Anda di halaman 1dari 44

PENJODOHAN (MATCHING) PADA GRAPH

Oleh:
ELA SALSABIELA (18205054)
EMI SURYANI PUTRI (18205008)
INTAN PARWATI PANE (18205016)
TARINUR YUSWAR(18205070)

Dosen Pengampu:
Dr. ARMIATI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A Pengertian Penjodohan (Matching)

Penjodohan (matching) pada graph G adalah


sebuah himpunan sisi-sisi yang saling lepas
(independent).

Dua sisi dikatakan saling lepas jika kedua sisi


tersebut tidak mempunyai titik ujung
persekutuan. Penjodohan (matching)
dilambangkan dengan M.
Sebagai contoh, perhatikan graph G pada gambar 1 berikut

Contoh Matching

Bukan Matching
Himpunan Ukuran

M1 = {e1, e3, e6} E1 = {e1, e2, e5}

Matching berukuran 3
M2 = {e2, e5,e8} E2 = {e1, e3, e6, e7}

M3 = {e1, e3} E3 = {e7, e8}

Matching Berukuran 2
M4 = {e4, e6} Dll
Sebuah titik v di G dikatakan tertutup oleh penjodohan M jika titik v di graph
G merupakan titik akhir (ujung) dari salah satu sisi di M. Jika titik v di graph G
tertutup oleh perjodohan M maka v dikatakan M-saturated atau penjodohan
M menutup v. Sebaliknya, jika titik v di graph G tidak tertutup oleh matching
M, maka dikatakan titik v M-unsaturated atau M tidak menutup v.

Contoh: Digunakan graph G sebelumnya.

Contoh Matching M-saturated M-unsaturated

M3 = {e1, e3} v1 , v2, v3, v4 v5, v6

M4 = {e4, e6} v2, v4, v5, v6 v1, v3


Sebuah penjodohan M di graph G dinamakan penjodohan
maksimum jika G tidak mempunyai penjodohan yang lain
dengan ukuran lebih besar dari penjodohan M. Dengan kata
lain, jika M’ penjodohan pada G maka |M| > |M’|.

Contoh: Digunakan graph G sebelumnya.


M1 = {e1, e3, e6}
|M1| = 3
Karena pada graph G sebelumnya tidak ada penjodohan yang
berukuran 4 maka M1 adalah penjodohan maksimum, begitu
juga untuk M2.
Sebuah penjodohan M di graph G dikatakan penjodohan sempurna
jika M memuat semua titik G. Dengan kata lain, jika M penjodohan
sempurna pada graph G, maka setiap titik di G adalah M-saturated.

Contoh: Digunakan graph G sebelumnya.

M1 = {e1, e3, e6} adalah sebuah penjodohan sempurna di graph G,


begitu juga
M2 = {e2, e5,e8} merupakan penjodohan sempurna di graph G.
(M1 dan M2 adalah pejodohan maksimum yang tertutup atau
memuat semua titik, sehingga merupakan pejodohan sempurna).
Setiap penjodohan sempurna adalah penjodohan maksimum
tetapi setiap penjodohan maksimum belum tentu penjodohan
sempurna.

Contoh:

1. Himpunan M1 = {e2, e4, e6} sebuah penjodohan maksimum, tetapi M1


bukan penjodohan sempurna pada graph G karena tidak menutup di
v7.
2. Himpunan M2 = {e3, e6, e10} sebuah penjodohan maksimum tetapi M2
bukan penjodohan sempurna pada graph G karena tidak menutup di
v2.
Misalkan M adalah penjodohan di graph G. Lintasan
alternatif-M adalah lintasan yang sisinya bergantian di
E\M dan di M.

Lintasan augumentasi-M adalah Sebuah lintasan


alternatif-M yang titik awal dan titik akhirnya tidak
tertutup oleh M.
Teorema 1:
Jika M sebuah penjodohan dan P adalah lintasan augumentasi-M pada
graph G, maka ada penjodohan M’ pada G dengan
Contoh:
Teorema 2:
Sebuah penjodohan M pada graph G adalah penjodohan maksimum jika dan
hanya jika G tidak memuat lintasan augumentasi-M.

Contoh:
B Penjodohan dan Penutup pada Graph Bipartisi
Contoh:
Teorema berikut dikenal dengan sebutan Teorema Perkawinan, merupakan
akibat dari Teorema Hall.

Ilustrasi:
Jika setiap gadis di suatu daerah mengenal tepat k pria, dan setiap
pria juga mengenal tepat k gadis, maka dapat dilakukan perkawinan
sedemikian hingga setiap gadis kawin dengan seorang pria yang dia kenal
dan setiap pria kawin dengan seorang gadis yang dia kenal.

Secara matematis ditulis seperti teorema berikut.

Teorema 4 (Teorema Perkawinan) :


Jika G adalah graph bipartisi beraturan-k dengan k > 0, maka G
memuat penjodohan sempurna.
Contoh:
Penutup (Cover) pada graph G adalah himpunan setiap sisi G mempunyai
paling sedikit satu titik ujung di K.

Sebuah penutup (Cover) minimum jika tidak ada penutup pada G


sedemikian hingga .

Contoh:
Lemma 1 :
Jika k penutup graph G dan M sebuah pejodohan pada G, maka k memuat
paling sedikit satu titik ujung dari setiap sisi pada M.

Contoh:
Teorema 5:
Jika G graph bipartisi, maka kardinalitas penjodohan maksimum di G
sama dengan kardinalitas penutup minimum di G.

Contoh:
C. Penjodohan (Matching) Sempurna

Suatu komponen dari suatu graf adalah ganjil atau genap sesuai
dengan banyaknya titik-titik ganjil atau genap. Dinotasikan o(G)
menyatakan banyaknya komponen ganjil dari G, e(G) menyatakan
banyaknya komponen genap dari G dan v(G) menyatakan banyaknya
titik pada graf G.
Contoh:
Teorema 7
Jika grap G beraturan-3 dan G tidak memuat sisi pemutus, maka G
mempunyai penjodohan sempurna.

Teorema 8
Suatu grap G beraturan-3 dan G yang memuat sisi pemutus, belum
tentu mempunyai penjodohan sempurna.
Contoh:
D. Aplikasi Penjodohan pada Graph

1. Masalah Penugasan Karyawan


Gambag: Diagram alir Algoritma metode Hungarian
Algoritma Metode Hungarian

Input : Graph bipartisi G dengan bipartisi (X,Y)


Step 1 : Pilih sebarang Perjodohan M pada Graph G
Step 2 : Jika M menutup setiap titik di X maka berhenti. Jika tidak,
misalkan u adalah titik di X yang tidak tertutup oleh M. Tulis S =
dan T = Ø.
Step 3 : Jika N (S) = T, maka karena . Berhenti, karena oleh
Teorema Hall tidak ada perjodohan yang menutup setiap titik di
X. Jika tidak, misalkan .
Step 4 : Jika y tertutup oleh M, misalkan yz . Ganti S dengan dan T
dengan dan kembalikan ke step 3 (perhatikan setelah
penggantian ini, nilai . Jika tidak, misalkan P adalah lintasan
augmentasi-M. Ganti M dengan dan pergi ke step 2.
Contoh:
Misalkan diberi graph bipartisi G seperti tampak pada gambar berikut.
Temukanlah sebuah perjodohan maksimum pada graph G.
x1 x2 x3 x4 x5

y1 y2 y3 y4 y5

Gambar: Graph bipartisi G sebagai input


2. Masalah Penugasan Optimal
Kita akan jelaskan algoritma untuk menemukan penjodohan optimal
pada graph bipartisi-komplit-berbobot G dengan bipartisi (X,Y).

Teorema di atas dijadikan dasar dalam pembuatan algoritma


oleh Kuhn (1955) dan Munkres (1957) untuk menentukan sebuah
penjodohan optimal dalam graph bipartisi-komplit-berbobot.
Algoritma Kuhn – Munkres berikut mengikuti teknik Edmonds
(1967)
Graph G bipartisi-komplit-berbobot

Graph G dapat dipresentasikan dalam bentuk matriks berikut.


Jika label titik xi diletakkan disebelah kanan baris-i dan label
titik yj diletakkan dibawah kolom-j, sebuah pelabelan titik G yang
layak, namakan l, adalah sebagai berikut: 
Step 1: sebuah pelabelan titik G

Label xi
5
2
4
1
3
Label yi 0 0 0 0 0

X1 X2 X3 X4 X5

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
G1
Terima Kasih
Semoga PPT ini dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai