Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN:
KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK), PENGEMBANGAN
FOKUS MASALAH PENELITIAN TINDAKAN/PTK, DAN
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN/PTK

Oleh:
DARA FILDA (17205055)
SUCI NADIA RAMADHANI (17205072)
WINDA NUR MENTARI (17205076)
YULI DWI ANDILA (17205049)

Dosen Pembimbing:
Dr. ARMIATI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhaanahu wa ta’aala atas limpahan rahmat


dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok
yang berjudul Penelitian Tindakan: Konsep Dasar Penelitian Tindakan dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Mengembangkan Fokus Masalah Penelitian
Tindakan/PTK, dan Prosedur Penelitian Tindakan/PTK.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Armiati, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Metode Penelitian, dan rekan-rekan yang turut serta dalam
membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Demikianlah yang penulis sampaikan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dalam rangka menambah wawasan dan menjadi amal ibadah hendaknya
bagi penulis.
Padang, 17 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat..........................................................................2
D. Metode Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Konsep Dasar......................................................................................3
1. Penelitian Tindakan.....................................................................3
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...............................................7
B. Pengembangan Fokus Masalah Penelitian Tindakan/PTK.................9
C. Prosedur Penelitian Tindakan/PTK....................................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................21
A. Simpulan..........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian tindakan kelas atau PTK pada dasarnya merupakan small scale
research yang digunakan untuk mendiagnosis problem-problem yang bersifat
spesifik (a specific context) dan berusaha untuk memecahkan suatu masalah
dalam kontek tertentu, seperti dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, PTK dimaksudkan untuk (1) meningkatkan
proses pembelajaran agar bisa berjalan secara efektif dan efisien, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar; (2) untuk meningkatkan keterlibatan guru,
siswa dan sivitas akademika dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk memenuhi maksud di atas, proses implementasi PTK memerlukan
tahapan-tahapan tertentu, yaitu dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan tahap refleksi. Tahapan-tahapan tersebut selalu ada dalam
setiap siklus kegiatan yang terus berulang dengan trend yang bersifat naik.
Artinya dalam setiap siklus penelitian diharapkan menunjukkan keberhasilan
yang semakin meningkat. Desain penelitian tindakan telah dikembangkan
sejak lama. Empat model desain tersebut telah berkembang untuk saling
melengkapi, dan masih dapat dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan di masa mendatang.
Dalam melakukan suatu penelitian pengumpulan data merupakan
langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan
untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau menguji hipotesis yang
dirumuskan. Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis
dan standar untuk mempeoleh data yang diperlukan, selalu ada hubungan
antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan.
Ada beberapa metode dan teknik yang bisa dipakai dalam proses
pengumpulan data, seperti observasi, self report, domumentasi, wawancara
dan tes. Bila memungkinkan semua metode ini bisa dipakai, agar data yang

1
terhimpun bisa benar-benar valid. Dalam penelitian tindakan kelas, aktivitas
ini dikenal dengan istilah triangulation approach. Untuk itu, pada sub bagian
selanjutnya akan dibahas tentang berbagai metode dan teknik pengumpulan
data.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar penelitian tindakan dan penelitian tindakan
kelas?
2. Bagaimana mengembangkan fokus masalah pada penelitian tindakan
maupun penelitian tindakan kelas?
3. Bagaimana prosedur penelitian tindakan maupun penelitian tindakan
kelas?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Penulisan makalah penelitian tindakan ini bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan konsep dasar penelitian tindakan dan penelitian
tindakan kelas.
b. Mendeskripsikan pengembangan fokus masalah pada penelitian
tindakan maupun penelitian tindakan.
c. Mendeskripsikan prosedur penelitian tindakan maupun penelitian
tindakan kelas
2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Menambah wawasan dan ilmu mengenai penelitian tindakan.
b. Sebagai bahan rujukan terkait penelitian tindakan.

2
D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ialah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Penulis membaca beberapa buku sumber bacaan dan literatur yang
berhubungan dengan penelitian tindakan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Penelitian Tindakan
Sejarah penelitian tindakan (action research) diprakarsai oleh Kurt Lewin
yang meyakinkan pentingnya proses dalam mewujudkan sesuatu (ide, tujuan, cita-
cita, target, dan sejenisnya). Lewin menulis tentang formulasi penelitian tindakan
secara sistematis, dan memperkenalkannya dalam dunia industri dengan tujuan
meningkatkan partisipasi dan kolaborasi antar anggota yang terdapat dalam
industri itu (Syafri, 2009:20).
Penelitian tindakan berasal dari istilah bahasa action research. Penelitian
tindakan merupakan metode penelitian yang dilakukan di tempat kerja atau tempat
melakukan pekerjaan sehari-hari untuk memperbaiki kinerja mereka tanpa harus
pergi ke tempat lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2008:210) yang
mengatakan bahwa:
“Penelitian tindakan merupakan perkembangan model penelitian baru yang
muncul tahun 1940-an sebagai salah satu model penelitian yang muncul di tempat
kerja, tempat dimana peneliti melakukan pekerjaan sehari-hari. Misalnya, kelas
merupakan tempat penelitian bagi guru; sekolah menjadi tempat peneliti bagi para
kepala sekolah.”

Penelitian ini juga dapat dilakukan di desa tempat masyarakat beraktivitas,


menjadi tempat penelitian bagi para petugas penyuluh masyarakat. Mereka dapat
melakukan kegiatan penelitian untuk memperbaiki kinerja mereka tanpa harus
pergi ke tempat lain.
Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Sukardi, 2008:210) mengatakan, “Action
research is the way groups of people can organize the conditions under which the
can learn from their own experience and make their experience accesible to
others”. Dengan kata lain, penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses
orang lain.

4
Dalam kenyataannya, penelitian tindakan dapat dilakukan baik secara grup
maupun individual dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses
untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian tindakan
pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak
diteliti.
Menurut Sukidin (dalam Sukardi, 2008:211) bahwa, “Subjek penelitian
tindakan ini dapat berupa kelas maupun sekelompok orang yang bekerja di
industri atau lembaga sosial lain yang berusaha meningkatkan kualitas kinerja”.
Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai atau
applied research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai:
1) Pemeran aktif kegiatan pokok;
2) Agen perubahan atau agent of change;
3) Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil
tindakan yang diberikan secara terencana oleh si peneliti.

Adapun menurut Kemmis (dalam Moh. Amin, 2011:2) bahwa, “Penelitian


tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan
mengenai situasi sosial tertentu”.

a) Karakteristik Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan mempunyai beberapa karakteristik yang sedikit
berbeda bila dibandingkan dengan penelitian formal lainnya, menurut
Sukardi (2010:211) diantaranya:
1) Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang
dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari.
2) Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa
tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan dan
sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya
oleh subjek yang diteliti.

5
3) Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam
bentuk siklus, tingkatan, atau daur yang memungkinkan terjadinya
kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif.
4) Adanya langkah berpikir reflektif (reflective thingking) dari
peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. Reflective
thingking ini penting untuk mengkaji ulang tindakan yang telah
diberikan dan implikasinya muncul pada subjek yang diteliti
sebagai akibat adanya penelitian tindakan.

b) Tujuan Penelitian Tindakan


Menurut Sukardi (2008:212) bahwa, “Secara umum penelitian tindakan
mempunyai tujuan seperti berikut:
1) Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan
maupun hasil kerja dalam suatu lembaga;
2) Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang
telah dilakukan sekarang;
3) Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik
bagi peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang
berkaitan dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti
dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata;
4) Menurut Mc. Niff ialah tercapainya konteks pembelajaran dari pihak
yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti;
5) Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil
bekerja dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya;
6) Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat
adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas;
7) Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha
peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.”

6
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Khusus dalam dunia pendidikan, Corey berjasa memberi definisi penelitian
tindakan dalam bukunya berjudul action research to improve school practice
(penelitian tindakan untuk meningkatkan praktik pendidikan di sekolah), sehingga
penelitian tindakan kemudian berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas
(Syafri, 2009:21).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Depdiknas (dalam Moh. Amin,
2011:1) bahwa:
“Bentuk kajian yang sistematis refleksif oleh pelaku yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu
serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran dilakukan”.

Penelitian tindakan kelas bersifat refleksif maksudnya adalah dalam proses


penelitian, guru sekaligus sebagai peneliti yang memikirkan apa dan mengapa
suatu tindakan terjadi di kelas, dari pemikiran itu kemudian guru mencari
pemecahannya melalui tindakan-tindakan tertentu.
Menurut Subiyantoro (dalam Moh. Amin, 2011:2) mendefinisikan:
“PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusun suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan
nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan”.

Sedangkan menurut Ibrohim (dalam Moh. Amin, 2011:2) mengatakan


bahwa, “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian reflektif yang bersiklus
(berdaur), yang dilakukan oleh guru atau dosen dalam rangka memperbaiki
kualitas pembelajaran”.
PTK merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
siswa.
Secara singkat, PTK merupakan bentuk kajian yang sistematis refleksif
yang dilakukan oleh pelaku tindakan (guru) dan dilakukan untuk memperbaiki

7
kondisi pembelajaran baik proses maupun hasil pembelajaran yang terjadi pada
siswa.
a) Tujuan PTK
1. Memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran secara
berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya
misi profesionalisme pendidikan yang diemban guru.
2. Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan pendidik (guru dan
dosen), dengan memberikan kesempatan kepada guru/dosen untuk
melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
3. Meningkatkan kolaborasi antara guru dan guru, dalam memecahkan
masalah pembelajaran.

b) Prinsip Dasar PTK


1. Tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang
baik dan berkualitas.
2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak
menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data
3. Kegiatan meneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran
harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah
4. Masalah yang diteliti adalah masalah-masalah pokok pembelajaran
yang riil, merisaukan, yang menjadi tugas pokok dan fungsi guru.
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.
6. Cakupan permasalahan dalam PTK adalah masalah sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

8
c) Ciri-ciri PTK
1. Inkuiri reflektif
PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari
dihadapi oleh guru dan murid. Jadi, kegiatan penelitian didasarkan
pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan
masalah pembelajaran yang dihadapi. Tujuan PTK bukanlah untuk
menemukan pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas.
Namun, tujuan penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki praksis
secara langsung, disini dan sekarang. PTK dapat disebut sebagai suatu
inkuiri reflektif.
2. Kolaboratif
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan
sendiri oleh guru, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lain. PTK
merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan
perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat “basa-basi”,
tetapi harus tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan dan
pelaksanaan PTK tersebut sampai dengan penyusunan laporan hasil
penelitian.
3. Reflektif
PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan.
PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil
penelitian secara terus-menerus untuk mendapatkan penjelasan dan
justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurang-
efektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan kelas
untuk dapat dimanfaat-gunakan dalam memperbaiki proses tindakan
pada siklus kegiatan lainnya.

B. Pengembangan Fokus Masalah Penelitian Tindakan/PTK


Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah,
yaitu kesadaran guru akan permasalahan yang dianggap mengganggun dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan

9
sehingga ditenggarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan hasil
belajar siswa, serta implementasi program sekolah.
Masalah-masalah di kelas yang perlu dicermati guru dapat berkaitan
dengan masalah pengelolaan kelas, proses belajar mengajar, penggunaan
sumber-sumber belajar, serta masalah personal dan keprofesionalan guru.
PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dilakukan dalam rangka:
1. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar
2. Meningkatkan prtisipasi siswa dalam belajar
3. Menerapkan pendekatan belajar mengajar inovatif, dan
4. Mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses beljara mengajar
PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dilakukan dalam
rangka:
1. Menerapkan berbagai metode mengajar
2. Mengembangkan kurikulum
3. Meningkatkan peranan siswa dalam belajar dan
4. Memperbaiki metode evaluasi
PTK yang dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber belajar
dilakukan dalam rangka perkembangan pemanfaatan:
1. Model atau peraga
2. Sumber-sumber lingkungan
3. Peralatan tertentu lainnya
PTK yang dikaitakan dengan personal dan keprofesionalan guru
dilakukan dalam rangka:
1. Meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua
2. Meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar
3. Meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, dan
4. Meningkatkan kompetensi guru secara profesional
Harus diingat bahwa masalah penelitian yang dipilih hendaknya memenuhi
kriteria “dapat diteliti” atau “dapat diamati”, “dapat ditindaki”, dan “dapat
ditindaklanjuti”. Dari sekian banyak kemunginan masalah yang dikemukakan,
guru (bersama dengan teman sejawat) perlu mengdiagnosis masalah apa atau

10
masalah mana yang perlu diprioritaskan pemecahannya dalam penelitian yang
akan dilakukan.
Penetapan masalah hendaknya dilakukan setelah menganalisis seluruh
pilihan masalah, minat, dan keinginan guru (bersama teman sejawat) untuk
memecahkan salah satu atau beberapa diantaranya. Penetapan masalah ini
ditandai dengan penentuan permasalahan yang akan diteliti dan perumusan
fokus masalah.
Rumusan fokus masalah yang mungkin ditetapkan guru dapat berupa
rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan
mampu belajar?
2. Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk
membelajarakan materi tertentu?
3. Bagaimana melaksanakan pembelajaran koorperatif?
4. Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar
(aktif secara mental maupun fisik, aktif berpikir)?
5. Bagainama meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar?
6. Bagaimana mengelola kelas yang dapat meningkatkan antusiasme siswa
dalam belajar?
7. Media belajar apa yang dapat mempercepat keterampilan anak pada materi
pembelajran tertentu?
8. Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan
kehidupan siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan
dan pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan
tertarik untuk mempelajarinya karena mengetahui manfaatnya?

Terkait dengan fokus masalah ini, Striger (2004) memberikan arahan


sebagai berikut:
Isu atau topik yang ingin diteliti Deskripsikan isu atau peristiwa yang
menimbulkan permasalahan
Masalah penelitian Nyatakan isu sebagai suatu masalah
Rumusan masalah Tuliskan masalah dalam bentuk

11
pertanyaan
Tujuan penelitian Deksripsikan apa yang diharapkan dapat
diperoleh dengan meneliti masalah ini

Beberapa langkah dalam mengembangkan fokus masalah adalah sebagai


berikut:
a. Mengidentifikasi masalah
Identifikasikanlah masalah-masalah yang dianggap mengganggu dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan
sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan hasil
belajar siswa, atau menghambat implementasi program sekolah. Menurut
Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran-pikiran dalam mengembangkan
fokus PTK, bisa dimulai dengan pertanyaan, misalnya apa yang sedang
terjadi sekarang? Apakah yang terjadi itu mengandung masalah? Apakah
yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan
yang awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru dikelas.
Dengan bersumber dari gagasan-gagasan tersebut, guru dapat berbuat
sesuatu utnuk memperbaiki keadaan melalui PTK.

b. Fokuskan masalah yang telah diidentifikasi


Permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut mungkin masih kabur dan
kurang fokus. Hal itu dapat dimaklumi karena ketika mengidentifikasi
permasalahan tersebut hanyan berdasarkan kesan terlintas yang berada di
ingatan atau pemikiran. Fokuskan masalah tersebut sehingga lebih tajam,
dan mengarah. Kalau perlu, kumpulkan data lapangan secara lebih
sistematis dan lakukan kajian pustaka yang relevan sehingga masalah
tersebut ada “payung” keilmuannya.

c. Masalah yang akan diprioritaskan


Dari rumusan fokus masalah tersebut, tentu ada satu fokus masalah yang
dianggap lebih mendapat prioritas dari yang lain. Sebab, tidak mungkin

12
serangkaian fokus permasalahan tersebut dipecahkan secara bersamaan.
Pemecahan masalah tersebut harus dilakukan secara bertahap.
Prioritas pemecahan fokus masalah dapat didasarkan pada pertimbangna
berikut:
a. Fokus masalah tersebut sudah tidak dapat ditoleransi lagi, dan harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
b. Fokus masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga
perlu segera mendapat jawaban pemecahannya
c. Fokus masalah tersebut cukup signifikan dalam mengganggu
pencapaian tujuan pembelajaran bila dibandingkan denga fokus
masalah yang lain.
d. Fokus masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan
pemecahannya oleh guru yang bersangkutan bila dibandingkan dengan
fokus masalah yang lain.

d. Perumusan masalah
Setelah menetapkan fokus permasalahan serta menganalisanya menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, maka selanjutnya guru perlu merumuskan
permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional perumusan
masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan
tindakan alternatif solusi yang perlu dilakukan, jenis data yang perrlu
dikumpulkan, temasuk prosedur perekamannya serta cara
menginterpretasikannya, khususnya yang perlu dilakukan, sementara
tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan hasilnya
itu direkam.
Di samping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu
juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan
termasuk pelatihan guru untuk meningkatkan keterampilan dalam
melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.

13
e. Diagnosis kemungkinan penyebab masalah dan alternatif tindakan
perbaikannya.
Setelah menentukan satu prioritas fokus masalah, selanjutnya lakukan
diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih
cermat dan teliti. Berdasarkan temuan penyebab permasalahan tersebut,
jajakilah alternatif-alternatif tindakan perbaikan sebagai upaya pemecahan
masalah. Untuk menentukan alternatif yang tepat diperlukan data lapangna
yang akurat dan kajian pustaka yang relevan.

C. Prosedur Penelitian Tindakan/PTK


Ada 4 langkah penting dalam penelitian tindakan, menurut Sukardi
(2008:212) bahwa:
“Penelitian tindakan secara garis besar, peneliti pada umumnya mengenal
adanya 4 langkah penting, yaitu pengembangan perencanaan (plan),
tindakan (act), pengamatan (observe), dan perenungan (reflect), yang
kesemuanya dilakukan secara intensif dan sistematis atas seseorang yang
mengerjakan pekerjaan sehari-harinya”.

Keempat langkah penting tersebut dapat diuraikan secara singkat


sebagai berikut:
1) Rencana
Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan,
rencana tindakan harus berorientasi ke depan. Di samping itu,
perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada
kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai risiko. Oleh
karena itu, perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk
mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang
tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya
lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab
tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal
rintangan yang sebenarnya.

14
2) Tindakan
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang
terkontrol secara saksama, dengan kata lain bahwa tindakan harus
hati-hati dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Tindakan
yang baik adalah mengandung 3 unsur penting yaitu: the
improvement of practice, the improvement of understanding
inividually and collaboratively, and improvement of the situation
in which the action takes place.

3) Observasi
Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi
mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek
penelitian. Observasi yang hati-hati sangat diperlukan untuk
mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti, yang
disebabkan oleh adanya keterbatasan menembus rintangan yang
ada di lapangan. Observasi yang baik adalah observasi yang
fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul
baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4) Reflektif
Reflektif merupakan sarana untuk pengkajian kembali
tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah
dicatat dalam observasi. Langkah ini berusaha mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu,
dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan strategik.
Reflektif juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi
sosial dan isu sekitar yang muncul sebagai konsekuensi adanya
tindakan terencana.
Reflektif biasanya direalisasi melalui diskusi sesama
partisipan, seminar antara partisipan, maupun antara para peneliti
dengan partisipan. Hasil reflektif ini penting untuk melakukan tiga

15
kemungkinan yang terjadi terhadap perencanaan semula terhadap
suatu subjek penelitian, diberhentikan, modifikasi, atau dilanjutkan
ke tingkatan (daur) selanjutnya. Langkah reflektif juga berguna
untuk melakukan peninjauan (reconnaisance), membuat gambaran
kerja yang hidup dalam situasi proses penelitian, hambatan yang
muncul dalam tindakan dan kemungkinan lain yang muncul selama
proses penelitian.

Menurut Sukardi (2008:214) bahwa, “Penelitian tindakan berkembang


sesuai dengan sasaran dan keadaan tempat yang menjadi objek penelitian”.
Berikut ada 4 model penelitian tindakan yang sesuai dengan nama
pengembangnya yaitu:
1) Model Kemmis
Model ini menggunakan 4 langkah (komponen) penelitian
tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam
suatu sistem spiral yang saling terkait.

2) Model Ebbut
Model ini terdiri dari 3 tingkatan (daur), yaitu:
a) Tingkat 1 => ide awal dikembangkan menjadi langkah
tindakan pertama, kemudian tindakan pertama dimonitor
implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti.
Semua akibat (pengaruh) dicatat secara sistematis
termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan
monitoring tersebut akan digunakan sebagai bahan revisi
rencana umum tingkat 2.
b) Tingkat 2 => rencana umum hasil revisi dibuat langkah
tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang
terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan efek
tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai
bahan untuk masuk ke tingkat 3.

16
c) Tingkat 3 => pada tingkat ini, tindakan dilakukan seperti
pada tingkat sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan
efek tindakan, kemudian kembali ke tujuan umum
penelitian tindakan untuk mengetahui apakah
permasalahan yang telah dirumuskan dapat terpecahkan.

Agar lebih mudah dipahami, perhatikan tabel berikut:


Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3
 Revisi ide
 Revisi secara
 Ide awal, umum.
umum.
identifikasi  Rencana
 Langkah
permasalahan, diperbaiki.
tindakan.
tujuan dan  Langkah
manfaat.  Monitor efek
tindakan.
 Langkah tindakan
 Monitor efek
sebagai bahan
tindakan. tindakan
untuk masuk
 Monitoring sebagai bahan
ke tingkatan
efek tindakan. evaluasi tujuan
ketiga.
penelitian.

3) Model Elliot
Model ini mengembangkan lebih rinci lagi pada setiap
tindakannya, tujuannya adalah agar lebih memudahkan dalam
tindakannya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua
tingkatan tersebut digunakan untuk menyusun laporan penelitian.

IDE UTAMA PENINJAUAN PERENCANAAN

TINDAKAN 2 MONITOR TINDAKAN 1

Pada model Elliot ini, setelah ditemukan ide dan


permasalahan yang menyangkut peningkatan praktis maka
dilakukan tahapan reconnaisance atau peninjauan ke lapangan.
Tujuan peninjauan adalah untuk melakukan semacam studi

17
kelayakan untuk mensinkronkan antara ide utama dan
perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga diperoleh
perencanaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang
diteliti.
Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan
keadaan lapangan maka tindakan yang terencana dan sistematis
dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada akhir tindakan,
peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek tindakan
yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan disertai dengan
faktor-faktor penyebabnya.
Atas dasar hasil monitoring tersebut, peneliti dapat
menggunakannya sebagai bahan perbaikan yang dapat
diterapkakn pada langkah tindakan kedua dan seterusnya sampai
diperoleh informasi atau kesimpulan tentang apakah
permasalahan yang telah dirumuskan dapat dipecahkan.

4) Model Mc. Kernan


Pada model Kernan ini, ide umum telah dibuat lebih rinci,
yaitu dengan diidentifikasinya permasalahan, pembatasan
masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subjek, dan
dinyatakannya hipotesis atau jawaban sementara terhadap
masalah di dalam setiap tingkatan (daur).
Pada model ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada
setiap daur tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil
tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat
dicapai. Jika ternyata tindakan yang diberikan sudah dapat
memecahkan masalah maka penelitian dapat diakhiri. Apabila
hasil penelitian belum juga dapat memecahkan permasalahannya,
maka peneliti dapat masuk pada tingkatan berikutnya.

18
Berikut adalah gambaran siklus model Kernan:

DAUR 1 DAUR 2 DAUR n

Identifikasi Identifikasi
masalah masalah

Penilaian Penilaian
kebutuhan kebutuhan

Hipotesis Ide Hipotesis Ide

Tindakan 1 Tindakan 2

Implikasi Implikasi
tindakan 1 tindakan 2

Evaluasi Reevaluasi
tindakan 1 tindakan 2

Hasil Penetapan
Hasil 2

Lanjut ke Daur
2
Lanjut ke Daur
n

19
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahap, yakni

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kemmis (dalam

Depdiknas 2004: 7-8) menggambarkan daur PTK sebagai berikut:

Perencanaan Perencanaan ulang

Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Siklus Siklus
I II

Pengamatan Pengamatan

Jadi, alur PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

Pelaksanaan

PerencanaanPengamatan
Siklus I
Refleksi

Pelaksanaan

PerencanaanPengamatan
Siklus II
Refleksi

Siklus berikutnya

20
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang ada pada makalah ini tentang penelitian tindakan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Penelitian tindakan adalah perkembangan model penelitian baru yang
muncul tahun 1940-an sebagai salah satu model penelitian yang muncul
di tempat kerja, tempat dimana peneliti melakukan pekerjaan sehari-
hari.
2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa..
3) Berkenaan dengan mengembangkan fokus masalah, ada beberapa
langkah yang perlu ditempuh diantaranya:
a) Mengidentifikasi masalah
b) Fokuskan masalah yang telah diidentifikasi
c) Masalah yang akan diprioritaskan
d) Perumusan masalah
e) Diagnosis kemungkinan penyebab masalah dan alternatif tindakan
perbaikannya
4) Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa siklus. Setiap
siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi. Tahap-tahap
penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang
akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan
kelas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Amin. 2011. Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:


Inspirasi.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syafri Anwar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Padang: UNP Press.

22

Anda mungkin juga menyukai