Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi
sampah seiap harinya. Diperkirakan, tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan
mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya
aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan
makanan dalam kemasan. Hitungan rata-ratanya tiap orang diperkirakan membuang
sampah 0,5 kg sampah per hari. Sementara angka produksi sampah pelastik Indonesia
telah mencapai 5,4 juta per tahun. Sri Bebassari, Ketua Umum Indonesia Solid Waste
Association (InsWA) beberapa waktu lalu mengatakan, "Berdasarkan data statistik
persampahan domestik Indonesia, jumlah sampah plastik yang mencapai 5,4 juta ton
pertahun itu hanya 14 persen dari total produksi sampah di Indonesia".

HDPE merupakan salah satu bahan plastic yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan ataupun minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan
yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Polietilena
berdensitas tinggi (High density polyethylene) HDPE adalah polietilena termoplastik
yang terbuat dari minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai energi
dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE.

HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang. Di
tahun 2007, volume produksi HDPE mencapai 30 ton. HDPE memiliki kekuatan
tensil dan gaya antar molekul yang tinggi. HDPE juga lebih keras dan sangat tahan
terhadap bahan kimia sehingga memiliki aplikasi yang luas. (Rudi, Sari 2016). Dalam
penelitian ini limbah PET digunakan sebagai pengganti bahan perekatyang biasanya
menggunakan air.

Bata ringan adalah beton beton selular (berpori) yang mengalami proses
Curing secara alamiah. Komposisi bata ringan antara lain, pasir, semen, air dan Foam
Agent. (Modestus, dkk 2015). Pada penelitian ini akan dicoba bahan lain dalam

1
2

pembuatan bata ringan yaitu penambahan plastik HDPE sebagai pengganti air, semen
portland type I, pasir, fly ash, dan batu kapur. Ditinjau dari segi bahan yang telah
tersedia di provinsi Sumatera Selatan. Bahan baku berupa semen portland type I,
pasir silika, fly ash dan batu kapur dapat dengan mudah didapatkan dengan
tersedianya di pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. dan bahan tambahan berupa
polimer limbah plastik HDPE yang sangat mudah di temui di kota ini.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari batu bata hebel sendiri, yaitu lebih
ringan daripada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur akan tetapi jika
terkena air, maka untuk mengeringkan membutuhkan waktu yang lebih lama dari bata
biasa. Pemanfaatan limbah plastik sebagai salah satu bahan campuran pada
pembuatan batu bata celcon bertujuan untuk mengurangi dampak kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh pemakaian polimer HDPE sebagai pengganti air
terhadap pembuatan bata ringan (Hebel) yang di tinjau dari karakteristik sifat
fisik seperti berat bata dan sifat fisik berdasarkan standar SNI;
2. Bagaimanakah perbandingan produksi antara batu bata merah dengan bata
ringan (Hebel) ditinjau dari analisa ekonominya.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian polimer HDPE sebagai pengganti
air terhadap pembuatan bata ringan (Hebel) yang di tinjau dari karakteristik
sifat fisik seperti berat bata dan sifat fisik berdasarkan standar SNI;
2. Untuk mengetahui perbandingan produksi antara batu bata merah dengan
batu bata (Hebel) ditinjau dari analisa ekonominya.
3

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Dapat mengetahui pengaruh pemakaian polimer HDPE sebagai pengganti air
terhadap pembuatan bata ringan (Hebel) di tinjau dari karakteristik sifat fisik
seperti berat bata dan sifat fisik berdasarkan standar SNI;
2. Dapat mengetahui perbandingan produksi antara batu bata merah dengan
batu bata (Hebel) ditinjau dari analisa ekonominya.
1.5 Relevansi
Proses pembuatan bata ringan ini mengaplikasikan ilmu Bahan Konstruksi
Kimia yang melibatkan proses pirolisis dan Ilmu Kimia Analitik Instrumen yang
berupa pengujian SEM (Scanning Elektron Microscop).

Anda mungkin juga menyukai