Ok Di Surpacc PDF
Ok Di Surpacc PDF
Program Studi S-2 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 1
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2
rustam.muhammad@rocketmail.com
Abstrak
Kabupaten Mempawah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi endapan bauksit di
Indonesia. Daerah ini diperkirakan mengikuti jalur penyebaran busur laterit di Kalimantan Barat.
Endapan bauksit terbentuk sebagai hasil dari pelapukan batuan yang kaya alumina dengan
komposisi utama berupa mineral aluminium hidroksida seperti gibsit, buhmit dan diaspor. Secara
umum profil endapan bauksit terdiri atas zona tanah penutup, zona bauksit dan zona batuan dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi di daerah penelitian melalui pemetaan
geologi permukaan dan mengestimasi sumberdaya endapan bauksit serta sebaran kadarnya dengan
metode penaksiran ordinary kriging. Hasil analisis petrografi terhadap 18 sampel batuan
menunjukkan bahwa daerah penelitian disusun oleh batuan beku plutonik yang meliputi granit,
granodiorit dan monzodiorit kuarsa dengan komposisi mineral secara umum terdiri dari kuarsa,
plagioklas, k-feldspar, biotit, hornblende dan mineral opak. Hasil integrasi terhadap interpretasi
peta topografi yang dihasilkan dari citra LIDAR, pemetaan geologi dan analisis petrografi, maka
satuan stratigrafi yang menempati daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu satuan
granit Mensibau, satuan granodiorit Mensibau dan endapan aluvial. Berdasarkan data eksplorasi
sumur uji, dilakukan pemodelan variogram untuk menghasilkan parameter elipsoid anisotropi yang
akan digunakan dalam estimasi. Analisis data variogram dengan model spherical diperoleh nilai
nugget 0; sill 1,00; range mayor 432,74 m; range semi-mayor 146,99 m; range minor 48,10 m;
bearing 150°; plunge 0°; dip -10°; rasio mayor-semi mayor 2,94; dan rasio mayor-minor 9,00.
Hasil perhitungan sumberdaya tonase alumina pada block model ukuran (6,25 x 6,25 x 2) m
dengan batasan kadar 35% Al2O3 dan densitas 1,7 ton/m3 setelah dilakukan estimasi kriging
adalah sebesar 817.859 ton, dengan arah penyebaran barat laut – tenggara.
Kata Kunci : eksplorasi, laterit, alumina, geostatistik, variogram
168
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
169
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
2.2 Metode Analisis Data yang merupakan hasil dari proses pelapukan dan
fluviatil. Morfologi ini memiliki stadia erosi
Analisis data penelitian dilakukan pada tahap
sedang sampai kuat dengan pola aliran sungai
analisis laboratorium dan tahap pengolahan data.
dendritik. Lembahnya relatif membentuk “U” yang
Analisis laboratorium yang digunakan yaitu
merupakan stadia tua.
analisis petrografi untuk mengidentifikasi tekstur
dan jenis mineral penyusun batuan secara
3.2 Stratigrafi
mikroskopis sehingga dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk mengetahui karakteristik Pemetaan geologi pada daerah penelitian
mineralogi dan jenis batuan asalnya. Analisis dilakukan dengan membuat jalur lintasan
petrografi dilakukan di Laboratorium Geologi, pengamatan dan pengambilan sampel batuan untuk
Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah analisis laboratorium (Lampiran 1). Hasil integrasi
Mada. Adapun tahap pengolahan data dilakukan terhadap interpretasi peta topografi yang
terhadap data sekunder (data sumur uji) melalui dihasilkan dari citra LIDAR, pemetaan geologi
analisis statistik univarian, analisis variogram dan permukaan dan analisis petrografi (Lampiran 2),
penaksiran ordinary kriging untuk mendapatkan maka satuan stratigrafi yang menempati daerah
nilai prediksi dari sampel data serta mengestimasi penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan batuan
potensi sumberdaya dan sebaran kadarnya dengan dari tua hingga muda meliputi satuan granit
menggunakan software Surpac. Mensibau dan satuan granodiorit Mensibau yang
dapat disebandingkan secara regional dengan
3. Hasil dan Pembahasan formasi Granodiorit Mensibau berumur Kapur
Awal (60,1 ± 0,7 – 129 ± 1,0 jtl.), dan diatasnya
3.1 Geomorfologi secara tidak selaras sebagian ditutupi endapan
aluvial berumur Kuarter (Lampiran 3 dan
Pembagian satuan geomorfologi pada daerah Lampiran 4).
penelitian didasarkan pada tiga aspek diantaranya
aspek morfogenesa, aspek morfografi dan aspek Satuan granit Mensibau tersebar secara merata di
morfometri oleh van Zuidam, 1985. Berdasarkan daerah penelitian. Secara umum, satuan ini
ketiga aspek tersebut, daerah penelitian dapat tersingkap dalam kondisi lapuk hingga segar
dikelompokkan menjadi dua satuan geomorfologi, dengan batuan penyusun berupa granit dan lapukan
yaitu satuan perbukitan intrusi dan satuan dataran granit dalam bentuk laterit. Kenampakan di
aluvial. lapangan secara umum memperlihatkan struktur
masif hingga terkekarkan, berwarna merah muda
Daerah penelitian secara keseluruhan terletak pada hingga abu-abu dengan tekstur holokristalin,
ketinggian antara 18 – 128 mdpl dan umumnya fanerik kasar; komposisi mineral disusun oleh k-
merupakan morfologi dengan lembah yang relatif feldspar, kuarsa, biotit dan sedikit plagioklas.
membentuk “V – U” dengan stadia dewasa. Hal ini
dibuktikan dengan adanya beberapa cabang sungai Satuan granodiorit Mensibau tersebar di bagian
pada satuan perbukitan intrusi yang utara dan barat daya daerah penelitian. Pada
memperlihatkan adanya batuan dasar. umumnya satuan ini tersingkap dalam kondisi
Berdasarkan sayatan geomorfologi yang dibuat, lapuk hingga segar dengan batuan penyusun
satuan perbukitan intrusi memiliki pola kontur berupa granodiorit, monzodiorit kuarsa dan
renggang hingga rapat. Satuan ini memiliki lapukan granodiorit dalam bentuk laterit.
ketinggian 18 - 112 mdpl dengan kelerengan Kenampakan di lapangan secara umum
landai hingga curam (13 - 43%). Litologi pada memperlihatkan struktur masif hingga terkekarkan,
satuan ini disusun oleh batuan beku granit, berwarna abu-abu dengan tekstur holokristalin,
granodiorit dan monzodiorit kuarsa yang fanerik kasar; komposisi mineral disusun oleh
merupakan hasil dari proses intrusi. Morfologi ini plagioklas, kuarsa, biotit dan sedikit k-feldspar.
memiliki stadia erosi lemah sampai sedang dengan
pola aliran sungai subdendritik yang Endapan aluvial pada umumnya tersebar secara
mengindikasikan adanya kontrol struktur geologi merata terutama pada bagian selatan daerah
dalam proses pembentukan satuan ini. Lembahnya penelitian dan tersusun oleh material lepas
relatif membentuk “V – U” yang merupakan stadia berukuran lempung hingga kerikil (<0,0039 – 3,8
muda hingga dewasa. mm). Satuan ini terbentuk akibat proses geologi
yang berlangsung hingga sekarang seperti
Satuan dataran aluvial memiliki ketinggian 18 - 28 pelapukan dan erosi, namun belum terlitifikasi.
mdpl dengan kelerengan datar hingga sangat landai Berdasarkan kondisi geologinya, endapan aluvial
(2 - 4%). Litologi pada satuan ini disusun oleh ini dapat diinterpretasikan berumur holosen hingga
material lepas berukuran lempung hingga kerikil resen.
170
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
4 Mean 31,16
5 Median 32,12 3.7 Ordinary Kriging
6 Variansi 35,30
7 Standar deviasi 5,94 Tahapan selanjutnya setelah mendapatkan
8 Koefisien variansi 0,19 parameter penaksiran dari hasil analisis struktural
9 Skewness -0,71 variogram adalah melakukan penaksiran kadar
10 Kurtosis 3,46 alumina pada endapan bauksit dengan metode
estimasi ordinary kriging. Pada prosesnya,
3.6 Analisis Variogram ordinary kriging akan mengestimasi nilai pada
setiap unit block model yang sudah dibuat dengan
Karakteristik struktur mineralisasi endapan mineral menggunakan data assay pada sumur uji. Adapun
bisa berbeda untuk arah yang berbeda. Parameter ukuran tiap unit blok dibuat seperdelapan dari
variogram bisa berubah dengan cepat pada arah jarak spasi sumur uji yaitu X = 6,25; Y = 6,25; dan
vertikal dibandingkan dengan arah horizontal Z = 2.
(Waterman, 2017). Oleh karena itu, salah satu
aspek penting dalam estimasi geostatistik adalah Hasil dari pemrosesan estimasi ordinary kriging
mengetahui kondisi anisotropi dari suatu data, atau diperoleh 24.701 unit blok, yang tiap unitnya
menentukan orientasi data yang memiliki memiliki nilai kadar. Sementara jika ditinjau
kontinuitas paling panjang melalui analisis dengan batasan kadar alumina 35% Al2O3, maka
variogram. diperoleh jumlah unit blok sebanyak 6.172 unit.
Hasil penaksiran ordinary kriging juga
Variogram adalah sebuah grafik atau formula yang menunjukkan bahwa sebaran kadar alumina
menggambarkan selisih rata-rata antara harga titik dengan batasan kadar 35% Al2O3 memiliki arah
per conto yang terpisah oleh jarak pada arah penyebaran baratlaut – tenggara.
tertentu atau titik-titik yang dipisahkan oleh lag
tertentu (Clark, 1979). Analisis variogram terhadap 3.8 Validasi Model
data komposit kadar Al2O3 dibuat dalam berbagai
arah dengan mengatur parameter azimuth dan dip Langkah penting dalam mengevaluasi geostatistik
guna mengetahui kontinuitas data secara tiga adalah dengan memvalidasi model yang sudah
dimensi sehingga diperoleh parameter penaksiran dibuat. Ada beberapa cara dalam melakukan
yang representatif dalam pengestimasian ordinary validasi model, diantaranya : (1) dengan
kriging. membandingkan data cross section dengan nilai
model; (2) membuat kurva tonase-kadar dari hasil
Hasil analisis struktural atau pencocokan pola data perhitungan block model; (3) melakukan analisis
pada variogram eksperimental dengan model statistik dasar pada nilai model; dan (4) melakukan
variogram teoritis diperoleh model yang paling analisis kecenderungan.
sesuai adalah model variogram spherical dengan
nilai nugget 0; sill 1,00; range mayor 432,74 m; Pada penelitian ini akan dilakukan validasi model
range semi-mayor 146,99 m; range minor 48,10 menggunakan analisis statistik univarian, seperti
m; bearing 150°; plunge 0°; dip -10°; rasio mayor- yang dilakukan sebelumnya terhadap data nilai
semi mayor 2,94; dan rasio mayor-minor 9,00 komposit kadar alumina sebelum proses kriging.
(Gambar 4). Adapun hasil validasi model dapat dilihat pada
Gambar 5 dan Tabel 2 berikut.
172
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
maka diperoleh jumlah unit blok sebanyak 6.172 Suwarna, N., Sutrisno, de Keyser, F., Langford,
unit dengan jumlah sumberdaya tonase alumina R.P., dan Trail, D.S., 1993, Geologi
sebesar 817.859 ton. Lembar Singkawang, Kalimantan,
Departemen Pertambangan dan Energi,
Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, Pusat Penelitian dan
Annels, A.E., 1991, Mineral Deposit Evaluation : Pengembangan Geologi, Bandung.
A Practical Approach, Chapman & Hall, Valeton, I., 1972, Bauxites, Development in Soil
London. Sciences, Vol. 1., Elsevier Publishing
Clark, I., 1979, Practical Geostatistics, Elsevier Company, Amsterdam.
Applied Science Publishers Ltd., England, Van Zuidam R.A., 1985, Aerial Photo-
pp. 11-41. Interpretation in Terrain Analysis and
Gemcom Surpac, 2013, Geostatistics, Version 6.5, Geomorphologic Mapping, Smith
Gemcom Software International Inc., Publisher, The Hauge, Netherlands, pp. 26.
Vancouver. Waterman, S., 2017, Geostatistik, Edisi Kedua,
Gow, N.N., dan Lozej, G.P., 1993, Bauxite, Prodi Teknik Pertambangan, UPN Veteran
Geoscience Canada, Volume 20, Number 1, Yogyakarta.
Journal of The Geological Association of
Canada, pp. 9-16.
Isaaks, E. H., dan Srivastava, R. M., 1989, Applied
Geostatistics, Oxford University Press,
New York, pp. 278-322.
Le Bas, M.J., dan Streckeisen, A.L., 1991, The
IUGS Systematics of Igneous Rocks,
Journal of the Geological Society, London,
Vol. 148, pp. 825-833.
Surata, M., Suksiano, O., Pratomo, M., dan
Supriyadi, 2010, Discovery and Its Genetic
Relationship Bauxite Deposit in Mempawah
and Landak Regency West Kalimantan
Province, Proceeding of Kalimantan Coal
and Mineral Resources Seminar, pp. 107-
116.
174
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
175
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Lampiran 2. Komposisi Mineral Penyusun Batuan Hasil Analisis Petrografi (Klasifikasi Sistem IUGS)
176
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
177
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
178