Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Sdr.

R
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI WISMA AMARTA PUTRA
RSJ. PROF Dr. SOEROJO MAGELANG

Disusun oleh :
DANIK DWI WARDANI
2017.1603

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO


PARAKAN
2020
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. Identitas Pasien
1. Nama : Sdr.R
2. Umur : 11 tahun
3. Alamat : Kulon Progo
4. Pendidikan : SD belum lulus/masih kelas 3
5. Agama : Islam
6. Jenis Kelamin : Laki-laki
7. Status : Pelajar
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
Alamat : Kulon Progo
Hubungan : Ibu
C. Alasan Masuk
Pasien mengamuk tidak dapat diarahkan sejak 1 tahun yang lalu, suka
membawa benda tajam dan memukul ibunya. Karena keluarga sudah
bingung tidak tahu harus melakukan hal apa pada tanggal 12 Februari
2020 pasien dibawa ke RSJ Prof Dr. Soerojo Magelang pukul 10.00 WIB
dan diterima pertama masuk di Wisma Anthasena/UPI laki-laki selama
satu hari satu malam karena sudah tenang lalu dipindahkan ke Wisma
Amarta Putra.
D. Faktor Presipitasi dan Faktor Predisposisi
1. Faktor Presipitasi
Pasien sering marah dan mengamuk jika diberi uang saku dengan
jumlah kurang dari yang diinginkan
2. Faktor Predisposisi
a. Pernah tidak mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebelumnya,
karena ibu pasien tidak tega untuk membawa anaknya ke RSJ,
selama pasien mengamuk, membawa benda tajam dan memukul
ibunya, ibu pasien hanya menasehati dan memberi uang sejumlah
yang diinginkan anaknya, karena dengan cara memberi uang
sejumlah yang diinginkan sdr.R bisa tenang dan tidak marah-marah
lagi.
b. Riwayat trauma mental
Pasien tidak memiliki masalah dalam keluarga dan tidak pernah
memiliki masalah dengan teman dan tetangganya
c. Riwayat pengobatan
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
d. Riwayat keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang pernah dirawat di RSJ
e. Riwayat pengalaman masa lalu tidak menyenangkan
Pasien sudah berhenti sekolah sejak 5 bulan yang lalu karena
menurutnya pelajaran susah dipahami dan pasien tidak bisa
mengerjakan tugas disekolah
E. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
Pasien sering mondar-mandir, ekspresi wajah tegang dan
berkomunikasi seperlunya saja
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36 ᵒC
RR : 21 x/menit
3. Kesadaran
Kesadaran composmentis
4. Pemeriksaan Fisik
Pasien tidak mengalami kecacatan fisik
F. Pengkajian
Psikososial
1. Genogram :

Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : serumah

: meninggal

1. Pola Asuh :
Pasien mengatakan diasuh oleh bapak dan ibunya, tidak pernah
mendapat kekerasan dari kedua orang tuanya, pernah dimarahi oleh
bapaknya saat menganggu adiknya
2. Pola Komunikasi
Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam berkomunikasi baik
dirumah maupun di RS, ketika dirumah pasien juga mendapat
kesempatan untuk mengungkapkan pendapat dan kekesalannya
3. Pengambilan keputusan
Di dalam keluarga pasien yang mengambil keputusan adalah
bapaknya
2. Konsep Diri
1. Gambaran diri/citra tubuh
Pasien mengatakan semua bagian tubuh disukai, tidak ada bagian
tubuh yang tidak disukainya
2. Identitas diri
Pasien mengatakan merasa sesuai dengan jenis kelaminnya dan
merasa sangat puas sebagai laki-laki, karena menurutnya menjadi
laki-laki itu terlihat kuat
3. Ideal diri
Pasien ingin segera pulang berkumpul dengan keluarga melakukan
semua aktifitas dirumah, dan ingin berkumpul dengan teman-teman
dan sekolah lagi karena pasien merasa kecewa sudah berhenti
sekolah hanya karena tidak bisa mengerjakan tugas dari guru. Ketika
sudah dirumah nanti pasien mau berjanji untuk belajar agar bisa
mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah yang
pernah ditinggalkannya
4. Peran diri
Saat dirumah pasien sebagai anggota keluarga yaitu anak, belum
bekerja masih sekolah kelas 3 SD dan berperan sebagai kakak untuk
adiknya. Saat dirumah sakit pasien berperan sebagai pasien dan
teman yang baik untuk pasien lainnya
5. Harga diri
Pasien merasa sedih karena tidak dapat menjalankan perannya
sebagai anak yang membantu dan membahagiakan orang tua. Pasien
mengatakan sedih karena kondisinya saat berada dirumah sakit jiwa,
merasa malu karena menurutnya tidak sakit jiwa dan dibawa ke RSJ
hanya karena nakal yang tidak wajar untuk anak seumurannya
3. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti/terdekat
Orang yang paling dekat dengan pasien saat dirumah adalah ibunya,
namun pasien tidak selalu menceritakan masalahnya kepada orang
terdekat. Dan ketika di RS pasien tidak mempunyai teman yang
berarti/terdekat karena pasien merasa malas untuk berinteraksi
dengan temannya dan menganggap bahwa teman-temannya terlihat
aneh seperti orang tidak waras
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan
sosial
Selama di rumah pasien suka berkumpul dengan teman-teman
diterima masyarakat dengan baik. Saat dirumah sakit pasien suka
menyendiri, jalan-jalan sendiri, sering tiduran dan tidak mau
memulai pembicaraan karena merasa tidak akrab dan teman-
temannya aneh seperti orang tidak waras
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada masalah berkomunikasi dengan orang
lain ketika dirumah maupun di kampungnya, namun selama di
Rumah Sakit pasien jarang berhubungan dengan teman-temannya,
berbicara jika ada yang mau mengajaknya berbicara karena
menurutnya teman-temannya yang ada di rumah sakit terlihat aneh
seperti orang tidak waras dan berbeda dengan teman-teman yang ada
di kampungnya
4. Nilai dan keyakinan spiritual
1. Agama
Pasien mengatakan beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu
2. Penyakit
Pasien mengatakan malu karena merasa tidak sakit jiwa
G. Status Mental
1. Penampilan Umum
Pasien memakai seragam dari rumah sakit dengan benar dan sesuai,
pasien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore, berambut pendek
dan rapi
2. Pembicaraan
Pasien sering malu memulai pembicaraan karena menurutnya teman-
teman di RS terlihat aneh seperti orang tidak waras, volume sedang,
frekuensi lambat, jumlah terkadang banyak terkadang sedikit, jawaban
sesuai dengan pertanyaan
3. Alam perasaan
Pasien mengatakan takut jika tidak bisa pulang dari rumah sakit
4. Afek
Emosi pasien tampak labil, ketika ditanya kadang terlihat tegang dan
kadang terlihat kooperatif tergantung mood nya saja
5. Aktifitas motorik
Pasien tampak lesu karena pasien merasa lelah mengantuk setelah
beraktivitas dan suka tiduran
6. Interaksi selama wawancara
Awal wawancara pasien berfokus dengan pewawancara namun setelah
dipertengahan sesi wawancara hingga selesainya, pasien kadang
mengalihkan pandangan matanya dan sesekali menundukkan kepala
saat diajak berbicara
7. Persepsi sensori
Pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara/bisikan. (Penilaian
persepsi sensori lainnya tidak terkaji)
8. Proses pikir
Pasien dapat menjawab setiap diajak berbicara dengan agak terbat-bata
9. Isi pikir
Tidak ditemukan gangguan isi pikir
10. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
Pasien masih mengingat masa lalunya, jika pasien senang sekali
ketika diajak ibunya pergi ke tempat berenang
b. Gangguan daya ingat jangka pendek
Pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam 2 minggu
terakhir, contohnya : pasien mencubit adiknya sampai menangis
c. Gangguan daya ingat pendek (10 detik – 15 menit)
Pasien mengatakan masih ingat 15 menit yang lalu habis sholat
11. Tingkat kesadaran dan orientasi
Kesadaran pasien composmentis, ketika diwawancarai terkadang
menunduk dan mengalihkan pandangan, pasien sedikit bingung dalam
menjawab pertanyaan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
a. Konsentrasi : mudah beralih
b. Berhitung : mampu berhitung dengan baik dan benar, contohnya
berhitung sederhana (2x5= 10)
13. Kemampuan penilaian
pasien dapat mengambil keputusan secara sederhana dengan bantuan
perawat, contohnya : ketika besok pulang pasien ingin melanjutkan
sekolah lagi karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya
14. Daya tilik diri
Pasien mengingkari sakit jiwa yang diderita, pasien merasa tidak sakit
jiwa dan ingin segera pulang
H. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Pasien mengatakan makan 3x sehari diruang makan, habis 1 porsi dan
membersihkan ruang makan dan alat makan setelah makan
2. Mandi
Pasien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore menggunakan sabun
dan sering keramas
3. Berpakaian
Pasien mengatakan ganti baju 1x sehari, pakaian yang digunakan sesuai
dan tidak terbalik, menggunakan pakaian dari rumah sakit, berambut
pendek tampak bersih dan rapi
4. BAB/BAK
Pasien mengatakan BAB dan BAK dikamar mandi, tidak mengalami
kesulitan dan selalu dibersihkan
5. Istirahat dan tidur
Selama tidur pasien mengatakan sering tidak menentu waktu/jamnya
karena badan lemas dan tidak fokus kalau memejamkan mata, tidur
malam lama 20.00 – 04.30 WIB
6. Penggunaan Obat
1. Fluoxetine 10mg/24jam/po (08.00 WIB dan 20.00 WIB)
Kontraindikasi : mengatasi serangan panik dan depresi
Efek samping : mual, lemas, tidak nafsu makan, insomnia
2. Resperidone 1mg/12jam/po (08.00 WIB)
Kontraindikasi : mengatasi gangguan mental/mood tertentu, seperti
schizophrenia, gangguan bipolar, dan iritabilitas yang berhubungan
dengan gangguan autis. 
Efek samping : Insomnia, gelisah, sakit kepala, pusing.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan pemeliharaan kesehatannya dijaga dan selalu
minum obat bila sakit
8. Aktifitas di dalam dan diluar rumah
1. Di dalam rumah
Pasien mengatakan di dalam rumah tidur dan nonton tv
2. Di luar rumah
Pasien mengatakan di luar rumah berinterkasi dengan teman-
temannya
I. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan bila ada masalah ketika dirumah bercerita dengan
ibunya dan ketika di rumah sakit tidak mampu menyelesaikannya,
biasanya mengurung diri dikamar jika ditanya pak mantri nanti hanya
menjawab keadaannya saja
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifikasinya
Pasien mengatakan sebelum sakit sering bermain dengan teman-
temannya dan harapan setelah pulang masih bisa bermain lagi
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifikasinya
Pasien mengatakan lingkungannya dan masyarakat yang tunggal
Sekitar rumahnya mau menerima keadaan apa adanya
3. Masalah dengan pendidikan
Pasien mengatakan merasa sulit tidak bisa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya sehingga malas bersekolah
4. Masalah dengan pekerjaan
Pasien belum bekerja
5. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan puas dengan pengobatan yang dilakukan di rumah
sakit dan pelayanan perawat dan dokter baik
6. Masalah dengan perumahannya
Pasien mengatakan merasa senang dirumahnya, karena dirumah
suasananya baik dan nyaman
7. Masalah lainnya
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dari rumah sakit, ingin segera
berkumpul dengan keluarga dan ingin segera kembali beraktifitas
seperti biasanya
K. Pengetahuan kurang tentang
Pasien mengatakan kurang memahami tentang penyakitnya namun dia
berharap dapat sembuh dari proses pengobatannya dan dapat melanjutkan
aktivitas lagi seperti dulu contohnya : bersekolah dan bermain dengan
teman-temannya dikampung
L. Aspek Medis
a. Diagnosa Medis
Conduct Disorder
b. Terapi yang diberikan
1.Fluoxetine 10mg/24jam/po
2.Resperidone 1mg/12jam/po
ANALISA DATA

Tgl/Jam Data Fokus Masalah Keperawatan TTD


Selasa DS : pasien mengatakan Risiko Perilaku
3/3/20 sering marah-marah, Kekerasan
memukul ibunya dan
membanting barang-barang
yang ada dirumahnya jika
tidak diberi uang jajan dari
yang dia mau
DO : emosi pasien tampak
labil, ketika ditanya kadang
terlihat tegang dan kadang
terlihat kooperatif tergantung
mood nya saja
Selasa DS : pasien mengatakan Isolasi Sosial
3/3/20 jarang berhubungan dengan
teman-temannya, berbicara
jika ada yang mau
mengajaknya berbicara
karena menurutnya teman-
temannya yang ada di rumah
sakit terlihat aneh seperti
orang tidak waras dan
berbeda dengan teman-teman
yang ada di kampungnya
DO:
- Pasien terlihat sering
menyendiri, jalan-jalan dan
mondar-mandiri sendiri
- Sering tiduran dan susah
untuk memulai pembicaraan
dengan pasien lainnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan TTD

Selasa 1. Risiko Perilaku Kekerasan


3/3/20 2. Isolasi Sosial

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosa Tujuan Intervensi TTD


Selasa Risiko Setelah dilakukan SP 1 :
3/3/20 Perilaku tindakan 1. Bina hubungan
Kekerasan keperawatan selama saling percaya
3x pertemuan 2. Identifikasi
diharapkan pasien penyebab marah
dapat mengontrol 3. Identifikasi tanda
perilaku kekerasan dan gejala PK
dengan : 4. Identifikasi PK
1. Membina yang dilakukan
hubungan saling 5. Identifikasi akibat
percaya PK
2. Pasien dapat 6. Identifikasi cara
menyebutkan kontrol PK
penyebab PK 7. Latih cara kontrol
3. Pasien dapat PK dengan Fisik I
menyebutkan tanda ( nafas dalam )
gejala PK 8. Bimbing pasien
4. Pasien dapat memasukkan dalam
mengidentifikasi PK jadwal kegiatan harian
yang dilakukan SP 2 :
5. Pasien dapat 1. Evaluasi
mengidentifikasi kemampuan pasien
akibat PK mengontrol PK
6. Pasien dengan cara fisik I
menyebutkan cara (nafas dalam)
mengontrol PK 2. Latih pasien konrol
7. Pasien mampu PK dengan cara fisik
mempraktekkan II (pukul bantal)
latihan cara 3. Bimbing pasien
mengontrol PK memasukkan jadwal
dengan nafas dalam, kegiatan harian
pukul bantal atau SP 3 :
kasur, secara verbal,  1.Evaluasi
secara spiritual dan kemampuan pasien
penggunaan obat mengontrol PK
dengan benar dengan cara fisik I dan
II
2.Latih kontrol PK
dengan cara verbal
3.Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP 4 :
1. Evaluasi
kemampuan pasien
mengontrol PK
dengan cara fisik I , II
dan verbal
2. Latih kontrol PK
dengan cara spiritual
3. Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP 5 :
1. Evaluasi
kemampuan pasien
mengontrol PK
dengan cara fisik I , II
dan verbal
2. Jelaskan cara
kontrol PK dengan
minum obat teratur
3. Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

CATATAN KEPERAWATAN

Tgl/Ja Dx Implementasi Evaluasi TTD


m
Selasa Risiko SP 1 :
3/3/20 Perilaku 1. Membina hubungan S:
09.00 Kekerasan saling percaya - klien mengatakan
2. Mendiskusikan namanya sdr. R
bersama klien - klien
penyebab marah, tanda mengatakan pernah
dan gejala PK, PK memukul ibunya ketika
yang dilakukan saat meminta uang saku
marah, akibat PK, cara sebanyak yang dia
kontrol PK inginkan tetapi tidak
3. Mengajarkan cara diberi, klien merasa
kontrol PK dengan bersalah dan meminta
Fisik I ( tarik nafas diajari cara
dalam ) mengontrol marah
4.  Membimbing O:
pasien memasukkan klien kooperatif, tatapan
dalam jadwal kegiatan mata tajam, tampak
12.00 harian (SP 2 pukul tegang, klien dapat
bantal) memahami perilaku
SP 2 : kekerasan
1. Memvalidasi A: 
masalah. - dapat terbina
2. Melatih cara kontrol hubungan saling
PK dengan Fisik II percaya
( pukul bantal) - PK dapat terpahami
3. Membimbing pasien oleh klien
memasukkan dalam P: lanjutkan intervensi
jadwal kegiatan harian sp 3 dan 4
(SP 3 melatih kontrol
PK dengan cara verbal)
Rabu SP 3 : S : 
4/3/20 1. Memvalidasi - klien
09.00 masalah mengatakan masih
2. Melatih kontrol PK ingat cara kontrol
dengan cara verbal marah yang sudah
3. Membimbing pasien diajarkan (tarik nafas
memasukkan dalam dalam dan pukul
jadwal kegiatan harian bantal)
12.00 (SP 4 melatih pasien - klien
kontrol PK dengan mengatakan sudah dap
cara spiritual) at mengontrol emosi,
SP 4 : dan akan mencoba
1. Memvalidasi cara kontrol
masalah marah dengan berdoa
2. Melatih kontrol PK dan shalat
dengan cara spiritual O: klien tampak senang,
3. Membimbing pasien kontak mata baik, klien
memasukkan dalam bersedia membicarakan
jadwal kegiatan harian dengan baik – baik
(SP 5 Menjelaskan cara ketika marah
kontrol PK dengan A : sp 3 dan 4 tercapai
minum obat teratur) P: lanjutkan SP V
(dengan cara minum
obat teratur)
Kamis SP 5 : S :  klien mengatakan
5/4/40 1. Memvalidasi sudah teratur dalam
09.00 masalah meminum obat
2. Menjelaskan cara O: klien tampak tenang
kontrol PK dengan dan senang, klien
minum obat teratur kooperatif
A: dapat menggunakan
obat secara teratur
P: pertahankan kondisi
klien

Anda mungkin juga menyukai