Badan Mikro
Badan Mikro
BIOLOGI SEL
DISUSUN OLEH :
1|Badan Mikro
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia dan
Rahmat-Nya. kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel semoga
makalah dapat membantu dalam menambah pengetahuan mahasiswa tentang sel.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar dan kurangnya keterbatasan pengetahuan
kami. Maka, dariu itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk membantu kami dalam
penulisan ini.
Penyusun
2|Badan Mikro
DAFTAR ISI
3|Badan Mikro
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan mikro memiliki ukuran sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa
berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase
(banyak disimpan dalam sel-sel hati).Badan mikro ini terbagi menjadi dua yaitu
Peroksisom dan Glioksisom.Badan mikro merupakan suatu organel yang dijumpai di
dalam sel baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Dengan menggunakan mikroskop
elektron, badan mikro telah dapat diobservasi sejak pertengahan tahun 1950-an.
Strukturnya sperikel atau ovoid dengan diameter 0,5-1,5 mm, kira-kira sebesar
mitokondria dan lisosom, dibatasi oleh adanya membran tunggal, berisi matriks granular.
Terdapat dua jenis badan mikro yang berisi enzim-enzim katalase dan oksidase,
dan badan mikro yang berisi enzim-enzim untuk daur glioksilat, ditambah katalase dan
oksidase.Badan mikro yang berisi enzim katalase dan oksidase disebut peroksisom,
sedangkan badan mikro yang mengandung enzim –enzim untuk daur glioksilat selain
katalase dan oksidasedisebut glioksisom.Peroksisom umumnya terdapat pada sel – sel
mamalia, sedangkan glioksisom umumnya terdapat pada endosperm biji yang berperan
pada saat perkecambahan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
4|Badan Mikro
BAB II
PEMBAHASAN
C.de Duve dklk dari belgia meneliti dari segi biokimia sedangkan Ak Novikoff dkk dari
USA meneliti dari segi morfologi dan sitokimia.Sejakth 1950 dengan mikroskop electron telah
dapat mengobservasi struktur struktur kecil/badan mikro.
Struktur ini penampangnya berbentuk bulat atau membulat yang diselubungi membrane
tunggal. Garis tengah badan ini berkisar antara 0,2-0,15 mikro meter.Badan mikro dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Peroksisom
5|Badan Mikro
menjadi substrat organik dan H2O, peroksisom juga berfungsi untuk merombak asam lemak
yang tersimpan dalam biji menjadi glukosa untuk proses perkecambahan.
b. Glioksisoma
Glioksisoma hanya terdapat pada sel tumbuhan, Aleuron merupakan bentuk dari protein
atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan
lemak dari biji yang berkecambah.Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi
gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Sedangkan peroksisom merupakan
badan mikro yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Glioksisom banyak
ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam lemak untuk
pembentukan energi dalam Proses perkecambahan.Salah satu proses utama pada biji yang sedang
mengalami perkecambahan adalah perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi
karbohidrat atau disebut glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A
selanjutnya berubah menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk
akan diubah menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam
glioksisom.
Badan mikro mudah dibedakan dari organel lain karena adanya enzim katalase.Enzim ini
dapat dilihat dengan mikroskop electron bila diperlukan dengan pengecatan 3,3-
diaminobenzidine (DAB). Hasilnya tidak tembus electron, dan tampak sebagai daerah gelap bila
sel mengandung enzim katalase. Dengan adanya H2O2 dan OSO4 katalase akan mengoksidasi dan
mempolimerasi DAB menjadi substansi yang disebut hitam osmium yang tidak tembus
elektron.Dengan mikroskop electron badan mikro yang berasal dari sel-sel hewan maupun
tumbuhan tampak sebagai bangunan yang dibatasi oleh membran tunggal, dan di dalamnya
mengandung matriks yang amorf atau glandular. Pada jaringan tertentu matriks badan mikro
berisi struktur nukleoid Kristal. (crystalline nucleoid structure). Bentuk Kristal ini umumnya
adalah urat oksidase, salah satu enzim dari matriks badan mikro.
6|Badan Mikro
Pada sel-sel hewan, distribusi badan mikro tersebar di dalam sel, tetapi umumnya di sekitar
reticulum endoplasma.Pada sel-sel tumbuhan, badan mikro sering berdekatan dengan kloroplas,
karena kedua organel ini terlibat dalam metabolism jalur glikolat.Sebagaimana diketahui bahwa
jalur glikolat melibatkan tiga organel, yakni kloroplas, badan mikro khususnya perksisom, dan
mitokondria.
Senyawa penyusun badan mikro menyerupai senyawa penyusun selaput sel, RE maupun
kompleks golgi yaitu terdiri dari Lipida dan Protein.
a. Lipida
Lipida yang terdapat di badan mikro dan penyusun selaputnya serupa dengan lipida yang
terdapat di mikrosoma, namun berbeda dengan membrane mitokondria.Membran peroksisom
dan mikrosom dari hati tikus tidak menunjukkan adanya perbedaan, tetapi berbeda secara nyata
dengan membran mitokondria dalam hal rendahnya kandungan kardiopolin.Kardiopolin sangat
banyak jumlahnya di membran dalam mitokondria.Membran glioksisom dari endosperm
tanaman jarak, berbeda komposisi lemaknya dengan membran retikulum endoplasma hati
tikus.Membran glioksisom mengandung lebih rendah fosfatidil inositol dan mungkin fosfatidil
serin, dan lebih tinggi kandungannya lemak yang tak teridentifikasi.Perbedaan kandungan lemak
antara hati tikus dan membran badan mikro endosperm mungkin disebabkan oleh karena
perbedaan peran dari kedua jaringan tersebut.
Table dibawah menunjukkan perbandingan beberapa jenis fosfolipida dari beberapa
organela di dalam sel hati dan endosperma kacang tanah
Jenis fosfolipida Sel Hati Endosperma Kacang tanah
Peroksisma Mitokondria Mikrosoma Glioksisoma Mitokondria Mikrosoma
Fosfatidilkolin 55,1 44,5 49,8 49,0 36,9 50,0
Fosfatidiletanolamin 16,0 28,1 18,8 31,4 30,9 26,6
Fosfatidilinositol 19,7 7,1 19,7 6,1 14,3 18,9
Fosfattidilserin 7,4 1,9 8,5 0,0 4,1 1,8
Kardiolipin 1,6 18,5 3,1 2,4 13,7 2,7
7|Badan Mikro
b. Protein
Badan mikro intak memiliki tingkat osmotikum yang relatif stabil, tetapi akan pecah bila berada
dalam larutan pirofosfat. Badan mikro akan pecah bila dimasukkan ke dalam 0,01 M pirofosfat
dengan sebab-sebab yang belum diketahui. Ternyata setelah pecah begitu sulit memisahkan
membran dengan enzim-enzim dalam matriksnya, salah satu sebab diantaranya adalah karena
enzim-enzim itu melekat pada membrannya. Enzim-enzim ini dapat di kelompokkan menjadi 2
yaitu enzim-enzim yang terkait pada protein Integral maupun protein Perifer dan enzim-enzim
yang terdapat di matriks
a) Enzim yang terdapat di selaput
Analisis enzym menunjukan bahwa badan mikro mempunyai 2 enzym yang
merupakan protein integral yang juga terdapat dalam membrane RE, yaitu cytocrome-
b5 dan NADH cytochrome-b5 reduktase. Enzym yang lain yang merupakan protein
perifera adalah sitrat dan malat sintetase, malat dan 3-hidroxyacetil CoA
dehydrogenase dan crotonase.
b) Enzim yang terdapat di dalam matriks
Enzym yang dominan dalam badan mikro adalah katalase dan oksidase. Pada
peroksisom daun terdapat enzym jalur glikolat dan pada glioksisom endosperma biji
tumbuhan terdapat enzym untuk daur glioksilat dan untuk oksidasi asam lemak.
Enzim yang terdapat di dalam matriks antara lain :
- Katalase - Tiolase
- Hidroksi piruvat reduktase - Alantoinase
- Serine-glioksilat tranferase - Glioksilat oksidase
- Glutamate-oksaloasetat amino tranferase - Zantin dehidrogenase
- NADP-isositrat dehydrogenase - Malat sintetase
- NAD gliserol fosfat dehydrogenase - Isositrat liase
- Akonitase - Enzyme oksidase
- Fathyl acyl-CoA Synthetase - Urakise
- NAD-malat dehydrogenase - Oksidase asam amino
8|Badan Mikro
D. Fungsi Badan Mikro
Reaksi oksidasi pada peroksisom jaringan mammalian dipicu oleh enzim flavin oksidase
yang menggunakan oksigen sebagai penerima electron yang mengubahnya menjadi H2O2.H2O
yang terjadi sifatnya toksik bagi sel, karena itu harus segera diubah menjadi H2O dan 1/2O2 oleh
enzim katalase di dalam peroksisom.
Contoh spesifik dari reaksi ini misalnya terjadi pada asam D-amino jika memasuki
perosisom. Asam amino ini akan mengalami deaminasi karena oksidasi dengan enzim FAD-
oksidase sehingga terbentuklah asam α-keto.
9|Badan Mikro
asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini kemudian akan diangkut oleh karier (pembawa) ke
dalam mitokondria untuk dioksidasi dan menghasilkan asetil Koenzim A (asetil KoA).
Sekarang telah diketahui bahwa peroksisom jaringan hati tikus mampu mengoksidasi
palmitoil KoA menjadi asetil KoA.Oksidasi ini dikenal dengan β-oksidasi. Asetil KoA ini
kemudian akan diangkut ke mitokondria untuk memasuki daur krebs atau daur asam sitrat. Jika
tetap berada dalam sitosol maka akan diubahmenjadi asam lemak dan kemudian menjadi lemak
netral.
Jalur β-oksidasi ini mempunyai kesamaan dengan jalur oksidasi yang terjadi di dalam
mitokondria dengan suatu kekecualian.Oksidasi yang terjadi pada mitokondria, enzim flavin
dehidrogenase memberikan elektronnya ke rantai respirasi dan tidak bereaksi dengan
O2.Sedangkan oksidasi yang terjadi pada badan mikro enzim flavin dehidrogenase bereaksi
langsung dengan O2 dan menghasilkan H2O2.Mitokondria tidak memiliki katalase karena itu
tidak menghasilkan H2O2.Untuk badan mikro hal itu tidak merupakan suatu masalah, karena
badan mikro memiliki katalase.
Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk β-oksidasi asam lemak dalam badan mikro untuk
pertama kalinya ditemukan pada glioksisom endosperm tumbuhan oleh Cooper dan Beever. Jalur
β-oksidasi ini sama, baik yang terjadi pada peroksisom mammalian maupun yang terjadi di
glioksisom tumbuhan.
Endosperm adalah cadangan makanan dalam biji.Cadangan makanan itu diantaranya
lemak.Banyak biji yang cadangan makanannya berupa lemak, seperti kacang-kacangan, biji
jarak, biji kepuh dan sebagainya.Cadangan makanan ini penting artinya dalam
perkecambahan.Sumber energi utama dalam perkecambahan adalah karbohidrat.Jadi kalau
cadangan makanan dalam biji tadi berupa lemak, maka lemak harus dikonversi menjadi
karbohidrat.Reaksi ini terjadi di dalam glioksisom dan dipacu oleh enzim-enzim yang terdapat
didalamnya. Hasil oksidasi asam lemak ini adalah asetil KoA, yang kemudian akan digunakan di
dalam glioksisom untuk membentuk senyawa (asam) dengan 4 atom C, yaitu asam suksinat
melalui jalur glikosilat. Selanjutnya suksinat dibawa ke mitokondria sebagai bahan untuk proses
glukoneogenesis. Di mitokondria asam suksinat akan dikonversi menjadi asam malat, yang
selanjutnya akan dibawa ke sitosol. Di sitosol asam malat diubah menjadi fosfoenol piruvat, dan
10 | B a d a n M i k r o
digunakan untuk sintesis glukosa.Jadi inilah konversi cadangan lemak menjadi karbohidrat yang
terjadi di dalam glioksisom endosperm selama berlangsungnya perkecambahan.
Pada biji yang sedang berkecambah daur glikosilat seluruhnya terjadi di glioksisom,
sedangkan pada ragi dan ganggang Tetrahymena daur ini merupakan kerja sama antara
glioksisom dan mitokondria. Ada yang mengatakan bahwa daur ini sebagai modifikasi dari daur
asam sitrat, dengan langkah-langkah reaksi yang menghasilkan CO2, dengan satu-satunya
sumber karbon yaitu asetil KoA.
Hewan tingkat tinggi tidak dapat mensintesis glukosa dari asam lemak karena tidak
mempunyai enzim isositrat liase dan enzim malat sintetase. Karena itu asetil KoA akan
memasuki siklus asam sitrat dan akhirnya membebaskan CO2.
4. Jalur glikolat
Jalur glikolat merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di peroksisom dan
bergandeng dengan siklus karbon di kloroplas.Jalur ini melibatkan kloroplas, peroksisom,
mitokondria, dan sitosol.Jalur ini meliputi pengubahan senyawa yang tak mengandung fosfat
(nonphosphorilated) yakni gliserat menjadi glisin, serin, dan persenyawaan “C1”, dan ini penting
sebagai precursor dalam biosintesis asam inti.
Jalur glikolat dimulai di kloroplas, di mana fosfoglikolat, glikolat, dan fosfogliserat dibentuk
dalam fotosintesis.Kloroplas memiliki enzim fosfatase, yang dapat melepas fosfat dari dua
subtrat yang mengandung fosfat (yaitu fosfogliserat dan fosfoglikolat) menjadi glikolat.
Glikolat meninggalkan kloroplas menuju peroksisom dengan perantaraan suatu pengemban
atau pengangkut yang disebut glikolat-glikolat shuttle.Dalam peroksisom glikosilat dioksidasi
menghasilkan glioksilat dan membebaskan H2O2.Dengan adanya katalase di peroksisom ini,
H2O2 diubah menjadi H2O dan ½ O2. Glioksilat akan disintesis menjadi asam amino serin atau
kembali ke kloroplas. Kembalinya glioksilat ke kloroplas ini di duga sebagai mekanisme untuk
menghabiskan NADPH dalam kloroplas yang dihasilkan dalam fotosintesis.NADPH direoksidasi
dalam kloroplas dengan mekanisme tanpa menghasilkan H2O2 karena di kloroplas tidak ada
katalase.
11 | B a d a n M i k r o
Asam amino glisin dibentuk dari glikosilat, melalui reaksi interkonversi dalam
mitokondria menjadi asam amino serin, suatu bagian dari siklus yang belum diketahui
dengan jelas.Serin ditranspor kembali ke peroksisom, lalu mengalami deaminasi menjadi
oksalat dan kemudian direduksi menjadi gliserat.Gliserat kemudian ditranspor kembali ke
kloroplas yang kemudian mengalami fosforilasi menjadi fosfogliserat.Dengan demikian
selesailah siklus ini, dengan catatan bahwa sebagian reaksi ini searah dan sebagian lainnya
bolak balik.Jadi serin dapat dihasilkan secara langsung dari fosfogliserat dibandingkan dari
fosfoglikolat.
Jalur ini membebaskan 1 molekul CO2, menghasilkan satu molekul serin atau gliserat
dari dua molekul fosfoglikolat, atau menghasilkan 1 molekul serin atau 1 molekul glisin
ditambah persenyawaan “C1” dari satu molekul fosfogliserat. Pola metabolic ini penting bagi
sel tumbuhan karena setengah dari karbon yang difiksasi berlangsung dengan cara ini.
Reaksi glikolat juga dikenal sebagai fenomena fotorespirasi.Fotorespirasi adalah suatu
reaksi yang membebaskan CO2 dari organ yang berwarna hijau karena pengaruh
cahaya.Fotorespirasi didorong oleh kondisi atmosfer di mana tekanan O2 tinggi, sedangkan
tekanan CO2 rendah.Diduga O2 berkompetisi dengan CO2 terhadap enzim RuBP-
karboksilase, yang umumnya enzim tersebut adalah enzim untuk memfikasai CO2. Bila O2
telah digunakan oleh enzim tersebut, senyawa antara tak stabil terbentuk dan akan segera
terurai menjadi 3-P-gliserat dan P-glikolat. Terbentuknya fosfoglikolat dalam reaksi ini akan
menambah konsentrasi asam glikolat dengan cara membebaskan P-group, dank arena itu
kelebihan glikolat akan dioksidasi dan lepaslah CO2.
12 | B a d a n M i k r o
Itulah sebabnya fotorespirasi dikatakan sebagai proses yang merugikan bagi tanaman.
Hal ini menyangkut enzim-enzim pengikat CO2 dan hasil-hasil pengikatannya.Rate
fotorespirasi dapat mendekati 50% dari rate bersih fotosintesis, dan hal inilah yang
menyebabkan fotosintesis menjadi tidak efisien.Fotorespirasi merupakan problem bagi
tanaman C3, yang mudah dipengaruhi adanya tekanan CO2 yang rendah, sebaliknya tanaman
C4 lebih efisien.Inilah tujuan pertanian yang dikembangkan agar dapat mengembangkan
tanaman-tanaman yang memiliki efisiensi fotosintesis yang tinggi.
13 | B a d a n M i k r o
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam system penulisan makalah ini Kami sebagai penulis belum dapat mengakui
bahwa makalah ini benar-benar sempurna sesuai dengan aslinya, namun itu penulis
membutuhkan saran dan keritikan untuk dapat memperbaiki karyah ini, dan muda-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada generasi penerus bangsa.
14 | B a d a n M i k r o
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Herry M. Sumampouw, M.Pd. 2013. Biologi sel dan Molekuler. Universitas Negeri
Manado
2. Sumadi, dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
3. http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2012/03/badan-mikro.html
4. https://nusiati.files.wordpress.com/2008/06/biologi sel/Badan Mikro.pdf
5. http://aff.fkh.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/05.-biologisel/Badan Golgi, Lisosom,
dan Badan Mikro 2011.pdf
15 | B a d a n M i k r o