Makalah Malaria
Makalah Malaria
OLEH :
AINUN NARIYAH (PO713201181002)
TK.2A / D3 KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi
melalui vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium.(Arif Muttaqin,
dkk, 2011)
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia
dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia
melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan
oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles
(Tjay & Raharja, 2000).
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual di dalam darah. (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan
tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. (www.depkes.go.id)
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan
oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar
Zulkarnain, 1999).
2. PENYEBAB / ETIOLOGI
Malaria paling sering di sebabkan oleh gigitan nyamuk
spesiesAnopheles betina yang terinfeksi dengan spesies dari protozoa genus
plasmodium. Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh
ceddera terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.
a. Plasmodium Falcifarum
b. Plasmodium Vivax
c. Plasmodium Ovale
d. Plasmodium Malariae
e. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara
sebagai patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008)
(Arif Muttaqin, dkk, 2011).
3. MANIFESTASI KLINIS
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan
pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan
ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis
yang dirancang dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai
pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau
ditujukan untuk survey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak
dapat dilakukan.
Diagnosis definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya
parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali
yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan
satu hari.
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar
mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai
100%).
1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam
memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam
sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan
identifikasi spesies parasit.
2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger
prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro
liter untuk sedian tipis.
3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies
plasmodium yang tepat.
4) Identifikasi spesies plasmodium
5) Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies
plasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
c. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi
spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium
atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan
terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.
d. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik
parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA
lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan
ekstrak DNA.
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang lazim terjadi pada malaria terutama yang disebabkan oleh
Plasmodium falcifarum adalah sebagai berikut.
a. Koma (malaria serebral).
Koma pada malaria meliputi kondisi penurunan kesadaran, perubahan
status mental, dan kejang. Kondisi koma malaria merupakan kondisi paling
umum yang menyebabkan kematian pada pasien dengan penyakit malaria. Jika
tidak diobati, komplikasi ini sangat mematikan. Gejala malaria serebral mirip
dengan ensefalopati toksik.
b. Kejang (sekunder baik untuk hipoglikemia atau serebral malaria).
c. Gagal ginjal akut.
Sebanyak 30% dari orang dewasa yang terinfeksi dengan Plasmodium
falciparum menderita gagal ginjal akut (Hanson, 2009).
d. Hipoglikemia.
e. Hemoglobinuria (blackwater fever).
Kondisi hemoglobinuria ditandai dengan urine sangat gelap yang
merupakan manifestasi dari hemolisis, hemoglobinemia yang berlanjut pada
hemoglobinuria dan hemozoinuria.
f. ARDS, edema paru nonkardiogenik.
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita hamil dan menyebabkan
kematian pada 80% pasien (Perez-Jorge, 2009). •
g. Anemia.
h. Pendarahan (koagulopati).
6. PENCEGAHAN
Menghindari gigitan nyamuk adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi parasit
malaria. Caranya antara lain dengan:
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg
selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg
dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet )
yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet
dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari.
Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2
x 100 mg/ hari selama 7 hari
BAGIAN II
1. PENGKAJIAN
a) Anamnesa
Keluhan utama pada pasien malaria bervariasi sesuai dengan
siklus yang terjadi di dalam tubuh pasien. Pada pengkajian, perawat
mungkin mendapatkan keluhan utama demam. Serangan klasik demam
tiba-tiba dimulai dengan periode menggigil yang berlangsung selama
sekitar 1-2 jam dan diikuti dengan demam tinggi. Setelah itu akan terjadi
penurunan suhu tubuh secara berlebihan disertai diaforesis dan suhu
tubuh pasien turun menjadi normal atau di bawah normal. Menurut
Dorsey (2000) terdapat trias klasik malaria yang terbagi dalam 3
periode. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)
b) Pemeriksaan fisik
c. Eliminasi
c) DIagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak sdekuat ; anorexia; mual/muntah
Tindakan/ Intervensi :
1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi
makanan.
2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat
setelah periode anoreksia
3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi
4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/
control
5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
f) Implementasi keperawatan
e) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses
keperawatan (diagnose, tujuan, intervensi) harus dievaluasi.
Endemis Sedang adalah API berkisar antara 1 – < 5 per 1.000 penduduk
Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah
pembebasan malaria) atau API = 0
Dari data yang ada di Subdit Malaria diperoleh gambaran peta endemisitas
malaria sebagai berikut:
Berdasarkan peta endemisitas tersebut diatas diperoleh gambaran tentang
situasi endemisitas malaria di kab/kota di Indonesia pada tahun 2009
dan 2010 seperti pada table dibawah ini :