Anda di halaman 1dari 15

TAFSIR KEWAJIBAN BERDAKWAH

Makalah

Disusun Oleh:

Nama : Mega Lestari (3012019026)

Julianti (3012019040)

Mata Kuliah Program Studi


Tafsir Ayat Ayat Dakwah
Semester I (Satu)
Unit II (Dua)

Dosen Pembimbing
Nama : Cut Fauziah, Lc, M.T.H

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pemberi petunjuk, penulis
telah menyelesaikan makalah yang berjudul “TAFSIR KEWAJIBAN
BERDAKWAH”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi Penyiaran Islam yang diampu langsung oleh Ibu Cut Fauziah, Lc,
M.T.H
Dalam pembuatan makalah ini, mungkin masih ada kesalahan-kesalahan
yang penulis lakukan, baik kesalahan yang tidak disengaja, kesalahan dalam
penulisan bentuk makalah, kesalahan kata-kata yang digunakan dalam makalah
tersebut, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas terjadinya
kesalahan tersebut dan dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca makalah ini agar bisa mengetahui kesalahan penulisan makalah ini dan
menjadi motivasi tersendiri bagi penulis agar bisa menulis dengan lebih baik dan
menghasilkan karya yang lebih baik di kemudian hari.

Langsa, 04 Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

daftar isi.............................................................................................................3

bab 1..................................................................................................................4

pendahuluan......................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah........................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan Masalah.....................................................................................5

Bab II.................................................................................................................6

Pembahasan.......................................................................................................6

A. Q.S Al-Syu’ara Ayat 52.........................................................................6

B. Q.S Al- Muddatsir ayat 1-7...................................................................8

C. Q.S Al- Ghasyiyah ayat 21..................................................................10

D. Q.S AL JUMU’AH Ayat 2-3...............................................................11

Bab iii..............................................................................................................15

penutup............................................................................................................15

A. Kesimpulan..........................................................................................15

Daftar pustaka.................................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melaksanakan tugas dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap


pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan
memiliki kewajiban untuk mengemban tugas dakwah. Setiap individu dari umat
Islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassallam untuk menyampaikan dakwah. Berdakwah adalah tugas mulia dalam
pandangan Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga dengan dakwah tersebut Allah
menyematkan predikat khoiru ummah (sebaik-baik umat) kepada umat
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Di dalam ayat ini terkandung dua hal; pertama, mulianya umat Islam adalah
dengan dakwah. Kedua, tegak dan eksisnya umat Islam adalah dengan
menjalankan konsep amar ma’ruf nahi munkar

Apapun profesi dan pekerjaan seorang muslim, tugas dakwah tidak boleh
dia tinggalkan. Setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan dakwah sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa dakwah adalah jalan hidup seorang mukmin yang senantiasa mewarnai
setiap perilaku dan aktifitasnya.

Tentang ayat ini Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya; Allah
berkata kepada Rasulnya agar memberitahu umat manusia bahwa ini adalah
jalannya, tempat berpijak dan sunnahnya, yaitu mendakwahkan tauhid bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan menyeru kepada Allah
diatas ilmu dan keyakinan.

1
Apakah dakwah hanya kewajiban para ulama dan muballigh saja? Jawabnya
tentu tidak, karena dakwah adalah kewajiban atas setiap individu muslim dengan
kapasitas dan kemampuan masing-masing. Adapun para ulama denagn keilmuan
yang dimiliki bertugas menyampaikan dan menjelaskan secara rinci tentang
hukum-hukum dan permasalahan seputar agama.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tafsir tentang surat Al-Syu’ara Ayat 52 ?


2. Bagaimana Tafsir tentang surat al-Mudatsir Ayat 1-7 ?
3. Bagaimana Tafsir tentang surat Al-Ghasiah Ayat 21 ?
4. Bagaimana Tafsir tentang surat Al-Jumuah Ayat 2-3 ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Isi Tafsir tentang surat Al-Syu’ara Ayat 52 ?


2. Mengetahui Isi Tafsir tentang surat al-Mudatsir Ayat 1-7 ?
3. Mengetahui Isi Tafsir tentang surat Al-Ghasiah Ayat 21 ?
4. Mengetahui Isi Tafsir tentang surat Al-Jumuah Ayat 2-3 ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Q.S Al-Syu’ara Ayat 52

         


         
         
52. Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al
Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki
di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Tafsir :
Menurut Kementrian Agama RI
Allah menerangkan bahwa sebagaimana Dia menurunkan wahyu
kepada rasul-rasul terdahulu Dia juga menurunkan wahyu kepada Nabi
Muhammad SAW. berupa Al-Quran sebagai rahmat-Nya. Selanjutnya Allah
menjelaskan bahwa Muhammad sebelum mencapai umur empat puluh tahun dan
berada di tengah-tengah kaumnya, belum tahu apa Al-quran itu dan apa iman itu,
dan begitu juga belum tahu apa syariat itu secara terperinci dan pengertian tentang
hal-hal yang mengenai wahyu yang diturunkannya, tetapi Allah menjadikan Al-
quran itu cahaya terang benderang yang dengannya Allah memberi petunjuk
kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dan membandingkan kepada agama
yang benar yaitu agama Islam.1

Sebagaimana Firman Allah :

         
      

1
https://risalahmuslim.id/quran/asy-shyuura/42-52/ (diakses pada 4 Maret 2020, 14:30)

3
86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu,
tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu , sebab
itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.

Dan firman Allah


      
         
        
        
44. Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah
orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga
mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi
mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang
jauh".

Firman Allah
       
      
 
9. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

Menurut Tafsir Quraish Shihab

Seperti Kami menurunkan wahyu kepada rasul rasul sebelummu, Muhammad,


Kami juga mewahyukan kepadamu Al-quran ini untuk menghidupkan kalbu
dengan seizin Kami. Sebelum diwahyukan kepadamu, kamu tidak pernah tahu apa
itu Alquran. Begitu juga dengan syariat (ajaran-ajaran agama) dan masalah
keimanan. Tetapi Kami kemudian menjadikan Al-quran itu sebagai cahaya amat
terang yang dapat dijadikan petunjuk bagi orang yang memilih petunjuk.
Dengan Al-Quran ini kamu benar-benar mengajak ke jalan yang lurus.2

2
https://risalahmuslim.id/quran/asy-shyuura/42-52/ (diakses pada 4 Maret 2020, 14:40)

4
B. Q.S Al- Muddatsir ayat 1-7

        


       
    
1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Tafsir :
Menurut Ibnu Katsir
 
bangunlah, lalu berilah peringatan! (Al-Muddatstsir: 52)
Yakni berjagalah dengan tekad yang bulat, lalu berilah peringatan kepada
manusia. Dengan demikian, berarti dia dilantik sebagai rasul, sebagaimana dalam
wahyu sebelumnya dia dilantik menjadi nabi.
  
dan Tuhanmu agungkanlah. (Al-Muddatstsir: 3)
Maksudnya, besarkanlah nama Tuhanmu.

Firman Allah Swt.:


 
Dan pakaianmu bersihkanlah. (Al-Muddatstsir: 4)

Al-Ajlah Al-Kindi mengatakan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ia


pernah kedatangan seorang lelaki, lalu menanyakan kepadanya tentang makna
ayat ini, yaitu firman Allah Swt. dan pakaianmu bersihkanlah.

Ibnu Abbas menjawab, "Janganlah kamu mengenakannya untuk maksiat dan


jangan pula untuk perbuatan khianat."

  
dan perbuatan dosa, tinggalkanlah. (Al-Muddatstsir: 5)

5
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang
dimaksud dengan ar-rijzu ialah berhala, yakni tinggalkanlah penyembahan
berhala. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Az-
Zuhri, dan Ibnu Zaid, bahwa sesungguhnya ar-rijzu artinya berhala.

Ibrahim dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehbungan dengan makna


firman-Nya: dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Yakni tinggalkanlah perbuatan
durhaka.

   


dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. (Al-Muddatstsir: 6)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa janganlah kamu memberikan suatu


pemberian dengan maksud agar memperoleh balasan yang lebih banyak darinya.
Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, Ata. Tawus, Abul Ahwas,
Ibrahim An-Nakha'i, Ad-Dahhak, Qatadah, dan As-Saddi serta lain-lainnya. Telah
diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, bahwa dia membaca firman-Nya dengan
bacaan berikut, "Dan janganlah kamu merasa memberi dengan banyak."

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa


janganlah kamu merasa beramal banyak kepada Tuhanmu. Hal yang sama
dikatakan oleh Ar-Rabi' ibnu Anas. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Khasif telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman


Allah Swt. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak. Yakni janganlah kamu merasa lemah diri untuk berbuat
banyak kebaikan. Mujahid mengatakan bahwa orang Arab
mengatakan tamannana, artinya merasa lemah diri.

Ibnu Zaid mengatakan, janganlah kamu merasa berjasa dengan kenabianmu


terhadap manusia dengan maksud ingin memperbanyak dari mereka imbalan jasa
berupa duniawi. Keempat pendapat ini yang paling kuat di antaranya adalah yang
pertama; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

   


Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah. (Al-Muddatstsir: 7)

6
Yaitu gunakanlah kesabaranmu dalam menghadapi gangguan mereka sebagai
amalmu karena Allah Swt. ini menurut Mujahid, Ibrahim An-Nakha'i berpendapat
bahwa bersabarlah kamu terhadap nasibmu karena Allah Swt

C. Q.S Al- Ghasyiyah ayat 21

    


21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.

Tafsir :
Kemudian Allah berkata kepada Rasul-Nya dengan kata perintah : Maka
berilah peringatan wahai Muhamad, karena sesungguhnya kamu hanya sebagai
pemberi peringatan, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk memberi
peringatan kepada kaum kuffar dan musyrikin, memperigati mereka dengan
nasehat yang dengannya mereka selamat dari siksaan api neraka, menjelaskan
kepada mereka tentang syari'at yang Allah tetapkan atas hamba-Nya di muka
bumi, yaitu syariat yang dapat menyelamatkan mereka dari kesengsaraan dunia
dan mengutamakan kemaslahatan bagi mereka, Rasulullah dipenrintahkan untuk
menyampaikan kepada ummatnya tentang risalah Allah yang menjelaskan
kewajiban mereka sebagai hamba, itulah tugas utama seorang Rasulullah sebagai
pemberi peringatan, Allah berfirman : (Jika mereka berpaling maka Kami tidak
mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah
menyampaikan (risalah). Rasulullah hanya menyampaikan risalah, sedangkan
urusan diterimanya risalah itu kembali kepada Allah, hati-hati para penguasa tidak
akan menerima risalah itu kecuali Allah yang menggerakkannya, Dialah yang
memberikan hati-hati itu hidayah sehingga mau menerima peringatan dari
Rasulullah, dan Dia juga lah yang menyesatkan dan membutakan hati siapapun
yang Dia kehendaki, tetapi hal itu tergantung bagaimana mereka menggunakan
hati mereka dengan baik.3

3
https://tafsirweb.com/12605-quran-surat-al-ghasyiyah-ayat-21.html (diakses pada 04 Maret 2020,
16:22)

7
D. Q.S AL JUMU’AH Ayat 2-3

        


     
         
      
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah).
dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata,
3. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan
dengan mereka. dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Tafsir :
Menurut Ibnu Katsir

Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

        


     
      

Demikian itu karena orang-orang Arab di masa lalu berpegangan kepada


agama Nabi Ibrahim kekasih Allah. Lalu lama-kelamaan mereka mengubahnya,
menggantinya, membalikkannya, dan menentangnya. Yaitu dengan mengganti
ajaran tauhid dengan kemusyrikan, keyakinan dengan keraguan, dan mereka
mengada-adakan banyak perbuatan bid’ah yang tidak diizinkan oleh Allah.
Demikian pula halnya Ahlul Kitab, mereka telah mengganti kitab-kitab suci
mereka dan mengubah serta menyelewengkannya dengan takwil-takwil yang
mereka buat-buat. Maka sesudah itu Allah mengutus Nabi Muhammad  dengan
membawa syariat yang besar, sempurna, lagi mencakup semua makhluk.4

Di dalamnya terkandung hidayah dan penjelasan bagi apa yang diperlukan


oleh mereka menyangkut urusan kehidupan dunia mereka dan kehidupan di hari

4
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-jumuah-ayat-1-4.html(diakses pada 04
Maret 2020, 16:54)

8
kemudian, dan seruan bagi mereka kepada hal-hal yang mendekatkan diri mereka
kepada surga dan rida Allah, serta mengandung larangan terhadap hal-hal yang
mendekatkan mereka kepada neraka dan kemurkaan Allah subhanahu
wa ta’ala Syari’at yang dibawanya merupakan hakim yang memutuskan semua
perkara yang syubhat, keraguan, dan kebimbangan dalam masalah yang pokok
dan masalah yang cabang. Dan di dalamnya terkandung kebaikan-kebaikan yang
dihimpunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari apa yang pernah dilakukan oleh
umat-umat terdahulu, dan Allah subhanahu wa ta’ala telah menganugerahkan di
dalamnya apa yang belum pernah Dia berikan kepada seorang pun dari umat-umat
terdahulu dan Dia tidak akan memberikannya kepada seorang pun dari kalangan
orang-orang yang terkemudian.5 Maka semoga salawat dan salamNya
terlimpahkan kepadanya untuk selama-lamanya sampai hari pembalasan nanti.

    


dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan
mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Jumu'ah: 3)

Imam Abu Abdullah Al-Bukhari rahimahullah mengatakan, telah


menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada
kami Sulaiman ibnu Bilal, dari Saur, dari Abul Gais, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan, "Ketika kami sedang duduk di hadapan Nabi Saw., maka
diturunkanlah kepadanya surat Al-Jumu'ah." (Dan ketika bacaan beliau Saw.
sampai pada firman-Nya: dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang
belum berhubungan dengan mereka. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah,
siapakah yang dimaksud dengan mereka?" Rasulullah Saw. tidak segera
menjawab mereka hingga mereka mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali,
sedangkan saat itu di kalangan kami terdapat Salman Al-Farisi. Lalu Rasulullah
Saw. meletakkan tangannya ke (pundak) Salman Al-Farisi, kemudian bersabda:

"‫ ِم ْن هَؤُاَل ِء‬-ٌ‫ َر ُجل‬: ْ‫أَو‬- ‫"لَوْ َكانَ اإْل ِ ي َمانُ ِع ْن َد الثُّ َريَّا لَنَالَهُ ِر َجا ٌل‬.

5
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-jumuah-ayat-1-4.html(diakses pada 04
Maret 2020, 17:24)

9
Seandainya iman itu berada jauh di bintang Surayya, tentulah akan diraih oleh
banyak orang lelaki, atau seorang lelaki, dari kalangan mereka (yakni kaumnya
Salman)

Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Imam Ibnu Abu Hatim, dan
Imam Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Saur ibnu
Yazid Ad-Daili, dari Salim Abul Gais, dari Abu Hurairah dengan sanad yang
sama.6

Di dalam hadis ini menunjukkan bahwa surat ini adalah Madaniyyah dan
menunjukkan keumuman misi risalah Rasulullah Saw. ke seluruh manusia, karena
dia menafsirkan firman-Nya:

}‫ين ِم ْن ُه ْم‬ َ ‫{ َو‬


َ ‫آخ ِر‬
dan (juga) kepada kaum yang lainnya dari mereka.  (Al-Jumu'ah: 3)

Yakni di negeri Persia, karena itulah maka Nabi Saw. mengirimkan surat-
suratnya kepada penduduk negeri Persia, Romawi, dan umat-umat lainnya dalam
rangka menyeru mereka untuk menyembah Allah Swt. dan mengikuti apa yang
disampaikan olehnya.

6
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-jumuah-ayat-1-4.html(diakses pada 04
Maret 2020, 17:30)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-jumuah-ayat-1-4.html

https://tafsirweb.com/12605-quran-surat-al-ghasyiyah-ayat-21.html

https://risalahmuslim.id/quran/asy-shyuura/42-52/

12

Anda mungkin juga menyukai