Disusun Oleh :
Robert N. Anthony
Vijay Goviandarajan
Elemen dari sistem pengendalian manajemen terdiri dari perencanaan strategis (strategic
planning), penganggaran (budgeting); alokasi sumberdaya (resource allocation); pengukuran
kinerja (performance measurement), evaluasi (evaluation), penghargaan (reward); alokasi pusat
tanggungjawab (responsibility center allocation) dan penetapan harga pasar (transfer pricing).
Salah satu pandangan berasusmsi bahwa sistem pengendalian manajemen harus sesuai
dengan strategi perusahaan. Ini menyiratkan bahwa strategi pertama kali dikembangkan melalui
proses formal dan rasional, dan strategi ini kemudian menentukan desain sistem manajemen
perusahaan. Satu perspektif alternative mengatakan bahwa strategi ini muncul melalui
eksperimentasi yang dipengaruhi oleh sistem manajemen perusahaan. Menurut pandangan ini,
sistem pengendalian manajemen dapat mempengaruhi perkembangan strategi.
Bila perusahaaan beroperasi dalam konteks industri yang perubahan lingkungannya dapat
diprediksi, maka perusahaan dapat menggunakan proses formal dan rasional untuk
mengembangkan strategi terlebih dahulu, kemudian baru mendesain sistem pengendalian
manajemen untuk melaksanakan strategi tersebut. Dalam lingkungan yang cepat berubah,
perusahaan mengalami kesulitan untuk merumuskan strategi terlebih dahulu lalu kemudian
mendesain sistem manajemen untuk melaksanakan strategi yang dipilih. Dalam konteks seperti
ini, strategi muncul melaui eksperimentasi dan proses diluar rencana yang secara signifikan
dipengaruhi oleh sistem pengendalian manajemen perusahaan .
Proses pengendalian manajemen merupakan suatu proses dimana setiap manajer di setiap
tingkatan memastikan semua orang yang berada di bawah pengawasannya menerapkan strategi
yang telah ditetapkan.
Perbandingan dengan Proses Pengendalian yang Lebih Sederhana:
Detector melaporkan apa yang sedang terjadi atas organisasi;assessor membandingkan
informasi ini dengan keadaan yang diinginkan; effector mengambil tindakan koreksi terhadap
perbedaan yang signifikan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan; dan sistem
komunikasi memberitahukan kepada para manajer apa yang sedang terjadi dan bagaimana hal
tersebut dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan
3. Sistem
Sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu
atau sekelompok aktivitas. Karakteristik dari sistem adalah berupa rangkaian langkah-langkah
berirama, terkoordinasi, dan berulang; untuk mencapai tujuan tertentu.
Keahlian, kepribadian orang yang terlibat, hubungan satu sama lain, dan lingkungan
dimana suatu masalah timbul adalah cara yang tepat bagi manajer untuk menghadapi situasi yang
tidak terpikirkan dalam sistem formal.
B. Batas – Batas Pengendalian Manajemen
1. Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajemen merupakan suatu proses dimana manajer mempengaruhi
anggota-anggota organisasi untuk mengimplementasikan strategi-strategi organisasi.
Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajemen melibatkan beberapa kegiatan yang meliputi :
Pengendalian manajemen tidak berarti semua kegiatan harus terkait dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya, seperti budget. Rencana-rencana tersebut didasarkan kepada
kondisi-kondisi yang dipercaya ada pada saat diformulasikan rencana tersebut. Apabila pada saat
implementasi terjadi perubahan kondisi, maka kegiatan-kegiatan yang didasarkan kepada
rencana tersebut menjadi tidak sesuai.Pengendalian manajamen harus dapat menganisipasi
kondisi-kondis yang akan datang untuk memastikan tercapainya sasaran perusahaan.Apabila
manajer menemukan pendekatan yang lebih baik, pengendalian manajemen tidak boleh
mengganggu jalannya proses implementasi.
Keselarasan Tujuan
Keselarasan tujuan berarti bahwa sebisa mungkin tujuan dari setiap individu dalam
organisasi harus sejalan dan konsisten dengan tujuan organisasinya. Sistem pengendalian
manajemen harus didesain dan dioperasikan sesuai dengan prinsip keselarasan tujuan.
Perangkat Untuk Menerapkan Strategi
Pengendalian manajemen merupakan satu-satunya alat bantu yang dapat digunakan oleh
manajer pada saat melakukan implementasi strategi. Strategi juga diimplementasikan melalui
struktur organisasi, pengelolaan sumber daya manusia dan juga budaya perusahaan.
Struktur organisasi menentukan peran, hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang
menentukan proses pembuatan keputusan dalam suatu organisasi. Pengelolaan sumber daya
manusia berhubungan dengan proses seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi dan terminasi karyaan
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan
eksekusi strategi perusahaan.
2. Perumusan Strategi
Formulasi strategi merupakan proses penentuan tujuan (goal) organisasi serta strategi-
strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Tujuan (goal) tidak mempunyai batasan waktu. Mereka tetap ada sampai dilakukannya
perubahan. banyak perusahaan yang menetapakan tingkat Return on Investment (ROI) yang
memuaskan sebagai tujuan (goal) dari organisasinya namun banyak juga perusahaan yang
menetapkan pencapaian pangsa pasar yang besar sebagai tujuan dari organisasinya.
Strategi merupakan suatu perencanaan yang penting yang menunjukan arah organisasi
yang diinginkan oleh senior manajemen.
Kebutuhan terhadap formulasi strategi biasanya timbul sebagai respon dari adanya
ancaman (threat), kesempatan (opportunity).
Seorang CEO baru biasanya mempunyai pandangan yang berbeda terhadap ancaman dan
kesempatan yang dihadapi oleh suatu perusahaan, oleh karena itu setiap terjadi pergantian CEO
biasanya terjadi pula perubahan atau pergantian strategi perusahaan.
Strategi untuk menangani ancaman atau kesempatan dapat muncul dari semua bagian
organisasi dan tidak mempunyai batasan waktu. Ide baru tidak semata-mata muncul dari bagian
Riset dan Pengembangan atau dari staf kantor pusat. Pada dasarnya setiap orang dapat
menyumbangkan ide-ide terbaik yang setelah mengalami proses analisa dan diskusi dapat
menjadi dasar dari suatu strategi baru.
Tanggung jawab untuk malakukan formulasi strategi tidak boleh dibebankan kepada
orang atau suatu unit organisasi tertentu.
Dari kacamata desain sistem, proses formulasi strategi merupakan proses yang pada
dasarnya tidak sistematik, sementara pengendalian manajemen merupakan proses yang lebih
sistematik. Ancaman, kesempatan dan ide-ide baru tidak terjadi dalam suatu interval waktu
tertentu sehingga keputusan strategic manajemen dapat terjadi kapanpun.
Analisa dari suatu ajuan strategi biasanya hanya melibatkan beberapa orang staff,
sementara pengendalian manajemen melibatkan semua unsur manajer serta staff nya di semua
tingkatan jabatan.
3. Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksi yang
berarti bahwa berkaitan dengan kinerja dari individual yang melaksanakan tugas sesuai dengan
aturan yang ditetapkan dalam proses pengendalian manajemen.
Pengendalian tugas seringkali terdiri dari pengawasan agar memastikan diikutinya aturan
yang telah ditetapkan, fungsi yang kadangkala tidak memerlukan kehadiran manusia. Fungsi ini
dilakukan oleh perangkat bantu seperti komputer, robot, dan perangkat lainnya.
Banyak kegiatan pengendalian tugas bersifat ilmiah artinya keputusan optimal atau
tindakan yang tepat untuk melakukan tindakan pengendalian dapat diperkirakan dalam batas-
batas yang dapat diterima.
Ketersediaan akses data secara elektronis ke data base hanya memberikan kontribusi
kecil pada penilaian yang diperlukan untuk mendesain dan mengoperasikan siatu sistem
pengendalian yang optimal. Penilaian tersebut meliputi :
1. Memahami nilai relatif dari pentingnya keanekaragaman dan terkadang bersaing dalam
tujuan mendorong individu untuk bertindak, seperti penciptaan nilai bagi pelanggan dan
pemegang saham daripada diri sendiri.
2. Penyelarasan tujuan dari beragam individu dengan organisasi.
3. Pengembangan tujuan tertentu melalui unit bisnis, area fungsional, dan pengembangan
departemen-departemen yang akan dinilai.
4. Mengomunikasikan strategi dan tujuan kinerja yang spesifik untuk keseluruhan
organisasi.
5. Menjelaskan variabel kunci yang akan diukur dalam penilaian kontribusi individual
terhadap tujuan organisasi.
6. Mengevaluasi kinerja aktual relatif terhadap ukuran standar dan pembuatan kesimpulan
tentang kinerja manajer.
7. Menyelenggarakan pertemuan untuk meninjau kinerja yang produktif.
8. Mendesain struktur penghargaan yang tepat.
9. Mempengaruhi individu untuk mengubah perilaku mereka.
Kenneth A. Merchant
1. Pengendalian strategis; melibatkan manajer pada pertanyaan : apakah strategi masih valid
dalam lingkungan yang terus menerus berubah? Dan jika tidak bagaimana mengubahnya?
pengendalian strategis akan lebih perlu diperhatikan oleh perusahaan yang berada pada
lingkungan yang dinamis, seperti perusahaan yang berhubungan dengan teknologi.
2. Pengendalian manajemen; melibatkan manajer pada pertanyaan umum: apakah karyawan
berperilaku secara tepat? Yang dapat dipecah lagi menjadi pertanyaan : apakah karyawan
paham ekspektasi perusahaan darinya? Apakah karyawan bekerja keras secara konsisten;
akankah mereka mengimplementasi strategi dari perusahaan? Apakah mereka dapat
bekerja dengan baik? Jika tidak, apa yang harus dilakukan manajemen untuk mengatasi
permasalahan pengendalian?.
Tools untuk mengatasi masalah pengendalian strategis dan manajemen sangat berbeda. Untuk
mengatasi pengendalian strategis, manajemen harus fokus terutama terhadap lingkungan
eksternal organisasi; bagaimana organisasi dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang dan
keterbatasannya dapat bersaing dengan kompetitornya. Sedangkan untuk mengatasi
pengendalian manajemen, harus fokus pada kondisi lingkungan internal organisasi, yaitu
memikirkan bagaimana mempengaruhi perilaku dari karyawan..
Kurangnya Pengarahan
Kinerja beberapa orang karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak mengetahui
apa yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya pengarahan, maka
terjadinya perilaku yang diinginkan kemungkinan disebabkan karena faktor kebetulan. Sehingga,
salah satu fungsi pengendalian manajemen melibatkan pemberian informasi kepada karyawan
tentang bagaimana cara mereka dapat berkontribusi secara langsung untuk memenuhi tujuan
perusahaan.
Masalah Motivasi
Ketika karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka, beberapa diantaranya
tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan karena masalah motivasi. Masalah
motivasi merupakan masalah yang umum karena tujuan individu dan tujuan perusahaan secara
alami tidak sejalan atau individu memiliki kepentingan sendiri.
Bentuk paling serius dari perilaku karyawan karena salah pengarahan, seperti penipuan,
memiliki beberapa pengaruh berat, termasuk memburuknya moral karyawan, terganggunya
hubungan bisnis, hilangnya keuntungan yang akibat rusaknya reputasi, meningkatnya investasi
untuk memperbaiki prosedur pengendalian, biaya hukum dan penyelesaian pengadilan, denda
dan pinalti pada badan regulasi, dan kerugian yang berasal dari jatuhnya harga saham.
Keterbatasan Individu
Ketika karyawan yang tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan dimotivasi untuk
memiliki kinerja yang tinggi, ternyata tidak dapat melakukannya dengan baik karena beberapa
keterbatasan lain. Beberapa keterbatasan personel sangat spesifik seperti kurangnya kemampuan,
pelatihan, pengalaman, stamina atau pengetahuan untuk mengerjakan tugas.
Pengendalian yang baik berarti bahwa manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan
terjadi kejutan yang tidak menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan untuk
menggambarkan situasi dimana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang buruk, baik itu
kinerja pada seluruh bagian atau kinerja pada bagian khusus, meski telah memiliki strategi pada
masing-masing bagian.
Organisasi tidak selalu dapat menghindari masalah pengendalian mereka, tetapi beberapa
diantaranya dapat dihindari dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang pasti dan
mengetahui sumber permasalahan atau dengan mengurangi potensi kerugian maksimum jika
masalah itu terjadi. Empat strategi yang menonjol untuk pencegahan adalah:
Penghilangan Aktivitas
Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin dikarenakan tidak
memiliki sumber daya yang dibutuhkan dan pemahaman yang kurang bagus terhadap proses
yang dibutuhkan. Berdasarkan kepustakaan ekonomi yang difokuskan pada aktivitas tertentu
(transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau hierarki organisasi yang dikenal
dengan biaya transaksi ekonomis.
Otomatisasi
Kemajuan teknologi menyebabkan organisasi mengganti orang dengan mesin dan expert
system dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks dan membuat penilaian serta keputusan
yang anggih. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai dengan perilaku yang tepat. Akan tetapi,
pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya dapat menyediakan sebagian solusi
terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya adalah kemungkinan yang terjadi, artinya
beberapa hal memerlukan penilaian yang bersifat intuitif yang memerlukan peran manusia.
Sentralisasi
Sentralisasi ada dengan tingkat yang berbeda dalam perusahaan, seperti halnya pada
tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung melakukan sendiri beberapa
keputusan yang sangat penting yang ada dalam kekuasannya. Sebaliknya, saat keputusan bersifat
desentralisasi, hasil pengendalian dibutuhkan untuk membuat manajer yang membuat keputusan
bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya.
Pembagian Risiko
Pembagian risiko dapat dilakukan dengan membeli asuransi untuk pelindung dalam
menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial yang mungkin dapat dihindari. Cara
lain membagi risiko adalah dengan masuk dalam perjanjian joint venture.
Untuk permaslaahan pengendalian yang tidak dapat dihindari dan yang diputuskan untuk tidak
dihindari, manajer harus mengimplementasi satu atau lebih mekanisme pengendalian yang secara umum
disebut pengendalian manajemen. Kumpulan dari mekanisme pengendalian yang digunakan umumnya
disebut sebagai Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)