ABSTRACT
Kinetics study of atmospheric pressure acid leaching (APAL) process is indispensable for extractor
design in an industrial scale. So far, the kinetic model used for this process is the shrinking core
model. In this study, the shrinking core model was evaluated against experimental data for laterite
leaching process using a solution of low concentration nitric acid (0.1 M). Variations in temperature
and particle size were carried out at 303–358 K and <75–250 microns. Other operating conditions,
such as pulp density, stirring speed, and time were kept at 20% w/v, 200 rpm, and 120 minutes,
respectively. The model evaluation results showed that the shrinking core model was not suitable for
this process because the process controlling stage is not just one stage only.
ABSTRAK
Studi terkait kinetika proses atmospheric pressure acid leaching (APAL) sangat diperlukan untuk
proses perancangan ekstraktor dalam skala industri. Selama ini, model kinetika yang digunakan untuk
proses tersebut adalah model shrinking core. Dalam studi ini, model shrinking core dievaluasi
terhadap data percobaan proses leaching bijih laterit dengan menggunakan larutan asam nitrat
konsentrasi rendah, 0,1 M. Variasi suhu dan ukuran partikel dilakukan pada 303–358 K dan <75–250
mikron. Kondisi operasi lainnya, seperti densitas pulp, kecepatan pengadukan, dan lama proses dijaga
tetap pada 20%b/v, 200 rpm, dan 120 menit, secara berurutan. Hasil evaluasi model menunjukkan
bahwa model shrinking core tidak cocok untuk proses ini karena tahapan pengendali proses tidak
hanya satu tahapan saja.
DOI: 10.22146/jrekpros.35644
Copyright © 2018 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a e-ISSN 2549-1490 p-ISSN 1978-287X
Creartive Commons Distribution-ShareAlike 4.0 International license.
20 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 12, No. 2, 2018, hlm. 19-26
Gambar 3. 1.0
meningkat. Peningkatan frekuensi tumbukan ini Gambar 4. Pengaruh ukuran partikel terhadap nilai
menyebabkan reaksi pembentukan produk nikel recovery nikel
nitrat yang rendah, yaitu sebesar 0,1 M. simulasi terhadap hasil percobaan variasi suhu
Penggunaan konsentrasi yang rendah ini akan yang diperoleh tersaji pada Gambar 5.
berhubungan dengan kebutuhan asam dalam Gambar 5 menunjukkan bagaimana hasil
reaksi kimia. Persamaan 1 menunjukkan bahwa simulasi model terhadap data percobaan dan
untuk bereaksi dengan senyawa NiO secara berdasarkan nilai koefisien korelasi (R2) yang
stokiometri, jumlah asam nitrat yang dibutuhkan diperoleh. Hasil simulasi menunjukkan nilai R2
sebanyak 2 kali dari jumlah senyawa NiO yang baik, yaitu mendekati 1. Akan tetapi,
tersebut. Hal ini berbeda dengan proses leaching apabila dilihat dan dicocokkan terhadap
bijih laterit dengan menggunakan asam sulfat Persamaan 3 sampai 5, terdapat kekeliruan yang
yang biasanya digunakan dengan reaksi kimia ada pada proses simulasi ini. Persamaan 3 sampai
yang terjadi seperti pada Persamaan 2 (Astuti, 5 merupakan persamaan linier tanpa intercept (y
dkk, 2016): = mx) sedangkan persamaan yang terbentuk dari
proses simulasi adalah persamaan linier dengan
NiO(s) + H2SO4(aq) NiSO4(aq) + H2O(l) (2)
intercept (y = mx+c). Hal ini tidak mungkin
Persamaan 2 menunjukkan bahwa pada saat terjadi karena apabila digunakan persamaan y =
konsentrasi larutan asam sulfat yang sama mx+c, maka nilai recovery nikel hasil simulasi
dengan konsentrasi larutan asam nitrat, pada saat t = 0 menit tidak sama dengan nol.
persentase recovery nikel yang diperoleh akan Gambar 6 menunjukkan bahwa data model yang
banyak sebab kebutuhan asam untuk bereaksi menggunakan persamaan y = mx+c kurang tepat
dengan senyawa NiO lebih sedikit. Studi lain untuk menggambarkan fenomena fisis proses
yang dilakukan oleh Astuti, dkk. (2016), Fathoni leaching yang terjadi. Kekeliruan penggunaan
dan Mubarok (2015), dan Ayanda, dkk. (2011) model shrinking core ini banyak dilakukan oleh
menunjukkan bahwa apabila nilai recovery nikel beberapa studi terkait kinetika proses leaching
yang diinginkan cukup tinggi, maka penggunaan mineral, khususnya nikel laterit. Sebagai contoh,
konsentrasi asam nitrat harus lebih dari 0,1 M dalam studi yang telah dilakukan oleh
dan bahkan dapat mencapai 8 M. Akan tetapi Thubakgale, dkk., 2012 yaitu penentuan tahapan
pada studi ini, pemilihan konsentrasi asam 0,1 M pengendali dari proses leaching dilakukan
dilakukan karena fokus studi ini adalah melihat dengan menggunakan persamaan y = mx+c.
validitas penggunaan model shrinking core Gambar 7 dan 8 menunjukkan bagaimana
terhadap data eksperimen yang diperoleh. hasil simulasi yang terjadi apabila intercept
persamaan dibuat nol. Hasil simulasi
3.4. Studi Kinetika menyimpulkan bahwa ketidakcocokan model
Studi kinetika yang dilakukan dalam studi ini shrinking core terhadap proses leaching terjadi.
mengikuti model shrinking core yaitu terdapat Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi
tiga persamaan yang terbentuk, yaitu (Levenspiel, (R2) yang semakin jauh dari nilai ideal, yaitu 1.
1995; Wanta, dkk., 2017): Hasil ini semakin menguatkan studi kami lainnya
yaitu model shrinking core juga tidak cocok
Difusi eksternal mengontrol: kf. t = x (3) digunakan dalam proses leaching nikel laterit
Difusi internal mengontrol: dengan menggunakan asam sitrat (asam organik)
kd. t = 1 – 3(1 – x)0,67 + 2 (1 – x) (4) sebagai pelarutnya. Ketidakcocokan model ini
Reaksi kimia mengontrol: dapat disebabkan oleh asumsi yang digunakan
kr. t = 1 – (1 – x)0,33 (5) yaitu dalam penyusunan persamaan matematika,
tahapan pengontrol proses leaching hanya satu
dengan x merupakan nilai recovery nikel, t tahapan saja. Padahal proses leaching ini
merupakan lama proses, kf, kd, dan kr merupakan merupakan proses heterogen, yang melibatkan
konstanta laju proses leaching. Dengan tiga tahapan utama, yaitu difusi eksternal, difusi
menggunakan Persamaan 3 sampai 5, hasil internal, dan reaksi kimia (Wanta, dkk., 2016).
24 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 12, No. 2, 2018, hlm. 19-26
0.012 0.000035
y = 1.654E-07x + 9.851E-06
y = 3.325E-05x + 5.550E-03 0.000030 R² = 9.536E-01
0.010
R² = 9.335E-01
0.000025
0.008
1-3(1-X)0.67+2(1-X)
0.000020
y = 7.411E-08x + 6.146E-06
X
0.006 R² = 7.891E-01
y = 2.105E-05x + 4.287E-03 0.000015
R² = 7.446E-01
0.004
0.000010
y = 1.223E-08x + 1.702E-06
0.002 y = 6.933E-06x + 2.268E-03 0.000005 R² = 9.023E-01
R² = 8.897E-01
0.000 0.000000
0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120
Waktu leaching (menit) Waktu leaching (menit)
(a) (b)
0.004
y = 1.114E-05x + 1.853E-03
0.003 R² = 9.336E-01
0.003
1-(1-X)0.33
0.002
y = 7.043E-06x + 1.431E-03
R² = 7.448E-01
0.002
0.001
y = 2.315E-06x + 7.566E-04
0.001 R² = 8.897E-01
0.000
0 20 40 60 80 100 120
Waktu leaching (menit)
(c)
Gambar 5. Hasil simulasi model shrinking core (y = mx +c) di mana (a) difusi eksternal yang mengontrol, (b) difusi
internal yang mengontrol, (c) reaksi kimia yang mengontrol
0.010
diperoleh dalam studi ini, tahapan pengendali
proses leaching tidak hanya tergantung pada satu
0.008
tahapan saja, melainkan terdapat tahapan reaksi
0.006
kimia dan tahapan difusi yang mempengaruhi
0.004 proses. Hal ini dapat dilihat pada menit–menit
Data penelitian
0.002 Data simulasi SCM awal yaitu terdapat kenaikan data yang cukup
0.000
cepat kemudian diikuti dengan kenaikan nilai
0 20 40 60 80 100 120 recovery nikel yang melambat. Dengan demikian,
Waktu leaching (menit)
terdapat kemungkinan untuk menyusun model
Gambar 6. Perbandingan fraksi recovery data kinetika baru dengan seluruh tahapan yang
penelitian dengan model shrinking core mempengaruhi proses leaching, seperti difusi
dengan intercept (y = mx + c)
eksternal, difusi internal, dan reaksi kimia perlu
dipertimbangkan.
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 12, No. 2, 2018, hlm. 19-26 25
0.000040
0.014
0.000035 y = 2.883E-07x
0.012 y = 1.024E-04x R² = 4.019E-01
R² = -7.964E-01 0.000030
1-3(1-X)0.67+2(1-X)
0.010
0.000025
y = 1.507E-07x
0.008 R² = 7.607E-02
0.000020
X
(a) (b)
0.0045
0.0040 y = 3.425E-05x
R² = -7.923E-01
0.0035
0.0030
1-(1-X)0.33
0.0025
0.0020 y = 2.488E-05x
R² = -1.003E+00
0.0015
0.0010
y = 1.175E-05x
0.0005 R² = -1.556E+00
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Waktu leaching (menit)
(c)
Gambar 7. Hasil simulasi model shrinking core (y = mx) di mana (a) difusi eksternal yang mengontrol, (b) difusi
internal yang mengontrol, (c) reaksi kimia yang mengontrol
0.008
proses yang terjadi. Hasil simulasi terhadap
model shrinking core menunjukkan
0.006
ketidakcocokan terhadap data percobaan (dengan
0.004
Data Percobaan persamaan linier tanpa intercept).
0.002 Ketidakcocokan ini dapat terjadi sebagai akibat
Data Simulasi SCM dengan Intercept
0,0 dari penggunaan asumsi yaitu hanya satu tahapan
0.000
0 20 40 60 80 100 120
yang mengendalikan proses leaching. Hal ini
Waktu (menit)
Gambar 8. Perbandingan fraksi recovery data
menandakan bahwa diperlukan penyusunan
penelitian dengan model shrinking core model matematika baru yang melibatkan seluruh
tanpa intercept (y = mx) tahapan yang mengendalikan proses leaching,
yaitu tahapan difusi dan tahapan reaksi kimia.
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah McDonald, R.G., Whittington, B.I., 2008,
membantu penulis sebagai penyedia bahan baku Atmospheric acid leaching of nickel laterites
penelitian. review Part I. Sulphuric acid technologies,
Hydrometallurgy, 91, 35–55.
Daftar Pustaka Thubakgale Thubakgale, C.K., Mbaya, R.K.K.,
Kabongo, K., 2012, Leaching Behaviour of a
Astuti, W., Hirajima, T., Sasaki, K., Okibe, N.,
low–grade South African nickel laterite,
2015, Kinetics of nickel extraction from
International Journal of Chemical, Molecular,
Indonesian saprolitic ore by citric acid
Nuclear, Materials and Metallurgical
leaching under atmospheric pressure, Miner.
Engineering, 6(8), 228–232.
Metall. Process., 32(3), 176–185.
Tundermann, J.H., Tien, J.K., Howson, T.E.,
Astuti, W., Hirajima, T., Sasaki, K., Okibe, N.,
2013, Nickel and Nickel Alloys, Kirk –
2016, Comparison of effectiveness of citric
Othmer Encyclopedia of Chemical
acid and other acids in leaching of low–grade
Technology, John Wiley & Sons, New York,
Indonesian saprolitic ores, Miner. Eng., 85, 1–
USA
16.
Wanta, K.C., Perdana, I., Petrus, H.T.B.M., 2016,
Ayanda, O.S., Adekola, F.A., Baba, A.A., Fatoki,
Evaluation of shrinking core model in
O.S., dan Ximba, B.J., 2011, Comparative
leaching process of Pomalaa nickel laterite
study of the kinetics of dissolution of laterite
using citric acid as leachant at atmospheric
in some acidic media, J. Miner. Mater.
conditions, IOP Conf. Ser.: Mater. Sci. Eng.,
Charact. Eng., 10(15), 1457 – 1472.
162, 012018.
Fathoni M.W. dan Mubarok, M.Z., 2015, Studi
Wanta, K.C., Petrus, H.T.B.M, Perdana, I., dan
perilaku pelindian bijih besi nikel limonit dari
Astuti, W., 2017, Uji validitas model
Pulau Halmahera dalam larutan asam nitrat,
shrinking core terhadap pengaruh konsentrasi
Majalah Metalurgi, 3, 115–124.
asam sitrat dalam proses leaching nikel laterit,
Habbache, N., Alane, N., Djerad, S., Tifouti, L.,
J. Rek. Pros., 11(1), 30–35.
2009, Leaching of copper oxide with different
acid solutions, Chem. Eng. J., 152, 503–508.
Kuck, P.H., 2011, Nickel, Mineral Commodity
Summaries 2011: U.S. Geological Survey,
108–109.
Kyle, J., 2010, Nickel laterite processing
technologies–where to next?, ALTA 2010
Nickel/Cobalt/Copper Conference, Perth, 24–
27 Mei 2010.
Levenspiel, O., 1995, Chemical Reaction
Engineering, 2nd edition, John Wiley & Sons,
Inc, New York, USA
Liddell, K.C., 2005, Shrinking core models in
hydrometallurgy: What students are not being
told about the pseudo–steady approximation,
Hydrometallurgy, 79, 62–68.