Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gias Luthfiana Sari

NIM : 22020115130109

GANGGUAN BIPOLAR ( BIPOLAR DISORDER )

Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada
fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses
berfikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua
kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi (Atmaji, 2008
dalam Israr, 2009). Dapat dikatakan insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,3-
1,5%. Namun, angka itu belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko kematian terus membayangi
penderita bipolar. Biasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas yaitu
bunuh diri. Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per
1000 pasien. Sementara yang diterapi ’hanya’ 1,3 per 1000 pasien (Andra, 2008 dalam Israr,
2009).

Gangguan bipolar yang berdasarkan pada Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa (PPDGJ) III ini sifatnya berulang dimana pasien memperlihatkan bagaimana
perasaannya, gangguan ini terjadi meningktnya suasana pemikiran, aktivitas, perilaku, dan pada
saat yang berbeda berupa afek menurun juga rendahnya perilaku, energi, dan kegiatan (depresi).
Gejala gangguan bipolar epiode manik meliputi perasaan sensitif, kurang istirahat, harga diri
melonjak naik, dan pada episode depresi meliputi kehilangan minat, tidur lebih atau kurang dari
normal, gelisah, merasa tidak berharga, dan kurang konsentrasi. Episode manik terdiri dari 3
tingkatan yaitu, pertama adalah gangguan hipomanik. Contohnya jika wanita yang jatuh cinta
pada pria, perasaan sangat gembira, bersemangat dalam melakukan segala aktivitas. Gangguan
hipomanik lebih bisa dikontrol dari gangguan manik karena tidak menyimpang. Kedua adalah
gangguan manik, seperti sangat optimis dalam sebuah perkerjaan, mudah tersinggung.

Gangguan afektif bipolar yaitu gangguan suasana perasaan yang kronis yang ditandai
dengn episde mania, hipomania, campuran, dan depresi. Prevalensi antara wanita dan pria sama.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi
dua bagian yaitu, gangguan bipolar I dan bipolar II. Gangguan bipolar I ditandai adanya dua
episode yang berbeda yaitu episode manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai
dengan hipomanik dan depresi. Sebuah studi menyatakan bahwa bada tingkat defisit
hiperaktifitas pada pasien bipolar secra konisten menunjukkan lebih tinggi dari yang diharapkan.
Pasien yang memiliki gangguan afektif bipolar sangat membutuhkan semakngat serta dorongan
untuk mempertaankan dan melanjutkan pengobatan. Antidepresan efektif dalam pengobatan
jangka pendek untuk depresi bipolar namun gagal pada jangka panjang. Litium dapat digunakan
sebagai mood stabilizer untuk episode manik akut.

Penyakit Bipolar Disorder merupakan penyakit psikologis dengan perubahan mood yang
ekstrim, yaitu berupa depresis dan mania, Dalam proses pendiagnosaan penyakit Bipolar
Disorder masih sangat sulit dan jarang dikarenakan banyak orang tidak menyadari bahwa doa
telah terindikasi mengalami penyakit Bipolar Disorder, bahkan ada yang sadar tapi malu untuk
berkonsultasi dengan dokter. Oleh karena itu cara untuk mediagnosa dengan menggunakan
metode Fuzzy Multi Criteria Decision Making dengan Metode Agregasi yang berbasis
komputerisasi yang lebih modern. Hasil dari FMCDM metode Agregasi menghasilkan keputusan
yang sama antara hsil system dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh psikolog.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas Cognitif Behaviour Therapy
yang diberikan pada pasien bipolar disorder dengan tujuan agar keluarga dapat mengenali pola
gejala, dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah rehospitalisasi.
Instrumen yang digunakan adalah mood chart. Mood chart adalah grafik yang menunjukkan naik
turunnya tingkat suasana hati dari waktu ke waktu. Hasil yang diperoleh mood chart didapatkan
perubahan mood, pola tidur, dan energi sehingga subjek dapat mengenali symptom awal
kekambuhan. Mood chart ini juga dapat digunakan untuk memahami bagaiana cara coping
terhadap stessor. Dapat diambil kesimpulan, mood chart efektif digunakan sebagai alat edukasi
dan deteksi dini kekambuhan pada bipolar disorder, sehingga dapat dlakukan tindakan
pencegahan.

Gangguan spectrum bipolar diantaranya bipolar I, bipolar II, dan gangguan bipolar belum
ada spesifikasinya dan hampir tidak dikenali dan tidak ada perawatannya. Screening bipolar
disorder dapat digunakan dengan menggunakan instrument yang disebut Mood Disorder
Questionnaire. Penelitian dilakukan dengan 198 pasien yang menjalani 5 klinik rawat jalan.
Penelitian dilakukan dengan melakukan interview atau wawancara pada sampel. Hasilnya adalah
The Mood Disorder Questionnaire merupakan instrument yang sangat berguna bagi screening
gangguan spectrum bipolar.

Anda mungkin juga menyukai