Anda di halaman 1dari 60

PRAKTIKUM PNEUMATIK

BAB II
TEORI DASAR
Sistem pneumatik
A. Pengertian Pneumatik

Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘pneuma’ yang berarti napas
atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara
bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer
(vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara
bertekanan (udara kempa). Jaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara
bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan
udara ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari peleknya, membersihkan kotoran, dan
sejenisnya. Sekarang, sistem pneumatik memiliki apliaksi yang luas karena udara
pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem
pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri
pengepakan barang maupun industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat
mengingat hampir semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.

B. Karakteristik Udara Kempa


Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.
Komposisi dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol. gas 21
% vol. nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti carbon dioksida, argon, helium, krypton,
neon dan xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer
dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat
compressible (dapat dikempa). Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum
gas. Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a) Udara mengalir
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, b) Volume udara tidak tetap. c) Udara dapat
dikempa (dipadatkan), d) Berat jenis udara 1,3 kg/m³, e) Udara tidak berwarna

C. Aplikasi Penggunaan Pneumatik


Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk
berbagai keperluan proses produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik
yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia, seperti menggeser, mendorong,
mengangkat, menekan, dan lain sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat
dilakukan juga oleh komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor
pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan
dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik
untuk keperluan proses produksi yang terus menerus (continue), dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang
pesat, terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan,
makanan, kimia dan lainnya. Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik)
sebagai sistim kontrol dalam proses otomasinya, karena pneumatik mempunyai
beberapa keunggulan, antara lain: mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia
yang merusak, mudah didistribusikan melalui saluran (selang) yang kecil, aman dari
bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat dibebani lebih, tidak peka terhadap
perubahan suhu dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di
sekitar kita. Udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam
jumlah banyak. Selain itu udara yang terdapat di sekitar kita cenderung bersih dari
kotoran dan zat kimia yang merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih tanpa
menimbulkan bahaya yang fatal. Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka
penumatik banyak digunakan pula pada industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Secara umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu
tabung penampung. Sebelum digunakan udara dari kompressor diolah agar menjadi
kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui regulator udara dapat
digunakan menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa silinder/stang torak
yang bergerak translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi. Gerakan
bolak balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada aktuator selanjutnya digunakan
untuk berbagai keperluan gerakan yang selama ini dilakukan oleh manusia atau
peralatan lain.
D. Efektifitas Pneumatik
Sistim gerak dalam pneumatik memiliki optimalisasi/efektifitas bila digunakan
pada batas-batas tertentu. Adapun batas-batas ukuran yang dapat menimbulkan
optimalisasi penggunaan pneumatik antara lain: diameter piston antara 6 s/d 320 mm,
anjang langkah 1 s/d 2.000 mm, tenaga yang diperlukan 2 s/d 15 bar, untuk keperluan
pendidikan biasanya berkisar antara 4 sampai dengan 8 bar, dapat juga bekerja pada
tekanan udara di bawah 1 atmosfer (vacuum), misalnya untuk keperluan mengangkat
plat baja dan sejenisnya melalui katup karet hisap flexibel

Penggunaan silinder pneumatik biasanya untuk keperluan antara lain:


mencekam benda kerja, menggeser benda kerja, memposisikan benda kerja,
mengarahkan aliran material ke berbagai arah. Penggunaan secara nyata pada industri
antara lain untuk keperluan: membungkus (verpacken), mengisi material, mengatur
distribusi material, penggerak poros, membuka dan menutup pada pintu, transportasi
barang, memutar benda kerja, menumpuk/menyusun material, menahan dan menekan
benda kerja. Melalui gerakan rotasi pneumatik dapat digunakan untuk, mengebor,
memutar mengencangkan dan mengendorkan mur/baut, memotong, membentuk profil
plat, menguji, proses finishing (gerinda, pasah, dll.)

E. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan udara Kempa


a. Keuntungan
Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan
antara lain dapat disebutkan berikut ini :
• Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah
yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
• Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke
tempat lain melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
• Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai
temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang dirancang untuk keadaan
tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara masih dapat bekerja.
• Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar
dan tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi
terhadap kedua hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat
menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
• Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang
berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga
sistem pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan
minuman maupun tekstil
• Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat melaju
dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya.
Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat
mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000 rpm,
sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
• Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman
terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan
atau pengaman sehingga sistim menjadi aman.
• Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal
untuk membersihkan permukaan logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung,
yaitu melalui peralatan pneumatik untuk menghasilkan gerakan tertentu.

b. Kerugian/Kelemahan Pneumatik
Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
• Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus
dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi kriteria tertentu,
misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan untuk
peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi
peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung
pelumas, pengeering, regulator, dll.
• Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu
menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah dipertahankan dalam
waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal agar udara tidak bocor. Kebocoran
seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan pneumatik harus dilengkapi
dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada sistim udara bertekanan
dapat ditekan seminimal mungkin.
• Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya
udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup
keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara bising terutama pada saluran
buang. Cara mengatasinya adalah dengan memasang peredam suara pada setiap
saluran buangnya.
• Mudah Mengembun, Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga
sebelum memasuki sistem harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi
persyaratan tertentu, misal kering, memiliki tekanan yang cukup, dan mengandung
sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada katup-katup dan aktuator.

Diharapkan setelah diketahuinya keuntungan dan kerugian penggunaan udara kempa


ini kita dapat membuat antisipasi agar kerugian-kerugian ini dapat dihindari.

F. Klasifikasi Sistim Pneumatik


Sistim elemen pada pneumatik memiliki bagian-bagian yang mempunyai
fungsi berbeda.

G. Peralatan Sistem Pneumatik


a. kompressor (Pembangkit Udara Kempa)
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara bertekanan
dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian disimpan di
dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik).
Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan, sehingga
udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan
pada kompressor dilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi
ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume udara
yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder pneumatik). Secara
garis besar kompressor dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini.

Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,


yaitu Positive Displacement kompressor, dan Dynamic kompressor, (Turbo), Positive
Displacement kompressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
kompressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector, secara lengkap dapat
dilihat dari klasifikasi di bawah ini:

Pneumatik

energy supply elektrik = membutuhkan pada jaringan listrik


ICE ( internal combustion engine )
Contoh : (jenset) digunakan bila jauh dari jaringan listrik ( dihutan )
Motor penggerak contoh : mesin pemotong ( ada motor )
: alat pemotong ( manual )

Kompressor : displacement principle


Prinsip kerja: perbedaan tekanan
Kelebihan = tekanan besar
Kekurangan = fluktuasi / getaran besar

Gambar. Kompressor
Piston kompressor
Diaphragma kompressor

 Air flow principle

Prinsip kerja = accelerasi masa


Kelebihan = fluktuasi kecil
Kekurangan = tekanan kecil

Receiver ( tabung penampung udara tekan )


1). Pressure gauge
2). Limit switch
3). Thermometer
4). Output distributor
5). Water drain
6). Input (supply)

Fungsi = untuk menampun udara tekan / meringankan kerja kompressor


- Mengatasi fluktuasi
- mengembunkan air

Pipa Distributor
Fungsi :
1). Mendistribusikan udara.
2). Menjaga air tidak masuk keperalatan.

FILTER : Untuk menyaring air, kotoran dan debu

PRESURE REGULATOR : Mengatur tekanan dari tekanan


kompressor ketekanan opersional

LUBRICATOR : memberi pelumasan pada peralatan

Peralatan pneumatik
Searah
 Actuator – actuator gerak rotasi = motor
Bolak balik

SAC ( Single Acting Cylinder )


 Actuator – actuator gerak translasi =

DAC ( Double Acting Cylinder )

 Katup ( Valve ) - Directional Control Valve ( DCV )


- Flow Control Valve ( FCV )
- Non Return Valve ( NRV )
- Pressure Control Valve ( PCV )

Simbol – simbol
Bagian supply
kompressor
adalah mesin untuk memampatkan udara tekan atau gas kompressor udara biasanya
menghisap udara dari atmosfir namun ada yang menghisap udara atau udara gas yang
bertekanan tinggi hal ini kompressor sebagai BOOSTER sebaliknya ada pula
kompressor yang menghiasp gas yang bertekanan rendah daripada tekanan atmosfir
kompressor ini disebut POMPA VACUM

bagian penggerak
 Single Acting Cylinder ( SAC )

Gerakan = gerakan nya maju oleh


udara tekan mundur oleh pegas

Lmax = 100m gaya maju :


Fmaju = Pmaju . Amaju - Kx

N
Dengan P = Tekanan ( ¿
m2
A = Luasan ( m 2 ¿
N
K = Koerfisien pegas ( ¿
M
X = Deflesi ( mm)

 Double Acting Cylinder ( DAC )


Gerakan = gerak maju dan mundurnya
oleh udara tekan

Lmax = 2000 mm
Gaya maju = (N)
Fmaju = Pmaju . Amaju
Gaya mundur =
Fmundur = Pmundur . Amundur (N)
N
Dengan P = Tekanan ( ¿
m2
A = Luasan ( m 2 ¿

Tanda-tanda untuk sambungan


A , B , C , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Garis kerja output
P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Persedian Udara ( Power Supply / Catu Daya )
R , S , T , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Saluran, Titik pembuangan ( Exhaust )
X , Y , Z , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Garis – garis pengontrol
, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Garis kebocoran

Directional control valve ( DCV )


Terdiri dari lubang-lubang dan posisi switch

Lubang – lubang penyearah aliran kerja

Lubang – lubang penyearah aliran buang

Penutup aliran
T
Posisi switch :
1 0 B A C

Yang pada switch = pengerak & penutup aliran


Contoh :
A A B

P P R
DIRECTIONAL CONTROL VALVE ( DCV )
GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
A 2
Katup tertutup dalam keadaan normally
2
2
P ( way valve normally close )
2
A 2
Katup terbuka dalam keadaan normally
2
2
P ( way valve normally open )
2
A 3
Katup tertutup dalam keadaan normally
2
3
P R ( way valve normally close )
2
A 3
Katup terbuka dalam keadaan normally
2
3
P R ( way valve normally open )
2
A 3
Katup tertutup pada posisi menengah
3
3
P R ( way valve mid position normally close )
3
A B 4
Katup
2
4
P R ( way valve )
2
A B 4
Katup tertutup pada posisi menegah
2
4
P R ( way valve mid position close )
2
A B 4
Katup posisi menegah mengembang
2
4
P R ( way valve flooting mid position )
2
A B 5
Katup
2
5
S
P
R ( way valve )
2
A B 5
Katup tertutup pada posisi menegah
2
5
S
P
R ( way valve mid position close )
2

FLOW CONTROL VALVE


GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
Throttle valve with constant restriction

Diafragma valve with constant restriction

Throttle valve adjustable any actuation

FLOW CONTROLVALVE WITH CHECK VALVE IN PARACEL


GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
One way flow control valve adjustable
P A

Diagrama Relatif Valve Adjustable


NON RETURN VALVE
GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
Check valve with out spring

Check valve with spring

Piloted check valve

Shuttle valve
A
X Y

A Quick exhaust valve


P
3

Two pressure valve


A
P Y

PRESSURE CONTROL VALVE ( PCV )


GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
Pressure limiting valve adjustable
Squence Adjustable without Exhaust

Squence Valve with Exhaust ( 3 Function Adjustable )

Pressure Regulating Valve with Out Vent Hole Adjustable

Pressure Regulating Valve with Out Vent Hole Adjustable

MEKANIS
Dengan penggerak tangan ( manual ) / manual control
GAMBAR KETERANGAN
KOMPONEN
General

Tombol Tekan (Push Button)

Tangkai (Lever )

Pedal

Digunakan secara otomatis

GAMBAR KOMPONEN KETERANGAN


A
Plunger

Pegas (Spring)

Roller Lever

Roller Lever with Idle Return

Sensor ( Tidak terstandarisasi)

Pemberian nama dari Directional Control Valve yang lengkap

P R

3
Way valve normally closed push bottom, spring return
2

Pembagian daerah elemen pada rangkain


Tujuan : untuk memudahkan membaca diagram rangkaian dan penggambaran
rangkaianya disamping itu memudahkan merangkainya
Contoh :
Daerah working elemen diberi nomor : 1.0 , 2.0 , 3.0 , 4.0 ....dst
Daerah contoh elemen diberi nomor : 1.1 , 2.1 , 3.1 , 4.1 ......dst
Daerah signal elemen diberi nomor :
a) Untuk mengontrol piston bergerak maju ( angka index genap )
1.2 , 1.4 , 1.6 , 1.8 , ..........dst
2.2 , 2.4, 2.6 , 2.8 , ...........dst
b) Untuk mengontrol piston bergerak mundur ( angka index ganjil )
1.3 , 1.5 , 1.7 , ..........dst
2.3 , 2.5, 2.7 , ...........dst
1.0

Working Elemen

1.1 A B
Output Elemen
( Contoh Elemen )
P R

1.2 A 1.3 A

P R P R Input Elemen
( Signal Elemen )

Pressure Eemen
0.1 A

0.2 P

Working Elemen
 Untuk mengubah udara tekan menjadi gerak translasi atau gerak rotasi

Control Elemen
 Mengatur pengoperasian dari elemen kerja dan buang atau mengatur jarak kerja

Signal Elemen
 Memberikan perintah ke kontrol limit untuk mengatur elemen kerja dan mengubah
posisi switch contoh

Pressure Elemen
 Untuk memberikan udara tekan pada signal maupun contoh elemen

BAB III
PEMBAHASAN

1. Direct SAC dan Direct DAC


Direct SAC
Prinsip kerja : saat push button ditekan maka silinder kerja akan maju dan kembali
ke posisi semula ketika push button dilepas.
R

P R

Gambar. Direct Single Acting Cylinder (SAC)

a. Direct DAC
Prinsip kerja: silinder kerja dapat bergerk maju jika push button yang digunakan
untuk mengontrol gerekan maju ditekan, begitu pula untuk gerakan mundur.

R R

P R P R

Gambar. Direct Double Acting Cylinder (DAC)

2. Indirect SAC dan Indirect DAC


a. Indirect SAC
Prinsip kerja: saat push button ditekan maka akan menyebabkan katub kontrol
akhir membuka sehingga silinder bergerak maju, ketika dilepas silinder kembali
ke posisi semula.
1.0

1.1 A

P R
1.2 A

P R

0.1 0.2

Gambar. Indirect Single Acting Cylinder (SAC)

b. Indirect DAC
Prinsip kerja : saat push button untuk kontrol maju ditekan maka akan membuka
katup 4/2 sehingga silinder kerja akan bergerak maju, begitu pula gerakan

1.0

1.1 A B

P R

1.2 R 1.3 R

P R P R

0.1 0.2

Gambar. Indirect Double Acting Cylinder (DAC)

1. 1.1 Redaksional
3
Batang torak dari SAC bergerak maju bila katup tombol tekan beropersi dn
2
kembali bergerak cepat.
1.2 Rangkaian Pneumatik
A
P
3
A

P R

Gambar 1. Single Acting Cylinder ( SAC )


1.3 Rangkaian Digunakan
Nomo Gambar Komponen Simbol Nama jumlah
r Komponen Komponen
1 Single Acting 1
Cylinder

2 A Quick Exhaust 1
P
Valve
3

3 R 3 1
Way Valve
2
With Push
P R
Bottom
Controlled And
Spring Return
4 Air Servis 1
Unit

1.4 Rangkaian Praktikum

Gambar. praktikum pneumatik SAC

2 2.1 Redaksional
Gerak maju dari SAC ( Single Acting Cylinder ) dilakukan dengan cara menekan

3
katup tombol tekan dari dua arah yang bergantian kemudian kembalinya bergerak
2
cepat
2.2 Rangkaian Pneumatik

A
P
3

A
P Y

A A

P R P R

Gambar 2. Single Acting Cylinder ( SAC )


2.3 Rangkaian Digunakan
Nomo Gambar Komponen Simbol Nama Jumlah
r Komponen Komponen
1 Single Acting 1
Cylinder

2 A Quick Exhaust 1
P
Valve
3
3 1
2
1 1 Shuttle Valve

4 R 3 2
Way Valve
2
With Push
P R
Bottom
Controlled And
Spring Return

5 Air Servis Unit 1

6. Selang

7. --- T Join
2.4 Rangkaian Praktikum

Gambar. praktikum pneumatik SAC

3 3.1 Redaksional
Piston rod dari Single Acting Cylinder ( SAC ) dapat bergerak maju secar pelan-pelan

3
apabila katup push bottom beropersi secara persamaan
2
3.2 Rangkaian Pneumatik
A

P
A
P Y

Katup A A
Katup
A B
P R P R

Gambar 3. Single Acting Cylinder ( SAC )

3.3 Rangkaian Digunakan


Nomor Gambar Komponen Simbol Nama Jumlah
Komponen Komponen
1 Single Acting 1
Cylinder

2 One Way 1
Control valve

3 1
A
Two Pressure
P Y
Valve
4 R 3 2
Way Valve
2
With Push
P R
Bottom
Controlled And
Spring Return

5 Air Servis Unit 1

6. Selang

7. --- T Join

3.4 Rangkaian Praktikum

Gambar praktikum pneumatik SAC


4 4.1 Redaksional
Piston rod dari Single Acting Cylinder ( SAC ) dapat bergerak maju secara perlahan-

3
perlahan bila kedua katup push bottom A dan B ditekan bersamaan. Begitu juga
2

3
bila push bottom C ditekan piston rod bergerak maju perlahan-lahan.
2

4.2 Rangkaian Pneumatik


A

A
P Y

A
P Y
Katup Katup Katup
A B C
A A A

P R P R P R

Gambar 4. Single Acting Cylinder ( SAC )

4.3 Rangkaian Digunakan


Nomo Gambar Komponen Simbol Nama Jumlah
r Komponen Komponen
1 Single Acting 1
Cylinder

2 One Way Control 1


valve
3 1

2
1 1 Shuttle Valve

4 1

A
Two Pressure
P Y
Valve

5 R 3 2
Way Valve
2
With Push Bottom
P R
Controlled And
Spring Return

6 Air Servis Unit 1

12

7 Selang

8 --- T Join
4.4 Rangkaian Pneumatik

Gambar praktikum pneumatik SAC

TUGAS II

Double Acting Cylinder (DAC)

1. Distribusi Bola
1.1 Redaksional
Bola – bola dari lubang gravity feed magazine harus didistribusikan ke lubang bisa
ditur pelan-pelan. Signal untuk menggunakan piston diberikan oleh salah satu dari dua

3
push bottom . Langkah /mundur setelah piston menjatuhkan bila ke lubang I dan
2
luabang II gerakan piston dihasilkan selama masih ada dalam magazine

Gambar.Ilustrasi

1.2 Rangkaian Pneumatik


1.0 A0

A A

P P

1.1 A B

P R

A
X Y

1.3 A 1.5 A A 1.2


A0
P R P R P R
0.1 0.2

Gambar rangkain pneumatik distribusi bola


1.3 Rangkaian Pneumatik

Nomo Gambar Komponen Simbol Komponen Nama Jumlah


r Komponen
1 Double 1
Acting
Cylinder

2 One Way 2
Control valve
P A

3 A B 4 1
way valve
2

P R
4 1
A
X Y Shuttle Valve

5 R 3 2
Way Valve
2
With Push
P R
Bottom
Controlled
And Spring
Return
6 A
3 1
Way Valve
2
With
P R Roller
Controled And
Spring Return
7 Air Servis 1
Unit

14

8 Selang

9 --- T Join

10 Compressor 1
11 Distamce rules 2

1.4 Rangakaian Praktikum

2. Control Ladel Penuang


2.1 Redaksional
3
Gerak ledd turun dari ladel harus diatur dengan tombol tekan atau
2

3
menginjak pedal (penurunan secara perlahan-lahan). Sedangkan, gerakan
2
mengangkatnya kembali dengan cara otomatis dengan pelan-pelan
Gambar 1. Ilustrasi gambar
2.2 Gambar Rangkaian Pneumatik

1.0 A0

A A

P P

1.1 A B

P R
A
X Y

1.3 A 1.5 A A 1.2


A0
P R P R P R
0.1 0.2

Gambar rangakaian pneumatik control ladle penuang

2.3 Rangkaian Digunakan

Nomo Gambar Komponen Simbol Komponen Nama Komponen Jumlah


r

1 Double Acting 1
Cylinder

2 One Way Control 2

P A
valve
3 A B 4 1
way valve
2

P R

4 1
A
X Y Shuttle Valve

5 R 3 2
Way Valve
2

P R With Push
Bottom
Controlled And
Spring Return
6 A 3 1
Way Valve
2
With
P R Roller Controled
And Spring
Return
7 Air Servis Unit 1

14

8 Selang

9 --- T Join 2
10 Compressor 1

2.4 Rangkaian Praktikum

Gambar. praktikum Control Ladle Penuang ( DAC)

3. Pembuka atau Penutup Jendela


3.1 Redaksional
Jendela dapat dibuka dengan menekan salah satu dari 2 tombol pushbutton 3/2
way valve NC, begitu juga menutupnya. Jendela harus dapat dibuka pada setiap
posisi sepanjang langkah piston (katup 4/3). Agar jendela tidak rusak maka
gerakan membuka maupun menutup ahrus lambat.

Gambar 4. Ilustrasi Alat

3.2 Rangkaian Pneumatik

A B

P R
A
A X Y
X Y

A A A A

P R P R P R P R

Gambar 5. Rangkaian Pneumatik

3.3 Rangkaian Digunakan


Nomor Gambar Komponen Simbol Komponen Nama Jumlah
Komponen
1 Double Acting 1
Cylinder

2 One Way 2

P A
Control Valve

3 A B 4 1
Way Valve
2

P R

4 1
A
X Y Shuttle Valve

5 A 3 2
Way Valve
2
With Push
P R
Bottom
Controlled And
Spring Return

7 Air Servis Unit 1

8 Selang 14
2

9 --- T Join

10 Compressor 1

RANGKAIAN PRAKTIKUM
4 Penandaan pada Mistar Sorong
4.1 Redaksional
Dengan bantuan DAC (Double Acting Cylinder) dapat dibuat skala pada mistar
sorong. Signal gerakan maju pada silinder hanya mungkin ketika benda kerja
sudah ada pada posisinya. Signal gerakan maju dapat dilayani dengan menekan

3
salah satu dari dua pushbutton , Gerakan kembali secara otomatis jika
2
penekanan maksimal dari piston telah tercapai (sensor berupa katup yang memberi
informasi sehingga silinder maju).

Gambar Ilustrasi Alat


4.2 Rangkaian Pneumatik
A1

A B

P R

A
X Y

A
X Y

A A A A

A1
P R P R P R P R

Gambar 7. Gambar Rangkaian

4.3 Rangkaian Digunakan

Nomor Gambar Komponen Simbol Komponen Nama Komponen Jumlah


1 Double Acting 1
Cylinder

2 One Way Control 2

P A
Valve

3 A B 4 1
Way Valve
2

P R
4 1
A
Two Pressure
P Y
Valve

4 1
A
X Y Shuttle Valve

5 R 3 2
Way Valve With
2
Push Bottom
P R
Controlled And
Spring Return

6 A
3 1
Way Valve With
2
Roller Controled
P R And Spring Return

7 Air Servis Unit 1

14

8 Selang
2

9 --- T Join

10 Compressor 1

4.4 Rangkaian Praktikum


Gambar. Rangkaian Penanda Mistar Sorong

5 Pembuka/Penutup Pintu
5.1 Redaksional
3
Dengang menekan tombol tekan dari atau dalam ruangan, maka pintu aka.
2
Dengan menekan push bottom dari luar/dalam maka pintu akan
terbuka/tertutup

Ilustrasi pembuka/penutup pintu

5.2 Rangkaian Pneumatik

1.0 2.0

1.1 A B 2.1 A B

P R P B

A A
X Y X Y

Tombol Didalam Tombol Luar

A Close Dalam 1.3 A Open Dalam 2.2 A Close Luar 2.3 A Open Luar

P R P R P R P R

Gambar. Rangkaian Pembuka/Penutup Pintu

5.3 rangkaian digunakan


Nomo Gambar Komponen Simbol Komponen Nama Jumlah
r Komponen
1 Double 1
Acting
Cylinder

4 1
A
Shuttle
X Y
Valve

5 R 3 2
Way
2
Valve With
P R
Push
Bottom
Controlled
And Spring
Return
7 Air Servis 1
Unit

14

8 Selang

9 --- T Join 2
10 Compressor 1

5.4 rangkaian praktikum

1.2 Rangkaian Pneumatik


1.0 A0 A1 2.0 B0 B1

1.1 2.1
A+ A B A- B+ A B B-
Z Y Z Y
P R P R

1.2 1.3 2.2


A A A 2.3 A

B0 B1 A1
A0
P R P R P R
P R

1.4 A

P R

0.1 0.2

2. methode cascade
2.1 Redaksional
yaitu memecahkan masalah/persoalan dengan aturan sbb:

1. urutan gerakkan silinder diberi notasi misalnya


~ A+ B+ B- A- . . . ..... dst
~ A+ A- B+ B- . . . ..... dst

2. gerakkan dibagi dalam kelompoknya/groupnya:


a) membagi dalam kelompok-kelompok seperti suatu operasi silinder yang
terjadi hanya sekali dalam satu kelompok
contoh:

A+ B+ | B- A-
b) memberi masing-masing kelompok
contoh:

A+ B+ | B- A-

I | II
3. Masing-masing kelompok diberi jalan pembekalan ( supply link )
4. Jumlah katup yang membalik sama dengan jumlah kelompok dikurangi
satu K p= n
5. Batas peralihan ditulis dengan notasi singkat
6. Jika mengubah kelompok, batas peralihan harus ditarik dibawah supply link
7. Jika dalam bata peralihan ditarik
8. Transposisi kedalam kelompok sirkuit
9. Contoh:

A+ B+ | B- A+

I | II
Jadi terdapat 2 kelompok oleh sebab itu harus ada 2 jalan dan 1 katup yang
membalik

Pembagian daerah
4
Katup yang berfungsi sebagai pembalik ( pemindah ) daerah adalah katup way
2
valve
Contoh :

2 saluran

S1
S2
A B
Z Y

S P R S
A A

P R P R

( 2-1 )
( 1-2 )
3 Saluran

S1
S2
S3
A B
Z Y

S A P R

P R

A B
( 2-3 )
Z Y
S
S P R A
A

P R
P R
( 3-1 )
( 1-2 )
4 Saluran

A B
Z Y

S A P R

P R

A B
( 3-4 )
Z Y

S A P R

P R

( 2-3 ) A B
Z Y

P R S
S A A

P R P R

( 4-1 )
( 1-2 )

Contoh:

Displacement Step Diagram ( Diagram Langkah Pemindahan )


Rangkaian pneumatik

SILINDER A SILINDER B
1.0 A0 A1 2.0 B0 B1

1.1 2.1
A+ A B A- B+ A B B-
Z Y Z Y
P R P R

NOTASI:
2.2 Displacement step diagram
2.3 rangkaian pneumatik
2.3.1 TUGAS INDIVIDU
DRILLING AND REAMING 4 SILINDER 3 SALURAN

Silinder A 1.2 2.2 Silinder B 3.2 2.3 Silinder C 1.3 4.2 Silinder D 3.3 4.3
1.0 A0 A1 2.0 B0 B1 3.0 C0 C1 4.0 D0 D1

1.1 2.1 3.1 4.1


A B A B A B A B
A+ D+ D-
Z Y A- B+
Z Y B-
C+
Z Y C- Z Y
P R P R P R P R

A 1.3 2.2 A
A 3.2 A 3.3 4.2 A

C0 A1 B0 D0 C1

P R P R P R P R P R

Saluran 1

Saluran 2

Saluran 3

A B

4.3 Z Y
A

D1 (2-3) P R

P R
A B
Z Y
2.3 2
A 1.2
B1 (1-2) P R (3-1) A0
P R 0.1
P R

Start
P R
2.3.2 TUGAS REMIDI 3 SILINDER 4 SALURAN
SILINDER A SILINDER B SILINDER C
1.0 A0 A1 2.0 B0 B1 3.0 C0 C1

1.1 2.1 3.1


A+ A B A- B+ A B B- C+ A B C-
Z Y Z Y Z Y
P R P R P R

A A A A
X Y X Y X Y X Y

1.2
A
A

A0
B1
P R
P R

SALURAN 1
SALURAN 2
SALURAN 3
SALURAN 4

A B

Z Y
A
X Y
(3-4) P R
A B
1.3 Z Y
A
(2-3) P B
A

C1 A B C0
P R
Z Y P
A
R
A
X Y
(1-2) P R (4-1)
B0
P R
A
A

A1
P R
P R
3. Methode step counter
Pneumatic step counter circuit design

4 5
A
1 Z Y

P R

A
X Y

1) Prepartion signal from previous module


2) Feed back signal from previous step
3) Switching signal to power valve
4) Reset signal to previous module
5) Prepartion signal to next module
6) Reset signal from next module

Switching

Reset Prepare
A
Z Y
Prepare Reset
P R

A
X Y

Conferm
Step counter for five squance steps

A A A A A
Z Y
Z Y Z Y Z Y Z Y
P R P R P R P R P R

A A A A A
X Y X Y X Y X Y X Y

A
START

P R

Contoh displacement step diagram

Contoh rangkaian pneumatik

B0 B1
A0 A1

A B
A B
Z Y
Z Y
P R
P R

A
A A A

P R
P R P R P R

A A
A A
X Y X Y
X Y X Y

A A A
A

B0 B1 A0
A1
P R P R P R
P R
A

P R
2.2 Rangkaian Pneumatik
2.2.1 Methode Step Counter Drilling And Reaming

SILINDER A SILINDER B SILINDER C SILINDER D


B0 B1 C0 C1 D0 D1
A0 A1

A+ A B A- B+ A B B- C+ A B C- D+ A B D-
Z Y Z Y Z Y Z Y
P R P R P R
P R

A
A A A A A A A
Z Y
Z Y Z Y Z Y Z Y Z Y Z Y Z Y
P R
P R P R P R P R P R P R P R
A
X Y
A A A A A A A
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y

A A A A A A A
A

A1 B1 B0 C1 D1 D0 C0
A0
P R P R P R P R P R P R P R
P R

A
START

P R

2.2.2 Tugas remidi


4.methode

SILINDER A SILINDER B SILINDER C


A0 A1 B0 B1 C0 C1

A B A B A B
Z Y Z Y Z Y
A P R P R P R
A A A
X Y
X Y X Y X Y

A A A A A A A
Z Y
Z Y Z Y Z Y Z Y Z Y Z Y
P R P R P R P R P R P R P R

A A A A A A A
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y

B0
P R A A A A A A
X Y X Y
A B1 A1 A0 C1
P R P R P R P R
C0
P R

START
P R

Anda mungkin juga menyukai