Anda di halaman 1dari 8

ACARA l

ANALIS ALKENA (IKATAN RANGKAP)

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi ada tidaknya ikatan rangkap pada senyawa organik, melalui reaksi
addisi dan oksidasi.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 2 Mei 2019.
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Senyawa organik adalah senyawa yang terdapat dalam organisme yang sangat
bervariasi jumlah atom dan strukturnya. Setiap senyawa ini selalu mengandung karbon
sebagai unsur utamanya. Senyawa hidrokarbon kurang (tidak) reaktif, tetapi akan reaktif
bila suatu atom hidrogen (atau lebih) diganti dengan gugus fungsional(atom atau
kelompok atom yang reaktif). Senyawa organik selalu mengandung paling kurang satu
atom karbon, tetapi kebanyakan berisi beberapa atom karbon yang saling berkaitan satu
sama lainnya (Syukri, 1999: 683).
Sebuah alkena ialah suatu Hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap.
Kadang-kadang alkena disebut olefin, dari kata olefiant gas (gas yang membentuk
minyak) susunan nama lama untuk etilena (CH2=CH2). Sebuah ikatan rangkap karbon-
karbon adalah sebuah gugus fungsional bisa dalam hasil alam. Lebih sering lagi, ikatan
rangka ini dijumpai bersama-sama dengan gugus fungsional lain, namun alkena tanpa
fungsionalitas lain tidak sama sekali langka dan sering dijumpai sebagai produk dalam
tumbuhan dan dalam minyak bumi (Fessenden, 1982: 376).
Alkena merupakan pereaksi penting dalam laboratorium dan industri kimia.
Ikatan rangkap dua karbon-karbon merupakan pertautan tak jenuh tempat pereaksi kimia
dapat beradiasi. Pengkloran dan penghidrogenan merupakan dua reaksi adisi yang khas
untuk Alkena. Reaksi adisi merupakan reaksi penambahan suatu atom atau gugus atom
dalam suatu molekul, dimana akan terjadi transformasi molekul tidak jenuh menjadi
jenuh. Halogen dengan mudah mengadisi pada alkena untuk menghasilkan dihalida
berikatan (Pine, 1988: 42).
Adanya ikatan rangkap pada asam karboksilat yang terikat pada minyak. Ikatan
rangkap mudah terbuka apabila ada oksidator yang ada di lingkungan ketika pelumas
digunakan pada sebuah mesin atau alat-alat tertentu. Semakin banyak ikatan rangkatp
semakin mudah teroksidasi. Hasil reaksi oksidasi adalah senyawa yang tidak dapat
diprediksi kemungkinan adalah molekul molekul kecil yang mudah menguap. Akibat
reaksi oksidasi sangat beragam diantaranya yang pasti adalah merubah struktur kimia
pelumas (Rahardiningrum, 2016).
Produk epimer aldehid merupakan produk dari oksidasi yang terjadi pada
gugus vinil pada kinin. Di sini terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon pada vinil
sehingga terbentuk aldehid pada C-3. Terbentuknya aldehid ini dapat melalui
pembentukan diol terlebih dahulu, lalu mengalami oksidasi lebih lanjut sehingga
mengalami pemutusan ikatan karbon-karbon atau dengan langsung mengalami pemutusan
oksidatif menjadi aldehid (Rosalina, 2015).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Pipet tetes
b. Pipet volume 2 mL
c. Pipet volume 5 mL
d. Rak tabung reaksi
e. Rubble bulb
f. Stopwatch
g. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Bromine(aq) 2% dalam DCM
b. DCM(aq) (Diklorometana) (CH2Cl2)
c. Etanol 96% (C2H5OH(aq))
d. KMnO4(aq) (Kaliumpermanganat)
e. Sampel A (sikloheksana[C6H10] (aq) )
f. Sampel B (n-heksana [C6H14] (aq) )
g. Sampel C (benzena [C6H6] (aq) )
h. Sampel D (sikloheksana [C6H12] (aq) )
D. SKEMA KERJA
1. Pengujian Bromine

3 mL DCM
 Dimasukkan dalam 4 tabung reaksi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4


+ 2 tetes sampel + 2 tetes sampel + 2 tetes sampel + 2 tetes sampel
A B C D

 + 2 tetes demi tetes larutan bromine


2% dalam DCM sampai cokelat
kemerahan hilang
Hasil
( Jika > 4 tetes (+) Alkena )

2. Pengujian Baeyer ( Uji potassium permanganate )


2 mL etanol 96%
 Dimasukkan dalam 4 tabung reaksi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4


+ 2 tetes sampel + 2 tetes sampel + 2 tetes sampel + 2 tetes sampel
A B C D

 + 5 tetes KMnO4 1% tetes demi tetes


sambil dikocok
 Dibiarkan sampai 2 menit
Hasil
(Jika warna ungu hilang dan terbentuk endapan coklat hasil (+) Alkena)
E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengujian Bromine
No Prosedur kerja Hasil pengamatan
1 3 mL DCM + 2 tetes sampel  Warna awal DCM : bening
cair.  Warna awal sampel : bening
 Warna sampel + DCM : bening

2. Campuran (DCM + sampel) + 2  Warna awal bromine : coklat


tetes bromine 2%. kemerahan
 Sampel A : bening (6 tetes)
 Sampel B : coklat kemerahan (4
tetes)
 Sampel C : coklat kemerahan (4
tetes)
 Sampel D : coklat kemerahan (4
tetes)

2. Pengujian Baeyer (uji KMnO4)

No Prosedur kerja Hasil pengamatan


1. 2 mL etanol 96% + 2 tetes  Warna awal etanol : bening
sampel cair.  Warna sampel : bening
 Warna sampel + etanol :
Sampel A : bening
Sampel B : bening
Sampel C : bening
Sampel D : bening
2. Campuran (ethanol + sampel) +  Warna awal KMnO4 : ungu
5 tetes larutan KMnO4 1%.  Sampel A : endapan warna coklat
larutan bening
 Sampel B : ungu pekat
 Sampel C : ungu pekat
 Sampel D : ungu pekat

F. ANALISIS DATA
1. Uji Bromine
a. Reaksi sampel A (sikloheksena)
Br Br

Br Br Br

Br
H
(Bening) (Coklat kemerahan) (Bening)
b. Reaksi sampel B (n-heksana)

H3C CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 + B r2 m e r a h k e c o k la t a n


( b e n in g ) (m era h
k e c o k la t a n )

c. Reaksi sampel C (benzene)

+ B r2 m e r a h k e c o k la t a n

( b e n in g ) ( m e r a h k e c o k la t a n )

d. Reaksi sampel D (sikloheksana)

+ B r2 m e r a h k e c o k la t a n

( b e n in g ) ( m e r a h k e c o k la t a n )

2. Uji Baeyer (uji KMnO4)


a. Reaksi sampel A (sikloheksena)
OH

+ KM nO 4 + H 2O + M nO 2 + O H
-

OH
(bening) (ungu) (bening) (coklat)

b. Reaksi sampel B (n-heksana)

H3C CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 + KM nO 4 u n g u k e c o k la t a n


( b e n in g ) (u n g u )

c. Reaksi sampel C (benzene)

+ K M nO 4 ungu

( b e n in g ) ( u n g u )
d. Reaksi sampel D (sikloheksana)

+ K M nO 4
ungu

( b e n in g ) ( u n g u )

G. PEMBAHASAN
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari
namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen dan atom karbon. Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
kekurangan 2 atom H dan mempunyai ikatan rangkap 2 pada atom C=C. alkena memiliki
rumus umum CnH2n dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon tak
jenuh ini berisomer dengan sikloalkana. Sifat-sifatnyua antara lain tidak larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut organik, lebih reaktif dari alkana, dll. Dalam struktur
molekulnya, alkena mengandung hidrogen lebih sedikit hal ini yang menjadikan alkena
sering disebut senyawa tak jenuh.
Dalam praktikum yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengidentifikasi
ada tidaknya ikatan rangkap pada senyawa organik, melalui reaksi adisi dan oksidasi.
Dimana dalam praktikum dilakukan dua pengujian yaitu pengujian bromine dan pengujian
Baeyer (uji potassium permanganat).
Reaksi dengan Bromine dimana, hidrokarbon tak jenuh bereaksi cepat dengan
bromine dalam larutan. Reaksi yang terjadi adalah adisi bromine pada ikatan rangkap.
Larutan bromine berwarna merah kecoklatan sedangkan hasilnya adalah tidak berwarna.
Sehingga terjadinya reaksi ini ditandai dengan ilangnya warna larutan bromine. Pada hasil
praktikum tabung 1 yang berisi larutan DCM ditambahkan dengan sampel A dan
kemudian di masukkan larutan bromine dan warna larutan tersebut menjadi bening.
Artinya larutan tersebut positif karena warna larutan setelah ditambahkan bromine
berubah menjadi bening. Sedangkan pada tabung 2, 3, & 4 yang dimasukkan sampel B, C,
dan D warna larutannya tetap coklat kemerahan.
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatik tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada
uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4. Hasil yang positif adalah
hilangknya warna ungu dari larutan kalium permanganate. Uji Bayer dilakukan dengan
mencampurkan larutan KMnO4 terhadap suatu cairan sampel. Penambahan KMnO4
bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi. KMnO4 merupakan zat
pengoksidasi yang kuat . Rekasi oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO 4 hilang dari
campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebabkan oleh adanya reaksi ion
MnO4- dengan alkena membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO 2- . Pada uji
baeyer ini, terdapat 4 tabung yang masing-masing tabung di isi dengan etanol dan sampel
A, B, C, dan D, kemudian dimasukkan KMnO4. Dan terbukti bahwa tabung 1 yang positif
mengandung alkena karena terdapat warna ungu hilang dan terbentuk endapan coklat
pada larutan, sedangkan pada tabung 2,3 dan 4 tetap terdapat warna ungu pada larutan.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alkena
merupakan senyawa karbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon. Pada uji
bromine ini bertujuan untuk menentukan adanya ikatan rangkap pada suatu senyawa. Dan
hasil yang menandakan larutan positif mempunyai ikatan rangkap yaitu pada tabung 1
yang larutannya berubah menjadi warna bening. Dan pada uji baeyer yang bertujuan untuk
melihat adanya ikatan rangkap yaitu alkena dan hasilnya positif pada tabung 1 karena
warna dari KMnO4 yang berwarna ungu hilang dan terdapat endapan coklat pada larutan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Pine, S. H., Hendrickson. J. B., Cram, D. J., dan Hammond, G. S. 1988. Kimia Organik.
Bandung : ITB.
Rahardiningrum, S. W. S., Mahreni., Reningtyas, R. dan Gusaptono, R. H. 2016. Biopelumas
dari Minyak Nabati. Eksergi. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Rosalina, R., Alni, A., Mujahidin, D. dan Santoso, J. 2015. Reaksi Oksidasi Alkohol dengan
Kalium Permanganat (KMnO4) pada Senyawa Kinin. Jurnal Penelitian Teh dan Kina.
Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar (jilid 3) Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai