Eldy JR Keperawatan Anak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA

ATRESIA BILIER

OLEH

MELDIANTO SILVANUS MANUGALA

1701090476

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas perlindungan
dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Dengan judul makalah “ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA
BILLIER”

Banyak kesulitan yang saya hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan, semangat dari teman-teman kami
sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Saya  menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu saya menerima kritik dan saran, guna kesempurnaan tugas makalah ini
dan bermanfaat bagi saya dan pembaca pada umumnya.

Malang,29 september 2019

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................


1.2 TUJUAN.............................................................................................
1.3 RUMUSAN MASALAH....................................................................

BAB II ISI

2.1 PENGERTIAN ATRESIA BILIER..................................................


2.2 PENYEBAB ATRESIA BILIER......................................................
2.3 PATOFISIOLOGI DARI ATRESIA BILIER.................................
2.4 PENATALAKSANAAN PADA ATRESIA BILIER......................
2.5 PROSES KEPERAWATAN ATRESIA BILIER............................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian atresia bilieri, etiologi
dan klasifikasi, patofisiologi, penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik, dan
proses keperawatan pada klien atresia bilier.
Atresia bilier adalah suatu defek congenital yang merupakan hasil dari
tidak adanyaatau obstruksi satu atau lebih saluran empedu pada ekstrahepatik
dan intrahepatik.
Atresia bilier merupakan suatu penyakit yang sering terjadi pada bayi atau
anak-anak di karenakan pada bayi atau anak sistem-sistem organ seperti
sistem endokrin belum terbentuk secara sempurna.
Kelainan bilier pada anak sangat berdampak apabila tidak segera
ditangani, dampak yang paling besar yaitu bisa menimbulkan kematian pada
bayi atau anak tersebut.
Komplikasi yang ditimbulkan oleh kelainan bilier yaitu sirosis dan
hipertensi portal, yang mana hipertensi portal dapat mangakibatkan terjadinya
gagal hati, yaitu pembentukan hati yang tidak bisa sempurna.

1.2 Tujuan

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat memahami

dan menjelaskan :

1. Pengertian atresia bilier


2. Etiologi dan patofisiologi atresia bilier
3. penatalaksanaan atresia bilier
4.  Proses keperawatan pada atresia bilier
1.3   Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, kami memperoleh rumusan masalah :


1. Apa pengertian atresia bilier ?
2. Apa penyebab dan patofisiologi dari atresia bilier?
3. Bagaimana penatalaksanaan pada atresia bilier ?
4. Bagaimana proses keperawatan atresia bilier?

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Pengertian

Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak


terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Atresia bilier merupakan
suatu defek congenital yang merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi
satu atau lebih saluran empedu pada ekstrahepatik atau intrahepatik.
Atresia bilier adalah kondisi tertutupnya saluran empedu pada bayi yang
baru lahir. Meskipun kondisi ini jarang terjadi, atresia bilier termasuk kondisi
serius yang berbahaya.
Saluran empedu adalah saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke
usus 12 jari. Cairan empedu berperan dalam proses pencernaan lemak dan
vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E dan K.
Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati
dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di
dalam usus halus.
Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung
empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika
tidak diobati bisa berakibat fatal.

II. Etiologi

Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran


empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan
perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui secara pasti tetapi
kemungkinan infeksi virus dalam intrauterine.
Belum diketahui apa yang menyebabkan atresia bilier. Para ahli menduga
kelainan ini terjadi sesaat setelah bayi lahir, di mana saluran empedu bayi
menjadi tertutup. Kondisi ini membuat cairan empedu terhambat dan
menumpuk di hati, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada hati.
Walaupun belum diketahui penyebabnya, beberapa faktor diduga dapat
meningkatkan risiko atresia bilier. Di antaranya adalah:

 Infeksi virus atau bakteri setelah lahir.


 Paparan zat kimia berbahaya.
 Gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Perubahan atau mutasi gen tertentu.
 Gangguan perkembangan hati dan saluran empedu saat di dalam rahim.

III. Patofisiologi

Obstruksi pada saluran empedu ekstrahepatik menyebabkan obstruksi


aliran normal empedu ke luar hati dan ke dalam kantong empedu dan usus.
Akhirnya terbentuk sumbatan dan menyebabkan empedu balik ke hati.ini akan
menyebabkan peradangan, edema dan degenerasi hati. Bahkan hati menjadi
fibrosis dan cirrhosis dan hipertensi portal sehingga akan mengakibatkan
gagal hati.
Degerasi secara gradual pada hati menyebabkan jaundice, ikterik dan
hepatomegaly.Karena tidak ada empedu dalam usus, lemak dan vitamin larut
lemak tidak dapat diabsorbsi, kekurangan vitamin larut lemak dan gagal
tumbuh.

IV. Gejala

Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
1.   Air kemih bayi berwarna gelap
2.  Tinja berwarna pucat
3. kulit berwarna kuning
4.  berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung
lambat
5. hati membesar.

Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:

1. gangguan pertumbuhan
2.  gatal-gatal
3.  Rewel
4. tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut
darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).
5.  Distensi abdomen
6.  Varises esophagus
7. Hepetomegali
8.  Jaundice dalam 2 minggu sampai 2 bulan
9.  Lemah
10.  Pruritus
11.  Anoreksia
12.   Letragi
V. Komplikasi
Komplikasi yang di timbulkan pada oenyakit atresia bilier adalah:
1. Cirrhosis
2. Gagal hati
3. Gagal tumbuh
4. Hipertensi portal
5. Varises esophagus
6.  Asites
7.  Encephalopathy

VI. Pemeriksaan Diagnostik

 Fungsi hati : bilirubin, aminotransferase (ALTAST) dan factor pembekuan


protrhombin time, partial thromboplastin time.
 Pemeriksaan urine dan tinja.
 Biopsy hati.
 Cholangiography untuk menentukan keberadaan atresia.

VII. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


 Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.
 Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah (terdapat
peningkatan kadar bilirubin)
 USG perut
 Rontgen perut (tampak hati membesar)
 Kolangiogram
  Biopsi hati
   Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).

VIII. Pengobatan

dua macam penyembuhan atau pengobatan atresia bilier, yaitu:


1. Prosedur Kasai atau Hepotoportoenterostomi
Prosedur kasai bisa dibilang sangat rumit, karena perbaikan saluran
empedu dilakukan dengan cara menggantikan posisinya dengan usus.
Tujuannya untuk mengalirkan cairan empedu langsung menuju usus
kecil. Prosedur ini juga punya catatan: hanya dianjurkan untuk bayi
pengidap atresia bilier yang baru berusia 2-3 bulan. Kemungkinan
keberhasilan operasi Kasai cukup tinggi, walaupun tidak berfungsi pada
semua pasien.
2. Transplantasi hati
Ini adalah prosedur paling maju yang digunakan untuk mengobati
pasien atresia bilier.  Prosedur transplantasi hati tidak mudah dan
membutuhkan waktu lama. Selain itu juga memakan biaya yang tidak
sedikit.
Ada beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi. Golongan darah
pendonor dan penerima harus sama. Jika perlu, rentang usianya juga harus
sebaya. Bagiamanapun juga, ini berkaitan dengan ukuran hati yang
diterima si pasien. Tak hanya itu, sebelum dilakukan operasi, serangkaian
tes jantung dan tubuh secara menyeluruh juga dilakukan untuk
memastikan pasien mendapatkan donor hati yang tepat.
IX. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
 Anamneses
   Riwayat penyakit sekarang
   Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik:
1. System gastrointestinal: warna tinja, distensi, asites,
hepatomegali,anoreksia, tidak mau makan
2. System pernafasan
3. Genitourinary : Warna urine
4. Integumen: jaundice,kulit kering, pruritus, kerusakan kulit,edema
perifer
5. Muskuloskletan: letargi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbs


2. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kondisi kronik
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan perosedur pembedahan
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbs dan tidak mau makan
6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah
7. Gangguan integritas kulit berhunbungan dengan pruritus

C. Intervensi Keperawatan
A. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbs
Tujuan:untuk  meningkatkan status hidrasi

KH : anak akan menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan dan


elektrolit yang ditandai dengan membrane mukosa lembab, pengisian
kembali kapiler 3-5 detik, turgor kulit baik, pengeluaran urine 1-2
ml/kg/jam

Intervensi
1. Memertahankan terapi cairan intravena
2.   Kaji tanda-tanda dehidrasi: ubun-ubun, turgur kulit,membrane
mukosa
3.   Kaji intake dan output cairan
4. Pasang NGT untuk nutrisi dan cairan ukur lilitan atau lingkar
abdomen
5.  Monitor resistensi perifer, tekanan darah,total protein,albumin,
urea nitrogen dan kreatinine

B. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kondisi kronik

Tujuan: Mempertahankan tumbuh kembang secara normal

KH: anak akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal

Intervensi
1. Meakukan stimulasi yang dapat dicapai sesuai dengan usia seperti
gerakan (motor halus dan kasar, ROM, posisi duduk)
2. Menjelaskan pada orang tua pentingnya melakukan stimulasi
tumbuh kembang dengan menyesuaikan kondisi seperti perlu
istirahat.
C. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan

Tujuan: untuk mencegah perdarahan dan infeksi


KH: tidak menunjukkan perdarahan dan infeksi

Intervensi
1. Pantau tanda-tanda vital
2.   Pantau perdarahan dan tanda-tanda infeksi
3.  Hindarkan pasien dari pergerakan yang berlebihan yang dapat
menambah ketegangan
4. Pantau distensi abdomen yang terjadi pada pasien
5. Monitor bising usus

D. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


gangguan absorbs dan tidak mau makan
Tujuan: meningkatkan status nutrisi yang adekuat

KH: anak akan menunjukkan status nutrisu adekuat yang ditandai dengan
nafsu makan baik dan dan berat badan yang sesuai

Intervensi
1. Memberikan serta mempertahankan nutrisi parenteral dan juga
kepatenan IV
2. Memberikan dan mempertahankan nutrisi melalui NGT
3. Memberikan nutrisi yang adekuat seperti vitamin, mineral dan
suplemen
4. Timbang berat badan tiap hari
5.  Monitor intake dan output
6. Monitor laborotorium seperti albumin, protein sesuai program
E. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus

Tujuan: mempertahankan keutuhan kulit


KH: anak akan menunjukkan keutuhan kulit

Intervensi
1. Kaji tanda-tanda kerusakan kulit
2. Merubah posisi posisi anak setiap 2 jam atau sesuai kondisi
3.  Menempatkan anak pada matras yang lembut

F. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah

Tujuan: meningkatkan pemahaman orang tua tentang perawatan pada anak


yang sakit

KH: orang tua/keluarga akan mengekspresikan pemahaman tentang


perawatan di rumah

Intervensi
1. Menjelaskan kepada klien tentang pengobatan  yang diberikan
seperti dosis, reaksi dan tujuan pengobatan.
2. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya stimulus pada anak seperti
pendengaran, visual dan sentuhan
3. Menjelaskan kepada orang tua/keluarga pentingnya monitor adanya
muntah, mual, keram otot, diare, HR yang tidak teratur.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak


terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Atresia bilier merupakan
suatu defek congenital yang merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi
satu atau lebih saluran empedu pada ekstrahepatik atau intrahepatik.
Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati
dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di
dalam usus halus.
Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran
empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan
perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui secara pasti tetapi
kemungkinan infeksi virus dalam intrauterine.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Volume II.
Jakarta: EGC

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI, Jakarta

1987

Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases

Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sitim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell

1997

Anda mungkin juga menyukai