Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Spirit Wirausaha


Menurut kamus besar bahasa indonesia, spirit ialah semangat,
membara atau rasa antuisme yang tinggi.
Entrepreneur berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau
pengusaha. Entrepreneur dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Kewirausahaan, menurut ejaan bahasa Indonesia, kewirausahaan terdiri
dari beberapa suku kata, yaitu Ke-wirausahaan, menurut Entrepreneurship,
istilah Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut untuk memulai suatu bisnis yang baru  atau Kemampuan setiap
orang untuk menangkap setiap peluang usaha dan dimanfaatkanya sebagai
lahan usaha, atau bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk
menemukan peluang-peluang bisnis. Definisi semangat wirausaha, dan
berikut pengertiannya menurut para ahli :
a. Menurut Alex S. Nitisemito, Semangat wirausaha adalah bekerja secara
lebih giat, sehingga akan membuat pekerjaan cepat selesai dan hasil
kerjanya lebih baik.
b. Menurut Bedjo Siswanto, Semangat wirausaha adalah suatu kondisi
rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok
yang dapat menyebabkan timbulnya rasa senang yang mendalam pada
diri tenaga kerja supaya bekerja dengan giat dan konsekuen dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan 
c.  Menurut Leighten, Semangat wirausaha adalah suatu kemampuan
sekelompok orang untuk bekerja bersama-sama dengan giat dan
konsekuen guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian semangat wirausaha secara
umum adalah Suatu sikap yang ada pada diri seseorang yang berwirausaha
untuk bekerja dengan lebih giat dengan cara mencurahkan segala
kemampuan yang dipunyainya, sehingga akan membuat pekerjaannya
selesai lebih cepat dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan (optimal)
Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong
itu sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
b. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
c. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup
semangat bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin
miskin selamaya.
e. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan
pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
f. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya


entrepreneur-entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong munculnya spirit
of entrepreneurship seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
a. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuah peluang baru.
b. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu seterusnya.
c. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
d. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
e. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi
kebutuhan akan produk yang berbeda di setiap tempat.

Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap


di Amerika (1883 – 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur
yang khas adalah kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang
ditopang oleh ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya untuk
melancarkanusaha yang serba baru dengan melihat pada kemungkinan-
kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi
kenyataan efektif.

Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah


penilainnya tentang entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha
(businessman). Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan
potensial yang terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu
merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru dalampenggunaan
sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).

Entrepreneur cenderung menggunakan energinya untuk melakukan dan


membangun suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan
analisis. Dengan visinya, entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan
risiko, baik secara personal maupun finansial dan kemudian melakukan apa
saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal. Kewirausahaan
adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang
lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu,
merangkai, dan mengendalikan sumber-sumber (yang kadang-kadang dimiliki
oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya.

Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad


dankeberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal
sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada
keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik.

Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat


secara kasat mata. Bisa saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam
dirinya tidak terdapat spririt kewirausahaan.

2.2 Tujuan Wirausaha


Dalam berwirausaha, tentunya terdapat berbagai tujuan yang ingin
dicapai dan tidak hanya sebatas mencari keuntungan. Berikut ini berbagai
tujuan wirausaha yang bisa dijadikan sebagai referensi sebelum memulai
berwirausaha supaya tidak salah langkah dari pengertian wirausaha :
a. Meningkatkan jumlah wirausaha berkualitas
Ketika seseorang berwirausaha, tentunya ia membutuhkan sumber daya
manusia yang dapat membantunya meningkatkan kualitas dari
usahanya. Dengan memberdayakan sumber daya manusia, tidak hanya
dapat meningkatkan pencapaian usaha, juga dapat melatih sumber daya
manusia tersebut menjadi calon wirausaha yang berkualitas. Dengan
begitu, ketika ia telah mempunyai usaha sendiri, bukan tidak mungkin
ia menjadi seorang wirausaha yang sukses, sehingga jumlah wirausaha
berkualitas semakin bertambah.
b. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk berwirausaha
dengan tangguh dan kuat
Seorang wirausahawan yang sukses, tentunya akan membuat
masyarakat tergerak dan sadar untuk mencoba berwirausaha, sekaligus
memahami pentingnya pengertian wirausaha. Masyarakat akan
berusaha untuk mencari tahu tips dari wirausahawan tersebut dalam
menjalankan usaha hingga berhasil mencapai kesuksesan. Masyarakat
akan paham bahwa mereka harus berusaha dengan kuat dan tangguh
dalam menjalankan usahanya jika ingin mencapai kesuksesan.
c. Memajukan dan menyejahterakan masyarakat
Usaha yang sukses dan semakin besar, tentunya semakin banyak
membutuhkan sumber daya manusia. Dengan memberdayakan
masyarakat sekitar tempat usaha, hal tersebut dapat memberikan
lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi jumlah pengangguran. Dan
dengan mempunyai pekerjaan yang tetap, kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai.
d. Membudayakan perilaku, sikap, semangat, dan kemampuan wirausaha
di masyarakat
Jika di masyarakat terdapat wirausaha yang sukses, bukan tidak
mungkin hal tersebut akan menggugah semangat masyarakat di sekitar
untuk mencoba berwirausaha. Tidak hanya semangat, masyarakat juga
akan belajar untuk berperilaku dan bersikap layaknya seorang
wirausahawan yang sukses jika ingin meraih keberhasilan dalam
usahanya. Dengan begitu, seorang wirausahawan dapat menularkan
rahasia suksesnya kepada masyarakat mulai dari pengertian wirausaha.

2.3 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup
(life skill) bagi manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak
sadar bahwa mereka memiliki kemampuan ini. Disisi lain, banyak diantara
kita yang tidak sadar bahwa spirit kewirausahaan, telah tergerus kemampuan
dan performanya karena keadaan yang berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk
bersemai, dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya. Untuk
mempercepat pertumbuhan wirausaha, harus ada upaya serius untuk
menciptakan orang-orang yang mampu mengambil peluang yang ada dan
menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang
tinggi tetapi tetap saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang
salah dalam menanggapi kegagalannya, diantaranya yaitu :
a. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan
gairah kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga
mengalami kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih
baik memilih mundur dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
b. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita akan
berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru
sebagian dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti
terminasi sebuah perjalanan karena itu merupakan perjalanan yang
panjang. Dibutuhkan proses untuk menakhlukkan kegagalan demi
kegagalan. Jadi, kegagalan adalahepisode perjalanan yang harus kita lalui
baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
c. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi
kegagalan dalam bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang
yang berprestasi cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah
gagal.Padahal di kampus kita menghadapi suatu hal yang pasti ada
jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau pekerjaan kita menghadapi
jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin belum ada
jawabannya.
d. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain
yang mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba.
Kesuksesan itu terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi
(ada rasa penasaran) sehingga tidak terasa bila kita sudah dekat dengan
kesuksesan itu.

2.4 Faktor Semangat Kewirausahaan


2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha:
a. Peluang usaha atau bisnisnya.
b. Minat dalam usaha atau bisnisnya.
c. Modalnya, apakah sudah tersedia atau belum.
d. Realisnya, apakah dari keluarga, teman yang sudah menekuni
usaha yang sama, atau usaha yang akan dikembangkan ada
relevansinya dengan usaha tersebut.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Meningkatkan Semangat Wirausaha
a. Keinginan meniru figur seseorang yang sukses.
Meniru orang sukses bukan hanya sekedar mencari tahu resep
sukses mereka, tetapi juga meniru semangat dan kerja keras
mereka. Orang sukses adalah orang yang memiliki kepribadian
positif, maka pelajari karakter positif mereka, yang membawa
mereka pada kesuksesan.
b. Rasa suka terhadap tantangan.
Tantangan dalam hidup bukan merupakan hal yang harus
dihindari, tetapi justru harus dihadapi dengan cerdas dan selalu
berfikir positif. Karena melalui tantangan-tantangan tersebut kita
ditempa untuk menjadi lebih tangguh.
c. Keinginan untuk tetap bertahan hidup
Hal ini merupakan naluri alamiah manusia, yaitu keinginan untuk
mempertahankan hidupnya atau menyelamatkan hidupnya. Karena
keinginan untuk bertahan hiduplah maka kita harus selalu
mengasah kemampuan berfikir untuk mengembangkan hal-hal
baru.
d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi,
dari yang dijalan
Manusia merupakan sosok yang memiliki kecerdasaan dan
perasaan. Maka selain bertahan hidup, secara naluri manusia juga
berkeinginan dan berusaha untuk membuat hidup lebih nyaman
dan lebih baik.
e. Kegagalan yang dialami dalam meniti karir pekerjaan
Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. Kita harus
belajar dari kegagagalan kita sehingga muncul semagat baru untuk
lebih berhasil.
f. Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha.
Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai cita-cita yang ingin
digapai. Cita-cita tersebut merupakan harapan seseorang di masa
yang akan datang, untuk mewujudkan cita-cita menjadi
pengusaha, maka kita harus terus belajar dan berani berusaha.

2.4.3 Faktor yang menentukan keberhasilan dan mengembangkan semangat


Wirausaha.
a. Kemampuan merumuskan tujuan usaha.
b. Pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha.
c. Sikap, kemauan, serta tindakan-tindakannya.
d. Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif.
e. Kecakapan dalam mengelola usahanya.
f. Kreativitas dan percaya diri.
g. Pengalaman dan pendidikannya.
2.5 Prinsip Spirit Wirausaha
Pekerjaan adalah anugerah yang diberikanan Allah untuk kita
berdedikasi dan beraktualisasi serta berinteraksi dengan individu sejawat dan
seprofesi. Kewajiban setiap individu adalah bagaimana kita menjadikan
pekerjaan ini menjadi bernilai ibadah. Dan ketika ibadah menjadi pondasi kita
dalam bekerja, maka pekerjaan tersebut harus dapat dijadikan sebagai sarana
komunikasi kita dengan sang Khaliq melalui berbagai macam niatan, ucapan,
dan tindakan untuk menjalankan ibadah bekerja tersebut.
Konsep bekerja sedianya dapat dilandasi oleh prinsip “DUIT”. Empat
prinsip ini diharapkan dapat menjadi modal dasar kita dalam memperoleh
kenikmatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat :

a. Prinsip D – Do’a

Dalam sehari kita diajarkan untuk berdoa minimal 5 waktu. Setiap niat,
ucapan dan gerakan dalam shalat menganut unsur do’a, karena justru
dalam shalatnya kekhusuan komunikasi dengan Sang Maha Pencipta Allah
SWT dapat dilangsungkan dengan sebaik-baiknya komunikasi. Inna
shalati, wanusuki, mawahyaya, wamamati lillahirobbil ‘alaamiin
(Sesungguhnya shalat kita, ibadah kita, hidup kita dan mati kita hanya
milik Allah Tuhan seru sekalian alam). Dan, janganlah pernah kita bosan
meminta dan bermunajat kepada Allah, karena hanya Allah yang patut
disembah dan hanya kepada Allah kita meminta pertolongan. Selain itu,
Allah telah berjanji dalam firman-Nya yang mengatakan bahwa Allah akan
menjamin setiap permohonan dan munajat yang dilakukan hamba-Nya
yang ditujukan atau dimintakan kepada Allah SWT dengan bersungguh-
sungguh dan sebaik-baiknya permohonan. Jadi pada prinsipnya dalam
berusaha dan berikhtiar harus senantiasa di iringi dengan do'a.

b. Prinsip U – Usaha

Rahasia sukses itu harus menghadirkan usaha yang paling hebat. Tidak
asal-asalan usaha. Jika masih berusaha dengan pekerjaan yang minim,
maka jangan terlalu berharap. Kita akan mendapatkan sesuai dengan usaha
kita.

c. Prinsip I – Ikhtiar

Kata ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni 'ikhtaara' yang artinya
memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti pilihan atau
memilih hal yang baik (khair). Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material,
spiritual, kesehatan, dan masa depannya dalam usaha mendapatkan yang
terbaik, agar tujuan hidupnya selamat sejahtera di dunia dan di akhirat.
Setiap urusan yang diamanatkan Allah SWT untuk dijalankan oleh kita
tentu memerlukan upaya yang optimal dengan harapan bahwa output yang
dihasilkan akibat adanya proses ikhtiar terhadap usaha yang dijalankan
dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat, termasuk untuk kita sendiri.
d. Prinsip T –Tawakal

Pengertian Tawakal adalah Sikap berserah diri kepada Allah setelah


berusaha semaksimal mungkin.Tawakal berasal dari bahasa arab at
tawakul yang di bentuk dari kata wakala, artinya menyerahkan,
mempercayai, atau mewakilkan, bersandar kepada dinding. Jadi pengertian
tawakal secara istilah adalah rasa pasrah hamba kepada Allah SWT yang
di sertai dengan segala daya dan upaya mematuhi, setia dan menunaikan
segala perintahNya. Orang yang mempunyai sikap tawakal akan
senantiasa bersyukur jika mendapatkan suatu keberhasilan dari usahanya.
Hal ini karena ia menyadari bahwa keberhasilan itu di dapatkan atas izin
dan kehendak Allah. Sementara itu, jika mengalami kegagalan orang yang
mempunyai sifat tawakal akan senantiasa merasa ikhlas menerima keadaan
tersebut tanpa merasa putus asa dan larut dalam kesedihan karena ia
menyadari bahwa segala keputusan allah pastilah terbaik. Dengan
bertawakal kita memperteguh kepercayaan kepada Allah tentang apa saja
yang telah dijanjikannya. bagian yang telah ditakdirkan untukmu, pasti
akan sampai kepadamu. Apa yang menimpamu pasti akan terjadi, meski
kamu berusaha menghindarinya.perkara yang ditakdirkan untukmu, pasti
tidak akan sampai kepadamu, meskipun seluruh makhluk membantumu
untuk mewujudkan hal itu.

Anda mungkin juga menyukai