Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem


rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem
syaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait
antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan
manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah
sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat
berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yang memegang peran sebagai
pusat dalam ilmu ergonomi / person centered ergonomics.

Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusia
yang merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalam
menjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan pergerakan, seseorang
membutuhkan tulang dan otot untuk bergerak. Tulang tidak dapat bergerak sendiri
apa bila tidak digerakkan oleh otot. Gerakan adalah hasil interaksi antar tulang,
otot dan persendian tulang. Dari ketiga unsur tersebut digabungkan menjadi
sistem rangka. Kerangka manusia tersusun atas tulang-tulang baik tulang yang
panjang maupun tulang yang pendek. Tulang-tulang tersebut membentuk rangka
dalam (endoskeleton). Endoskeleton terbagi atas dua bagian yaitu rangka sumbu
(aksial) dan rangka anggota apendikular. Rangka aksial meliputi engkorak, tulang
belakang, tulang dada dan tulang rusuk. Sedangkan rangka anggota meliputi
gelang bahu, gelang pinggul dengan rangka anggota dalam.

Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-


struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini
meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Sistem rangka adalah suatu sistem organ
yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya
dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari
dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Adapun hal yang melatar belakangi sehingga praktikum ini di adakan
adalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai kerangka tubuh pada
menusia beserta bagian-bagiannya.

Persambungan tulang atau sendi adalah pertemuan dua buah tulang atau
beberapa tulang kerangka. Artrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
persendian. Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari
jaringan rawan ada juga sebagai pengganti jaringan rawan, pada keadaan tertentu
tingkat pendahuluan tulang rawan diganti dengan tulang pengganti (tulang keras)
dan jaringan ikat sebagai jaringan penutup. Sendi adalah tempat dua tulang atau
lebih saling berhubungan baik terjadi pergerakan atau tidak. Dalam perkembangan
jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan.

Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk


menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Terdapat tiga
jenis utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan dan sendi sinovial. Terdapat
enam jenis sendi sinovial, yaitu sendi datar atau sendi geser, sendi putar, sendi
engsel, sendi kondiloid, sendi berporos atau sendi putar, sendi pelana. Gerak-gerik
yang terjadi pada sendi-sendi kerangka dapat dibagi menjadi tiga kelompok
utama, yaitu gerak meluncur, gerakan bersudut, dan gerakan rotasi .

B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi sistem rangka penyusun tubuh manusia.
2. Mengetahui struktur rangka.
3. Mengetahui fungsi rangka terhadap tubuh manusia.
4. Mengetahui struktur sendi.
5. Mengetahui fungsi sendi terhadap tubuh manusia.
C. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Mampu memahami struktur dan fungsi dan mengetahui bagian-bagian
kerangka dalam tubuh manusia.
2. Dapat dijadikan sebagai suatu acuan pembelajaran anatomi dan
fisiologi bagima hasiswa farmasi dan sains.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan


fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga
tipe: eksternal,internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem
rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis
lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari
tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa
memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu skeleton aksial.
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan
dukungan dan perlindungan pada organ dikepala, leher dan badan. Tulang
tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak
tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang
menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai
pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang tengkorak merupakan
sendi mati yang disebut sutera(Ayub, 2008).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga
tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem
rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis
lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari
tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya (Irawan, 2013).
Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut
tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Rangka dan otot
bekerja sama maka manusia dapat melompat, berjalan, berlari, dan lain
sebagainya (Adhitama,2015).
Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian
tubuh. Terdapat banyak komponen-komponen tubuh yang terlibat dalam
gerak, baik disadari maupun tidak disadari. Seluruh mekanisme gerak yang terja
di didalam tubuh manusia tak terlepas dari peranan sistem saraf. Gerak biasa
rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan
langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori
sehingga terjadilah gerakan. Pada gerak biasa, gerakan itu, diketahui atau
dikontrol oleh otak. Sehingga gerak biasa adalah gerak yang disadari
(Wulandari, 2009).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe:
eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang
tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain
seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya (Mubin, 2013).
Kerangka manusia tersusun dari tulang-tulang, baik tulang yang
panjang maupun tulang pendek. Fungsinya diantaranya adalah untuk
memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh, menjaga agar organ tubuh tetap
berada di tempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan
paru-paru, dan untuk bergerak ketika dikehendaki otot serta menghasilkan sel
darah di dalam sum-sum tulang. Jenis-jenis tulang dikelompokkan menurut
bentuknya menjadi : tulang pipa (Contohnya tulang paha), tulang pendek
(Contohnya tulang pergelangan), tulang pipih (Contohnya tulang bahu), tulang
tak beraturan (Contohnya tulang rahang) (Setiadi, 2007).
Menurut Umadevi (2011) kerangka manusia terdiri dari tiga komponen
utama yaitu tulang rawan terkait dan sendi.
a. Tulang: Tulang merupakan bentuk yang sulit dan kaku jaringan ikat.
Ini adalah tumpuan berat organ tubuh manusia dan bertanggung jawab
untuk hampir semua kekuatan kerangka manusia. Karena ini adalah
daerah penelitian utama, dibahas secara terpisah.
b. Kartilago: Cartilage adalah jenis jaringan ikat terdiri dari sel-sel
khusus yang dikenal sebagai kondrosit bersama dengan kolagen atau
serat elastis kuning. Serat dan sel-sel yang tertanam dalam gel
perusahaan seperti matriks kaya mucopolysaccharides. Tulang rawan
tidak sesulit dan kaku seperti tulang. Hal ini jauh lebih fleksibel dan
elastis.

Menurut Syarifuddin (2006) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya
terbagi atas:

1) Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri


dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh
dan berperan dalam pergerakan.
2) Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya
ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan
kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas.
3) Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang
berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4) Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan
struktur tulang yang sama dengan tulang pendek.
5) Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam
formasi persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartil
ago, ligament, atau tulang lainnya.

Menurut Adhitama (2015) rangka tubuh manusia dikelompokkan atas


dua bagian yaitu:

a. Skeleton Aksial : Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun


poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ
di kepala, leher dan badan.
b.  Skeleton Apendikular : Tersusun atas tulang tulang yang merupakan
tambahan dari skeleton aksial.

Menurut Irawan (2013) secara garis besar, rangka (skeleton) manusia


dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

A. Rangka Aksial
1. Tengkorak.
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang
terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat
digerakkan.
2. Tulang Belakang.
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan-pelengkungan yang
berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai jenis posisi dan gerak misalnya
berdiri,duduk, atau berlari.
3. Hioid
Hioid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di
antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat
pelekatan beberapa otot mulut dan lidah.
4. Tulang dada dan tulang rusuk 
Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai
pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat didada, yaitu
paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan
tulang belakang.
 
B. Rangka Apendikuler
1. Tulang Selangka.
 Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian depan
bahu.
2. Tulang Belikat.
 Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian
pembentuk bahu.
3. Tulang Pangkal Lengan, Pengumpil, Hasta.
Tulang pangkal lengan bersama dengan tulang pengumpil dan
tulang hasta menyusun alat gerak, yaitu tangan.
4. Tangan
Tangan disusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum pisiform,
trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate. Telapak tangan
(metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batang, dan kepala. Jari
tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua
ruas.
5. Kaki.
Tulang apendikuler bagian bawah merupakan alat gerak bagian
bawah. Tulang kaki disusun oleh tulang paha, tempurung lutut,
tulang kering dan tulang betis. Pergelangan kaki disusun oleh
tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis,
dan jari-jari.

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan


bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang
rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang
pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun
kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua
organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh
dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. The 206 tulang
dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum
tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam
tubuh      (Irawan, 2013).
Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu skeleton
aksial yang Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan
memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan
badan. Skeleton aksial terdiri dari:  Tulang Tengkorak, Tulang dada, Tulang
rusuk, ruas-ruas tulang belakang yang terdiri dari 33 buah tulang yang terbagi atas
5 bagian yaitu: Columna cervicalis (7 buah), Columna thoracalis (12 buah),
Columna lumbalis (5 buah), Columna sacralis (5 buah), dan Columna coccigialis
(4 buah). dan skeleton apendikular yang terdiri dari tulang tulang yang merupakan
tambahan dari skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari : Anggota gerak
atas, Anggota gerak bawah,  Gelang panggung,  Bagian akhir dari ruas-ruas tulang
belakang seperti sakrum dan tulang coccyx (Devision, 2009).
Suatu artikulasi atau persendian terjadi saat permukaan dari dua tulang
bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya.
Persendian dapat di klasifikasi menurut struktur ( berdasarkan ada tidaknya
rongga persendian di antara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan
ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut) dan menurut fungsi
persendian ( berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin di lakukan pada
persendian). Klasifikasi struktural persendian terdiri dari persendian fibrosa,
persendian kartilago, dan persendian sinovial. Klasifikasi fungsional persendian
dapat dibagi menjadi sendi sinartrosis atau sendi mati; anfiartrosis atau sendi
dengan pergerakan terbatas; dan diartrosis atau sendi yang dapat bergerak bebas
(Iswari,2006:15).
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. ALAT
1. Pensil
2. Buku
3. Proyektor
4. Laptop
B. BAHAN
1. Model rangka manusia
2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

            Dari hasil praktikum anatomi fisiologi yang sudah di presentasikan


mengenai rangka, data yang dapat kami ambil yaitu berupa nama masing-masing
rangka sesuai dengan nomer - nomer yang ditelah ditandai  pada alat peraga di
dalam laboratorium. Urutan-urutan rangka adalah sebagai berikut :

1. Osteo frontal 20.Osteo ulna


2. Osteo orbital 21.Osteo radius
3.Osteo nasal 22.Osteo carpal
4. Osteo zigomatikum 23.Osteo metacarpal
5. Osteo maksila 24.Osteo palanges
6. Osteo mandibula 25.Osteo femur
7. Osteo vertebreservikalis 26.Osteo patella
8. Osteo klavikula 27.Osteo fibula
9. Osteo bahu 28.Osteo tibia
10.Osteo skapula 29.Osteo calcaneus
11.Osteo sternum 30.Osteo talus
12.Osteo costavera 31.Osteo navicular
13.Osteo costa spuria 32.Osteo cuboid
14.Osteo vertebrata torakal 33.Osteo cuneiform
15.Osteo lumbalis 34.Osteo metacarsal
16.Osteo sakrum 35.Osteo phalanges
17.Osteo koksigealis 36.Osteo pubiz
18.Osteo pelvis 37.Osteo ischium
19.Osteo humerus

1. PEMBAHASAN

Tulang adalah bagian - bagian dar rangka. Jaringan yang kuat dan tangguh
memberi bentuk pada tubuh. Tanpa tulang tubuh kita tidak akan dapat berdiri
tegak. Tulang juga berfungsi dalam sistem gerak.

Tulang merupakan jaring ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks
ekstraselular. Maktris tulang yaitu bagian terkeras yang terletak dilapisan luar
tulang yang disebabkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang
pun mengalami sebuah kalsifikasi. Di dalam tulang tubuh manusia terdapat sekitar
206 tulang yang membentuk suatu rangka tubuh yang kokoh.

Pada organ tubuh manusia tulang atau rangka memiliki fungsi yang sangat
penting bagi tubuh kita, antara lain fungsi dari tulang itu sendiri yaitu :
a. Tempat melekatnya otot
b. Memberi bentuk pada tubuh
c. Melakukan fungsi gerak aktif
d. Tempat pembentukan sel-sel darah
e. Tempat penimbunan garam mineral
f. Untuk menopang tubuh
g. Sebagai pelindung organ vital

Pada organ tubuh manusia tulang atau rangka terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikul.

1.      Skeleton aksial

     Skeleton aksial atau disebut juga dengan rangka atas adalah Terdiri atas
sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan
dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Skeleton aksial
terdiri dari :
a. Tulang tengkorak

                        Pada praktikum anatomi fisiologi manusia yang telah dilakukan


bagian tulang tengkorak terdiri dari :

1) Osteo frontal berfungsi untuk melindungi otak dari depan


2) Osteo orbital berfungsi untuk tempat melekatnya bola mata
3) Osteo nasal berfungsi untuk membentuk hidung dan untuk
menyokong jaringan hidung yang lembut.
4) Osteo zigomaticum berfungsi untuk membentuk tulang pipi
5) Osteo maksila berfungsi untuk menyokong barisan gigi atas
6) Osteo  mandibula berfungsi untuk menyokong barisan gigi bawah,
ranghang dapat berfungsi sebagai mengunyah makanan.
b. Tulang leher

Osteo Vertebreservikalis adalah tulang belakang yang langsung


terhubung dengan tengkorak. Terdiri dari 7 tulang. Berfungsi sebagai
menopang kepala dan melindungi tengkorak, kerongkongan, dan pita
suara.

c.  tulang bahu

                     Bagian tulang bahu terdiri dari sebagai berikut :


1) Osteo klavikula berfungsi untuk tempat melekatnya otot sendi.
2) Sendi bahu berfungsi tempat melekatnya sejumlah otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
3) Osteo skapula berfungsi untuk  tempat melekatnya sejumlah otot
yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

d. Tulang dada

    

1) Osteo sternum berfungsi untuk lampiran beberapa otot  dan tendon pada


lengan, leher, dada, punggung, dan membantu dalam pergerakan lengan
dan bahu.
1) Osteo costavera memiliki 7 pasang tulang.
2) Osteo costa spuria memiliki 3 pasang tulang.
3) Osteo vertebrata torakal berfungsi tempat menempelnya beberapa otot dan
tempat salah satu syaraf pusat.
4) Osteo lumbalis berfungsi untuk menopang tubuh bagian atas.
5) Osteo sakrum berfungsi bergerak kesegala arah.
6) Osteo koksigealis berfungsi untuk menopang berat badan dan untuk
duduk.
7) Osteo pelvis berfungsi untuk melindungi organ intim.

2.      Skeleton Apendikuler

a. Anggota Gerak atas

      
                                

1) Osteo humerus berfungsi untuk tempat melekatnya tulang radius


dan ulna. 
2) Osteo ulna berfungsi membentuk persendian pergerakan tangan,
searah dengan kelingking.
3) Osteo radius berfungsi membentuk persendian pergerakan tangan,
searah dengan ibu jari.
4) Osteo carpal berfungsi untuk menyambungkan telapak tangan ke
siku.
5) Osteo metakarpal berfungsi untuk memegang suatu benda.
6) Osteo phalanges berfungsi untung menggerakan jari-jari.

b. Anggota Gerak Bawa

                        
1) Osteo femur berfungsi untuk menyambungkan ke pinggul dan
memproduksi sel darah, (2 tulang paha).
2) Osteo patela berfungsi untuk melindungi lutut.
3) Osteo fibula berfungsi untuk menyangga badan dan menyeimbangkan
badan.
4) Osteo tibia berfungsi untuk menghasilkan sel-sel darah merah.
5) Osteo calcaneus berfungsi untuk menyeimbangkan badan saat berdiri.
6) Osteo talus berfungsi untuk menyeimbangkan badan.
7) Osteo navicular berfungsi untuk menopang badan.
8) Osteo cuboid adalah tulang pangkal berbentuk kubus.
9) Osteo cuneiforms adalah tulang runcing.
10)Osteo metacarsal berfungsi untuk pijakan saat berjalan.
11)Osteo phalanges berfungsi untuk penggerak aktif.

c. Tulang Panggul

1) Osteo pubis berfungsi untuk melindungi alat kelamin.


2) Osteo ischium berfungsi untuk penyeimbang saat duduk.
3) Osteo ilium berfungsi untuk menyanggah organ di area perut.

2. Penyakit-penyakit pada Rangka Manusia

            Penyakit tulang adalah penyakit yang sering kali tidak disadari oleh seseorang
yang mungkin saja sudah mengidap gejala-gejala penyakit tersebut. Umumnya
seseorang akan menyadari bahwa dia telah mengidap penyakit tulang adalah
ketika kondisi tulangnya tidak memungkinkan lagi untuk diobati. Jadi untuk
mengurangi resiko keluhan pada tulang, kita membutuhkan informasi lengkap dan
memadai baik dari riset dari Internet dan petugas kesehatan. Dengan menjaga
kesehatan tulang maka aktivitas dan kinerja seseorang pun menjadi lebih
produktif. Tulang merupakan penyangga tubuh kita yang terdiri dari kolagen
yakni protein yang berisi dengan kalsum fosfat dan kalsium, mineral yang
membuat tubuh kuat karena disanggah oleh tulang. Kolagen dan kalsium yang
dikombinasikan membuat tulang menjadi kuat dan fleksibel sehingga mampu
menahan tekanan karena aktivitas dan kegiatan kita. Sekitar 99% kalsium tubuh
manusia berada pada tulang dan gigi, selainnya terdapat di dalam darah.

Tulang mengalami perkembangan dan perbaikan sepanjang masa hidup


manusia yakni dilakukan secara resorption dan formation. Namun, tulang juga
bisa mengalami gangguan berupa penyakit tulang, yakni sebagai berikut:
1. Osteoporosis
Penyakit tulang osteoporosis adalah penyakit yang mengakibatkan tingkat
kepadatan tulang menjadi turun. Osteoporosis bisa menggerogoti kemampuan
tulang trabecular yang menyebabkan kekuatannya menjadi berkurang secara
drastis. Hal ini akan membuat tulang menjadi mudah patah karena tulang cortical
menipis. Biasanya penyakit osteoporosis terjadi pada wanita yang berusia lanjut
dan memasuki usia menopause.
Pengobatannya dapat dicegah dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat,
aktif bergerak, dan menghindari alkohol serta rokok.
2. Osteomielitis
Penyakit tulang ini disebabkan oleh bakteri yang menyebar dan
mengurangi kekuatan tulang.
Pengobatan osteomeilitis :
Cara terbaik mencegah osteomielitis adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang dapat memicu terjadinya penyakit ini. Jika Anda memiliki luka, bersihkan
luka tersebut dan tutup dengan perban steril. Jika luka cukup parah, temui dokter
untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, pastikan juga penyakit yang berisiko menimbulkan osteomielitis,
seperti diabetes, tetap terkendali. Kesehatan kaki perlu diamati secara rutin, dan
segera hubungi dokter jika melihat tanda awal infeksi.
3. Osteomalacia
Penyakit tulang ini disebabkan oleh tulang yang menjadi lunglai karena
kurangnya asupan vitamin D atau bisa juga disebabkan oleh kesalahan
metabolisme pada tubuh. Seperti penyakit tulang osteoporosis, penyakit
osteomalacia bisa menyebabkan tulang menjadi lebih mudah patah.
Pengobatan Osteomalasia:
Penanganan utama untuk osteomalasia sebaiknya dilakukan dengan langsung
memeriksakan diri ke rumah sakit. Meski demikian, berdasarkan penyebabnya,
penyembuhan osteomalasia dapat diupayakan dengan cara sebagai berikut:
a. Kekurangan Vitamin D
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin
D selama 4-6 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian vitamin D
dosis tertentu setiap hari.
b. Kekurangan fosfat 
Dapat diobati dengan mengonsumsi calcitriol, yakni jenis vitamin D yang
digunakan untuk mengobati penyakit tulang—seperti pengeroposan tulang
dan pelemahan tulang.
Jika setelah pengobatan masih terdapat sisa kelainan tulang, dapat
dilakukan tindakan osteotomi (pemotongan sebagian tulang) pada tulang yang
masih menunjukkan kelainan.

4. Rakitis
Sering terjadi pada anak-anak yang sedang berada dalam masa
pertumbuhan. Formasi tulangnya abnormal yakni adanya penumpukan kalsium
pada tulang karena anak tersebut terlalu banyak meminum susu kalsium atau
karena radiasi matahari.
Pengobatan rakitis :
Penyakit rakitis bisa dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dan
kalsium. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

a. Imbangi asupan gizi anak dengan makanan-makanan yang kaya akan


vitamin D dan mineral, misalnya telur, ikan sarden atau salmon, kacang-
kacangan, tahu dan tempe, sayur-sayuran, serta susu.
b. Apabila asupan gizi dari makanan masih kurang, mintalah dokter untuk
meresepkan suplemen vitamin D dan kalsium sesuai dengan usia dan
kebutuhan anak. Ibu hamil dan menyusui juga memerlukannya.
c. Jemur anak Anda di bawah sinar matahari pagi (sebelum jam 10 pagi)
secara rutin sekitar 10-15 menit, karena sinar matahari pagi dapat
membantu pembentukan vitamin D oleh tubuh. Selama menjemur anak di
bawah sinar matahari pagi, jangan dipakaikan krim tabir surya karena
dapat menghalangi sinar matahari pada kulit. Akan tetapi, jika anak aktif
di luar lebih dari lima belas menit, dapat dipakaikan krim tabir surya
dengan SPF 15 untuk menghindari kerusakan kulit akibat sinar matahari.

Untuk menghindari kekurangan vitamin D dengan mengonsumsi suplemen,


berikut adalah rekomendasi jumlah vitamin D yang dikonsumsi setiap harinya:

a. Wanita hamil dan menyusui dianjurkan untuk minimal mengonsumsi 10


mikrogram vitamin D.
b. Bayi usia 0-1 tahun dianjurkan untuk minimal mendapatkan 8,5-10
mikrogram vitamin D, terlepas dari apakah bayi tersebut mendapatkan ASI
eksklusif atau tidak.
c. Bayi yang hanya diberikan susu formula tidak perlu mendapatkan
suplemen vitamin D, kecuali konsumsi susu formula kurang dari 500 ml
per hari.
d. Anak-anak usia 1-4 tahun dianjurkan mendapatkan 10 mikrogram
suplemen vitamin D setiap harinya.

3. Sendi
 Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat
digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Fungsi utama
sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga
sebagai poros anggota gerak. Macam macam sendi pun cukup beragam. Ada
beberapa sendi dalam tubuh yang hanya memberikan sedikit pergerakan, namun
tetap saja sangat berfungsi untuk memberikan kestabilan pada tubuh kita. 
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian
(dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda
untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi
sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian,
yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa
persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan
yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.
Sendi ini menyerupai bantalan yang berada di antara tulang-tulang. Macam
macam sendi pun cukup beragam dan memiliki fungsinya masing-masing.

1. Macam macam sendi berdasarkan jangkauan gerak:


a. Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, di mana
letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh
selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang
tengkorak.
b. Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya terbatas, di
mana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya
tulang iga.
c. Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan
bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya sendi
bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan
kaki, pergelangan tangan dan kaki.

2. Macam macam sendi berdasarkan perbedaan kemampuan gerak.

a. Sendi gerak
Sendi gerak merupakan hubungan antar tulang dengan kemampuan gerak
lebih banyak. Pada sendi gerak tulang yang satu dengan tulang yang lain diikat
dengan semacam jaringan pengikat atau ligamen. Gerakan antar tulang ini akan
menimbulkan gesekan dan rasa sakit jika pada rongga antar tulang tidak
terdapat minyak sendi. 
Macam macam sendi gerak:
Berdasarkan jenis gerakannya sendi gerak dikenal dengan berbagai jenis sendi,
di antaranya sendi peluru, sendi putar, sendi pelana, sendi gulung dan sendi
engsel. 
1) Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan gerakan ke
seluruh arah, dan biasanya berporos tiga. Sendi peluru terdapat pada hubungan
antara tulang lengan atas dan tulang belikat. Pada sendi peluru ujung tulang
yang satu dengan yang lain membentuk lekukan berupa lingkaran sehingga
bonggol tulang yang satu dapat masuk pada lekukan tulang yang lain.
Hubungan antar tulang panggul dan tulang paha juga merupakan sendi peluru.

2) Sendi Putar

Hubungan antar tulang dimana ujung tulang yang satu berupa tonjolan yang
masuk kedalam lubang tulang yang lain disebut sendi putar. Sendi putar
memungkinkan terjadinya gerakan memutar. Sendi putar terdapat pada
hubungan antara tulang hasta dan tulang pengumpil, juga pada hubungan
antara tulang pemutar dan tulang atlas.

3) Sendi Pelana

Hubungan tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua arah adalah


sendi pelana. Sendi pelana terdapat pada hubungan antara tulang ibu jari
dengan tulang telapak tangan. 

4) Sendi Gulung

Hubungan antara tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil


merupakan sendi gulung.

5) Sendi Engsel

Hubungan antara ujung tulang yang menghasilkan gerakan seperti engsel


pada pintu disebut sendi engsel. Hubungan antara tulang paha dengan tulang
kering pada lutut, atau antara tulang lengan dengan tulang hasta pada sikut
serta pada ruas-ruas ibu jari juga merupakan sendi engsel.

b. Sendi Kaku

Sendi kaku merupakan macam macam sendi yang memungkinkan


terjadinya sedikit gerakan. Sendi kaku terdapat pada hubungan antar tulang-
tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki. 

c. Sendi Mati
Sendi mati merupakan macam macam sendi yang menghubungkan tulang
yang satu dengan tulang yang lain tanpa dapat digerakkan sama sekali.
Persendian jenis ini terdapat pada hubungan antara tulang pada tengkorak.

3. Macam macam sendi berdasarkan sifat geraknya

Macam-macam sendi berdasarkan sifat dan biasa pula dikatakan dengan


pergerakan atau fungsinya, antara lain sebagai berikut.

a. Sinartosis (Synarthrosis) atau Sendi mati adalah hubungan antar tulang


yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan, contohnya persendian pada
tulang tengkorak. Dapat dibedakan menjadi dua:
1) Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan
ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
2) Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang
rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
b. Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau Sendi kaku adalah hubungan
antartulang yang hanya sedikit memungkinkan terjadinya gerakan.
Contohnya sendi kaku adalah persendian tulang-tulang pergelangan
tangan, persendian tulang pergelangan kaki, dan persendian ruas-ruas
tulang belakang.
c. Diartrosis atau Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan terjadinya gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun
ke segala arah.
4. Macam macam sendi berdasarkan anatomi lokasi
a. Sendi artikulasi Tangan
b. Sendi pergelangan
c. Sendi siku
d. Sendi Bahu aksila (Glenohumeral dan sendi akromioklavikularis)
e. Sendi sternoklavikularis
f. Sendi artikulatoris vertebra
g. Sendi Sakroiliaka panggul
h. Sendi temporoman di bulan rahang
i. Sendi artikulasi KakiSendi pinggul
j. Sendi lutut 

Selain macam macam sendi, ada beberapa komponen penunjang sendi:

Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya
terdapat rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-
serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi.

Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga dari benturan.Cairan
sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

Berikut ini adalah berbagai jenis gangguan sendi:

1. Autoimun

Jenis gangguan sendi terjadi ketika tubuh Anda tidak lagi mengenali jaringan
Anda sendiri dan menyerang sendi, yang menyebabkan peradangan. Gangguan
sendi umum autoimun adalah rheumatoid arthritis. Bila Anda memiliki jenis
gangguan sendi, sistem kekebalan tubuh Anda akan menyebabkan kerusakan
pada tulang rawan dan jaringan ikat, yang akan kehilangan tekstur halus dan
menjadi kasar. Seiring waktu, tulang rawan akan lemah.

Pengobatan untuk gangguan sendi autoimun termasuk obat-obatan yang akan


mengontrol respon imun dan mengurangi peradangan.

2. Inflamasi

Gangguan sendi inflamasi disebabkan oleh pilihan pola makan yang buruk,
luka atau infeksi. Jenis gangguan sendi ini menyebabkan sendi menjadi
kemerahan, bengkak, dan nyeri. Mereka termasuk gangguan seperti encok,
psoriasis arthritis, dan arthritis enteropati (penyakit Crohn). Penyakit sendi
inflamasi akan memiliki periode kambuh dan remisi.

Cara terbaik untuk mengontrol gangguan sendi inflamasi adalah untuk


mengendalikan peradangan. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan seperti kortikosteroid dan obat anti-peradangan (NSAID). Anda
juga dapat mengontrol peradangan dengan mengidentifikasi pemicunya.
Misalnya, pemicu asam urat adalah makanan yang menghasilkan tingkat tinggi
asam urat. Makanan seperti daging merah dan bir.

Jenis lain yang umum dari kondisi peradangan sendi disebut bursitis. Yang
disebabkan oleh tekanan ekstrim pada sendi yang menyebabkan bursa menjadi
meradang. Bursa terletak di antara tulang yang menyembuhkan tulang dan
tendon achilles. Bursitis biasanya diobati dengan istirahat.

3. Degeneratif

Gangguan sendi degeneratif adalah yang paling umum dari penyakit sendi. Ini
termasuk dislokasi, keseleo dan luka lain atau kerusakan sendi. Nyeri tidak
selalu menjadi gejala pertama dari gangguan sendi degeneratif. Untuk beberapa
kondisi kerusakan jaringan di sendi dapat memburuk dari waktu ke waktu,
yang menyebabkan tulang rawan menjadi kasar dan hilangnya cairan sendi.
Hal ini menyebabkan sendi Anda tidak bergerak.

Untuk dislokasi dan keseleo, nyeri akan menjadi gejala awal serta pembengkakan
dan ketidakmampuan untuk bergerak. Cara terbaik untuk mengobati dislokasi dan
keseleo adalah dengan beristirahat, menggunakan es untuk mengurangi
pembengkakan, kompres dan mengangkat sendi. Hal ini akan membantu
mempercepat proses penyembuhan.

4. Infeksi

Sendi bisa meradang akibat infeksi. Infeksi ini bisa dalam tubuh atau sendi. Jenis
gangguan sendi meliputi kondisi seperti septic arthritis dan Lyme arthritis.
Kelainan infeksi sendi biasanya disebabkan oleh patogen dalam darah. Proses
kerusakan sendi Anda bisa sangat cepat.

Lyme arthritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan
kutu. Gejala termasuk ruam, kelelahan dan gejala seperti flu. Bakteri akan
melakukan perjalanan ke sendi dan menyebabkan kerusakan jaringan. Jika Anda
mencurigai diri Anda terkena penyakit Lyme, Anda harus diobati dengan
antibiotik segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sendi Anda.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa


tulang merupakan alat gerak pasif. Rangka juga berfungsi memberikan bentuk
tubuh, penompang tubuh, tempat melekatnya otot-otot, dan melindungi organ-
organ tubuh lainnya, serta rangka juga berfungsi untuk tempat penyimpan mineral
dan pembentuk sel darah.
Berdasarkan bentuknya tulang terbagi menjadi 5 bagian yaitu tulang panjang
(pipa), tulang pendek, tulang pipih, tulang tidak beraturan, dan tulang sesamoid.
Rangka di golongkan menjadi 2 bagian yaitu rangka axial, dan rangka
apendikular.
Sendi itu sendiri merupakan artikulasi dari 2 tulang yang sangat penting
dalam sistem rangka, karena sendi merupakan penyambung antara tulang yang
satu dengan tulang yang lainnya.
Daftar pustaka
Pierce, Evelyn.C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
Purwanti, Eni, Dkk. 2013. Anatomi Fisiologi. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai