Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

Oleh
Kelompok 9 :
A’toqillah Alfa Rikhi 2017.1549
Feri Brianto 2017. 1575
Danik Dwi Wardani 2017.1603
Rima Tesalonika 2017.1627

Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Parakan

Tahun 2019 Commented [h1]: Ganti dengan huruf besar semua, font 14, 1
spasi.. indent before after dibuat 0 pt!

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Commented [h2]: Pakai numberring! Jangan manual!

Salah satu hal penting untuk mencapai derajat kesehatan adalah dengan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

memperhatikan kesehatan wanita, terutama kesehatan reproduksi karena hal tersebut


berdampak luas, menyangkut berbagai aspek kehidupan, serta merupakan parameter
kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat. Kesehatan reproduksi wanita berpengaruh besar dan berperan penting
terhadap kelanjutan generasai penerus suatu negara (Manuaba, 2009).
Menurut (Aspiani, (2017), salah satu penyakit reproduksi adalah mioma uteri.
Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. BiasajugaPenyakit ini disebutjuga
dengan fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uteri nefibroid. Mioma uteri ini
merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita,
terutama wanita sesudah produktif atau menopause.
B. Tujuan Penulisan Commented [h3]: Idem!

Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Blok 16.4.6 Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

tentang sistem reproduksi. Dan juga untukMakalah ini diharapkan dapat


memperluasmeningkatkan pengetahuan bagi kami sekelompok juga bagi mahasiswa
lain dan para pembacalainya, adapun juga untuk kami agar lebih faham akan penyakit
tentang Mmioma uteri.
D. Manfaat Penulisan Commented [h4]:
Commented [h5]: Idem!
Makalah ini berMmanfaat dari penulisan tugas ini yaitu sebagai sarana untuk
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
belajar kita semua yang menbacanya dan juga sebagai saran proses pembelajaran di blok
sistem reproduksibahan bacaan mahasiswa tentang mioma uteri.

2
BAB II Formatted: Line spacing: single
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medik Formatted: Indent: Hanging: 0.75", Tab stops: 0.2", Left

1. Pengertian Formatted: Font: Not Bold


Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leiomioma uteri atau uteri nefibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang
sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif
(menopouse). Miomauteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi
kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif
berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani,
2017).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, atau pun fibroid (Wiknjosastro & Hanifa, 2009).
2. Etiologi Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Left: 0.2", Hanging: 0.2"
Menurut (Aspiani, (2017), ada beberapa fakctor yang diduga kuat merupakan
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu:
a. Umur Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left

Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40%- Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum
menarche (sebelum mendapatkan haid). Formatted: Font: Italic

b. Hormon Endogen (endogenous hormonal) Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left

Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

miometrium normal.
c. Riwayat Kkeluarga Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left

Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita mioma Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan
wanita tanpa garis keturunan penderita miomauteri
Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left
d. Makanan
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
Makanan dilaporkan bahwah dDaging sapi, Ddaging setengah matang (redmeat), Formatted: Font: Italic

3
dan daging babi meningkatkan insiden miomauteri, namun sayuran hijau menurunkan
insiden menurunkan mioma uteri.
e. Kehamilan Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat


pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin
berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan
produksi reseptor progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.
f. Paritas Formatted: Indent: Hanging: 0.6", Tab stops: 0.59", Left

Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multi para dibandingkan dengan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

wanita yang mempunyai riwayat melahirkan1 (satu) kali atau 2 (dua) kali
Faktor terbentuknya toumor menurut ... (sumber) adalah: Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39", Right: 0"

a. Faktor internal Formatted: Indent: Hanging: 0.59", Tab stops: 0.59", Left

Faktor internal adalah facktor yang terjadinya refplikasi pada saat sel- sel yang Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

mati diganti oleh sel yang baru, merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari
orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Jika seorang
ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gandisnya akan
mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetikc harus
mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Secara
internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO,
10%–15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor
eksternal.
b. Faktor eksternal Formatted: Indent: Hanging: 0.59", Tab stops: 0.59", Left

Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan, Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

radiasi danyang berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan pada
makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari polusi. Bahan kimia yang
ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan, cara memasak
juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya. Kuman yang
hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya aflatoksin pada kacang-
kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati. Makin sering tubuh terserang
virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi sel kanker. Proses detoksifikasi

4
yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih
berbahaya bagi tubuh, yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat
korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada mioma,
disamping faktorfaktor predisposisi genetikgenetik (sumber):.
a. Estrogen Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.59", Left

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali, pertumbuhan tumor yang Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan
mengecil pada saat menopouse dan oleh pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak
ditemukan bersamaan dengan anovulasio varium dan wanita dengan sterilitas. Enzim
hidroxy deshidrogenase mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estrogen
(estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga
mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak dari pada miometrium normal.
b. Progesteron Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

Progesteron merupakan antoagonis natural dari estrogen. Progesteron Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan hidroxy


desidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone) Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.59", Left
Formatted: Font: Italic
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
mempunyai struktur dan aktivitas biologisc serupa, yaitu HPL, terlihat pada periode
ini dan memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leimioma selama
kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan estrogen.
3. Manifestasi Kklinis Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left
Menurut (Manuaba, (2010), gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan
Formatted: Font: Not Bold
pada pemeriksaan pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

bahwa mereka mengandung satu tumor dalam uterus. gejala-gejala tergantung dari
lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous) digolongkan sebagai berikut :
a. Perdarahan tidak normal. Formatted: Indent: Hanging: 0.69", Tab stops: 0.59", Left

1) Hipermenorea, perdarahan banyak saat menstruasi karena meluasnya Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.59", Tab stops:
0.79", Left
permukaan endometrium dalam proses menstruasi atau gangguan kontraksi otot rahim.

5
2) Perdarahan berkepanjangan, akibat perdarahan penderita dapat mengeluh
anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
b. Penekanan rahim yang membesar. Formatted: Indent: Hanging: 0.69", Tab stops: 0.59", Left

Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terasa berat di abdomen Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

bagian bawah, sukar miksi atau defekasi, dan terasa nyeri karena tertekannya saraf.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. Formatted: Indent: Hanging: 0.69", Tab stops: 0.59", Left

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

memengaruhi. Kehamilan dapat mengalami keguguran, persalinan prematur, gangguan


saat proses persalinan, tertutupnya saluran indung telur yang menimbulkan infertilitas,
pada kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
B. Asuhan kKeperawatan pasien denganPenyakit Mioma Uteri Formatted: Indent: Hanging: 0.75", Tab stops: 0.2", Left

1. Pengkajian Formatted: Font: Not Bold


Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left
Menurut (Armantius, (2017) pengkajian yang harus dilakukan pada pasien dengan
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
mioma uteri yaitu:
a. Anamnesa, meliputi: Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

1 ) Identitas Kklien: Mmeliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.59", Tab stops:
0.79", Left
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Ppenanggung jawab: meliputi nama, umur, jenis kelamin, Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.59", Tab stops:
0.79", Left
hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan,
alamat.
b. Pengkajian Rriwayat Kkesehatan, meliputi: Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

1) Keluhan Uutama Formatted: Indent: Left: 0.59", Hanging: 0.2"

Keluhan utama adalah keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

uteri, misalnya timbul benjolan di perut bagian bawah yang relatif lama,. Kkadang-
kadang disertai gangguan haid. Formatted: Indonesian

2) Riwayat penyakit sekarang Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.79", Left

Adalah Kkeluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

pengkajianpasien, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan organ.

6
Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah
lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu, dan durasi serta kualitas nyeri.
3) Riwayat Ppenyakit Ddahulu Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.79", Left

Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis pengobatan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan
tentang riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu,
penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4) Riwayat Ppenyakit Kkeluarga Formatted: Indent: Left: 0.59", Hanging: 0.2"

Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga yang mempunyai Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, penyakit kelainan


darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Oobstetri Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.79", Left

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

adalah: Formatted: Indonesian

a) Keadaan haid, tanyakan tentang riwayat menarche dan haid terakhir, Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.79", Tab stops:
0.98", Left
sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi Formatted: Font: Italic

pada masa menopause. Formatted: Font: Italic

Tanyakan tentan griwayat menarche dan haid terakhir, sebab


mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan
mengalami atrofi pada masa menopause.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan. Kehamilan mempengaruhi Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.79", Tab stops:
0.98", Left
pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini
dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang
besar.
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana
mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan
dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah
yang besar.
c. Faktor Ppsikososial Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.59", Left

1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor- facktor Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.59", Tab stops:
0.79", Left
budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien mioma uteri,

7
dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien
mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri: Bbody image, ideal diri, harga diri, peran Formatted: Font: Italic

diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap orang lain atau Formatted: Font: Italic

tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang disukai pasien mioma uteri, mekanisme
pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
d. Pola Kkebiasaan sehari-hari Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.59", Left

Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus dikaji Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan yang terjadi.


e. Pola eliminasi Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir. Sedangkan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan bau.
f. Pola Aaktivitas, dan Ltatihan, dan bermain Formatted: Indent: Hanging: 0.49", Tab stops: 0.59", Left

Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olah raga dan frekuensinya, Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum,


mobilisasi
g. Pola Iistirahat dan Ttidur Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan malam Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

hari, masalah yang ada waktu tidur.


h. Pemeriksaan Ffisik Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"

1) Keadaan Uumum, Kkaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri Formatted: Indent: Left: 0.59", Hanging: 0.2"

Kajitingkat kesadaran pasien mioma uteri


2) Tanda- tanda vital : Tkekanan darah, nadi, suhu, pernapasan. Formatted: Indent: Left: 0.59", Hanging: 0.2"

3) Pemeriksaan Ffisik Head to toe: a) Kepala dan rambut: lihat kebersihan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.59", Tab stops:
0.79", Left
kepala dan keadaan rambut; b) Mata: lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata Formatted: Font: Italic

simetris; c) Hidung: lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan


konka nasal/tidak; d) Telinga: lihat kebersihan telinga; e) Mulut: lihat mukosa mulut
kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil; f) Leher dan tenggorokan: raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak; g) Dada atau thorax: paru-paru/respirasi,
jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, ketiak dan abdomen; h) Abdomen: inspeksi ...,

8
auskultasi ...., palpasi ..., perkusi ...; i) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi
pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri; dan j) Genetalia
dan anus perhatikan kebersihan, adanya lesi, perdarahan di luar siklus menstruasi.
a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
b) Mata: lihat konjungtiva anemis, pergerakan bolamata simetris
c) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konkanasal/tidak.
d) Telinga: lihat kebersihan telinga.
e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat
kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
g) Dada atauthorax: paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak danabdomen.
h) Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi:
terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
i)h) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
j)i) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan, adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi.
2. Diagnosa Kkeperawatan Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Left: 0.2", Hanging: 0.2"
2. Dalam NANDA ... (tahun), diagnosa keperawatan yang dapat muncul
Formatted: Font: Not Bold
pada pasien dengan kanker serviks adalah: Formatted: Indent: Left: 0.39", No bullets or numbering

a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis. Formatted: Font: Not Bold

b. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat


gangguan hematologis.
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan sensori motorik

9
3. Perencanaan Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left
a. Nyeri Aakut berhubungan dengan agen cedera biologis.
Formatted: Indent: Left: 0.39", Hanging: 0.2"
Rencana tujuan atas diagnosa ini adalah: Ssetelah dilakukan tindakan keperawatan Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

SEBUTKAN NICNYA!, selama 2x8 jam diharapkan nyeri dapat teratasiSEBUTKAN


NOCNYA! dengan kriteria hasil : 1) Tingkat nyeri pasien menurun, dan 2) Nyeri pasien
dapat terkontrol (sumber).
1) Tingkat nyeri pasien menurun
2) Nyeri pasien dapat terkontrol
Intervensi (sebutkan NICnya!) antara lain: 1) Kaji tingkat nyeri pasien; 2) Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

Pemberian obat analgesik dengan pemantauan yang ketat; 3) Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat; 4) Monitor kepuasaan pasien
terhadap manajemen nyeri dalam internal yang spesifik; 5) Lakukan terapi latihan
kontrol otot; 6) Berikan pengaturan posisi yang nyaman untuk pasien; dan 7) Ajarkan
teknik relaksasi dan distraksi (sumber).
1) Kaji tingkat nyeri pasien
2) Pemberian obat analgesik dengan pemantauan yang ketat
3) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya
dengan tepat
4) Monitor kepuasaan pasien terhadap manajemen nyeri dalam
internal yang spesifik
5) Lakukan terapi latihan kontrol otot
6) Berikan pengaturan posisi yang nyaman untuk pasien
7) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder
akibat gangguan hematologis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8jam, pasien mioma
uteri dapat menunjukkan pasien mampu melakukan pencegahan infeksi
secara mandiri, dengan kriteria hasil :
1) Kemerahan tidak ditemukan pada tubuh
2) Cairan tidak berbau busuk
3) Piuria/nanah tidak ada dalam urin

10
Intervensi :
1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan perawatan secara
mandiri
2) Observasi ada tidaknya cairan vagina yang tidak normal dan
berbau
3) Instruksikan kepada pasien untuk melaporkan ketidaknyamanan,
disuria, perubahan warna, konsistensi dan frekuensi cairan vagina
4) Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
5) Lakukan perawatan luka dengan tepat
6) Tingkatkan pemberian terapi nutrisi
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan sensori motorik
Setelah dillakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam gangguan
eliminasi urin dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Pola eliminasi ibu kembali normal
2) Ibu memahami terjadinya retensi urine
3) Bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi atau
menghilangkan retensi urine
Intervensi :
1) Lakukan perawatan inkotinensia urin
2) Kontrol infeksi
3) Manajemen alat terapi pervagina
4) Latihan otot pelvis
5) Irigasi kandung kemih
6) Bantuan perawatan diri eliminasi Commented [h6]: Silahkan disesuaikan dengan contoh pada DK
1!
4. Pelaksanaan Formatted: Font: Bold

Menurut (Anwar, (2011) penatalaksanaan mioma uteri : Formatted: Indent: Left: 0.2", Hanging: 0.2"
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
a. Pengobatan
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma Formatted: List Paragraph, Indent: Hanging: 0.89",
Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start
uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.04" + Indent at:
1.29", Tab stops: 0.59", Left
mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walaupun Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
demikian mioma uteri memerlukan pengamatan sekitar 3-6 bulan. Dalam menopause

11
dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu
perubahan yang berbahaya yang terdeteksi dengan cepat agar dapat diadakan tindakan
segera.
Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH agonist
(GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomioma uterus terdiri atas sel-sel otot
yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang mengatur reseptor
gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi
leiomioma. Pemberian GnRHa (bueriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya
menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa, dihentikan leiomioma yang
lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih
mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa
penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Formatted: Indonesian

Pemberian GnRHa (bueriline acetate) selama 16 minggu pada mioma


uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam
keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa,
dihentikan leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh
estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam
konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering
mengalami menopause yang terlambat.
b. Pengobatan Ooperatif Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Formatted: List Paragraph, Indent: Hanging: 0.89",
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma subkoum pada myom Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.04" + Indent at:
geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum 1.29", Tab stops: 0.59", Left
Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini
dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi
kehamilan adalah 30-50%.
Perlu disadari bahwa 25-35% dari penderita tersebut akan masih memerlukan
histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan
terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam. Yang akhir
ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak ada

12
perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur
pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan
timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan bila
terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.
c. Radioterapi Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: List Paragraph, Indent: Hanging: 0.89",
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.04" + Indent at:
menderita menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat 1.29", Tab stops: 0.59", Left

kontrak indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontraindikasi tersebut makin Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada
uterus.
d. Terapi Mmyoma dengan Kkehamilan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.39", Hanging:
Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena myomektomi pada pada 0.2", Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … +
Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.04" + Indent at:
kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan juga dapat 1.29"

menimbulkan abortus. Operasi terpaksa kita lakukan kalau ada penyulit-penyulit yang Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
menimbulkan gejala akut atau karena myoma sangat besar. Jika myoma menghalangi Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"
jalan lahir dialakukan sectio caesarea disusul dengan hysterektomi tapi kalau akan
dilakukan enucleasi lebih baik ditunda selesai nifas.
C. Terapi yang diberikan pada pasien dengan Penyakit Mioma Uteri Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.2"

Menurut (Prawirohardjo, (2002) penanganan mioma uteri tergantung pada umur, Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atasyaitu :


Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran
tumor, dan terbagi atas :
1. Penanganan konservatif. Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left

Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala,. Ccara Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

penanganan konservatif sebagai berikut : a) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara


periodik setiap 3-6 bulan; b) Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC; c) Pemberian zat
besi; d) Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan
keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek
maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu; e) Terapi

13
agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan
beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat
mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.
Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
b. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.\
c. Pemberian zat besi.
d. Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3
menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan
pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi
gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang
ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam
mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.
e. Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan,
karena memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah
selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi
darah.
2. Penanganan operatif dilakukan apabila: Formatted: Indent: Left: 0.2", Hanging: 0.2"

a. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.


b. Pertumbuhan tumor cepat.
c. Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
d. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
e. Hipermenorea pada mioma submukosa.
f. Penekanan pada organ sekitarnya.
3. Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa: Formatted: Indent: Hanging: 0.55", Tab stops: 0.39", Left

a. Enukleasi Mmioma Formatted: Indent: Hanging: 0.61", Tab stops: 0.59", Left

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman,


efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada
kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari
pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan

14
jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat
yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya
harus dilahirkan dengan seksio sesarea.
b. Histerektomi Formatted: Indent: Hanging: 0.61", Tab stops: 0.59", Left

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk
histerektomi adalah sebagai berikut: 1) Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma
asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien; 2) Perdarahan
uterus berlebihan; 3) Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang
selama lebih dari 8 hari; 4) Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis; 5) Rasa
tidak nyaman di pelvis akibat mioma; 6) Nyeri hebat dan akut; 7) Rasa tertekan
punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis; 8) Penekanan buli-buli dan
frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih. Formatted: Indonesian

1) Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat


teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien.
2) Perdarahan uterus berlebihan
3) Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang
selama lebih dari 8 hari.
4) Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
5) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi
6) Nyeri hebat dan akut.
7) Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
8) Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan
tidak disebabkan infeksi saluran kemih.
c. Penanganan Rradioterapi: 1) ...; 2) ... dst Formatted: Indent: Hanging: 0.61", Tab stops: 0.59", Left

1) Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
2) Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
3) Bukan jenis submukosa.
4) Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

15
5) Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan
menopause.
6) Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan Commented [h7]: Pindahkan pada format yang dicontohkan
sebelumnya!
d. Miomektomi Formatted: Indent: Hanging: 0.61", Tab stops: 0.59", Left

Jika pasien ingin mempertahankan fungsi reproduksinya dapat di pilih Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0.39"

miomektomi. Operasi ini mengeluarkan semua mioma yang ditemukan dan membentuk
kembali uterus. Pasien harus menerima jika timbul masalah sewaktu melakukan
miomektomi, ahli bedah dapat melanjutkan dengan histerektomi. Setelah miomektomi,
40 persen wanita yang berkesempatan hamil akan hamil. Yang bertentangan dengan
fakta ini adalah pada 5 persen pasien. Mioma timbul kembali dan jumlah wanita yang
sama terus mengalami menoragia sehingga memerlukan penggunaan hormone, reseksi
histeroskopik atau histerektomi.

16
BAB III Formatted: Line spacing: single
PENUTUP

A. Kesimpulan Formatted: Font: Not Bold

Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau
fibroid. Mioma uteri termasuk neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang
disebut juga dengan dua tempat yaitu serviks uteri dan korpus uteri. Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan reproduksi mioma uteri adalah suatu
tindakan keperawatan mulai dari pengkajian data, menentukan diagnosa yang muncul,
membuat rencana tindakan, lalu mengimplementasikan dan terakhir mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan. Dan dapat ditegakkan 3 masalah yaitu nyeri, resiko
infeksi dan gangguan eliminasi.
B. Saran Formatted: Font: Not Bold

Memberikan asuhan keperawatan harus lebih maksimal agar hasil yang dicapai
dapat terwujud sesuai keinginan dan mengupayakan terhadap pasien agar menjaga
kesehatan mereka supaya tidak ada orang yang sakit serupa seperti mioma uteri.
Memberikan motivasi pendidikan kesehatan tentang mioma uteri, bagaimana mioma
uteri itu bisa tumbuh di serviks, untuk kita semua, memberikan semaksimal mungkin
untuk kesehatan bagi kita sendiri maupun orang lain atau pasien. Bagi pasien yang
mengalami kesakitan hendaknya secepat mungkin untuk memeriksa keadaan tubuhnya.
Selain itu, sekiranya pasien belum mengetahui tentang apapun untuk menanyakan ke
pihak kesehatan setempat. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit hendaknya ditinjau
kembali dan dilakukan perbaikan agar pasien yang dirawat memperoleh kepuasan dan
cepat sembuh. Bagi pelayanan kesehatan akan merasa puas bila melihat pasien yang
dirawat sembuh total dan merasakan kebahagiaan itu muncul bila melihat orang yang
kesakitan menjadi sembuh total, kekeluargaan akan

17
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2011). iIlmu kKandungan (3rd ed.). jJakarta: BP-SP.


Armantius. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Mioma Uteri Di Ruang
Ginekologi Kebidanan Rsup. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017, 124. ini jurnal
atau buku? Formatted: Indonesian

Aspiani. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIMnama


penerbitnya tidak valid!.
Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita (2nd ed.). jJakarta: EGC.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan
Bidan (2nd ed.). Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2002). iIlmu kKandungan (3rd ed.). jJakarta: yYayasan bBina
pPustaka.
Wiknjosastro, & Hanifa. (2009). iIlmu kKandungan (2nd ed.). jJakarta: PT Bina
Pustaka.
NANDA 2015-2017sitasinya masih salah! lihat di buku NANDAnya
Nursing Outcome Classification (NOC), Edisi Kelima ini juga masih salah
Nursing Intervention Classification (NIC), Edisi Keenam ini masih salah

18

Anda mungkin juga menyukai