Anda di halaman 1dari 3

Nama: Novi Uliana Sagala

Nim: 19077031

Organisasi Kepariwisataan di Indonesia

1.      Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)


Pembangunan industry pariwisata dapat diwujudkan dengan peran aktif para pelakunya,
termasuk badan usaha perhotelan, restoran/rumah makan, jasa pangan yang bersatu dalam
satu wadah. Agar wadah tersebut berhasil guna dan berdaya guna dalam mengemban serta
melaksanakan peranannya dalam pembangunan dan bagi kemajuan anggota, maka badan
usaha perhotelan dan jasa akomodasi, restoran/rumah makan dan jasa pangan menghimpun
diri dalam satu organisasi. Organisasi itu disebut Perhimpunan Hotel dan Restoran yang
merupakan kelanjutan dari Indonesia Tourism Association (ITHA), yang didirikan pada 9
Februari 1969 untuk jangka panjang yang tidak ditentuakn lamanya. PHRI berpusat di
Jakarta.
2.      Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA)
Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai salah satu rantai dalam jajaran industri
pariwisata sepakat untuk mempersatukan niat dan tekad dalam memajukan kepariwisataan
Indonesia melalui wadah persatuan dan kesatuan yang segala sesuatunya dapat dilakukan
dengan pengaturan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan profiabilitas perusahaan, para
anggota, dengan cara perwakilan dalam rangka kemitraan dengan kalangan industry dan
pemerintah, mutlak menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan identifikasi masalah guna
meningkatkan rasa kepuasan jasa penjualan wisata. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
Indonesia (Association Of The Indonesian Tous ang Travel Agencies/ASITA) didirikan di
Jakarta pada 7 Januari 1971 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
3.      Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO)
Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia yang disingkat denagn ASPINDO merupakan
suatu wadah organisasi profesi dari kalangan swasta yang bersifat nonpolitik dan mandiri,
yang menghimpun perusahaan-perusahaan jasa impresariat Indonesia untuk melakukan
kegiatan dan berusaha di bidang impresariat.
Usaha jasa impresariat merupakan kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan, baik
berupa mendatangkan, mengirim, maupun pengembalian artis/seniman, olahragawan
Indonesia maupun asing serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan kegiatan usaha
impresariat meliputi bidang seni dan olahraga yang bersifat eksibisi. ASPINDO dibentuk
pada 16 April 1993 dan berkedudukan di Jakarta dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
4.      Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI)
Objek wisata yang berupa tempat atau keadaan alam, tata hidup, seni budaya serta
peninggalan sejarah bangsa, dan perwujudan ciptaan manusia yang menarik untuk dikunjungi
wisatawan, merupakan titik sentral dari upaya pengembangan kepariwisataan nasional. Untuk
itu, perlu dikembangkan secara terencana, teraarah dan terpadu disertai upaya inovatif secara
berkesinambungan atas dasar pengkajian pola dan jenis permintaan.
Atas dasar itu disadari perlu adanya suatu wadah perjuanagan kepentingan bersama dan
asarana pengabdian profesi dalam usaha pengelolaan objek wisata denagn membentuk suatu
perhimpunan. Denagn menyadari sepenuhnya hal-hal tersebut, denagn memohon bimbingan
Tuhan Yang Maha Esa, para pendiri organisasi dengan pebuh ketulusan dan keikhlasan
merasa memrlukan suatu wadah kegiatan berupa perhimpunan. PUTRI didirikan pada 10
November 1977 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
5.      Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI)
Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian yang terpadu dengan rencana
pengembangan daerah yang harus didasarkan kepada Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata (RIPP), karena aset yang akan dimanfaatkan sangat peka terhadap kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
Pengembangan kawasan pariwisata pada umunya mencakup lahan yang cukup luas dan
beragam permasalahnya. Kepemilikan lahan tidak selalu ada pada pemerintah, tetapi juga
yang dikuasai oleh masyarakat setempat. Untuk pengembangan kawasan pariwisata cukup
besar, karena menyangkut penyediaan prasarana dan saran, bahakan ada sementara pihak
yang beranggapan bahwa penyediaan ini menjadi tanggung jawab pemerintah.
Demikian pula halnya dengan pembebasan lahan/tanah, pemerintah daerah harus selalu
dilinatkan karena dalam proses dan pelaksaannya akan lebih dan cepat karena pemerintah
daerah lebih mengetahui dan memahami tentangkeadaan dan permasalahn lahan tersebut jika
dibandingkan dengan pemerintah pusat dan pengusaha.
6.      Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)
Pembangunan dan pengembangan pariwisata adalah tugas dari setiap komponen masyarakat
madani untuk mencapai hasil dan memperoleh manfaatnya. Masyarakat Pariwisata Indonesia
menempatkan diri sebagai forum, ntuk menunjang aspirasi semua pihak secara dinamis,
dalam kerangka pembangunan lingkunagn yang berkelanjutan.
Peron serta masyarakat menempati posisi penting dalam pembanguna kepariwisataan
nasional denagn menyumbangkan dharma baktinya dalam sector pariwisata yang sangat
berharga bagi bangsa dan negara. MPI merupakan hasil reformasi di bidang pembangunan
pariwisata yang diprakarsai oleh forum dialog pariwisata (FDP) dan dideklarasika pada 21
Juli 1998 dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamnya dan berpusat di
ibukota Negara Republik Indonesia.
7.      Ikatan Juru Masak Profesional Indonesia (IJUMPI)
Untuk mewujudkan partisipasi dan peran para juru masak professional secara efektif dan
efisien guna mencapai cita-cita yang dimaksud adalah suatu keharusan bagi seluruh juru
masak untuk bersatu dalam suatu wadah organisasi profesi, sehingga dalam akselerasi
pembangunan sekarang ini ammpu menjalankan fungsi dan tugas pengabdian pada negara
dan bangsa, dengan tetap berpegang pada UUD 45 dan falsafah Pancasila.
Didorong oleh kesadaran, rasa tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka
didirikan organisasi kemasyarakatan sebagai modal bersatunya para juru masak profesional
yan diberi nama Ikatan Juru Masak Profesional Indonesia. IJUMPI didirikan di Jakarta pada
19 Februari 1987.
8.      Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)
Himpunan Pramuwisata Indonesia merupakan organisasi swasta nonpolitik dan mandiri yang
merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki profesi sebagai pramuwisata.
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) disahkan pada 4 Oktober 1988 di Palembang
(Sumatera Selatan) dalam acara Musyawarah Nasional I Pramuwisata seluruh Indonesia.
9.      Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA)
Wadah tempat berkumpulnya para manajer HRD dari hotel-hotel berbintang dan apartemen
seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyatukan visi dan misi dari berbagai pemimpin
Departemen HRD agar dapat saling menukar informasi tentang sumber daya manusia yang
andal. Kemajuan dan perkembangan sebuah manajemen usaha sangat tergantung dari sumber
daya manusia yang profesioanl dan tangguh.
10.  Himpunan Penulis Pariwisata (HPP)
Organisasi ini didirikan pada tanggal 12 Maret 1977 dan berkantor pusat di Jakarta. Maksud
dan tujuan HPP adalah untuk menghimpun para penulis pariwisata serta meningkatkan
kepariwisataan Indonesia. Usaha-usahanya adalah melalui peningkatan kemampuan para
penulis, komunikasi timbale balik, mengadakan ceramah, diskusi dan melakukan penulisan
apresiasi, penulisan promosi, pembahasan atau analisis kepariwisataan dan dalam mass
media.

Anda mungkin juga menyukai