Anda di halaman 1dari 2

a.

PARASETAMOL

 Definisi Parasetamol
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik.
Parasetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena
infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, parasetamol juga dapat digunakan untuk
meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang.
Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga
berdasarkan efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu
gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,4).
Karena Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) rendah, sehingga tidak
menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan.
Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.3

 Parasetamol tergolong obat Analgetik Non Narkotik


Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari
obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik
Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga
efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini
juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan
Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-obat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah,
kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.3
 Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di
keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan
secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi
dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.3 Interaksi yang terjadi di dalam
tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi farmakodinamik dan interaksi
farmakokinetik.
 Interaksi Farkokinetik
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya akan
mengalami absorbsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan
efek. Selanjutnya dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari tubuh. Seluruh proses
inilah yang disebut dengan proses farmakokinetik dan berjalan serentak. Di dalam tubuh manusia
obat harus menembus sawar (barrier) sel di berbagai jaringan. Pada umumnya obat melintasi
lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah antar sel, kecuali pada
endotel kapiler.3
Pada pemberian obat secara oral, obat harus mengalami berbagai proses sebagai berikut,
antara lain :
a. Absorbsi
Absorbs kebanyakan obat melalui saluran cerna pada umumnya terjadi secara difusi
pasif, karena itu absorbsi mudah terjadi bila obat dalam bentuk non ion dan mudah larut dalam
lemak.
b. Distribusi
Obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
c. Metabolisme
Parasetamol berikatan dengan sulfat dan glukuronida terjadi di hati. Metabolisme
utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan konjugat glukoronida yang dikeluarkan
lewat ginjal. Sedangkan sebagian kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450.
Eliminasi
Eliminasi sebagian besar obat dari tubuh terdiri dari dua proses yaitu metabolisme
(biotransfromasi) dan ekskresi. Seperti halnya biotransformasi, ekskresi suatu obat dan
metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi bahan berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi dapat
terjadi tergantung pada sifat fisiokimia (bobot molekul, harga pKa, kelarutan, dan tekanan uap).
Parasetamol diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya, yaitu asetaminofen
glukoronoid, asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang tidak berubah.3

Anda mungkin juga menyukai