Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Operasi Teknik Kimia 2 pada semester 5
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Kelas : 5 KA
1. Pneumatik
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-
keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Orang pertama yang dikenal
dengan pasti telah menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani bernama Ktesibio.
Dengan demikian istilah pneumatik berasal dari Yunani kuno yaitu pneuma yang artinya
hembusan (tiupan). Bahkan dari ilmu filsafat atau secara philosophi istilah pneuma dapat
diartikan sebagai nyawa/napas. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang
gerakan angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan kecepatan.
(Drs. Suyanto, M.Pd, M.T, 2003 : 1). Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik
penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1
atmosfer (vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian
udara bertekanan (udara kempa).
Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi
penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-
selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara
yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian
ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif kecil.
Zaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk berbagai
keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara ban mobil/motor,
melepaskan ban mobil dari peleknya, membersihkan kotoran, dan sejenisnya. Sekarang,
sistem pneumatik memiliki apliaksi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah
didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti
industry makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri yang
lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri sekarang
memanfaatkan sistem pneumatik.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (dunia perusahaan)
(dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis
dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih
sempit pneumatik dapat diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology).
Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukuran,
pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan
penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya
menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung,
pengangkut, dan pemberi tenaga.
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh sistem alat
yang lain, adalah sebagai berikut :
a. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosfer kemudian
dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu (sesuai dengan yang
diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik.
b. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus
didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang
diperlukan.
c. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan
melakukan kerja ketika diperlukan.
d. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosfer
(dibuang).
Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara
lain dapat disebutkan berikut ini :
1) Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang
tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
2) Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain
melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
3) Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur
yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan
dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja.
4) Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan
tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap
kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat
menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
5) Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang
berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga
sistem pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman
maupun tekstil.
6) Pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaju dengan
kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya.
Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat mencapai
3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan
sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
7) Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap
kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman
sehingga sistim menjadi aman.
8) Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung missal untuk
membersihkan permukaan logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu
melalui peralatan pneumatik untuk menghasilkan gerakan tertentu.
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan dari sistem pneumatik antara lain: (Thomas Krist, 1993 : 9-10)
Memerlukan Instalasi Peralatan Penghasil Udara.
Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi
kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan
untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi
peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas,
pengeering, regulator, dan lain-lain.
Mudah Terjadi Kebocoran.
Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong
dan tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu
diperlukan seal agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian
energi. Peralatan pneumatic harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar
kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
Menimbulkan Suara Bising.
Pneumatik menggunakan sistem terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan
dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan
menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah
dengan memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
Mudah Mengembun.
Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem harus
diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal kering, memiliki
tekanan yang cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada
katup-katup dan aktuator.
Bahaya pembekuan.
Pada waktu pemuaian (expansion) mendadak dan penurunan suhu yang berkaitan
dengan pemuaian mendadak ini, dapat terjadi pembentukan es.
Gaya tekan terbatas.
Udara mampat hanya dapat membangkitkan gaya yang terbatas. Untuk gaya-gaya
yang besar pada suatu tekanan bisa dalam jaringan, dan dibutuhkan diameter torak
yang besar.
Biaya energi tinggi.
Biaya produksi udara mampat tinggi, oleh karena itu untuk produksi dan distribusi
dibutuhkan peralatan-peralatan khusus.
Bagian pengatur dan pengendali berfungsi sebagai pembawa arus udara mampat
menurut cara-cara yang telah ditetapkan untuk pemakaian-pemakaian udara mampat. Katup
(dengan dudukan katup atau dengan sorongan) dapat mengatur tekanan dan kecepatan aliran.
1) Prinsip kerja
Dengan memberikan udara bertekan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain
terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja satu arah. Gerakan piston
kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya
untuk mengembalikan silinder ke posisi awal/
2) Kegunaan
Menurut konstruksinya, silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai fungsi
gerakan:
a. Menjepit benda kerja
b. Pemotongan.
c. Pengepressan
d. penganggatan
1) Prinsip kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju)
sedangkan arah yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi
permukaan tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai batas
maksimun dan berhenti. . Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi
permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya
terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang
pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada
batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk. Karena efektif
permukaandikurangi pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston
2. Fluidisasi
Fluidisasi didefinisikan sebagai suatu operasi dimana hamparan zat padat diperlakukan
seperti fluida yang ada dalam keadaan berhubungan dengan gas atau cairan (Basu 1991).
Dalam kondisi terfluidisasi, gaya grafitasi pada butiran – butiran zat padat diimbangi oleh
gaya seret dari fluida yang bekerja padanya.
Fritz Winkler, pada tanggal 16 Desember 1921 di Jerman memperkenalkan suatu aliran
gas hasil pembakaran yang dihembuskan di bawah sebuah wadah yang terdiri dari partikel
– partikel batu arang. Kejadian ini menandai dimulainya hal yang sangat penting di dalam
teknologi moderen. Winkler melihat partikel – partikel diangkat oleh tarikan gas, dan
massa partikel dilihat seperti cairan yang mendidih.
Pada proses pengkonversian energi dengan teknologi FBC (Fluidized Bed Combustion),
Awalnya ruang bakar dipanasi secara eksternal sampai mendekati temperatrur operasi.
Material hamparan (Bed Material) fluidisasi yang akan dipakai untuk mengabsorsi panas
adalah pasir silica. Pasir silica dan bara api bahan bakar bercampur dan mengalami
turbulensi di dalam ruang bakar sehingga keseragaman temperatur sistem menjadi terjaga.
Kondisi ini mampu memberikan konversi energi yang baik. Selanjutnya, dengan bidang
kontak panas yang luas disertai turbulensi partikel fluidisasi yang cepat menyebabkan
teknologi FBC bisa diaplikasikan untuk mengkonversi segala jenis bahan bakar seperti
serbuk kayu.
Kualitas fluidisasi adalah faktor paling utama yang mempengaruhi efisiensi system FBC.
Umumnya, Serbuk kayu ( pellet ) sangat sulit difluidisasi mengingat bentuknya yang tidak
seragam. Beberapa penelitian untuk mengontrol kualitas fluidisasi telah dilakukan dengan
merubah kecepatan masuk fluidisasi pada limit tertentu sesuai dengan besarnya ukuran
partikel pentransfer panas yang digunakan.
Keseragaman temperatur pada reaktor adalah hal yang sangat penting untuk menjaga
kestabilan pembakaran, disamping itu juga berguna untuk mengurangi emisi gas polutan
seperti hidrokarbon dan NOx sebagai akibat hasil pembakaran yang tidak sempurna.
A. Jenis – Jenis Fluidisasi
Bila zat cair atau gas dilewatkan melalui lapisan hamparan partikel pada kecepatan
rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak (diam). Jika kecepatan fluida berangsur-angsur
dinaikkan, partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan melayang didalam fluida,
serta berperilaku seakan-akan seperti fluida rapat.
Kelemahan utama dari fluidisasi gas-zat padat ialah adanya kontak yang tidak merata
antara gas dan zat padat, Kebanyakan gas mengalir melalui hamparan dalam bentuk
gelembung-gelembung dan bersinggungan hanya dengan sejumlah kecil zat padat di
dalam selongsong tipis, yang dikenal dengan nama awan gelembung(bubble cloud),
di sekeliling gelembung. Sebagian kecil gas itu mengalir melalui fase rapat, yang
mengandung hampir keseluruhan zat padat. Antara gelembung dan fase rapat terdapat
semacam pertukaran gas karena difusi dan proses-proses turbulen, seperti
pembelahan dan penyatuan gelembung, tetapi konversi menyeluruh dari pada
pereaksi yang berbentuk gas biasanya jauh lebih kecil dari yang terdapat pada
persentuhan seragam pada suhu yang sama, sebagaimanahalnya dalam reaktor
ailiran-sumbat(plug flow reactor) yang ideal. Tingkat pertukaran antara gelembung
dan hamparan rapat, demikian juga laju pencampuran aksial, akan berbeda jika
diameter tangki berlainan, karena ukuran gelembung tidak sama. Hal ini
menyebabkan masalah pembesaran skala terap reaktor fluidisasi seringkali
mengandung banyak faktor ketakpastian, Kerugian lain yang dapat ditangani dengan
lebih mudah, yaitu dengan melakukan perancangan yang baik, adalah erosi bagian
dalam reactor atrisi (aus gesek) zat padat. Kebanyakan hamparan fluidisasi
mempunyai siklon di bagian dalam atau luarnya, yang digunakan sebagai penangkap
butir-butir halus, tetapi, kadang-kadang lain dari itu, masih diperluka lagi
filter(penyaring) atau penyerap basuh (scrubber).
dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC hingga 950OC.
Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu maka pelelehan abu dan
permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari.
Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien
perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan
ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan
dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
F. Jenis-jenis Fluidisasi
1) Fluidisasi partikulat
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu sama
lain dan gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi densitas
hamparan rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala arah hamparan. Proses
ini disebut “ Fluidisasi partikulat” yang bercirikan ekspansi hamparan yang cukup
besar tetapi seragam pada kecepatan yang tinggi.
Kertika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan partikel
pada saat terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam hamparanSeiring dengan
bertambahnya kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka hamparan akan
terekspansi dan gerakan dan pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-rata
suatu partikel diantara tubrukan-tubrukan dengan partikel akan bertambah besar
dengan meningkatnya kecepatan fluida, dan akibatnya porositas hamparan akan
meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini akan di ikuti dengan meningkatnya
kecepatan fluida samapi setiap partikel bertindak sebagai suatu individu.
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu sama
lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi densitas
unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian unggun. Proses
ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar
tetapi seragam pada kecepatan tinggi. (McCabe, 1985:151)
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat,
hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida dan
solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan aliran fluida rendah,
unggun akan terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-sendiri
melewati jalur bebas rata-rata (mean free path) yang relatif sama. Fase padat ini
memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut fluidisasi partikulat. (Foust,
1959:643).
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan
Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih berlaku untuk unggun
yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-partikel itu adalah laminar,
persamaan yang berlaku untuk hamparan yang mengalami ekspansi adalah (McCabe,
1985:152):
3 150Vs
1 g p s 2 D p 2
2) Fluidisasi gelembung
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya menunjukan
fluidisai yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan
superficial gas diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila kecepatan superficial gas
diatas kecepatan jauh lebih besar dari Umf kebanyakan gas itu mengalir melalui
hamparan dalam bentuk gelembung, dan hannya sebagian kecil gas itu mengalir dalm
saluran-saluran yang terbentuk diantara partikel. Partikel itu bergerak tanpa aturan dan
didukung oleh fluida tetapi diruang-ruang antara gelembung fraksi kosong kira-kira
sama dengan kondisi awal fluidisasi . Gelembung yang terbentuk berperilaku hamper
seperti gelembung udara dalam air, atau gelembung uap dalam zat cair yang mendidih
(hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel,
jenis plat distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-
gelembung cenderung bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik melalui hamparan
fluidisasi itu dan ukuran maksimum gelembung stabil berkisar antara beberapa inci
sampai beberapa kaki diameternya. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu
bergerak ke puncak terpisah oleh zat padat yang seakan-akan sumbat. Peristiwa
tersebut di kenal peristiwa “penyumbatan” (slugging) dan biasanya hal ini tidak
dikehendaki karena mengakibatkan karena adanya fluktuasi tekanan dalam hamparan,
meningkatkan zat padat yang terbawa ikut dan menimbulkan kesulitan jika kita ingin
memperbesar skalanya di unit-unit yang lebih besar.
Unggun yang difluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan fluidisasi
agregat. Pada kecepatan superfisial yang jauh melebihi Umf, kebanyakan gas akan
melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-rongga kosong yang tidak berisikan
zat padat dan hanya sebagian kecil gas yang mengalir dalam saluran-saluran yang
terbentuk di antara partikel. Gelembung yang terbentuk berperilaku hampir sama
dengan gelembung udara di dalam air atau gelembung uap di dalam zat cair yang
mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini sering disebut fluidisasi didih (boiling
bed). (McCabe, 1985:151)
Gelembung-gelembung yang terbentuk cenderung bersatu dan menjadi besar
pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu. Jika kolom yang digunakan
berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin
berkembang hingga memenuhi seluruh penampang. Gelembung-gelembung yang
beriringan lalu bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-akan
tersumbat. Peristiwa ini disebut penyumbatan (slugging). (McCabe, 1985:151)
Penyamarataan bahwa fluida gas pasti menghasilkan fluidisasi gelembung
tidak sepenuhnya benar. Perbedaan densitas merupakan parameter yang penting. Pada
kasus dimana densitas fluida dan solid berbeda jauh atau ukuran partikel besar,
kecepatan aliran fluida yang dibutuhkan lebih besar dan fluidisasi yang terjadi tidak
merata. Sebagian besar fluida melewati unggun dalam bentuk gelembung (bubbles).
Di sini, unggun memiliki banyak karakteristik liquid dengan fasa fluida terjadi pada
saat gas menggelembung melewati unggun. Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi
agregat. (Foust, 1959:643)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukar terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya seretnya.
Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun dengan
membentuk channel.
Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung terutama
disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase rapat pada
umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam penurunan berikut ini,
aliran gas melalui fase rapat diandaikan sama dengan Umf dikalikan dengan fraksi
unggun yang diisi oleh fase rapat, ditambah sisa aliran gas yang dibawa oleh
gelembung (McCabe, 1985:154), sehingga:
Vs f b ub (1 f b )U mf
3) Fluidisasi kontinu
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua
partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan suatu
fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam pengangkutan zat
padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik pengolahan di samping ada
beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja dengan prinsip ini. Contohnya
adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi pneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam aliran
fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya dengan
udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari pengering
semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang terjadi sedikit,
prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan sejumlah besar solid dalam
waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada kemungkinan terjadi kerusakan
partikel solid serta korosi pada pipa mungkin besar. (Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida
cair dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian.
G. Penerapan Fluidisasi
a) Proses fisika: transprtasi, penukar panas, pengeringan, pencampuran serbuk halus,
pelapisan bahan plastik pada permukaan logam, pengecilan/pembesaran partikel dan
adsorpsi.
b) Proses kimia : oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftalat, cracking hidrokarbon dan
lain-lain.
Di dalam pemakaiannya, unggun terfluidakan mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan unggun diam, antara lain :
1) Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu
2) Kecepatan pencampuran padatan yang tinggi menyebabkan reactor selalu berada pada
kecepatan isothermal, sehingga memudahkan pengendaliannya.
3) Perpindahan massa dan panas antara fluida dan padatan lebih baik dibandingkan
dengan unggun diam.
4) Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang
baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang mempunyai luas permukaan
lebih kecil.
5) Memungkinkan operasi dalam skala besar.
H. Fenomena Fluidisasi
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam tabung, maka
aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada partikel dan memberikan
pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika kecepatan superficial naik
(kecepatan superficial adalah kecepatan aliran jika tabung kosong).
Pada kecepatan superficial rendah, unggun mula-mula diam. Jika kecepatan superficial
dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida menyebabkan unggun mengembang dan
tahanan terhadap aliran udara mengecil, sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk
mendukung gaya berat partikel unggun dan unggun akan terfluidisasi.
Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial terus dinaikkan
dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum Fluidization Velocity (Umf).
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat diilustrasikan dengan
fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas seperti pada gambar di bawah ini:
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini:
P2
Bed x
P1
Gas in
Gambar 2. Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3.
6. Fenomena chanelling fluidization, terjadi ketika dalam unggun partikel padatan terbentuk
saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 8.
7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan
maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida
dan berekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 9.
Untuk kecepatan yang kurang dari kecepatan fluidisasi minimum (Umf) maka unggun
akan berperilaku sebagai packed bed. Namun, jika kecepatan aliran fluida dinaikkan melebihi
Umf, maka tidak hanya unggun yang terangkat, tetapi partikel akan bergerak dan akan saling
berbenturan satu sama lain dan akhirnya keseluruhan massa partikel akan menjadi fluida.
Selama fluidisasi, m
p ( p f ) g
penurunan tekanan sepanjang p Sb
unggun akan tetap walaupun kecepatan superfisial terus dinaikkan dan sama dengan berat
efektif unggun persatuan luas:
dimana: m = massa partikel
ρp = densitas partikel
Sb = luas area unggun
ρf = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Jika laju alir ke unggun terfluidisasi diturunkan bertahap, penurunan tekanan akan
tetap konstan dan tinggi unggun akan berkurang.Walaupun demikian, tinggi unggun terakhir
akan lebih besar daripada tinggi mula-mula untuk fixed bed. Hal ini dikarenakan solid di
dalam tabung cenderung berkumpul lebih rapat daripada jika solid diam secara bertahap dari
keadaan terfluidisasi. Penurunan tekanan pada laju alir rendah lebih kecil daripada nilai awal
di fixed bed. Unggun yang terfluidisasi akan bersifat menyerupai liquid, di antaranya:
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu benda-benda yang
densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
Permukaan akan tetap horizontal bahkan dalam unggun yang miring,
Solid dapat mengalir melalui bukaan di kolom sama seperti liquid,
Unggun memiliki tekanan statis karena gravitasi, nilainya sebesar ρogh,
Ketinggian antara dua unggun terfluidisasi yang serupa sama dengan tekanan statik
mereka.
I. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi
Kelebihan dari teknik fluidisasi adalah:
1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung yang terbentuk
menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas yang tinggi diperoleh antara
unggun dan permukaan yang dicelupkan.
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang
baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan
kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
b. Contoh bahan yang digunakan pada alat pengering agar proses berjalan dengan
baik:
1. Bahan Butiran atau Granular
Material butiran adalah bahan atau material yang terdiri dari butiran-butiran bahan
lain yang lebih kecil. Contoh sederhana dari material butiran adalah pasir, kacang-
kacangan (bijinya), biji-bijian, tepung, dan kelereng.
2. Bahan Pasta atau Cake
Bahan material yang berbentuk padatan bergumpal, dengan tekstur yang tidak
keras (seperti bubur).
3. Bahan Larutan
Bahan cairan yang homogen, terdiri dari dua atau lebih zat. Contoh : larutan gula
menjadi gula, larutan garam.
4. Bahan Lembaran Kontinyu
Bahan yang berbentuk lembaran, contohnya koran, kertas, dan lain-lain.
5. Bahan Lembaran Diskontinyu
Bahan yang berbentuk lembaran, contohnya karet.
1. Syarat Awal
Syarat awal atau kondisi awal didefinisikan dengan menuliskan distribusi temperatur
yang diketahui melewati bola pada waktu nol. Dan dituliskan sebagai fungsi dari r:
T(r , t = 0)
2. Syarat Batas
Syarat Batas Pusat (Center Boundary Condition)
Substraksi atau pengurangan antara fluks masuk dan fluks keluar di pusat bola adalah
nol, karena tidak ada fluks masuk maupun fluks keluar pada r = 0 (lihat pada gambar
di bawah ini) sehingga gradien temperaturnya juga nol.
2. Proses Perpindahan Massa Pada Peristiwa Pengeringan Bahan Dengan Bentuk Pasta
atau
Cake
Pasta merupakan bahan pangan berbahan dasar tepung gandum dengan campuran
berupa air dan terkadang telur. Untuk dapat bertahan dalam kemasan yang beredar di
pasaran, pasta harus terlebih dahulu melalui proses pengeringan. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kadar air bahan sehingga dapat lebih awet selama penyimpanan. Menurut
Walsh (1977), proses pengeringan merupakan hal yang paling krusial dalam proses
produksi pasta. Pengeringan yang terlalu cepat dengan kelembaban udara yang rendah
dapat menyebabkan struktur luar dari pasta pecah dengan bagian dalam yang belum
kering yang membuat tampilan produk akhir yang jelek serta tingkat kekenyalan yang
rendah. Sedangkan pengeringan yang terlalu lama dapat menyebabkan pasta mengalami
perubahan bentuk karena kandungan air yang masih tinggi selama proses pengeringan
awal. Air yang terlalu lama tersimpan dalam bahan selama proses pengeringan juga dapat
menyebabkan berkembangnya bakteri dan jamur yang berbahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itu pengeringan dengan bahan pasta dilakukan dengan cara puffing.
Puffing dapat diartikan sebagai suatu proses pemasukkan gas ke dalam produk yang
kemudian terjadi ekspansi untuk kemudian dilepaskan dan mengakibatkan
pengembangan/pemutusan terhadap struktur luar dari struktur seluler sebuah produk
(Tabeidie. 1992), Proses pengeringan dengan perlakuan awal puffing udara dilakukan
dengan menempatkan bahan yang akan dikeringkan pada tempat dengan tekanan maupun
temperatur yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Perlakuan puffing tersebut akan
menghasilkan proses pengeluaran uap air dari dalam produk yang lebih singkat karena
naiknya porositas bahan. Proses penguapan yang cepat serta bahan dengan porositas
tinggi akan menyebabkan perpindahan massa air lebih cepat selama proses pengeringan
terjadi. (Heldman-Singh, 1993). Pada perlakuan pengeringan puffing, bahan ditempatkan
pada kondisi dengan tekanan tinggi pada suhu tertentu. Setelah mencapai kurun waktu
yang ditentukan, tekanan dalam ruang puffing dilepaskan secara tiba-tiba. Perlakuan
puffing dengan udara akan mengakibatkan porositas bahan yang akan dikeringkan
menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan pada proses puffing dengan udara dapat
menyebabkan perubahan struktur seluler bahan menjadi lebih porous sehingga mampu
memperbesar nilai konstanta laju pengeringan suatu bahan (Tabeidie, 1992).
Berdasarkan gambar tersebut, penguapan terjadi karena interaksi uap air pada
paper web yang bergerak dengankecepatan V dan udara di dalam ventilation hood.
Dengan pembauran (diffusion) molekular, uap air ini mengalir melalui canvas dryer
dengan penurunan tekanan Pw ke Pc. Penurunan tekanan kemudian terjadi melalui
lapisan penyangga (buffer layer) dari Pc ke Ps dengan proses diffusi dan konveksi
sebagai driving force untuk mengeluarkan uap air dari paper web ke dryer hood
kemudian dibuang ke lingkungan.
Laju penguapan uap air m dari paper web dapat dinyatakan sebagai:
dengan perbandingan kelembaban udara Xs , X , dan Xv ditentukan dari pers.:
Kalor penguapan Hev adalah jumlah dari kalor laten penguapan hvap uap air
dan kalor laten kondensasi uap air hs dari permukaan paper web pada suhu tetap
(Coveney, 2009):
Hev = hvap + hs
Kalor laten kondensasi uap air dari permukaan paper web ditentukan dari pers. :
dengan f ditentukan berdasarkan temperatur dan kandungan uap air pada paper web:
4. Proses Perpindahan Massa Pada Peristiwa Pengeringan Bahan Dengan Bentuk Larutan
Contoh pengeringan pada bahan yang berwujud larutan pada umumnya yaitu
pengolahan susu bubuk, sari buah instan, dan kopi tanpa ampas. Adapun proses
perpindahan massa pada peristiwa pengeringan dengan bahan berwujud larutan ialah
aliran unsur larutan fluida dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang
konsentrasinya lebih rendah. Untuk mekanisme perpindahan massa secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. perpindahan massa secara konveksi, dimana massa berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain dalam system aliran.
b. perpindahan massa secara difusi adalah akibat dari suatu campuran gas dan zat yang
terkurung sehingga terdapat gradient konsentrasi dalam system tersebut, maka akan
terjadi perpindahan massa dalam tingkat mikroskopik sebagai akibat difusi atau
pembauran dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
http://ondyx.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-fungsi-pneumatik.html
http://klikdesignku.blogspot.com/2012/03/sistem-pneumatik.html
http://eprints.undip.ac.id/58667/4/BAB_II_(1)
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/6284/Indah%20Rohmawati%20-
%20081810101019.pdf?sequence=1
Kunii, D. and Levenspiel, O., 1977, Fluidization Engineering, Original Edition, Robert
E/ Krieger Publishing Co. New York.
Mujumdar (Ed.) 2000. Handbook of Industrial Drying, 2nd Ed., Marcel Dekker, New
York.
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8248/1/26WH_Pamungkas.pdf
http://ondyx.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-fungsi-pneumatik.html
https://dokumen.tips/documents/perpindahan-panas-massa-ana-mufarida-perpindahan-panas-
massa-pada-spray-dryer.html
https://www.slideshare.net/carrie_mvp/continuous-26155402