HIPERTENSI
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Fatimah B Usman
MALANG
2019
TA PENGANTAR
Akhir kata semoga tugas laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu
pengentahuan kedepan.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer disebut juga dengan istilah hipertensi esensial
atau idiopatik. Etiologi hipertensi jenis ini adalah multifaktorial
yang masing-masing akan saling berinteraksi mengganggu
homeostasis secara bersama, sehingga tekanan darah baik sistolik
maupun diastolic akan mengalami peningkatan (Black & Hawks,
9
b. Farmakologis
15
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
- Keluhan Utama
Sakit kepala, terasa tegang pada belakang leher
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien meneluhkan sakit kepala sejak 5 hari .Sakit kepala terutama dirasakan
pada seluruh bagian kepala, sakit kepala hilang timbul di sertai leher tegang
sejak 5 hari. kadang timbul rasa mual bila sakit kepala dan tegang pada
belakang leher. Pasien juga mengeluh ulu hati terasa nyeri dan sering tersa
penuh setelah makan kurang lebih sudah 3 hari..
- Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+). DM (-), Gastritis (+)
- Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (+) yaitu tiga orang saudara pasien.Riwayat hipertensi pada
orang tua tidak diketahui.
16
17
Pasien
Meninggal
Hipertensi
- Riwayat Pribadi
Pasien merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Pasien tinggal
di rumah bersama istrinya. Pasien memiliki 3 orang anak.
Rumah pasien berada di kelurahan Ngampel, yang sebenarnya cukup
dekat dengan Puskesmas Mrican dan Pustu Ngampel, namun pasien
jarang control ke PKM Mrican maupun ke Pustu Ngampel saat obatnya
habis tanpa alasan yang jelas.
Pasien merupakan seorang petani.
Pasien kurang bergerak dan tidak pernah berolahraga.
Pola makan pasien tidak teratur. Riwayat sering makan makanan
bersantan dan pedas.
Tanda Vital
Status Generalis
Kepala
18
Mata
- Simetris
- Exophtalmus : (-)
- Ptosis : (-)
- Strabismus : (-)
- Edema palpebra : (-)
- Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemis (-/-)
- Sklera : ikterik (-/-), hiperemis (-/-), pterygium (-/-)
- Pupil : isokor, bulat, refleks (+/+)
- Kornea : normal
- Lensa : normal, katarak (-/-)
Telinga
- Bentuk : normal
- Lubang telinga : normal, secret (-/-)
- Nyeri tekan : (-)
- Pendengaran : normal
Hidung
Mulut
- Simetris
19
Leher
- Simetris
- Kaku kuduk : (-)
- Scrofuloderma : (-)
- Pembesaran KGB : (-)
- Trakea : di tengah
- JVP : normal
- Pembesaran otot sternokleidomastoideus : (-)
- Pembesaran tiroid : (-)
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
20
Ekstremitas atas
Ektremitas bawah
Hipertensi Stage II
Dyspepsia
21
3.6 Penatalaksanaan
- Amlodipin 10 mg 1x1
- Ranitidin 150 mg 3x1 tab
3.7 Prognosis
Dubia
3.8 Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien ini adalah tentang pola hidup sehat
untuk mencegah dan mengontrol hipertensi, seperti :
- Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam, dan lemak. Asupan garam
maksimal 5 g sehari.
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
- Menganjurkan gaya hidup aktif/olahraga teratur
- Menganjurkan untuk kontrol rutin di puskesmas
- Menjelaskan kepada pasien tentang komplikasi dari penyakit hipertensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengn hipertensi grade II. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan di Puskesmas
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang
mulai dirasakan sejak 5 hari yang lalu.Sakit kepala terutama dirasakan di bagian
belakang kepala dan sakit kepala hilang timbul. Nyeri uluhati sejak 3 hari yang
lalu.Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tekanan darah pasien adalah 160/90
mmHg. Berdasarkan klasifikasi menurut JNC VII, pasien ini digolongkan pada
hipertensi grade II. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah dengan
pemberian terapi farmakologis dengan menggunakan obat antihipertensi yaitu
amlodipine 10 mg sehari. Selain terapi farmakologis, diberikan juga terapi non
farmakologis dengan pemberian konseling tentang diet untuk pasien hipertensi,
gaya hidup aktif, komplikasi hipertensi, dan menganjurkan pasien kontrol rutin di
puskesmas.
Menurut teori H.L. Blum terdapat empat faktor yang mendasari munculnya
suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain : faktor biologi, faktor lingkungan,
faktor pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku. Mengacu pada teori tersebut,
kejadian hipertensi pada pasien ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor biologi
Faktor biologi pada pasien ini adalah terdapat riwayat hipertensi dalam
keluarga yakni ketiga saudara pasien. Selain itu, terdapat faktor yang lain yaitu
usia pasien 50 tahun.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan tidak mempengaruhi terhadap penyakit pasien karena rumah
tinggal pasien yang cukup dekat dengan PUSTU ataupun Puskesmas.
22
23
3. Faktor perilaku
Faktor perilaku merupakan faktor yang dominan dalam proses terjadinya
hipertensi. Pada pasien ini, didapatkan kebiasaan mengkonsumsi makanan
bersantan.Selain itu, kebiasaan tidak berolahraga dan mau berobat ke
Puskesmas tanpa alasan yang jelas berperan terhadap terjadinya hipertensi pada
pasien.
Terdapat
Terdapat riwayat
riwayat hipertensi
hipertensi
dalam
dalam keluarga
keluarga
Usia
Usia pasien
pasien 50
50 tahun
tahun
GENETIK
Jarang
Jarang berolahraga
berolahraga
HIPERTENSI
HIPERTENSI
PERILAKU LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Sering
Sering mengkonsumsi
mengkonsumsi
santan
santan
Tidak
Tidak mau
mau berobat
berobat ke
ke
Puskesmas
Puskesmas PELAYANAN
KESEHATAN
Tersedia
Tersedia tensimeter
tensimeter
untuk
untuk mengukur
mengukur TDTD
Terdapat
Terdapat 11 orang
orang
programmer
programmer dandan
beberapa
beberapa kader
kader yang
yang
mengurusi
mengurusi masalah
masalah
PTM
PTM
Tersedia
Tersedia media
media
untuk
untuk penyuluhan
penyuluhan
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hipertensi masih merupakan masalah yang dominan dan masuk dalam 10
besar penyakit di Puskesmas Mrican
2. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada
pasien, yaitu : faktor genetik, faktor perilaku, dan faktor lingkungan.
3. Kesimpulan terkait hipertensi pada pasien ini adalah menderita hipertensi.
5.2 Saran
1. Perlu disusun suatu program yang efektif dan berbasis masyarakat untuk
mengelola penyakit hipertensi.
2. Melakukan kerjasama lintas program dengan program gizi maupun
promkes dalam mengelola penyakit hipertensi.
3. Pemberian penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
25
DAFTAR PUSTAKA