Sken C Kel. 5
Sken C Kel. 5
PENDAHULUAN
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial skenario C Blok X.
SKENARIO C BLOK X
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO C BLOK X
Page 2
Pemeriksaan fisik :
TB 173 cm, BB 72 kg
Tanda Vital: TD 130/100 mmHg, Nadi 96 x/menit reguler, RR 23 x/menit, Temp 36.6 C
Visual Analog Scale (VAS): 7
Kepala: wajah pucat (pale), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Thoraks:
Pulmo
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronki (-), wheezing (-/-)
Inspeksi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: : iktus kordis teraba di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Perkusi: batas jantung kiri di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis
sinistra, batas jantung kanan di linea parasternalis dekstra, batas jantung atas ICS
II
Auskultasi: HR 96x/menit reguler, suara jantung I dan II normal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema tungkai tidak ada
Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC (+), HR 96x/menit reguler, normal Q wave, ST
elevation di II, III, aVF
Foto Thoraks: CTR < 50%
Laboratorium: Hb 13.4 g/dl, leukosit 9800/ mm3, trombosit 215.000/mm3, BSS 145
mg/dl, total kolesterol 274 mg%, trigiserid 195 mg%, HDL 123 mg%, LDL 179 mg%,
CKNAC 630 U/L, CK MB 198 U/L, troponin 10.3 ng/ml
SKENARIO C BLOK X
Page 3
2.3 Klarifikasi istilah
No Istilah Klarifikasi
.
1 Nyeri dada Perasaan nyeri pada dada akibat suatu
rangsangan yang rusak yang disebabkan oleh
trauma atau kelainan pada dinding dada atau
jantung
2 Jantung Koroner Penyakit jantung yang terjadi karena rusaknya
dinding pembuluh darah karena beberapa
faktor risiko seperti hipertensi, merokok, dsb.
3 Pale Pucat
4 Vesikuler Berkenaan dengan atau terbentuk dari vesikel
pada kulitmemiliki frekuensi bunyi yang
rendah seperti bunyi nafas normal pada paru
selama ventilasi
5 JVP Gambaran tekanan pada atrium dextra dan
tekanan diastolik pada ventricle dextra atau
salah satu pengukuran pada sistem vena
secara tidak langsung
6 Iktus Kordis Pukulan jantung pada dinding dada
7 Linea midclavicularis Garis khayal pada pertengahan clavicularis
8 Linea parasternalis Garis khayal yang terletak di samping
sternum
9 PVC (Premature Denyut jantung pada ventrikel yang belum
ventricular Contraction) waktunya
11 aVF Merekam beda potensial pada kaki kiri
biasanya bernilai negatif
12 CK NAC (Creatinin Kinase Enzim yang ditemukan pada otot rangka, otot
N-Acetilcysteine) jantung dan jaringan otak
13 CK MB (Creatinin Kinase Bagian dari CK yang sebagian besar ada di
Muscular Barin) otot jantung
14 Trigliserid Senyawa yang terdiri dari tiga molekul asam
lemak yang teresterifikasi menjadi gliserol,
lemak netral yang merupakan bentuk
penyimpanan lipid
15 Troponin Kompleks protein otot yang bergabung degan
kalsium memengaruhi tropomiosin untuk
memicu kontraksi
SKENARIO C BLOK X
Page 4
1. Tn. A, 57 tahun, seorang mandor, dibawa ke IGD RS karena mengeluh nyeri
dada sejak 10 jam yang lalu setelah marah-marah pada anak buahnya. Nyeri
dirasakan di dada tengah seperti tertimpa benda berat, keringat membasahi
bajunya, mual muntah.
2. Pasien tidak langsung ke RS tetappi dibawa pulang kerumah, digosok dengan
minyak angin dan dikerok serta diberi obat sakit lambung. Namun keluhan tidak
berkurang melainkan semakin bertambah berat.
3. Riwayat merok kretek 14 batang sehari sejak 30 tahun yang lalu.
4. Riwayat keluarga sakit jantung koroner tidak jelas.
5. Pemeriksaan fisik :
TB 173 cm, BB 72kg
Tanda Vital: TD 130/100 mmHg, Nadi 96 x/menit reguler, RR 23 x/menit,
Temp 36.6 C
Visual Analog Scale (VAS): 7
Kepala: wajah pucat (pale), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Thoraks:
Pulmo
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronki (-), wheezing (-/-)
Inspeksi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: : iktus kordis teraba di ICS VI satu jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Perkusi: batas jantung kiri di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis
sinistra, batas jantung kanan di linea parasternalis dekstra, batas jantung
atas ICS II
SKENARIO C BLOK X
Page 5
Auskultasi: HR 96x/menit reguler, suara jantung I dan II normal,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema tungkai tidak ada
6. Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC (+), HR 96x/menit reguler, normal Q wave,
ST elevation di II, III, aVF
Foto Thoraks: CTR < 50%
Laboratorium: Hb 13.4 g/dl, leukosit 9800/ mm3, trombosit 215.000/mm3,
BSS 145 mg/dl, total kolesterol 274 mg%, trigiserid 195 mg%, HDL 123 mg%,
LDL 179 mg%, CKNAC 630 U/L, CK MB 198 U/L, troponin 10.3 ng/ml
SKENARIO C BLOK X
Page 6
Organ jantung
Otot jantung diperdarahi oleh 2 pembuluh koroner utama, yaitu arteri
koroner kanan dan arteri koroner kiri. Kedua arteri ini keluar dari aorta.
Arteri koroner kiri kemudian bercabang menjadi arteri desendens anterior
kiri dan arteri sirkumfleks kiri. Arteri desendens anterior kiri berjalan pada
sulkus interventrikuler hingga ke apeks jantung. Arteri sirkumfleks kiri
berjalan pada sulkus arterio-ventrikuler dan mengelilingi permukaan
posterior jantung. Arteri koroner kanan berjalan di dalam sulkus atrio-
ventrikuler ke kanan bawah. Anatomi pembuluh darah jantung dapat dilihat
pada Gambar 1.1
SKENARIO C BLOK X
Page 7
Gambar 1.1. Anatomi arteri koroner jantung. Dikutip dari NewYork-
Presbyterian Hospital (Oemar, 2005).
Gambar 1.2 anatomi jantung. Philip, I., A, dan Jeremy, P., T. 2010
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara
kedua paru. Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut
perikardium, terdiri dari dua lapisan. Diantara kedua lapisan ini terdapat
cairan perikardium. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu
endokardium, miokardium dan epikardium.
SKENARIO C BLOK X
Page 8
ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh
melalui aorta.
c. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan
ke paru melalui arteri pulmonalis.
d. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
Jantung memiliki 4 katup, yaitu:
1. Katup atrioventrikuler. Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup
yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai
3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak
diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun
katup (mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke
ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase
sistolik.
2. Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan
memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun
katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik
pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing
ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan
didalam pembuluh darah arteri.
Lapisan Jantung
SKENARIO C BLOK X
Page 9
Jantung tersusun dari 3 lapis jaringan: pericardium, myocardium, dan
endocardium.
1) Pericardium: tersusun atas 2 sacs (kantong), outer sacs terdiri atas
jaringan fibrosa dan bagian dalam dari double layer dari membran
serosa. Fibrosa luar bersambungan dengan tunica adventitia dari
pembuluh darah besar di bawahnya. Lapisan luar dari membran serosa
disebut parietal pericardium, membatasi fibrous sacs, inner layer,
visceral pericardium (epicardium), adherent dengan otot jantung.
Membran serosa mengandung sel epitelial flattened. Mengsekresikan
cairan serosa ke rongga antara lapisan viseral dan parietal, yang mana
dapat menghasilkan pergesekan antara rongga ketika jantung berdenyut.
SKENARIO C BLOK X
Page 10
3) Endocardium: bagian tipis, halus, glistening membrane yang membuat
aliran darah mulus masuk ke dalam jantung. Mengandung epithelial sel
datar, dan bersambungan dengan garis endhotelium pada pembuluh
darah.
Fisiologi Jantung:
Aktivitas kelistrikan jantung
Peristiwa mekanik jantung
Pengontrolan kerja jantung
Pengontrolan curah jantung
Sirkulasi koronaria
Secara umum, fungsi jantung adalah sebagai pompa darah sehingga darah
dapat mengalir melalui pembuluh darah keseluruh tubuh, sehingga jantung
tidak dapat dipisahkan dari komponen pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Adapun peredarah darah jantung dibagi 2, yaitu sirkulasi pulmonal dan
sistemik (gambar 1.4 aliran darah jantung)
SKENARIO C BLOK X
Page 11
Transport zat nutrisi dan oksigen
Transport sisa metabolisme jaringan
Transport darah ke ginjal untuk dicuci dan direabsorbsi
Transport zat nutrisi yang diabsorbsi dari sistem pencernaan
Regulasi cairan dan suhu tubuh
SKENARIO C BLOK X
Page 12
Gambar 1.5 perdarahan jantung
a) Arteri koronaria
Ada dua buah arteri koronaria, yaitu arteri koronaria dextra dan
sinistra. Arteri koronaria sinistra berjalan dibawah auricula kiri dan
bercabang menjadi dua yaitu cabang interventrikular anterior dan
sirkumfleksus. Cabang interventrikularis disebut juga dengan arteri
descendens anterior kiri berjalan di dalam sulkus interventrikularis
anterior untuk memperdarahi dinding anterior kedua ventrikel.
SKENARIO C BLOK X
Page 13
b) Vena koronaria. Setelah melepaskan oksigen dan nutrisi serta
mengambil bahan buangan, dari dari sistem kapiler selanjutnya
mengalir ke dalam sistem vena. Kapiler-kapiler yang berada di
dinding jantung menyatu menjadi vena-vena kecil. Selanjutnya, vena
kecil berlanjut menjadi vena koronaria (Guyton, 2007).
Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arkus aorta.
Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas
truncus symphatikus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.
SKENARIO C BLOK X
Page 14
c. Bagaimana histologi dari pembuluh darah ? (arteri, arteriol, vena, venula,)
Jawab:
Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol,kapiler,
venula. Fungsi utama sistem ini adalah menyalurkan darah yang
mengandung oksigen ke sel dan jaringan dan mengembalikan darah vena ke
paru-paru untuk pertukaran gas.
Terdapat tiga jenis arteri di tubuh: arteri elastik (arteria elastotypica) adalah
pembuluh paling besar di dalam tubuh dan mencakup trunkus pulmonalis
dan aorta serta cabang-cabang utamanya, arteri brachiocephalica, carotis
communis, subclavia, vertebralis, pulmonalis, dan iliaca comunis. Dinding
pembuluh ini terutama terdiri atas serat jaringan elastik. Serat ini memberi
kelenturan dan daya regang sewaktu darah mengalir. Arteri elastik besar
bercabang-cabang dan menjadi arteri berukuran-sedang dan, arteri muskular
(arteria myotypica), pembuluh darah terbanyak di tubuh. Berbeda dari
dinding arteri elastik, dinding arteri muskular mengalami lebih banyak serat
otot polos. Arteriol (arteriola) adalah cabang terkecil pada sistem arteri.
Dindingnya terdiri atas salah satu atau lima serat otot polos. Arteriol
menyalukan darah ke pembuluh darah terkecil, kapiler. Kapiler
menghubungkan arteriol dengan vena terkecil atau venula.
Dinding arteri biasanya mengandung tiga lapisan konsentrik atau tunika.
Lapisan terdalam adalah tunika intima. Lapisan ini terdiri dari lapisan epitel
selapis gepeng, di sebut endothel (endothelium), dan jaringan ikat
subendothel (stratum subendotheliale) di bawahnya. Lapisan tengah adalah
tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos. Di antara sel-sel otot
polos menghasilkan matriks otot polos terdapat serat elastik dan retikular
dengan jumlah bervariasi. Di arteri ini, otot polos menghasilkan matriks
ekstraselular. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri atas
serat jaringan ikat kolagen dan elastik; tunika adventisia terutama terdiri dari
kolagen tipe I.
SKENARIO C BLOK X
Page 15
Dinding sebagian arteri muskular juga memperlihatkan dua pita serat elastik
bergelombang dan tipis. Lamina elastika interna terletak di antara tunika
intima dan tunika media; lapisan ini tidak terlihat pada arteri kecil. Lamina
elastika eksterna terletak di pinggir tunika media muskular dan terutama
dijumpai di arteri muskular besar.
Dinding vena dan arteri yang besar terlalu lebar untuk menerima nutrien
melalui difusi langsung dari lumennya. Akibatnya, dinding ini dipasok oleh
pembuluh darahnya sendiri yang kecil yaitu vasa vasorum (vas sanguinem
vasis sanguine). Kapiler adalah pembuluh darah terkecil, hampir sama
dengan ukuran eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler yaitu:
1. Vas capillare continuum (continous capillary) adalah jenis yang paling
banyak. Kapiler ini ditemukan di otot, jaringan ikat, jaringan saraf, kulit,
organ pernapasan, dan kelenjar eksokrin. Pada kapiler ini, sel-sel endotel
disatukan dan membentuk lapisan endotel solid yang tidak terputus.
2. Vas capillare fenestratum (fenestrated capillary) ditandai oleh lubang-
lubang besar atau fenestra (pori) pada sitoplasma sel endotel. Ditemukan
di kelenjar dan jaringan endokrin, usus halus, dan glomeruli ginjal.
SKENARIO C BLOK X
Page 16
3. Vas capillare sinusoideum (disjunctum) adalah pembuluh darah yang
berjalan berkelok-kelok tidak teratur. Diameternya jauh lebih besar
memperlambat aliran darah. Ditemukan di hati, limpa, dan sumsum
tulang. (Eroschenko, Victor P, 2014)
Sintesis:
Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan : tunica intima, tunica media,
dan tunica adventitia.
a. Aorta merupakan pembuluh darah terbesar. Arteri : saluran
bergaris tengah besar beresistensi rendah dari jantung ke organ.
Arteri berfungsi sebagai reservoar tekanan (karena elastisitasnya :
arteri mengebang untuk mengakomodasi volume ekstra darah
yang dipompa, dan mengecil (recoil) untuk terus mendorog darah
ketika jantung melemas. Tekanan sistol = tekanan puncak yang
ditimbulkan oleh semburan darah terhadap pembuluh ketika sistol
jantung, tekanan diastol = tekanan minimal arteri ketika darah
terkuras dalam pembuluh sewaktu diastol jantung. Tekanan arteri
rerata = tekanan diastole + 1/3 tekanan nadi.
b. Arteriol : pembuluh resistensi utama.
c. Kapiler : berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang luas,
tempat pertukaran antara darah dengan sel jaringan sekitar.
Terdapat 2 jenis pertukaran pasif-difusi dan bulk flow (menembus
dinding kapiler : ketidak seimbangannya tekanan di kedua sisi
dinding kapiler)
d. Vena : saluran berjari-jari besar yang beresistensi rendah tempat
darah mengalir kembali ke jantung (atrium dextra). Aliran balik
vena ditingkatkan oleh vasokontriksi vena yang diinduksi oleh
aktivitas simpatis dan oleh kompresi eksternal vena karena
kontraksi otot rangka. Aliran darah vena juga ditingkatkan oleh
pompa respirasi dan efek penghisapan jantung.
SKENARIO C BLOK X
Page 17
(Sherwood, 2012)
FASE 2, Kalsium bergerak masuk ke dalam sel otot jantung dengan laju
yang relatif lebih lambat. Keadaan stabil agak lama sesuai dengan masa
refrakter absolut dari miokardium
SKENARIO C BLOK X
Page 18
FASE 3, Pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, kalium
keluar dari dalam sel, muatan positif di dalam sel berkurang
Siklus jantung
SKENARIO C BLOK X
Page 19
Siklus jantung terdiri atas periode relaksasi yang disebut diastolik,yaitu
periode pengisian darah ke dalam ruang jantung,kemudian diikuti oleh
periode kontraksi yang disebut sistolik,yaitu masa kontraksi untuk
mengeluarkan darah dari ruang jantung. Dalam keadaan normal ,selama
masa diastolik ,pengisian ventrikel akan meningkatkan volume masing-
masing ventrikel masing-masing ventrikel menjadi kira-kira 110 sampai 120
mililiter. Volume ini dikenal dengan sebutan volume akhir diastolik.
Sedangkan ,selama sistolik darah yang dipompakan dari ventrikel kiri ke
dalam aorta berjumlah kira-kira 70 mililiter,begitu pula dari ventrikel kanan
ke dalam trunkus pulomonalis. Jumlah darah yang dipompakan masing-
masing ventrikel selama masa sistolik ini disebut volume sekuncup.
Sedangkan, sisa volume darah yang tertinggal di dalam masing-masing
ventrikel pada akhir masa sistolik disebut volume akhir sistolik yang
berjumah kira-kira 40-50 mililiter (Guyton. 2007 dan Sherwood. 2012).
Bunyi jantung
Bunyi jantung pertama adalah kontraksi ventrikel yang menyebabkan aliran
darah berbalik secara tiba-tiba. Aliran darah yang berbalik ini menumbuk
katup A-V sehingga katu A-V menonjol ke atrium. Kemudian korda
tendinea mendadak menarik daun katup sehingga penonjolan daun katup A-
V tersebut terhenti dengan tiba-tiba. Daya elastisitas daun katup yang kaku
menyebabkan darah berbalik arah dengan cepat ke arah ventrikel dan
bertumbukan pula dengan dinding ventrikel. Semua peristiwa
diatas,menyebabkan darah, dinding ventrikel,dan daun katup bergetar
(bervibrasi), serta menyebabkan vibrasi turbulensi pada darah. Vibrasi ini
kemudian menjalar ke jaringan dinding dada di sekitarnya sehingga dapat
didengar melalui stetoskop ditempat tersebut sebagai bunyi jantung. Bunyi
jantung kedua adalah akibat penutupn katup semilunar (katup aorta dan
katup pulmonal) secara tiba-tiba. Begitu katup semilunar tertutup ,daun-
daun katup ini akan menonjol kearah ventrikel karena dorongan darah yang
SKENARIO C BLOK X
Page 20
berbalik arah. Regangan elastis daun katup menyebabkan darah berbalik lagi
kearah arteri sehingga menimbulkan vibrasi yang bergaung akibat gerakan
darah yang berjalan bolak-balik antara dinding arteri dan daun katup,dan
antara daun katup dan dinding ventrikel. Vibrasi ini kemudian menjalar di
sepanjang dinding arteri pulmonalis dan aorta. Sewaktu vibrasi dari
pembuluh darah atau ventrikel mencapai dinding yang dapat berbunyi
(sounding wall), seperti dinding dada, timbullah bunyi yang dapat didengar
ditempat tersebut (Sherwood, 2012).
SKENARIO C BLOK X
Page 21
f. Bagaimana etiologi nyeri dada ?
Jawab:
Faktor penyebab nyeri dada secara umum adalah:
Penyakit gangguan asam lambung
Gangguan saluran nafas
Penyakit paru, pneumonia
Fraktur dinding dada
Faktor penyebab nyeri dada pada jantung:
Akibat penyakit jantung coroner
Perikarditis
Kelainan katup jantung
Gangguan irama jantung
Iskemik
(Price, S., dan Wilson, L. 2014)
Akut
Spasme esophagus
amat mirip dengan angina tetapi lebih lama dan tidak terkait dengan
aktivitas fisik
Diseksi aorta thorakalis
biasanya dirasakan interskalpular
Pneumonia
biasanya pleuritik tetapi nyeri dapat lebih difus
Pneumotoraks
local,intens dan pleuritik
Emboli paru
nyeri pleuritik dan local atau rasa tidak nyaman tumpul sentral
Kronis
Kostokondritis (sindrom Tietze
local dan nyeri tekan di dinding dada
SKENARIO C BLOK X
Page 22
Ulkus peptikum
Penyakit kantung empedu
Biasanya disertai gejala abdominal
Penyakit pancreas
Penyakit tulang belakang servikalis atau thorakalis
berkaitan dengan gerakan
(Price, Sylvia Anderson. 2014)
Pekerjaan
Beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor penyebab gangguan
kesehatan tersebut tidak murni faktor fisik tetapi disertai juga unsur
psikologis. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan angka kejadian
penyakit penyumbatan pembuluh darah jantung antara pekerja-pekerja
“kerah biru” (blue collar) dan “kerah putih” (white collar). Hal ini
membuktikan bahwa jenis pekerjaan menimbulkan gangguan kesehatan
yang berbeda.
SKENARIO C BLOK X
Page 23
h. Bagaimana patofisiologi nyeri ?
Jawab:
Nyeri memiliki patofisiologi yang spesifik. Terdiri dari 4 tahapan;
Transmisi, transduksi, modulasi dan persepsi nyeri. Adanya stimulus
pencetus nyeri merupakan akibat terjadinya penekanan/kerusakan persarafan
pada region tertentu. Penekanan akan ditangkap sebagai sinyal dan
ditransmisi menjadi stimulus noksius. Stimulus noksius ditangkap oleh
nosiseptor (reseptor nyeri) dan ditransmisi melalui saraf aferen menuju
system saraf pusat. Dimodulasi oleh thalamus kemudian dilanjutkan menuju
saraf eferen dan muncul persepsi nyeri. Penekanan saraf dapat disebabkan
berbagai etiologi. Patofisiologi nyeri dada (pada thorax) dimulai dengan
adanya penekanan saraf pada region thorax, baik berupa persarafan utama
ataupun saraf dalam organ pada thorax seperti jantung, paru-paru, dll.
Lokasi nyeri dada tengah (retrosternal), seperti tertimpa benda berat dengan
picuan emosional merupakan trias dari nyeri dada cardiac, yaitu Anginan
Pectoris. Angina pectoris merupakan adanya indikasi iskemik miokard.
Iskemik miokard terjadi karena sumbatan pembuluh darah koroner jantung
sehingga terhambatnya suplai sirkulasi menuju miokard dan terjadi iskemik.
Penyumbatan pembuluh darah koroner disebabkan arterosklerosis.
Arterosklerosis dibuktikan pada kasus dengan adanya factor dyslipidemia.
Sintesis:
Jadi, berdasar penjelasan di atas didapatkan patofosiologi nyeri dada pada
kasus ini yaitu, dislipidemia sirkulasi pembuluh koroner jantung
thrombosis koroner & pembentukan plak fibrosa rupture plak
sumbatan pembuluh darah koroner / arterosklerosis suplai O2 terhambat
(inadekuat) iskemik miokard penangkapan persarafan sekitar jantung
nyeri dada (Angina Pectoris).
SKENARIO C BLOK X
Page 24
i. Apa makna nyeri dada di tengah seperti tertimpa benda berat, keringat
membasahi bajunya, mual dan muntah ?
Jawab:
Nyeri dada di tengah itu menunjukkan bahwa nyeri berada di sternum.
Kemudian nyeri dada seperti di timpa benda berat menunjukkan bahwa nyeri
tersebut termasuk dalam salah satu sifat nyeri dada angina. Dimana nyeri
dada angina bersifat rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda
berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. Keringat membasahi baju
dan mual muntah termasuk gejala yang menyertai nyeri dada tersebut (Aru.
W. Sudoyo, 2009).
j. Apa makna mengeluh nyeri dada sejak 10 jam yang lalu setelah marah-
marah pada anak buahnya ?
Jawab:
Picuan emosional, lokasi retrosternal, dan deskripsi nyeri seperti tertimpa
benda berat merupakan 3 tanda khas yang merupakan nyeri dada yaitu nyeri
cardiac, yaitu angina pectoris. Angina pectoris merupakan adanya indikasi
iskemik miokard.
Sakit dada pada angina pectoris disebabkan karena timbulnya iskemia
miokard, karena suplai darah dan oksigen berkurang. Serangan sakit dada
biasanya berlangsung 1-5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari
20 menit, kemungkinan pasien mendapat serangan infark miokard akut dan
bukan disebabkan angina pectoris biasa.
Sintesis:
Adapun klasifikasi dari nyeri dada yaitu
1. Pedoman Klasifikasi Pasien menurut New York Heart Association
(NYHA), yaitu:
Kelas I Asimptomatik dengan aktivitas fisik biasa
SKENARIO C BLOK X
Page 25
Kelas II Simptomatik dengan aktivitas fisik biasa
Kelas III Simptomatik dengan aktivitas fisik yang agak ringan
Kelas IV Simptomatik saat istirahat
SKENARIO C BLOK X
Page 26
Sintesis:
Iskemik Miokard dapat menyebabkan kelemahan otot jantung yaitu miokard
sehingga menganggu aktivitas vagal yang merangsang nervus X Vagus
sehingga menekan pusat muntah dan mual (Gray, H. H., dkk. 2002)
SKENARIO C BLOK X
Page 27
meningkatkan sirkulasi kardio-pulmonal untuk mendapat pasokan O2. Laju
respirasi mengimbangi hal tersebut dan meningkat menjadi sesak nafas.
Obat lambung hanya bekerja menangani gejala yaitu mual muntah yang
disebabkan kardiomegali, bukan menangani keluhan utama.
SKENARIO C BLOK X
Page 28
akan mengeluarkan suatu zat yang disebut “Cytokines” yang merupakan
sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat ini akan memicu
pelepasan Prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim.
Oleh sebab itu, bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat dilarang
penyembuhan dengan cara dikerok karena bisa mengakibatkan timbulnya
kontraksi dini akibat munculnya zat Prostaglandin.
4. Potensial terhadap Stroke
Ahli Penyakit Jantung dari RS Harapan Kita Prof. DR. Dr. Budhi
Setianto, SpJP mengatakan kebiasaan kerokan di sekitar leher dapat
mengakibatkan stroke bila ada saraf yang rusak. Saat kerokan, pembuluh
darah akan melebar. Jika dilakukan terlalu sering dan di bagian yang
sama, dikhawatirkan pembuluh darah kecil dan halus akan semakin
melebar lalu pecah. Tentunya ini sangat berbahaya terutama untuk para
orang tua.
Sintesis:
Jadi, kerokan yang menjadi tradisi sejak jaman dahulu mempunyai efek
positif dan negatif. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa kerokan
tidak di anjurkan menurut medis. Namun,ada juga yang menyebutkan bahwa
kerokan juga bagus. Tetapi yang perlu di ingat kerokan jangan di sekitar
leher karena dapat memicu stroke. Dan juga kerokan jangan terlalu sering
karena akan membuat pembuluh kapiler yang berada di bawah permukaan
kulit pecah. Dan juga beberapa penyakit juga gejalanya seperti masuk angin
mual,mutah,pusing,dada terasa sesak belum tentu masuk angin. Gejala
penyakit jantung pun menyerupai masuk angin. Sering kita dengar orang
masuk angin meninggal setelah di kerok. Penyebabnya mungkin pihak
keluarga tidak menyadari bahwa itu sebenarnya penyakit jantung bukan
masuk angin. Jika kerokan di lakukan secara terus menerus dapat
mengakibatkan kulit menjadi tipis, pori-pori membesar, pembuluh darah
pecah. Kerokan selain berkhasiat juga dapat menimbulkan beberapa masalah
SKENARIO C BLOK X
Page 29
c. Bagaimana efek samping dari obat lambung ?
Jawab:
< 3% pasien berupa diare, rasa lelah, nyeri kepala, mialgia, dan konstipasi.
Infus intravena yang cepat dapat menyebabkan bradikardia dan hipotensi
melalui blokade reseptor H2 jantung; karena itu, penyuntikan intravena perlu
diberikan dalam waktu 30 menit (katzung, 2014).
SKENARIO C BLOK X
Page 30
disebabkan berkurangnya reflek faringeal akibat efek anestesi dari eugenol
tersebut
Adapun kandungan tambahan dari rokok yaitu:
a) Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung cyano.
b) Benzene juga diketahui sebagai bensol yaitu senyawa kimia organik
yang mudah terbakar serta cairannya tidak berwarna.
c) Cadmium, sejenis logam yang sangat beracun serta banyak terdapat pada
baterai.
d) Metanol (alkohol kayu) merupakan alkohol yang paling sederhana yang
juga terkenal sebagai metil alkohol.
e) Asetilena, bahan bakar yang dipakai dalam obor las.
f) Amonia, zat kimia yang sangat beracun.
g) Formaldehida, senyawa yang sangat berbahaya. senyawa ini umumnya
digunakan untuk mengawetkan mayat.
h) Hidrogen sianida, racun untuk membunuh semut. Senyawa ini juga
dipakai sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
i) Arsenik yaitu senyawa yang terdapat dalam racun tikus.
j) Asap rokok memiliki tar. Tar mengandung banyak bahan beracun yang
berbahaya bagi tubuh.
(Tirtosastro, 2010)
SKENARIO C BLOK X
Page 31
dapat terjadi secara mendadak jika suatu gumpalan darah lepas terbawa
aliran (emboli) sehingga dapat menyumbat dimana saja, mungkin di paru
atau otak (Kusmana,1998).
SKENARIO C BLOK X
Page 32
Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok
maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu bungku
s) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia
dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun),
suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai
kelihatan gejala yang ditimbulkan (Aarason, 2010)
Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan. dampak
rokok bukan hanya untuk perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Walaupun
dibutuhkan waktu 10-20 tahun, tetapi terbukti merokok mengakibatkan 80%
kanker paru dan 50% terjadinya serangan jantung, impotensi dan gangguan
kesuburan (Aarason, 2010)
SKENARIO C BLOK X
Page 33
pada Tn.A ini tidak jelas sehingga ada kemungkinan penyakit yang diderita
Tn.A ini bukan merupakan faktor keturunan (genetik) namun merupakan hal
yang terjadi akibat dari life style yang buruk (T. Bahri Anwar Djohan, 2010).
Sintesis:
Mengenal Faktor resiko IMA sangat penting dalam usaha pencegahan IMA
merupakan salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam
penanganan IMA untuk menurunkan resiko dan kematian akibat infark
miokard yaitu dengan cara mengendalikan faktor resiko.
5. Pemeriksaan fisik :
TB 173 cm, BB 72kg
Tanda Vital: TD 130/100 mmHg, Nadi 96 x/menit reguler, RR 23 x/menit,
Temp 36.6 C
Visual Analog Scale (VAS): 7
Kepala: wajah pucat (pale), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher: JVP 5-2 cm H2O
Thoraks:
Pulmo
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri
SKENARIO C BLOK X
Page 34
Palpasi: stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronki (-), wheezing (-/-)
Inspeksi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: : iktus kordis teraba di ICS VI satu jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Perkusi: batas jantung kiri di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis
sinistra, batas jantung kanan di linea parasternalis dekstra, batas jantung
atas ICS II
Auskultasi: HR 96x/menit reguler, suara jantung I dan II normal,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema tungkai tidak ada
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik ?
Jawab:
KATEGORI NORMAL INTERPRETASI
IMT <18, 5= BB kurang BB :72 kg
18,5-22,9 = BB Normal TB : 173 cm
≥23,0 = Kelebihan BB IMT = TB/BB(m2 )
23-24,9 =Resiko Obes = 24,82
25-29,9 = Obes I (Resiko Obesitas)
≥30 = Obes II
TD <120/<80 = Normal TD = 130/100
120-139/80-89= mmHg
Prehipertensi Hipertensi Derajat I
140-159/90-99=
Hipertensi derajat 1
≥160/≤100= hipertensi
derajat II
RR 16 – 24x/menit HR = 23 x/menit
Normal
SKENARIO C BLOK X
Page 35
Temperatur 36,5-37,50C 36,60C
Normal
SKENARIO C BLOK X
Page 36
Perkusi Iktus kordi ICS V linea Iktus kordis di ICS VI
midclavicularis sinistra linea midclavicularis
sinistra (Abnormal)
batas jantung kanan di
linea parasternalis
dekstra, batas jantung
atas ICS II
Auskultasi HR 60-100x/menit, suara HR : 96x/menit
jantung I dan II normal, Takikardia
galop (-), murmur (-)
SKENARIO C BLOK X
Page 37
thrombus embolus di arteri coronaria jantung tidak bisa mempompa
secara normal wajah pucat (Fani, R. 2012).
Hipertensi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung (Cardiac Output) dan
resistensi perifer total. Curah jantung dipengaruhi denyut nadi (Heart Rate)
dan Stroke Volume. Stroke Volume dipengaruhi oleh kontraktilitas jantung
dan volume cairan plasma. Resistensi perifer total dapat dipengaruhi dengan
adanya kejadian vasokontriksi pembuluh darah. Berbagai pengaruh
komponen tekanan darah dapat dipengaruhi oleh berbagai etiologi sehingga
terjadi peningkatan. Peningkatan Cardiac Output, resistensi perifer total,
ataupun keduanya, dapat meningkatkan tekanan darah (Hipertensi).
SKENARIO C BLOK X
Page 38
Visual Analogue Scale
SKENARIO C BLOK X
Page 39
Wajah 1 sampai 5 memperlihatkan peningkatan intensitas nyeri
(sedikit sampai yang paling parah yang dapat dibayangkan) dengan
ekspresi yang semakin sedih
(Price, 2014)
6. Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC (+), HR 96x/menit reguler, normal Q wave,
ST elevation di II, III, aVF
Foto Thoraks: CTR < 50%
Laboratorium: Hb 13.4 g/dl, leukosit 9800/ mm3, trombosit 215.000/mm3,
BSS 145 mg/dl, total kolesterol 274 mg%, trigiserid 195 mg%, HDL 123 mg%,
LDL 179 mg%, CKNAC 630 U/L, CK MB 198 U/L, troponin 10.3 ng/ml
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan tambahan ?
Jawab:
Pemeriksaan Pada kasus Kondisi normal Interpreta
- si
EKG Irama sinus Irama sinus Normal
Axis normal Axis normal Normal
HR 96x/menit 60 – 100 x/menit Normal
PVC (+)
Normal Q Normal Q wave Normal
wave
ST elevation ST tidak elevasi, sesuai Abnormal
II, III, aVF garis isoelektrik
Foto Thorax CTR < 50% CTR < 50% Normal
SKENARIO C BLOK X
Page 40
Meningkat
Trigliserida 20-160 mm/dl Trigliserida = 195 mg%:
Meningkat
HDL 45-65 mg/dl HDL = 123 mg%: Menurun
LDL <130 mm/dl LDL = 179 mg%
Meningkat
SKENARIO C BLOK X
Page 41
c. Bagaimana cara pemasangan EKG ?
Jawab:
Penempatan elektroda
Daerah kiri
V1: Ruang intercostal IV
garis sternal kanan
SKENARIO C BLOK X
Page 42
Bagian posterior
Daerah kanan
V1R diletakkan seperti V1
SKENARIO C BLOK X
Page 43
Sebelum manambah bagian posterior (V7-V9) semua sadapan prekordial
dari V1-V6 dilepas terlebih dulu dari dinding dada. Selanjutnya, untuk
sadapan V7-V9 dapat digunakan sadapan prekordial mana pun (elektrode
prekordial V1-V3 atau V3-V6 sesuai keinginan) (Thaler, Malcolm S. 2012).
SKENARIO C BLOK X
Page 44
Jawab:
SKENARIO C BLOK X
Page 45
4. Sekarang jika ingin menghitung detak jantung seseorang dengan
irama teratur, ambil nomor 300 dan membaginya dengan jumlah
kotak yang besar antara kompleks QRS atau paku. Sebagai contoh,
jika ada 4large kuadrat antara kompleks QRS, detak jantung akan
300 / 4 atau 75.
5. Ada metode lain atau formula yang digunakan untuk menentukan
tingkat jantung irama yang tidak teratur. Untuk mengukur denyut
jantung dalam hal ini, anda perlu memperhitungkan jumlah
gelombang R yang hadir dalam 6 bagian kedua strip. R gelombang
adalah titik puncak masing-masing kompleks QRS. Kalikan jumlah
gelombang R 10. Sebagai contoh, jika ada 7 R gelombang di enam
potongan kedua EKG strip, maka denyut jantung akan menjadi 7 ×
10 atau 70.
(Green, 2006)
SKENARIO C BLOK X
Page 46
memudahkan masuknya lipoprotein densitas rendah yang teroksidasi
maupun makrofag ke dalam dinding arteri. Interaksi antara endotelial injure
dengan platelet, monosit dan jaringan ikat (collagen), menyebabkan
terjadinya penempelan platelet (platelet adherence) dan agregasi trombosit
(trombosit agregation).
SKENARIO C BLOK X
Page 47
Gambar 1.10 Formasi plak fibrous yang terdiri atas tutup dan inti
SKENARIO C BLOK X
Page 48
Sintesis:
Jejas endotel kronik (hiperlipidemia,hipertensi,merokok)disfungsi endotel
(peningkatan permeabilitas, perlekatan leukosit) perlekatan dan emigrasi
monositemigrasi sel otot polos dari media ke intima serta pengaktifan
makrofaqmakrofaq dan sel otot polos menelan lemakproliferasi sel otot
polos, pengendapan kolagenpeningkatan penimbunan lemakterbentuk
plak ateromaateroskelerosis (robbins,2007).
SKENARIO C BLOK X
Page 49
hipotiroidisme, diabetes mellitus, merokok
Pemeriksaan penunjang
- Elektrokardiagram (EKG)
- Foto rontgen thorax
- Enzim jantung
- Darah rutin
- Profil lipid
SKENARIO C BLOK X
Page 50
1. Coronary Angiografi
2. Pemeriksaan biokimia (kadar serum enzim jantung dan troponin)
Penanda Meningkat Memuncak Durasi
CK 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari
CK-MB 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari
CTnT 4-6 jam 18-24 jam 10 hari
CTnL 4-6 jam 18-24 jam 10 hari
Sintesis :
1) KILLIP I
Tidak ada gagal jantung. Tidak ada tanda klinis dekompensasi jantung
2) KILLIP II
Gagal jantung. Terdapat tanda-tanda gagal jantung seperti gallop S3,
dan ronki basah halus di separuh lapangan bawah paru
SKENARIO C BLOK X
Page 51
3) KILLIP III
Gagal jantung berat. Ronki basah halus di seluruh lapangan paru
4) KILLIP IV
Syok kardiogenik. Tanda-tanda: tekanan darah sistolik < 90 mm Hg,
dan tanda-tanda vasokonstriksi perifer seperti akral dingin, sianosis,
oliguri, dan diaforesis
usia, arteri
SKENARIO C BLOK X
Page 52
Menggumpal
kearah lumen
trombus
Embolus di arteri
coronaria
Nekrosis otot CK MB
Iskemik
jantung
Nyeri dada
Merangsang ujung-ujung
saraf nyeri di otot jantung mual
SKENARIO C BLOK X
Page 53
Nitrovasodilator, untuk mengurangi kerja jantung dan meredakan
nyeri
Aspirin dan heparin, untuk mencegah trombosis lebih lanjut
β Blocker, untuk membatasi ukuran infark dan mengurangi artimia
Amiodaron, lidokain, untuk supresi/mencegah aritmia
b. Jangka Panjang
B Blocker, Aspirin, Inhibitor ACE, untuk mengurangi risiko
komplikasi
Revaskularisasi dapat berupa pemasangan kateter dan angioplasty,
cangkok pintas arteri koroner (Aaronson, 2010)
SKENARIO C BLOK X
Page 54
- memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan
serat
- makanan mengandung sedikit kalori bila berat badan akan
diturunkan pada obesitas dan memperbanyak olah raga. (Kendall,
2010)
Tujuan akhir pengobatan penyakit aterosklerosis koroner adalah mengembalikan
penderita ke gaya hidup produktif dan menyenangkan. Konsekuensi jangka
panjang infark miokardum adalah cacat fisik, psikologis, social, dan pekerjaan,
telah lama diabaikan, padahal pengaruhnya sangat merugikan. Sedini mungkin,
pasien didaftarkan pada program rehabilitasi kardiovaskular, dan kemudian terus
dilanjutkan meskipun pasien sudah pulang ke rumah.
SKENARIO C BLOK X
Page 55
ventrikel kiri. Syok kardiogenik merupakan lingkaran setan perubahan
hemodinamik progresif hebat yang irreversible, yaitu: (1) penurunan
perfusi paru, (2) penurunan perfusi koroner, (3) peningkatan kongesti
paru.
c. Disfungsi otot papilaris
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan mengganggu
fungsi katup mitralis, memungkinkan eversi daun katup ke dalam atrium
selama sistol. Inkompensasi katup mengakibatkan aliran retrograde dari
ventrikel kiri ke dalam atrium kiri dengan dua akibat, yaitu pengurangan
aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena
pulmonalis.
d. Defek septum ventrikel
Nekrosis septum interventrikular dapat mnyebabkan rupture dinding
septum sehingga terjadi defek septum ventrikel.
e. Ruptur jantung
Meskipun jarang terjadi, ruptur dinding ventrikel jantung yang bebas
dapat terjadi pada awal perjalanan infark transmural selama fase
pembuangan jaringan nekrotik sebelum pembentukan parut.
f. Aneurisme ventrikel
Penonjolan paradoks sementara pada iskemia miokardium sering terjadi,
dan pada sekitar 15% pasien, aneurisme ventrikel akan menetap.
g. Tromboembolisme
Tromboembolisme merupakan komplikasi klinis nyata pada infark
miokardium akut dalam sekitar 10% kasus (terutama dengan infark yang
luas pada dinding anterior).
h. Perikarditis
Infark miokardium gelombang-Q (biasanya infark transmural) dapat
menyebabkan cedera lapisan epikardium miokardium yang kontak
dengan pericardium sehingga terjadi iritasi dan inflamasi miokardium.
SKENARIO C BLOK X
Page 56
Perikarditis dicirikan dengan nyeri dada berat yang berkaitan dengan
gerakan pasien.
i. Sindrom dressler
Sindrom pasca-infark miokardium ini merupakan respon peradangan
jinak yang disertai nyeri pada pleuroperikardial. Diperkirakan sindrom
ini merupakan suatu reaksi hipersensitivitas terhadap miokardium yang
mengalami nekrosis.
j. Disaritmia
Gangguan irama jantung merupakan jenis komplikasi tersering pada
infark miokardium, dengan denyut premature ventrikel terjadi pada
hamper semua pasien dan terjadi denyut kompleks pada sebagian besar
pasien. Diaritmia terjadi akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium (Price, 2014).
Selain hal diatas, komplikasi lainnya yang dapat terjadi yaitu aneurisma
ventrikel, disfungsi otot papilaris, ruptur septum ventrikel, ruptur miokard,
sindrom dressler (pasca infark miokard) terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan setelah infark miokard atau bedah jantung. Sindrom ini
ditandai oleh demam, pleuritis dan perikarditis, dan adanya antibodi
terhadap otot jantung (rubenstein,2007).
SKENARIO C BLOK X
Page 57
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis kinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-
Baqarah:168)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang
halal lagi baik, walaupun sekarang banyak spekulasi dari para ulama tentang
hukum mengkonsumsi rokok, tetapi yang perlu kita ketahui bahwa disini rokok
tidak baik untuk kesehatan. Mengenai sistem jantung, darah dan sirkulasinya,
tentang sebuah ayat Al Quran yang menyatakan bahwa “Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (Qaaf 16).
Ini menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan hamba-Nya, sekaligus
mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan hubungannya dengan
jantung. Oleh karena itu sebagai manusia yang taat kepada Allah SWT, kita
SKENARIO C BLOK X
Page 58
wajib untuk menjaga pemberian-Nya berupa Jantung dan organ lainnya sebaik
mungkin agar kita tetap bisa beribadah kepada-Nya.
2.6 Kesimpulan
Tn. A, 57 Tahun mengeluh nyeri dada di tengah seperti tertimpa benda berat,
berkeringat, mual dan muntah disebabkan karena menderita Infark Miokard Akut.
Sumbatan pada a.
Coronaria sinistra
Infark Miokard
SKENARIO C BLOK X
Page 60