Disusun Oleh :
1800001009
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
teman-teman. Aamiin…
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Definisi ......................................................................................................... 3
B. Macam-Macam SPGDT ..............................................,,............................... 3
C. Pendahuluan dan Rencana Uraian Tugas ..................................................... 5
D. Perlunya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu .......................... 6
E. Hal-Hal Yang Diatur Khusus dalam SPGDT ............................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam manajemen bencana ada dua kegiatan besar yang dilakukan :
Pertama ; pada saat sebelum bencana (pre event) berupa kesiapsiagaan
menghadapi bencana (disaster preparedness) dan pengurangan resiko bencana
(disaster mitigation), Kedua ; kegiatan tanggap bencana (emergency response)
dan kegiatan pemulihan akibat bencana (disaster recovery).
Berdasar realitas, kita selama ini banyak melakukan kegiatan pasca
bencana berupa kegiatan tanggap darurat dan pemulihan (recovery) akibat
bencana, tapi sangat sedikit sekali perhatian terhadap kegiatan untuk
kesiapsiagaan pra bencana dan pengurangan resiko bencana. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari kesiapsiagaan dan pengurangan
resiko bencana adalah : Kegiatan pendidikan kesadaran bencana (disaster
awareness), Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Penyiapan
Teknologi Tahan/Siaga Bencana, Membangun Sistem Sosial yang tanggap
bencana dan Perumusan Kebijakan Penanggulangan Bencana secara
komprehensif dan terpadu.
Kegiatan-Kegiatan diatas tersebut tentunya harus melibatkan pihak-pihak
yang berkepentingan. Dan salah satu pihak tersebut adalah masyarakat di
lingkungan yang rawan bencana. Termasuk di dalam masyarakat adalah
komunitas tenaga medis dan paramedis yang menjadi bagian masyarakat.
Karena mereka paham bagaimana menyiapkan sistem kesiapsiagaan
menghadapi bencana dan mereka memiliki bekal pengetahuan-ketrampilan
teknis medis yang bisa didayagunakan dalam penanggulangan korban gawat
darurat pasca bencana
Bencana menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat dan
pemerintah maupun swasta. Namun dalam pelaksanaannya menolong korban
haruslah secara tepat dan cepat, selain itu juga diperlukan koordinasi yang
bagus. Diperlukan skill dan pengetahuan yang cukup tentang penanganan
pertama disamping pengetahuan medan bencana serta komunikasi yang terpadu
dalam menolong korban bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu?
2. Apa saja macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
3. Apa saja hal-hal yang diatur khusus dalam Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT)?
4. Apa saja pentingnya mengetahui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu?
5. Bagaimana pelaksanaan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
dalam Gerakan Safe Community?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
2. Untuk mengetahui macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu.
3. Mempercepat response time dalam memberikan tindakan kegawatdaruratan
dan meningkatkan kualitas pertolongan terhadap korban bencana
4. Mencegah kematian dan kecacatan, sehingga dapat hidup dan berfungsi
kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
5. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang
terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan
antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang
menekankantime saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat
darurat dan sistem komunikasi.
Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu antara
Fasilitas kesehatan satu dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak hanya terhadap kasus
Gawat Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat terjadi
bencana di wilayah Indonesia.
Dalam hal ini SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan
Pra Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat
terpadu sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan
peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk
menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
B. Macam-Macam SPGDT
SPGDT dibagi menjadi :
1. SPGDT-S (Sehari-Hari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling
terkait yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit –
antar Rumah Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar
korban/pasien tetap hidup. Meliputi berbagai rangkaian kegiatan sebagai
berikut :
a. Pra Rumah Sakit
1) Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat
2) Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan
penderita gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan medik
3) Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau
awam khusus (satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)
4) Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan
dari tempat kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan)
b. Dalam Rumah Sakit
1) Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit
2) Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)
3) Pertolongan di ICU/ICCU
c. Antar Rumah Sakit
1) Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)
2) Organisasi dan komunikasi
2. SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai
khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan
(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk
menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang
lebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
PGDT INTRA RS
a. Sarana, prasarana, BSB, UGD, HCU, ICU, penunjang
b. Hospital Disaster Plan, bencana dari dalam dan luar RS.
c. Transport intra RS.
d. Pelatihan, simulasi dan koordinasi untuk peningkatan kemampuan SDM.
e. Pembiayaan dengan jumlah cukup.
SOP Minimal RS :
Sehari-hari dan Bencana (Hosdip, Hospital Diasater Plan) :
a. Kegawatan dengan ancaman kematia
b. True emergency
c. Korban missal
d. Keracunan missal
e. Khusus :
Perkosaan, KDRT, child abused
Persalinan Tidak Normal
Kegawatan diruang rawat
f. Ketentuan :
Asuransi
Batasan tindakan medik
Etika & Hukum
Pendataan
Tanggung jawab dokter pada keadaan gawat darurat
SPGDT ANTAR RS
a. Jejaring berdasar kemampuan RS dalam kualitas dan kuantitas.
b. Evakuasi. Antar RS dan dari pra RS.
c. SIM (Manajemen Sistem Informasi). Untuk menghadapi kompleksitas
permasalahan dalam pelayanan.
d. Koordinasi dalam pelayanan rujukan, diperlukan pemberian informasi
keadaan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.
Evakuasi :
a. Tata cara tertulis. Harus memiliki Peta geomedik
b. Kondisi pasien Stabil dan optimal pra dan selama evakuasi hingga
tujuan.
c. Kriteria : Fisiologis / Anatomis
d. Mekanisme :
1) Tahu Tujuan dan Prinsip rujukan.
2) ABC stabil,
3) Immobilisasi,
4) Mekanika mengangkat pasien.
Evakuasi :
Darurat :
Segera :
a. Ancaman jiwa, perlu penanganan segera.
b. Pertolongan hanya bisa di RS (misal pernafasan tidak adekuat, syok).
c. Lingkungan memperburuk kondisi pasien (hujan, dingin dll).
Biasa :
Tanpa ancaman jiwa, namun tetap memerlukan RS
1. perencanaan
2. pencegahan
3. pengurangan resiko
4. pendidikan
5. pelatihan
Situasi tidak ada 6. penelitian
bencana 7. penataan tata ruang
Prabencana
Situasi terdapat 1. Mitigasi
potensi bencana 2. Peringatan dini
3. kesiapsiagaan
PENYELENGGA
RAAN Saat tanggap 1. Kajian cepat
PENANGANAN darurat 2. Status keadaan
BENCANA darurat
3. Penyelamatan &
evakuasi
4. Pemenuhan
Pascabencana kebutuhan dasar
5. Perlindungan
6. pemulihan
rehabilitasi rekonstruksi
Daerah
bencana
Pos komando
penyelamatan Pertolongan
pencarian
pertama
Triase
stabilitasy
evakuasi
Kontrol lalu
lintas pengaturan
evaluasi
Penanganan
bencana di RS
BAGAN PENANGANAN KORBAN BENCANA
DI RUMAH SAKIT
Pasien datang
Pendaftran
Triage
Emergensy ?
Ya Tidak
Pelayanan Penunjang
Pemeriksaan & Pelayanan False
Radiologi
Tindakan Laboratorium Emergency
Bedah sentral
Rawat Inap
Ya Tidak
Ya Tidak
Pelayanan Rawat
Inap ICU-PICU-NICU
Farmasi Administrasi
Kasir
Pasien Pulang
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan
penanganan awal dan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke Rumah
Sakit dan mendapatkan penanganan medis lanjutan, misalnya pada saat terjadi
bencana alam. Salah satu hal penting yang perlu ada pada saat terjadi bencana
alam yaitu posko kesehatan, dimana penderita gawat darurat atau korban dapat
ditangani pada posko kesehatan ini.SPGDT terdiri dari unsur, pelayanan pra
rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit.
SPGDT dibagi atas SPGDT-S dan SPGDT-B. SPGDT bertujuan yang
intinya untuk mengurangi dan menyelamatkan korban bencana, sehingga
diperlukan cara penanganan yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur).
B. Saran
Diharapkan semua orang akan mempunyai kesiapan dalam upaya
penyelamatan dan mengurangi dampak kesehatan yang buruk apabila terjadi
bencana.
DAFTAR PUSTAKA