ini dapat berupa viskositas yang mengecil,
contohnya cat

lateks yang digoreskan pada dinding, dan juga viskositas yang membesar,
contohnya pada adonan, misalnya campuran air dan tepung.

5. Compressible dan incompressible

a. Compressible
Fluida yang compressible adalah fluida yang kerapatannya dapat berubah karena
perubahan tekanan dan temperatur. Contoh fluida compressible adalah gas
nitrogendan oksigen.

b. Incompressible

Fluida yang incompressible adalah fluida yang kerapatannya konstan terhadap


perubahan tekanan. Contoh fluida incompressible adalah air.

6. Inviscid dan Viscous

a. Inviscid

Fluida inviscid adalah fluida yang tidak viscous. Viskositas muncul karena adanya
tegangan geser atau gesekan fluida. Fluida seperti udara mempunyai viskositas
kecil sehingga dapat diabaikan. Tegangan normal pada fluida inviscid tidak
tergantung pada arah. Aliran inviscid digunakan dalam mengembangkan
persamaan Bernoulli.

Persamaan Bernoulli:

Persamaan Bernoulli untuk aliran inviscid:


b. Viscous

Fluida memiliki sifat viscous (viskositas), dimana fluida selalu melekat pada batas
padat fluida. Meskipun fluida ini bergerak, fluida akan selalu melekat pada batas
padat yang melingkupinya. Fluida yang bergerak dapat menimbulkan tegangan
geser. Tegangan geser (τ) ini merupakan interaksi antara fluida dengan batas padat
yang diberi gaya (P) pada suatu luasan efektif (A). Interaksi yang terjadi berupa
pertemuan permukaan antara benda padat dan fluida yang kemudian terjadi
kesetimbangan, dimana tegangan geser yang muncul pada suatu luasan efektif
besarnya akan sebanding dengan gaya yang bekerja pada batas padat. Ini dapat
dituliskan pada persamaan:

P = τ.A

Pada eksperimen dengan suatu fluida yang ditempatkan diantara dua pelat sejajar
yang lebar dimana pelat atas dapat digerakkan, sedangkan yang lainnya diam,
terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi akan menimbulkan regangan geser.
Ketika pelat atas digerakkan, akan trerjadi perpindahan sudut (δβ) antara titik-titik
awal fluida saat pelat atas diam dengan titik-titik fluida setelah pelat atas
digerakkan dengan gaya Psejauh δa dengan kecepatan U tertentu. Perbedaan sudut
inilah yang disebut regangan geser. Kemudian dengan memperhitungkan variabel
yang ada, seperti gaya yang bekerja, tegangan geser, regangan geser, gradien
kecepatan pelat, dan jarak pergerakkan pelat, ditemukan suatu hubungan dalam
persamaan:

Picture

Nilai viskositas tergantung pada jenis fluida dan temperatur fluida, dimana
semakin besar temperatur viskositasnya akan semakin kecil.

7. Onephase dan Multiphase

a. Onephase

Aliran fluida onephase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya hanya berupa
satu wujud zat. Misalnya dalam suatu sistem perpipaan PDAM, fluida yang
dialirkan adalah air dalam bentuk cair mulai dari kolam penampung hingga mulut
keran konsumennya.

b. Multiphase

Aliran fluida multiphase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya dapat
terdiri dari dua atau lebih wujud zat yang perubahannya terjadi secara simultan.
Misalnya dalam kolom destilasi, fluida yang mengalir mula-nula berupa uap yang
kemudian setelah didestilasi berubah menjadi cairan. Contoh lain adalah pada
sistemboiler dan kondensor dimana wujud fluida yang mengalir berupa steam-cair.
8. Internal flow dan External flow

a. Internal flow

Aliran dalam adalah aliran yang mengalir melalui saluran tertutup. Contohnya
lairan dalam pipa dan sambungan. Pada daliran dalam, gaya yang berperan adalah
gaya inersia dan viskositas. Analisis aliran ini memperhitungkan geometri sistem
yng berupa dimensi panjang. Selain itu, analisis aliran ini juga memperhitungkan
tingkat kekasaran permukaan dalam yang bersentuhan dengan sistem aliran.

b. External flow

Aliran luar berarti aliran yang melewati benda-benda yang terendam dalam fluida.
Contohnya aliran air disekitar kapal selam dan aliran udara disekitar bola golf yang
tengah melambung di udara. Analisis aliran ini memperhitungkan geometri benda,
yaitu benda dua dimensi, simetri sumbu, dan tiga dimensi. Selain itu, analisis aliran
ini juga mempertimbangkan karakteristik benda, apakah benda tersubut dibuat
mulus seperti arur (seperti mobil balap) atau tumpul (seperti parasut).

9. Rotational dan Irrotational

a. Rotational

Aliran rotasional terjadi apabila setiap partikel fluida mempunyai kecepatan sudut
terhadap pusat massanya. Hal ini dapat diartikan bahwa aliran rotasional (partikel
fluida yang berotasi) terjadi apabila distribusi kecepatan tidak merata.
b. Irrotational

Aliran tak rotasional terjadi apabila distribusi kecepatan di tiap dinding batas
merata sehingga patikel fluida tersebut tidak berotasi terhadap pusat massanya.

BAB III
KESIMPULAN
Aliran Steady. Suatu aliran fluida disebut steady jika aliran yang mana kondisi
alirannya (kecepatan, tekanan, densitas, dsb) tidak berubah dengan waktu. sebagai

contoh : pada saat kita membuka kran dengan bukaan kran yang tetap maka
aliranya adalah steady flow.  

Aliran Unsteady jika terdapat perubahan kecepatan terhadap waktu dalam aliran
tersebut.Sebagai contoh, pada saat kita memutar penutup kran maka air yang
mengalir adalah unsteady flow.

DAFTAR PUSTAKA
Slide mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika, Pergerakan Air Tanah

Hukum darcy, https://ms.wikipedia.org/wiki/Hukum_Darcy

https://fisikaveritas.blogspot.co.id/2013/12/sedikit-tentang-keadaan-tunak-steady.html
https://www.scribd.com/doc/240771568/Hidrologi-Hidrogeologi-Geohidrologi
https://regitarahmafayxaxi-mia2.weebly.com/aliran-fluida/klasifikasi-aliran-fluida

Anda mungkin juga menyukai