Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Penyakit Sifilis


Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal :
Waktu Pertemuan  : 30 Menit
Tempat :
Pemberi materi :
Latar Belakang
Salah satu penyakit yang berbahaya dan menimbulkan banyak kematian dan
cara penularannya melalui hubungan seksual adalah sifilis. Sifilis atau yang
lebih dikenal dengan sebutan raja singa dapat menimbukan banyak penyakit
komplikasi. Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena merupakan penyakit
berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, seperti
kerusakan sistem saraf, jantung,tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil yang
menderita sifilis dapat juga menularkan penyakaitnya ke janin sehingga
menyebabkan sifilis kongenital yang bisa menyebabkan penyakit bawaan dan
kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjut terdapat suatu lubang (gumma)
yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka istilah untuk penyakit ini yaitu
“raja singa” sangat tepat karena keganasannya.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum (TU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit sifilis ,
peserta penyuluhan mengerti bahaya pentakit sifilis.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali 60 menit diharapkan peserta
penyuluhan mampu:

1. memahami pengertian sifilis


2. memahami etiologi dan penularan sifilis
3. memahami tanda dan gejala sifilis
4. memahami pencegahan penyakit sifilis
5. memahami penatalaksanaan penyakit sifilis

B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian sifilis
2. Etiologi dan penularan sifilis
3. Tanda dan gejala sifilis
4. Pencegahan penyakit sifilis
5. Penatalaksanaan penyakit sifilis

C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Pemateri menjelaskan mengenai Penyakit sifilis, lalu peserta bisa
mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan yang baru
disampaikan.

D. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Mikrophone
4. Leafleat dll

E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta
1 Pendahuluan 5 menit
        Menjawab salam
Memberi salam

        Menjawab
Memberi pertanyaan
persepsi
Menjelaskan pokok bahasan

        Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan

        Menyimak
2 Kegiatan Inti 15
menit
Memberikan penjelasan
        Menyimak
tentang materi penyuluhan

Memberikan kesempatan
        Bertanya
klien dan keluarga untuk
bertanya

Menjawab pertanyaan         Memperhatikan


keluarga
3 Penutup 5 menit

Menyimpulkan materi
        Memperhatikan
penyuluhan bersama
keluarga

        Menjawab
Memberikan evaluasi secara
lisan

Memberikan salam penutup         Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
5. Jenis soal : 1. Apakah yang dimaksud dengan sifilis ?
2.Apa penyebab sifilis ?
3.Bagaimana tanda dan gejala sifilis?

TEORI
SIFILIS

1. Pengertian sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh (Hidayat, 2009).
Penyakit Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS). 
Penyakit ini bisa menular jika ia melakukan hubungan seksual dengan wanita
lainnya. Namun tidak hanya sebatas itu, seorang ibu yang sedang hamil yang
telah tertular penyakit ini bisa menularkan nya kepada janinnya. Bakteri
Treponema Pallidum masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput
lendir,seperti selaput lendir di vagina atau mulut dan melalui kulit.
2. Etiologi dan penularan
Penyebab sifilis adalah treponema palladium yang termasuk
ordo Spirochaeta, famili Treponemetoceae ,di tularkan ketika hubungan
seksual atau oral dengan cara kontak langsung dari luka yang mengandung
treponema.Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka
pada kulit. 10-90 hari sesudah treponema memasuki tubuh, terjadilah luka pada
kulit primer (chancre atau ulkus durum).Chancre ini kelihatan selama 1-5
minggu dan kemudian sembuh secara spontan. Erupsi pada kulit dapat terjadi
spontan dalam waktu 2-6 minggu. Pada daerah anogenital.
Sifilis bisa ditularkan atau diturunkan dari seorang ibu kepada anak dalam
kandungannya. Sipilis kongenital, melalui infeksi transplasental terjadi pada
saat janin berada di dalam kandungan ibu yang menderita sifilis.
Cara penularan sifilis lainnya antara lain melalui transmisi darah. Hal ini
bisa terjadi jika pendonor darah menderita sifilis pada stadium awal. Ada lagi
kemungkinan penularan cara lain, yaitu penularan melalui barang-barang yang
tercemar bakteri penyebab sifilis, Treponema pallidum, walaupun itu baru
secara teoritis saja, karena kenyataannya boleh dikatakan tidak pernah terjadi.
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa resiko penularan
penyakit syphilis dapat terjadi jika:
a. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit
sifilis, jika tidak (pernah) melakukan hubungan seksual aktif dengan
penderita sifilis maka dia tidak akan punya resiko terkena penyakit ini.
b. Ibu menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat
transplasental
c. Lewat transfusi darah dari darah penderita sifilis.

3. Tanda dan Gejala sifilis


Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi;
rata-rata 3-4minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang
menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi
oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:
1. Fase Primer
Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang
terinfeks yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina. Cangker juga
bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari-
jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita hanya memiliki1
ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa ulkus. Cangker berawal
sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah
menjadi suatuulkus (luka terbuka), tanpa disertai nyeri. Luka tersebut tidak
mengeluarkan darah, tetapi jika di garuk akan mengeluarkan cairan jernih
yang sangat menular. Kelenjar getah bening terdekat biasanya akan
membesar, juga tanpa disertai nyeri.Luka tersebut hanya menyebabkan
sedikit gejala sehingga seringkali tidak di hiraukan. Luka biasa nya
membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudah nya penderita tampak
sehat secara keseluruhan
2. Fase Sekunder.
Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul
dalam waktu 6-12minggu setelah terinfeksi. Ruam ini bisa berlangsung
hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam
ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan
muncul ruam yang baru.Pada fase sekunder sering ditemukan luka di
mulut. Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening
di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan
mata.Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang
terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi
kabur.Sekitar 10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi
yang disertai nyeri.Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein
ke dalam air kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning
(jaundice). Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput
otak (meningitis sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku
kuduk dan ketulian.Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di
daerah kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang
menonjol (kondiloma lata). Daerah ini sangat infeksius (menular) dan bisa
kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu-abu.
Rambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit
kepala tampak gambaran seperti digigit ngengat. Gejala lainnya adalah
merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan,mual, lelah,
demam dan anemia
3. Fase Laten.
Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki
fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa
berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluhtahun atau bahkan
sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang
infeksikembali muncul .
4. Fase Tersier.
Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala
bervariasi mulai ringan sampai sangat parah. Gejala ini terbagi menjadi 3
kelompok utama :
a. Sifilis tersier jinak.
Pada saat ini jarang ditemukan. Benjolan yang disebut gumma muncul
di berbagai organ tumbuhnya perlahan, menyembuh secara bertahap
dan meninggalkan jaringan parut. Benjolan ini bisa ditemukan di
hampir semua bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah pada kaki
dibawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah dan kulit kepala. Tulang
juga bisa terkena,menyebabkan nyeri menusuk yang sangat dalam yang
biasanya semakin memburuk di malam hari
b. Sifilis kardiovaskuler.
Biasanya muncul 10-25 tahun setelah infeksi awal. Bisa terjadi
aneurisma aorta ataukebocoran katup aorta. Hal ini bisa menyebabkan
nyeri dada, gagal jantung atau kematian.
c. Neurosifilis.
Sifilis pada sistem saraf terjadi pada sekitar 5% penderita yang tidak
diobati. 3 jenis utama dari neurosifilis adalah neurosifilis,
meningovaskuler, neurosifilis paretik dan neurosifilistabetik.

1) Neurosifilis meningovaskuler
Merupakan suatu bentuk meningitis kronis. Gejala yang terjadi
tergantung kepada bagian yang terkena, apakah otak saja atau otak
dengan medulla spinalis
Jika hanya otak yang terkena akan timbul : sakit kepala, pusing,
konsentrasi yang buruk,kelelahan dan kurang tenaga, sulit tidur,
kaku kuduk, pandangan kabur, kelainan mental,
kejang, pembengkakan saraf mata (papiledema), kelainan pupil,
gangguan berbicara (afasia) dan kelumpuhan anggota gerak pada
separuh badan.
Jika menyerang otak dan medulla spinalis gejala berupa :
kesulitan dalam mengunyah, menelandan berbicara, kelemahan dan
penciutan otot bahu dan lengan; kelumpuhan disertai kejang
otot(paralisa spastis), ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kemih dan peradangan sebagian dari medulla spinalis yang
menyebab kan hilangnya pengendalian terhadap kandungkemih serta
kelumpuhan mendadak yang terjadi ketika otot dalam keadaan
kendur (paralisaflasid)
2) Neurosifilis paretik.
Juga disebut kelumpuhan menyeluruh pada orang gila. Berawal
secara bertahap sebagai perubahan perilaku pada usia 40-50 tahun.
Secara perlahan mereka mulai mengalami demensia.Gejalanya
berupa kejang, kesulitan dalam berbicara, kelumpuhan separuh
badan yang bersifatsementara, mudah tersinggung, kesulitan dalam
berkonsentrasi, kehilangan ingatan, sakit kepala,sulit tidur, lelah,
letargi, kemunduran dalam kebersihan diri dan kebiasaan berpakaian,
perubahansuasana hati, lemah dan kurang tenaga, depresi, khayalan
akan kebesaran dan penurunan persepsi

3) Neurosifilis tabetik.
Disebut juga tabes dorsalis. Merupakan suatu penyakit medulla
spinalis yang progresif,yang timbul secara bertahap. Gejala awalnya
berupa nyeri menusuk yang sangat hebat padatungkai yang hilang-
timbul secara tidak teratur. Penderita berjalan dengan goyah,
terutamadalam keadaan gelap dan berjalan dengan kedua tungkai
yang terpisah jauh, kadang sambil mengentakkan kakinya.
Penderita tidak dapat merasa ketika kandung kemihnya penuh
sehingga pengendalian terhadapkandung kemih hilang dan sering
mengalami infeksi saluran kemih.Bisa terjadi impotensi. Bibir, lidah,
tangan dan seluruh tubuh penderita gemetaran. Tulisan tangannya
miring dan tidak terbaca.
Sebagian besar penderita berperawakan kurus dengan wajah
yang memelas. Mereka mengalami kejang disertai nyeri di berbagai
bagian tubuh, terutama lambung. Kejang lambung bisa menyebabkan
muntah. Kejang yang sama juga terjadi pada rektum, kandung kemih
dan pita suara. Rasa di kaki penderita berkurang, sehingga bisa
terbentukluka di telapak kakinya. Luka ini bisa menembus sangat
dalam dan pada akhirnya sampai ketulang di bawahnya. Karena rasa
nyeri sudah hilang, maka sendi penderita bisa mengalami cedera

Tanda dan gejala umum penyakit sifilis antara lain:


a. Tahap awal dari sifilis adalah muncul rasa sakit di bagian anus,
alat kelamin atau mulut pada sekitar 3-12 minggu setelah
berhubungan sex dengan orang yang terinfeksi sifilis. Setelah 2
minggu , rasa sakit akan menghilang tapi bakteri tetap ada dalam
tubuh.
b. Sekitar 6-12 bulan setelah infeksi, tahap kedua terjadi. Gejala
yang muncul adalah muncul nya ruam pada telapak tangan dan
kaki serta wajah dan bagian tubuh yang lain, kadang rambut di
alis dan di kepala rontok
c. Tahap ketiga di mulai sekitar 2 tahun setelah infeksi. Pada saat
ini bakteri telah merusak system saraf, otak dan system
peredaran darah

Sangat beresiko tertular penyakit sifilis ika melakukan sex tidak


aman atau tanpa pelindung. Oral sex yang di anggap salah satu sex
yang aman ternyata terbukti dapat menularkan penyakit sifilis. Sekitar
14% kasus penularan sifilis di sebab kan oral sex. Luka dimulut akibat
bakteri seperti sariawan sehingga penderita tidak mengetahui telah
terjangkit sifilis dan terlambat mendapat pengobatan.

4. Pencegahan
Pencegahan dapat di lakukan dengan cara sebagai beriut:
a. Selalu gunakan kondom saat berhubungan sex
b. Sebelum melakukan hubungan seksual, komunikasikan dengan pasangan
tentang seks yang aman
c. Terbuka dengan pasangan dan pastikan tidak melakukan seks dengan orang
lain
d. Membatasi pasangan seks
e. Lakukan tes penyakit menular seksual secara berkala
Beberapa wanita atau istri tertular penyakit sifilis dari suami yang ssering
jajan di luar. Karena tidak tahu apa yang terjadi, biasa nya gejala sifilis di
biarkan begitu saja sampai memasuki tahap ke dua atau ke tiga. Karena itu
pencegahan terbaik penyakit sifilis adalah dengan setia kepada satu pasangan
saja (praktikan seks monogami)
Infeksi penyakit ini tidak dapat ditularkan dengan cara-cara di bawah ini:

a. Memakai toilet yang sama.


b. Berbagi peralatan makan yang sama.
c. Memegang gagang pintu yang sama.
d. Berbagi kolam renang atau pun kamar mandi yang sama.

5. Penatalaksanaan
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum
hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin. Suami harus
diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan VDRL, bila perlu
diobati dangan terapi penisilin G injeksi. Penting untuk diketahui dalam pemilihan
obat-obatan untuk ibu hamil perlu memperhatikan pengaruh buruk yang akan
terjadi pada janinya. Sedangkan jenis panacilyn dan eritrosin merupakan obat
untuk ibu hamil yang tidak memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap
janinnya. Berikut ini adalah terapi atau pengobatan Sifilis pada ibu yang sedang
hamil.
1. Terapi Infeksi Sifilis Fase Laten kurang dari 1 tahun
a. Penisilin G Benzathine 2,4 juta unit IM
b. Eritromisin PO 500 mg/ 4 kali/ selama 15 hari
c. Cefriaxone IM 250 mg/ 4 kali selama 15 hari
2. Terapi Infeksi Sifilis laten lebih dari 1 tahun
a. Penisilin G Benzathin 2,4 juta IM/ 3 kali dalm seminggu
b. Eritromisin 500 mg/ 4 kali/ hari selama 30 hari
3. Kardiovasculer atau neuro sifilis
a. Pinisilin cristal G 2,4 juta unit setiap 4 hari selama 10 sampai 14 hari
diikuti pinisilin G Benzathin secara IM 2,4 juta unit
b. Penisilin procain G secara IM setiap hari 2,4 juta unit ditambah probenecid
500 mg sebanyak 4 kali/ hari selama 10-14 hari kemudian diikuti penisilin
G Benzatin sebanyak 2,4 juta unit secara IM Sebenarnya penisilin
merupakan obat pilihan

Anjuran pengobatan sifilis yang harus dilakukan pada ibu hamil stadium
primer, sekunder, atau laten durasi kurang dari 1 tahun dapat diberikan
pengobatan utama yaitu penisilin G Benzathin 2,4 juta unit secara
IM. Tetapi jika ibu mengalami alergi dapat diganti dengan Eritomisin 500
ng PO selama 15 hari serta setriakson 250 mg secara IM selama 10 hari.

Sedangkan pada Sifilis laten durasi lebih dari 1 tahun atau sifilis
kardiovasculer diberikan obat utama penisilin G Benzathin 2,4 juta unit
secara IM setiap minggu 3x, tetapi jika ibu mengalami alergi penisilin
dapat diganti dengan Eritromicin 500 ng PO selama 30 hari.

Sedangkan pada Neurosifilis diberikan pengobatan utama pinisilin G


akueous kristalin 2,4 juta unit 4x selama 10-14 hari diikuti dengan penisilin
G Benzethin 2,4 juta unit secara IM. Atau dapat diberi pinisilin G akueous
prokain 2,4 juta unit IM setiap hari dengan probenesid 500 mg PO selama
10-14 hari, kemudian diikuti dengan penisilin G Benzethin 2,4 juta secara
IM.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS).
Lesi sifilis bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Penampakan
lesi bisa dipasti kan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual.
Dapat menyerang seluruh organ tubuh dan dapat ditularkan pada bayi di
dalam kandungan melalui plasenta. Pada Sifilis Kongenital terjadi pada bulan
ke-4 kehamilan. Penyebab infeksi sifilis yaitu Treponema pallidum.
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta.
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah
terinfeksi, rata-rata 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun
dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun
kematian. Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan
yaitu fase primer, sekunder, laten dan tersier.
Pengobatannya dapat diberikan antibiotik pilihan yaitu Penisilin selain
itu juga diberikan eritromisin kerena tidak mempengaruhi janinnya.

B. SARAN
Saya menyadari bahwa SAP ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan SAP selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya
penulis ucapkan terimakasih.
LAMPIRAN

Gambaran penyakit sifilis


Gambar proses penularan sifilis pada bayi dalam kandungan
Gambar pencegahan sifilis

Gambar bakteri yang mengakibatkan sifilis

Anda mungkin juga menyukai