Perencanaan Agregat
Perencanaan Agregat
PENDAHULUAN
Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat sebagai input
utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk tersebut
jugaharus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan. kebutuhan spare-part
dan service kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian tingkat persediaan dan
sebagaimana yang telah ditentukan dalan perencanaan strategi bisnis. Peramalan permintaan
biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok produk secara kasar (tanpa memperhatikan
perbedaan spesifikasi produk), khususnya selama periode waktu yang panjang.
Perencanaan agregat kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan produksi
bulanan atau triwulan bagi kelompok-kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan
dalam peramalan permintaan.
Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bila
waktu produksi tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini jarang terjadi
dalam keadaan sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan akan berfluktuasi
dan perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan produk. Perencanaan produksi
yang tidak tepat dapat mengakibatkan tinggi atau rendahnya tingkat persediaan sehingga
mengakibatkan peningkatan ongkos simpan atau ongkos kehabisan persediaan. Dan yang
lebih fatal, hal tersebut dapat mengurangi pelayanan kepada konsumen karena keterlambatan
penyerahan produk.
Perencanaan produksi sebagai suatu perencaaan taktis apabila dapat memberikan keputusan
yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi
permintaan akan produk yang dihasilkan. Yang dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki
adalah kapasitas mesin, tenaga kerja, teknologi yang dimiliki, dan Iainnya.
1
sudut pandang keuangan, perencanaan produksi mengidentifikasikan besarnya kebutuhan
dana dan memberikan dasar dalam pembuatan anggaran.
Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini antara lain memilih
metode atau teknik-teknik mana yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu kasus. Dengan
menjabarkan teknik-tekniknya dan tahapan penyelesainnya.
Setelah didapatkan solusi dari kasus itu maka tentunya akan dapat mengambil suatu
keputusan atau kebijakan-kebijakan.
Dalam melakukan penelitian ini diberikan batasan-batasan dan asumsi-asumsi agar masalah
yang dibahas tidak terlalu luas.
Untuk menghindari pembiasan masalah dan penelitian yang dilakukan maka permasalahan
hanya dibatasi sebagai berikut :
2
3. Mengetahui tujuan dan sifat perencanaan agregat
4. Mengetahui Input dan Output dari perencanaan agregat
5. Mengetahui ongkos-ongkos yang terlibat dalam Perencanaan Agregat.
6. Mengetahui strategi perencanaan agregat beserta keuntungan dan kerugiannya.
7. Mengetahui contoh perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan Agregat.
8. Mengetahui metode dalam menyusun rencana agregat
Sistematika penulisan yang akan disusun pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini paparan tentang latar belakang dilaksanakannnya penelitian, perumusan masalah
yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat peneltian, dan batasan dan asumsi yang
digunakan serta sistematika penulisannya.
Menyajikan teori-teori yang melandasi penelitian ini, dimana teori-teori ini mendukung dari
berbagai referensi serta penelitian terdahulu.
Pada bab ini diuraikan tentang tahapan-tahapan pengerjaan yang terstruktur, mulai dari
tahapan persiapan sampai tahap penarikan kesimpulan.
Berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diperlukan dalam penelitian untuk kemudian
dilakukan pengolahan data sesuai dengan yang telah dirumuskan pada bab III, metodologi
penelitian
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini merupakan tahapan akhir, yang mana berisikan penarikan kesimpulan terhadap hasil
penelitian serta saran-sarann sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah antara tiga hingga
delapan belas bulan. Perencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan terbaik untuk
memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga
kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok
yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy.
1) Chase Strategy
Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama
dengan forecast. Ciri-ciri Chase Strategy adalah :
Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase
dan Level Strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah :
5
Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat persediaan, order
backlogs dan lost sales
Di pihak lain, banyak juga pendapat lain mengenai perencanaan agregat diantaranya menurut
ahli dalam negeri, Nasution (2006 : 66) berpendapat bahwa Perencanaan Agregat merupakan
suatu perencanaan produksi untuk menentukan berapa unit volume produk yang hasil
diproduksi setiap periode bulannya dengan menggunakan kapasitas maksium yang tersedia.
Handoko (1984,p.234) mengatakan bahwa perencanaan agregat adalah proses
perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu melalui
variabel-variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel. Sedangkan Herjanto
(1991,p.193-194) perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan jangka
menengah. Tujuan dari perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana produksi
secara menyeluruh yang fisibel dan optimal. Bagian dari sistem perencanaan produksi yang
lebih besar, sehingga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana beberapa faktor
internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna (Prasetya,1990,p.100-101).
Proses perencanaan dapat digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu:
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment, ordering, Job
scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama dengan supervisor
dan operator.
6
Dari sekian banyak definisi, kami menyimpulkan bahwa perencanaan agregat
merupakan hal pokok yang harus kita mulai dalam memulai suatu produksi dengan proses
kuantitas produk dan pengaturan periode waktu tertentu. Oleh karenanya perencanaan
agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.
7
Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per-produk tetapi
menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan
jenisdan produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya
memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil
dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
8
4 Ongkos-ongkos yang Terlibat DAlam Perencanaan Agregat
Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos-ongkos untuk iklan, proses seleksi dan
training. Ongkos training merupakan ongkos yang cukup besar apabila tenaga kerja yang
direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan produk
yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengan drastis. Pemberhentian ini
mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pagi karyawan yang di-PHK,
menurunnya moral kerja dan produktifitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang
bersifat social. Semua akibat ini dianggap sebagai ongkos pemberhentian tenaga kerja yang
akan ditanggung oleh perusahaan
Tenaga kerja berlebih ini dapat dijadikan alternatif untuk untuk kegiatan lain yang
produktif meskipun tidak efektif. Bila alternatif itu tidak bisa dilakukan secara efektif, maka
perusahaan dianggap menanggung ongkos menganggur yang besarnya merupakan perkalian
antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.
9
3. INVENTORY COST DAN BACKORDER COST (Ongkos Perse diaan
Dan Ongkos kehabisan persediaan)
Kondisi ini pada sistem MTO (Make To Order = memproduksi untuk memenuhi
persediaan) akan mengakibatkan jadwal penyerahan order terlambar sedangkan pada sistem
MTS (Make To Stock) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain.
Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan
sebagai kerugian bagi perusahaan dimana kerugiaan tersebut akan dikelompokkan sebagai
ongkos kehabisan persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan ongkos
pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu
pada umumnya ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam pembuatan perencanaan
Agregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan
10
perusahaan dalam prakteknya, dan pertimbangan biaya.Keempat jenis strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
c. Melemburkan pekerja
Melemburkan para pekerja adalah salah satu alternatif yang sering dipakai dalam
perencanaan agregat, tetapi keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin
dan tenaga kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi
dapat dinaikkan denganmelemburkan pekerja. Tetapi penggunaan lembur
hanya dapat dilakukan dalam batas- batas maksimum kerja lembur yang bisa
dilakukan perusahaan, misalnya pemerintah mengatur kerja lembur tidak boleh
melebihi 25% dari waktu kerja regular.
Kenaikkan kapasitas produksi melebihi aturan tersebut hanya dapat dilakukan
melalui penambahan tenaga kerja. Alternative lembur akan menyebabkan biaya
tambahan karena biasanya tarif upah lembur adalah 150% dari upah regular. Jika
permintaan turun, maka kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan mengatur
pekerja (undertime). Undertime akan mengakibatkan biaya tetap yang harus
dibayar meskipuntenaga menganggur, kecuali manajemen dapat
11
memberikan kerja tambahan selama mereka menganggur seperti
pemeliharaan mesin dan lain-lain.
Heuristic Search
12
Trial and Error
4. Transportasi
5. Program Dinamis
13
Dimana :
Maka Wagner dan Within menyatakan bahwa solusi optimal akan mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
(1.2)
(1.3)
Persamaan (1.2) menyatakan bahwa untuk periode-t kapanpun kita memakai persediaan dari
periode sebelumnya untuk memenuhi semua permintaan pada periode sekarang (It-1> Ft, Pt=
0) atau kita dapat memenuhi semua permintaan pada periode sekarang hanya memproduksi
saja tanpa menggunakan persediaan (Pt>Ft, It-1= 0).
14
Asumsikan bahwa akan dibuat perencanaan produksi yang sederhana untuk dua periode
dengan peramalan permintaan F1=F2 =10. Jika backorder tidak diperbolehkan, maka akan
ada11 kombinasi yang mungkin dan jumlah produksi (Pt) sebagai berikut :
karena It-1. Pt=0, maka kasus tersebut akan mengakibatkan dua jadwal utama yaitu :
karenakita hanya perlu mengevaluasi jadwal yang utama, maka akan ada pengurangan usaha
yang besar dalam perhitungan.
15
Struktur dari situasi perencanaan untuk banyak periode ditunjukkan gambar dibawah ini:
Pada akhir periode ke-j kapanpun, dimana I j= 0, maka akan ada sejumlah strategi
produksiyang mungkin sehingga memenuhi seluruh permintaan yang masih
tersisa dalam horison perencanaan, J+1 sampai T.
B i l a C jk = o n g k o s p r o d u k s i p a d a p e r i o d e – j + 1 u n t u k m e m e n u h i
p e r m i n t a a n p a d a j + 1 , j+2,....k.
C jk diatas termasuk biaya produksi dan biaya persediaan selama sub-periode-j ke periode-
k adalah sebagai berikut :
16
dimana :
Oleh karena itu, total biaya produksi dan persediaan selama periode –j ke –k
dapat ditulissebagai berikut :
Hal ini berarti bahwa setiap tahap rekursiv, kita mencari kombinasi biaya produksi minimum
diantara dua titik regenerasi (j dan k) ditambah dengan solusi optimal ke-j. Langkah
rkursiv dihitung untuk ke T, dimana Zo* = 0.
17
6. Metode Program Dinamis Dengan Backorder
Pada bagian sebelumnya algorimtma Wagner dan Within terlihat dapat dialokasikan
pada kondisi dimana kurva biaya yang berbeda dari periode ke periodetanpa mempunyai sifat
peningkatan biaya marginal. Hal ini berlaku dimana biaya-biaya bersifat konkav dan pada
kasus khusus dengan:
18
dimana :
dimana :
St= backorder pada akhir periode-t
Pt= ongkos penalti per-unit terjadinya backorder (Pt biasanya disimbolkan juga dengan π
Pengembangan perencanaa agregat mengikuti prosedur yang terdiri dari empat fase.Setelah
prosedur ini diaplikasikan beberapa kali dan persoalan-persoalan pokok yang terlibat pada
fase 2 dan 3 telah dapat dipecahkan, maka pihak manajemen dapat memproses langsungdari
fase 1 ke fase 4.
19
FASE 1 : Persiapan Peramalan Permintaan Agregat
P er am al an p er mi nt aa n ag re ga t me nc ak up be be ra pa pe rm in ta an y an g
d ip er ki ra ka n pada tiap-tiap periode selama horison perencanaan dalam satuan unit yang
sama untuk semua jenis item produk yang dihasilkan. Peramalan ini dapat menggunakan
analisis deret waktu,rata-rata bergerak, dan lain-lain.
20
Memperkenalkan produk terhadap pelengkap pada saat permintaan tahunan produk
utama menurun, misalnya produsen AC akan memperkenalkan produk berupa unit
pemanas pada saat musim dingin tiba.
Memberikan diskon harga pada saat yang tidak sibuk, misalnya tarif pulsa telepon
pada malam hari lebih murah 75% dibanding jam-jam sibuk.
Meningkatan kegiatan promosi untuk mempengaruhi konsumen
Menawarkan perjanjian khusu kepada konsumen untuk mendapatkan batas waktu
pengiriman barang yang fleksibel sehingga kegiatan produksi dapat dijadwalkan
lebihmerata
22
BAB III
PENGOLAHAN DATA
(1). Refrigator
400000
350000
300000
250000
PERIODE t
PERMINTAAN Y (t)
200000
t2
t * Y (t)
150000 PERAMALAN Y' (t)
100000
50000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(2).Mesin Cuci
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
23
3.2 Perhitungan Peramalan (12 periode ke depan)
(1).Refrigator
PERIOD PERAMALA
E N
t Y' (t)
13 4444
14 4458
15 4472
16 4486
17 4500
18 4514
19 4528
20 4542
21 4556
22 4570
23 4584
24 4598
PERIOD PERAMALA
E N
t Y' (t)
13 7389
14 7358
15 7326
16 7294
17 7262
18 7230
19 7198
20 7167
21 7135
22 7103
23 7071
24 7039
24
3.3 Perhitungan Chase Strategy
(1).Refrigator
2.027.925.000
(2).Mesin Cuci
2.572.725.000
25
(1). Refrigator
KAPASITAS
PERMINTAA KAPASITAS KAPASITAS
SELISIH OVERTIME YANG
N PRODUKSI OVERTIME
TERPAKAI
(Unit) (Unit) (Jam) (Unit) (Jam)
4.619 4.354 80 -265 265
4.622 4.354 80 -268 268
3.257 4.354 80 1.097 1.097
3.813 4.354 80 541 541
4.870 4.354 80 -516 516
4.455 4.354 80 -101 101
4.965 4.354 80 -611 611
4.598 4.354 80 -244 244
4.194 4.354 80 160 160
3.772 4.354 80 582 582
4.316 4.354 80 38 38
4.760 4.354 80 -406 406
150.470.000
26
YANG
TERPAKAI
(Unit) (Unit) (Jam) (Unit) (Jam)
7.762 7.597 80 -165 165
8.584 7.597 80 -987 987
7.101 7.597 80 496 496
7.547 7.597 80 50 50
6.879 7.597 80 718 718
7.398 7.597 80 199 199
8.217 7.597 80 -620 620
8.057 7.597 80 -460 460
7.821 7.597 80 -224 224
6.713 7.597 80 884 884
7.654 7.597 80 -57 57
7.422 7.597 80 175 175
Total Biaya =
155.620.000
(1) Refrigator
27
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PERMINTAA KAPASITAS PRODUKSI
SETELAH JAM SETELAH R +
N PRODUKSI JAM LEMBUR
NORMAL OVERTIME
4.619 4.354 265 1.742 -1.477
4.622 4.354 268
3.257 4.354 -1.097
3.813 4.354 -541
4.870 4.354 516
4.455 4.354 101
4.965 4.354 611
4.598 4.354 244
4.194 4.354 -160
3.772 4.354 -582
4.316 4.354 -38
4.760 4.354 406
52.241 52.248 -7 1.742 -1.477
BIAYA +/-
INVENTOR OVERTIME
INVENTORY TENAGA TOTAL BIAYA
Y COST COST
KERJA
1.477 44.298.000 10.600.000 54.898.000
1.209 36.258.000 36.258.000
2.306 69.168.000 69.168.000
2.847 85.398.000 85.398.000
2.331 69.918.000 69.918.000
2.230 66.888.000 66.888.000
1.619 48.558.000 48.558.000
1.375 41.238.000 41.238.000
1.535 46.038.000 46.038.000
2.117 63.498.000 63.498.000
2.155 64.638.000 64.638.000
1.749 52.458.000 52.458.000
22.945 688.356.000 10.600.000 0 698.956.000
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PERMINTAA KAPASITAS PRODUKSI
SETELAH JAM SETELAH R +
N PRODUKSI JAM LEMBUR
NORMAL OVERTIME
7.762 7.597 165 3.039 -2.874
8.584 7.597 987
7.101 7.597 -496
7.547 7.597 -50
6.879 7.597 -718
7.398 7.597 -199
8.217 7.597 620
8.057 7.597 460
7.821 7.597 224
6.713 7.597 -884
7.654 7.597 57
7.422 7.597 -175
28
91.155 91.164 -9 3.039 -2.874
BIAYA +/-
INVENTOR OVERTIME
INVENTORY TENAGA TOTAL BIAYA
Y COST COST
KERJA
2.874 86.214.000 6.600.000 92.814.000
1.887 56.604.000 56.604.000
2.383 71.484.000 71.484.000
2.433 72.984.000 72.984.000
3.151 94.524.000 94.524.000
3.350 100.494.000 100.494.000
2.730 81.894.000 81.894.000
2.270 68.094.000 68.094.000
2.046 61.374.000 61.374.000
2.930 87.894.000 87.894.000
2.873 86.184.000 86.184.000
3.048 91.434.000 91.434.000
31.973 959.178.000 6.600.000 0 965.778.000
BAB IV
29
4.1 Analisis Pola Permintaan
Pola permintaan dalam data tersebut yaitu PT.LG akan memproduksi Refrigerator dan
Mesin Cuci,yang masing-masing alat elektronik memiliki 2 tipe yang berbeda-beda. Data
sudah diketahui dan berada pada tabel permintaan alat elektronik untuk 12 bulan. Adapula
pada data tersebut,setiap permintaan ada penambahan nilai 90 dan didapat hasil permintaan
untuk Refrigator dengan tipe 1 pintu dan 2 pintu juga Mesin Cuci dengan 1 tabung dan 2
tabung.
Jumlah dan rincian data diatas sudah ada dalam tabel Data Umum Produksi.
30
3.Kapasitas Lembur
(1) . Refrigator
Permintaan didapat dari :
“Komposisi dari refrigator dengan 1 pintu dikali dengan setiap permintaan dari
refrigator dengan 1 pintu per-bulannya ditambah Komposisi dari refrigator
dengan 2 pintu dikali dengan setiap permintaan dari refrigator dengan 2 pintu
per-bulannya”.
t2 didapat dari :
“(jumlah periode dikali dengan total dari t*Y(t) untuk 12 periode) dikurangi
(total dari permintaan dikalikan dengan total periode untuk 12 periode)
kemudian hasil dari pengurangan tadi dibagi dengan (jumlah periode dikalikan
dengan total dari t2 untuk 12 periode) dikurangi (total periode untuk 12
periode dipangkatkan 2)”
“(hasil dari nilai a ditambah hasil nilai b dikali dengan setiap periode untuk 12
periode)”
31
(2) Mesin Cuci
“Komposisi dari mesin cuci dengan 1 pintu dikali dengan setiap permintaan
dari mesin cuci dengan 1 pintu per-bulannya ditambah Komposisi dari mesin
cuci dengan 2 pintu dikali dengan setiap permintaan dari mesin cuci dengan 2
pintu per-bulannya”.
t2 didapat dari :
“(jumlah periode dikali dengan total dari t*Y(t) untuk 12 periode) dikurangi
(total dari permintaan dikalikan dengan total periode untuk 12 periode)
kemudian hasil dari pengurangan tadi dibagi dengan (jumlah periode dikalikan
dengan total dari t2 untuk 12 periode) dikurangi (total periode untuk 12
periode dipangkatkan 2)”
“(hasil dari nilai a ditambah hasil nilai b dikali dengan setiap periode untuk 12
periode)”
32
4.3 Analisis Perhitungan Chase Strategy
(1) Refrigator
33
Kapasistas didapat dari :
“kapasitas didapat dari hasil perhitungan (ROUNDUP(AVERAGE(data
permintaan dari periode 1 sampai periode 12) untuk kapasitas disetiap
periodenya memiliki nilai yang sama”
(1).Refrigator
34
“kapasitas Produksi didapat dari hasil perhitungan
(ROUNDUP(AVERAGE(data permintaan dari periode 1 sampai periode 12)
untuk kapasitas disetiap periodenya memiliki nilai yang sama”
35
“nilai Overtime Cost ditambah nilai Subcontract Cost ditambah Inventory
Cost”
36
#Over-Time Cost hanya ada pada selisih yang memiliki nilai negatif.
(1).Refrigator
37
“nilai Kebutuhan Setelah Jam Normal periode ke-1 dikurangi dengan
Produksi Jam Lembur periode ke-1”
- Refrigator = 2.027.925.000
- Mesin cuci =
2.572.725.000
38
Dari metode perhitungan ini hasil yang didapat untuk :
- Refrigator = 150.470.000
- Mesin cuci =
155.620.000
- Refrigator =
698.956.000
- Mesin cuci =
965.778.000
BAB V
5.1 Kesimpulan
39
Permintaan suatu produk mempengaruhi jumlah karyawan dan waktu kerja yang
dibutuhkan dalam pembuatan produk tersebut. Adapun biaya yang di perlukan dari segi
penambahan dan pengurangan karyawan mempengaruhi total biaya yang dikeluarkan dari
perusahaan tersebut. Maka peramalan yang telah dihitung berguna sebagai acuan atau
memberikan gambaran kepada PT. LG. Pada perhitungan yang telah kita lakukan, dapat kita
lihat bahwa produksi Mesin Cuci memang lebih banyak dari segi permintaannya di
bandingkan dengan permintaan dari produk Refrigerator. Begitupun dengan total biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk dari Mesin Cuci dan Refrigerator. Terlalu
banyaknya permintaan dalam satu periode membuat perusahaan mengharuskan melakukan
penambahan karyawan dan penambahan jam kerja karyawan. Penambahan tersebut memang
berguna untuk mengisi unit-unit produksi. Sehingga, persediaan dari produk yang dibutuhkan
dalam 12 periode dapat terpenuhi dengan baik. Namun biaya yang dibutuhkan dari segi
inventory dan karyawan, perusahaan perlu adanya kesesuaian ketersediaan dengan jumlah
permintaan.
5.2 Saran
Dari skema perhitungan yang telah kita lakukan, dapat kita simpulkan bahwa produksi Mesin
Cucilah yang paling banyak peminatnya. Namun demikian biaya yang diperlukan pun akan
jauh lebih banyak. Dan solusinya dengan menambah karyawan yang secukupnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.esaunggul.ac.id
40
http://earlerning-pembelajaran-esa-unggul.ac.id
http://element-esa-unggul.ac.id
http://earlerning-pembelajaran-esa-unggul.ac.id
http:///Jurnal-Teknik-Industri-Perencanaan-agregat-2014-Blogspot.com
http:///Jurnal-Teknik-Industri-Anita-Gabriel-matushaTrisakti-Pemecahan-Problem-produksi-
Perencanaan-agregat-2011.com
http:///Academia-Edu-Perencanaan-agregat-Jurnal-2006.com
http:///Jurnal-Teknik-Susanto-Metode-Perencanaan-Agregat-2010.com
http:///Academia-Edu-Teknik-Industri-Perencanaan-agregat-Mulawarman//2013.com
http:///Teknik-indutri-UI-Mielany-Sandi-Tugas-Akhir-2010-blogspot.com
http:///Forecasting-Perencanaan-agregat-pembaruan-2011-Blogspot.com
http:///Sistem-produksi-Teknik-Industri-Perencanaan-agregat-2009-Blogspot.com
http:///Jurnal-Teknik-Industri-fitria-ani-forecasting-2010.com
http:/// https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment-Blogspot.com
41