BAB I
PENDAHULUAN
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian
tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa
mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel
akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
BAB II
VARIABEL
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi
yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian.
Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat
dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda,
akan berbeda pula variabelnya.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Kerlinger (1973)
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang
bervariasi.
Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa
diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lainnya.
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota –
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional
eksperimental.
Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam
memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan atau
yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan.
2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal
yang didefinisikan.
3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
2. Jenis-Jenis Variabel
1. Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau pengganti
variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.
Prestasi Belajar Motivasi Belajar
(Variabel Dependen) (Variabel Independen)
Penghasilan Lingkungan Tempat Tinggal
(Variabel Independen) (Variabel Moderator)
Harapan Hidup
Gaya hidup
(Variabel Dependen)
(Variabel Intervening)
Perilaku Suami Jumlah Anak Perilaku Isteri
(Variabel Independen) (Variabel Moderator) (Variabel Dependen)
Pendidikan SMA&SMK
Naskah, tempat, mesin tik
Keterampilan Mengetik
sama
(Variabel Independen)
(Variabel Dependen)
(Variabel Kontrol)
6. Variabel acak atau random, yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan dan
pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun tergantung.
3. Pengukuran Variabel
1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan tiap
anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi
berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih
buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau
jabatan.
Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang
lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama
atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain
jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai
pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal
(Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil, dsb), tetapi Nilai Mutlaknya Tidak Dapat Dibandingkan
secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat
ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh :
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih panas
daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1½
kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00 Celcius
Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu / Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya
memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai
selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga dapat dikatakan bahwa :
tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali denyut
nadinya.
Berat Badan
Dosis Obat, dsb
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut – turut
memiliki nilai kuantitatif dari yang paling rinci ke yang kurang rinci. Skala ratio mempunyai
sifat – sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan nominal. Skala interval memiliki ciri –
ciri yang dimiliki skala ordinal dan nominal, sedangkan skala ordinal memiliki sifat yang
dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya transformasi skala ratio
dan interval menjadi ordinal atau nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction
atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistic tertentu,
terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk ordinal atau nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah menjadi interval atau ratio.
Skala nominal yang diberi label 0,1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan tidak
mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian,
perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki. Pemberian label tersebut
dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik),
sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian
Hipotesis).
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri.
Kebetulan.
Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel
Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable
terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ;
Keduanya merupakan indikator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
2. Korelasi Asimatris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat
mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat )
Contoh :
5. Paradigma
1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek
detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya
dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat
kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka
sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan
2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek
penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin
menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja,
maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi
yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan
tersebut, Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan
kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena
pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.
Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa
suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, den hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat),
maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable
saja.
Pola hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigma
penelitian. Jadi paradigma dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisa statistik yang akan
digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigm atau model penelitian
kuantitatif khususnya untuk penelitian survey seperti gambar berikut:
1. Paradigma Sederhana
r
Y
X
Paradigma sederhana ini terdiri atas satu variable
independen dan dependen. Hal ini dapat digambarkan seperti:
1. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu:
Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan.
2. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi
belajar.
3. Hipotesis dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif
(hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).
Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70% baik
Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari yang diharapkan
Hipotesis asosiatif: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media
pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi
yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan
digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil)
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan
teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio, maka
menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat pedoman umum
memilih teknik statistic untuk pengujian hipotesis).
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.
Lihat gambar.
X1
X3
X2
X1 = kualitas input
X2 = kualitas proses
X3 = kualitas output
Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu
variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1 dengan X2;
X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga
Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atau X3, dengan persamaan Y = a + bX3.
Berdasarkan contoh 1 tersebut , dapat dihitung jumlah rumusan masalah, deskriptif dan
asosiatif.
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigm ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigm
ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif, dan empat rumusan masalah asosiatif (tiga
korelasi sederhana dan satu korelasi ganda). Perhatikan gambar.
X1 = Kompetensi Guru;
X2 = Lingkungan sekolah;
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel dependen
Y. Untuk mencari hubungan X1 dangan Y dan X2 dengan Y, menggunakan teknik korelasi
sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y
menggunakan korelasi ganda.
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu dependen
(Y). Rumusan masalah deskriptif ada empat dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk
yang sederhana ada enam dan yang ganda minimal satu.
r2 berhimpit dengan R
X1 = Kualitas mesin;
X2 = Pengalaman kerja;
X1 = Etos Kerja;
X1 = Kualitas mesin;
X2 = Pengalaman kerja;
X1 = Etos Kerja;
Gambar diatas adalah paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1, X2, dan
X3. Untuk mencari besarnya hubungan anatara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y;
X1 dengan X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk
mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y
digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana, dan ganda serta korelasi parsial dapat
digunakan untuk analisis dalam paradigma ini.
Paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari
besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana.
Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga dapat digunakan di sini.
Dalam Paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua variabel dependen
(Y1 dan Y2). Terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan masalah
hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis
hubungan antar variabel secara simultan.
X1 = keindahan kampus;
X2 = pelayanan sekolah;
Y1 = jumlah pendaftar;
Y2 = kepuasan pelayanan;
Adalah paradigma ganda dua variabel independen dan dua variabel dependen. Hubungan
antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan
antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2
dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga
digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang Kereta
Api.
7. Paradigma Jalur
X3 = motivasi berprestasi;
Paradigma jalur. Teknik analisis statistic yang dipergunakan dinamakan path analysis
(analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat
diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung, atau
melaluivariabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah
deskriptif, dan enam rumusan masalah hubungan.
Paradigma penelitian gambar diatas dinamakan paradigma jalur, karena terdapat variabel
yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara lain, akan dapat
digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel
antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.
Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari status sosial tertentu X1, tidak bisa
langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (korelasi 0,33) tetapi harus melalui
peningkatan motif berprestasinya X2 (r = 0,41) dan baru dapat mencapai prestasi Y (r =
0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ yang tinggi (X2) maka mereka langsung dapat
mencapai prestasi (Y) dengan r = 0,57. Contoh tersebut diberikan oleh Kerlinger.
Bentuk-bentuk paradigma penelitian yang lain cukup banyak, dan contoh-contoh yang
diberikan terutama dikaitkan dengan teknik statistic yang dapat digunakan. Teknik statistik
yang bersifat menguji perbedaan tidak tercermin pada paradigma yang telah diberikan, tetapi
akan lebih tampak pada paradigma penelitian dengan metode eksperimen. Dalam eksperimen
misalnya akan dapat diuji hipotesis yang menyatakan ada tidaknya perbedaan produktivitas
kerja antara lembaga yang dipimpin pria dengan wanita.
Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel dependen atau
variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel
moderator, variabel control, variabel acak atau random. Sedangkan korelasi antar Variabel,
ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasi asimatris, korelasi timbal balik dan
Yang tidak kalah penting dalam bagian ini adalah paradigma penelitian merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai
landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Paradigma terdiri dari paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma
ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda dengan tiga variabel independen,
paradigma ganda dengan dua variabel dependen, paradigma ganda dengan dua variabel
independen dan dua dependen, paradigma jalur.
Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena bagaimanapun
keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan variabel yang tepat bagi
penelitiannya.
Daftar Pustaka
Kidder Loiuse. Research Methods Instrument Social Relation, Holt Rinehart and Winston,
1981.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konsep
Penelitian bekerja dari tahap konsepsional ke tahap operasional.
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-
hal yang khusus (Kerlinger, 1971: 28). Oleh karena konsep merupakan
abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep
hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal
dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang
menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu
yang bervariasi.
Contoh konsep
Perhatikan konsep Volume
10 m3,
3,1
10 Gallon
Merah
Hijau
Meja buku
Mendengarkan kuliah
Mengerjakan pekerjaan rumah
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional
eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Jadi, variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai
mutu (kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang
berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap
variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun
kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat
atributnya.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat, variabel respons
atau endogen. Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara mendalam pada latar belakang
penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel
bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian. Variabel dependen biasanya
disimbolkan dengan (Y). Contoh variabel terikat adalah : kelas sosial, metode pengajaran,
tipe kpribadian, tipe motivasi.
Antara variabel Independent dan Dependent, masing-masing tidak berdiri sendiri tetapi
selalu berpasangan, contoh :
Kepemimpinan dan produktivitas kerja
Kepemimpinan = Variabel Independent
Produktivitas kerja = Variabel Dependent[3]
d. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap
ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media bagi ibu dalam
pengaruhnya terhadap ayah.
Dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan menjadi 3 jenis:
nominal, ordinal, dan interval.[4]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN