Anda di halaman 1dari 5

Penjodohan (Matching) pada Graph

A. Pengertian penjodohan (matching)


Sebuah penjodohan (matching) pada grap G, dilambangkan dengan M, adalah
sebuah himpunan sisi-sisi G yang saling lepas (independent). Dua sisi dikatakan
saling lepas jika kedua sisi tersebut tidak mempunyai titik jung persekutuan. Jadi
tidak ada sisi-sisi M yang mempunyai titik-titik ujung persekutuan. Sebagai contoh,
perhatikan graph G pada gambar 9.1

Himpunan M1 = {e1, e3, e6} adalah sebuah penjodohan berukuran 3 pada G;


begitu juga himpunan M2 = {e2, e5, e8} adalah sebuah penjodohan berukuran 3 pada
G. Sedangkan himpunan M3 = {e4, e8} dan himpunan M4 = {e4, e6}, masing-masing
adalah sebuah penjodohan berukuran 2 pada graph G. Tetapi, himpunan E = {e 1, e2,
e5} bukan penjodohan pada G karena sisi e1 dan e2 terkait ke titik yang sama yaitu v2.
Sebuah titik v di G dikatakan tertutup oleh penjodohan M jika titik v
merupakan titik akhir (ujung) dari salah satu sisi di M. Jika titik v di graph G
tertutup oleh penjodohan M maka v dikatakan M-saturated atau penjodohan M
menutup v. Sebaliknya, jika titik v di graph G tidak tertutup oleh matching M maka
dikatakan titik v M_unsaturated atau M tidak menutup v. Sebagai contoh,
penjodohan M3 menutup titik v1, v6, v2, v4; tetapi M3 tidak menutup titik v3 dan v5.
Penjodohan M4 menutup titik v2, v4, v5, v6; tetapi M4 tidak menutup titik v1 dan v3.
Dengan kata lain, titik-titik v1, v6, v2, v4 adalah M3-saturated, tetapi titik-titik v5 dan
v3 adalah M3-unsaturated. Titik-titik v2, v4, v5, v6 adalah M4-saturated tetapi titik-
titik v1 dan v3 adalah M4-unsaturated.
Sebuah penjodohan M di graph G dinamakan penjodohan maksimum jika G
tidak mempunyai penjodohan yang lain dengan ukuran lebih besar dari penjodohan
M. Dengan kata lain, jika M’ penjodohan pada G maka |M|≥|M’|. Misalnya karena
pada G tidak ada penjodohan berukuran 4, maka M1 adalah penjodohan maksimum
pada G.
Sebuah penjodohan M di graph G dikataka penjodohan sempurna jika M
memuat semua titik G. Dengan kata lain, jika M penjodohan sempurna pada graph G,
maka setiap titik di G adalah M-saturated. Sebagai contoh, M1 = {e1, e3, e6} adalah
sebuah penjodohan sempurna di graph G; begitu juga M2 = {e2, e5, e8} merupakan
penjodohan sempurna di graph G.
Perhatikan bahwa, berdasarkan definisi, sebuah penjodohan sempurna adalah
penjodohan maksimum, tetapi tidak berlaku sebaliknya, artinya jika M adalah
penjodohan maksimum, maka belum tentu M penjodohan sempurna.
Perhatikan graph G pada gambar 9.2. Himpunan M = {e 2, e4, e6} adalah
penjodohan maksimum pada G, tetapi M bukan penjodohan sempurna , karena M
tidak meutup titik v7.
Misalkan M adalah penjodohan di graph G. Lintasan alternatif-M adalah
lintasan yang sisinya bergantikan di E\M dan di M. Sebuah lintasan alternatif-M
yang titik awal dan titik akhirnya tidak tertutup oleh M dinamakan lintasan
augmentasi-M. Sebagai contoh, lintasan P = (v7, e10, v5, e4, v4, e3, v3, e2, v2, e1, v1, e6,
v6) adalah sebuah lintasan alternatif-M. Karena titik v6 tertutup oleh M, maka P
bukan lintasan augmentasi-M. Selanjutnya perhatikan penjodohan M1 = {e2, e4} pada
graph G. Perhatikan bahwa titik-titik ujung lintasan P1 = (v7, e7, v2, e2, v3, e3, v4, e4, v5,
e5, v6) pada graph G yaitu v7 dan v6 tidak tertutup oleh M1. Maka lintasa P1 adalah
sebuah lintasan augmentasi-M1 pada graph G.

Teorema 9.1: Jika M sebuah penjodohan dan P adalah lintasan augmentasi-M pada
graph G, maka ada penjodohan M’ pada G dengan |M’| = |M|+1.

Bukti: Misalkan M adalah sebuah penjodohan di G.


Misalkan P = (v1, e1, v2, e2, v3, ..., e2m-1, v2m) sebuah lintasan augmentasi-M pada G.
Maka E1 = {e2, e4, e6, ..., e2m-2} ⊆ M. Sehingga E1* = {e1, e3, e5, e7, e9, ..., e2m-2} juga
sebuah penjodohan baru pada G. Jelas bahwa,
|E’| = |E|+1
Selanjutnya, dibentuk penjodohan baru M’ sedemikian sehingga,
M’ = E1* ∪ (M-E1)
Karena E1* ∪ (M-E1) = ∅, maka
|M’| = |E1*|+|M-E1|
= |E1*|+|M|-|E1|
= |E1|+1+|M|-|E1|, karena E1 ⊆ M
= |M|+1

Dengan demikian teorema terbukti.

Teorema 9.2: Sebuah penjodohan M pada graph G adalah penjodohan maksimum


jika dan hanya jika G tidak memuat lintasan augmentasi-M.

Bukti: Misalkan M adalah penjodohan maksimum pada graph G. Andaikan terdapat


lintasan augmentasi-M pada G. Menurut Teorema 9.1, terdapat penjodohan M’ pada
G dengan |M’| = |M|+1, kontradiksi bahwa M penjodohan maksimum pada G.
Misalkan graph G tidak memuat lintasan augmentasi-M. Andaikan M bukan
penjodohan maksimum pada G, maka |M’|>|M|. Misalkan H adalah graph bagian G
yang dibangun oleh M Δ M’ = (M ∪ M’) – (M’ ∩ M). Setiap titik di H mempunyai
derajat 1 atau 2, maka setiap komponen H merupakan sikel yang panjangnya genap
yang sisi-sisinya bergantian di M dan M’ atau lintasan dengan sisi-sisinya bergantian
di M dan M’. Karena |M’| > |M| maka H memuat lebih banyak sisi M’ daripada sisi M.
Sehingga ada komponen di H berupa lintasan yang sisi awal dan sisi akhirnya di M’.
Dengan demikian, titik awal dan titik akhir lintasan tersebut tidak tertutup oleh M.
Oleh karena itu lintasan terebut adalah linatasan augmentasi-M pada G, kontradiksi.
Dengan demikian bukti teorema lengkap.

B. Penjodohan dan penutup pada graph bipartisi


Dalam aplikasi kita tertarik untuk menemukan sebuah penjodohan pada graph
partisi yang menutup semua titik pada salah satu partisi. Syarat perlu dan cukup
sebuah graph bipartisi memiliki penjodohan yang demikian, diberikan oleh Hall
(1935). Namun sebelumnya, diingatkan kembali bahwa jika G sebuah graph dan S ⊆
V(G), maka himpunan semua titik G yang berhubungan langsung dengan titik-titik di
S, dilambangkan dengan NG(S) atau N(S).

Teorema 9.3: (Teorema Hall)


Misalkan G adalah graph bipartisi dengan bipartisi (X,Y). Graph G memuat sebuah
penjodohan yang menutup semua titik X jika dan hanya jika |N(S) | ≥ |S|, untuk
setiap S ⊆ X.

Bukti: Misalkan graph bipartisi G dengan bipartisi (X,Y) memuat penjodohan M


yang memuat semua titik X dan misalkan S ⊆ X. Karena titik-titik di S dipasangkan
oleh M ke titik yang berbeda di N(S) ⊆ Y maka |N(S)| ≥ |S|.
Misalkan G adalah graph bipartisi dengan bipartisi (X,Y) yang memenuhi
|N(S)| ≥ |S|, ∀ S ⊆ X. Andaikan G tidak memuat penjodohan yang menutup semua
titik X. Misalkan M* adalah penjodohan maksimum di G, karena pengandaian, M*
tidak menutup semua titik X, berarti ada titik di X yang tidak ditutupi oleh M*,
misalkan titik u. Misalkan Z menyatakan himpunan semua titik yang terhubung ke u
oleh lintasan-lintasan alternatif-M*. Karena M* penjodohan maksimum maka,
menurut Teorema 9.2, bahwa hanya titik u yang tidak tertutup oleh M* di Z.
Namakan himpunan S = Z ∩ X dan T = Z ∩ Y. Jelas titik-titik di S\{u} dipasangkan
oleh M* dengan titik di T. Oleh karena itu N(S) ⊇ T dan
|T| = |S|-1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Karena setiap titik di N(S) terhubung ke u oleh lintasan alternatif-M*, diperoleh
N(S) = T . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Dari (1) dan (2) didapat
|N(S)| = |S|-1 < |S|,
suatu kontradiksi. Dengan demikian teorema terbukti

Teorema berikut dikenal dengan sebutan Teorema Perkawinan, merupakan


akibat dari Teorema Hall. Dinamakan demikian karena alasan berikut. Jika setiap
gadis di suatu daerah mengenal tepat k pria, dan setiap pria juga mengenal tepat k
gadis, maka dapat dilakukan perkawinan sedemikian hingga setiap gadis kawin
dengan seorang pria yang dia kenal dan setiap pria kawin dengan seorang gadis
yang dia kenal. Secara formal ditulis seperti teorema berikut.

Teorema 9.4: (Teorema Perkawinan)


Jika G adalah grpah bipartisi beraturan-k dengan k > 0, maka G memuat penjodohan
sempurna.

Bukti: Misalkan G adalah graph bipartisi beraturan dengan bipartisi (X,Y). Karena G
adalah beraturan k, maka
k|X| = |E(G)| = k|Y|,
dan karena k > 0,
|X| = |Y|.
Misalkan S ⊆ X dan dilambangkan denga E1 dan E2, secara berturut-turut, adalah
himpunan-himpunan dari sisi-sisi yang terkait dengan titik S dan N(S). Berdasarkan
definisi dari N(S), E1 ⊆ E2, oleh karena itu
k|N(S)| = |E2| ≥ |E1| = k|S|
Akibatnya,
|N(S)| ≥ |S|,
Sehingga berdasarkan Teorema 9.3, G memuat penjodohan M yang menutup semua
titik X. Karena |X| = |Y| maka penjodohan M menutup semua titik Y. Jadi M adalah
penjodohan sempurna pada graph G.

Sebuah penutup (cover) graph G adalah himpunan K ⊆ V(G) sedemikian


hingga setiap sisi G mempunyai paling sedikit satu titik ujung di K. Penutup K
disebut penutup minimum pada graph G jika tidak ada penutup K’ pada G
sedemikian hingga |K’| <|K|. Berdasarkan definisi tersebut, diperoleh lemma berikut.

Lemma 9.5: Jika K penutup graph G dan M sebuah penjodohan pada G, maka K
memuat paling sedikit satu titik ujung dari setiap sisi pada M.

Bukti: Ambil sebarang penjodohan M dan sebarang penutup K di graph G. Andaikan


ada sebuah sisi e pada M yang kedua titik ujungnya tidak termuat di K, maka sisi e
pada G tidak tertutup oleh K. Kontradiksi, bahwa K penutup G.

Hubungan antara penjodohan maksimum dan penutup minimum


diperlihatkan dalam lemma berikut.

Lemma 9.6: Misalkan M sebuah penjodohan dan K sebuah penutup pada graph G
dengan |M| = |K|, maka K penjodohan maksimum dan K adalah penutup minimum di G.

Bukti: Andaikan M* penjdodohan maksimum dn K’ penutup minimum, maka


|M| ≤ |M*| ≤ |K’| ≤ |K|.
Karena |M| = |K|, maka
|M| = |M*| dan |K| = |K’|.
Jadi M adalah penjodohan maksimum dan K adalah penutup minimum.

Dengan menggunakan Lemma 9.6, kita buktikan teorema berikut.

Teorema 9.7: Jika G gaph bipartisi, maka kardinalitas penjodohan maksimum


di G sama dengan Kardinalitas penutup minimum di G.
Bukti: Misalkan G adalah graph bipartisi dengan bipartisi (X,Y) dan mislkan M*
adalah penjodohan maksimum pada G. Misalkan U adalah himpunan titik-titik di X
yang tidak tertutup oleh M* dan Z adalah himpunan semua titik yang terhubung
oleh lintasan alternatif-M* ke titik-titik U. Misalkan S = Z ∩ X dan T = Z ∩ Y maka,
seperti bukti Teorema Hall, setiap titik T tertutup oleh M dan N(S) = T. Definisikan
K’= (S-X) ∪ T. Setiap sisi G harus mempunyai paling sedikit satu titik ujungnya di K’

Anda mungkin juga menyukai