Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu memahami prinsip dasar percobaan aktivitas antiinflamasi dan memperoleh
petunjuk-petunjuk yang praktis.
2. Dapat menunjukkan beberapa kemungkinan dan batasan percobaan.
Teori
Inflamasi merupakan suatu reaksi lokal organisme terhadap suatu iritasi atau keadaan
nonfisiologik. Secara skematis dibedakan 4 fase gejala-gejala inflamasi:
1. Eritem: vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan tertahannya darah oleh
perubahan permeabilitas pembuluh sehingga plasma dapat keluar dari dinding
pembuluh.
2. Ekstravasasi: keluarnya plasma melalui dinding pembuluh darah dan menyebabkan
udem.
3. Suppurasi dan nekrosis: pembentukan nanah dan kematian jaringan yang
disebabkan oleh penimbunan leukosit di daerah inflamasi.
4. Degenerasi jaringan: tidak terdapat pembentukan sel-sel baru untuk pembentukan
pembuluh darah dan semakin bertambahnya serat-serat kolagen yang tidak
berfungsi.
Masing-masing tahap di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor humoral seperti histamin,
serotonin, bradikinin, dan prostaglandin. Kebanyakan dari gejala tersebut di atas telah
dijadikan sebagai dasar berbagai metode percobaan untuk mengevaluasi obat-obat
antiinflamasi. Gejala eritem dapat diuji pada marmot yang disinari ultraviolet; pembentukan
udem dapat dilakukan pada kaki tikus dengan penyuntikan iritan seperti karagen, kaolin,
serotonin, dekstran, dll.
Hewan Percobaan
Tikus putih jantan, bobot badan 150-200 g; dipuasakan 18 jam sebelum percobaan, air
minum tetap diberikan.
Alat
1. Plethysmometer air raksa, yang prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Archimedes
2. Jarum suntik 1 mL
Bahan
1. Larutan karagenan 1 % dalam air suling (dibuatkan sehari sebelum percobaan)
2. Larutan gom arab 3 %
3. Natrium diklofenak
4. Asam mefenamat
5. Air raksa
Prosedur Percobaan
1. Sebelum percobaan dimulai, masing-masing tikus dikelompokkan dan ditimbang
bobot badannya, kemudian diberikan tanda pengenal.
2. Berikan tanda batas pada sendi kaki belakang kiri untuk setiap tikus dengan spidol
agar pemasukan kaki ke dalam air raksa setiap kali selalu sama.
3. Pada tahap pendahuluan volume kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai volume
dasar (Vo) untuk setiap tikus. Pada setiap kali pengukuran volume, tinggi cairan air
raksa pada alat diperiksa dan dicatat sebelum dan sesudah pengukuran. Usahakan
jangan sampai ada air raksa yang tumpah.
4. Tikus diberi obat atau larutan gom secara oral. Satu jam kemudian 0,05 ml larutan
karagenan disuntikkan pada telapak kaki kiri tikus secara subkutan.