Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Perancangan Semester 4 yang
berjudul “Laporan Perancangan Artspace” dalam bentuk dan isi yang sederhana. Awal
ini merupakan salah satu proses yang harus penulis lalui sebagai bagaian dari mata
kuliah Studio Desain Interior 2, di Sekolah Tinggi Desain Bali yang diajukan untuk
memenuhi syarat - syarat tugas perkuliahan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang tekah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan dan penyelesaian laporan ini. Secara khusus
penulis mengucapkan terimakasih selaku pembimbing atas masukan dan sarannya,
yaitu kepada :
Penulis sadari bahwa Laporan Perancangan Artapace ini mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan penyusuan
selanjutnya. Semoga Laporan Perancanga Artspace ini dapat memenuhi persyaratan
yang dibutuhakan. Dan semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, dan petunjuk bagi para pembaca. Sehingga membantu dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sihingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi lamporan ini sehingga kedepannya akan semakin lebih baik.
Penyusun
Gede merta sedana
i
DAFTAR ISI
Cover ..............................................................................................................................
ii
2.2.3 Seni Tari Tradisional.................................................................................. 10
iii
BAB V PROGRAM PERANCANGAN INTERIOR ................................................ 39
iv
DAFTAR GAMBAR
v
3.1 Komunitas Komang Adi ..................................................................................... 25
3.2 Kegiatan Komunitas ............................................................................................ 25
4.1 Lokasi Site 1 ........................................................................................................ 29
4.2 Lokasi Site 2 ........................................................................................................ 30
4.3 Lokasi Site Terpilih ............................................................................................. 32
4.4 Batasan lokasi site ................................................................................................ 33
4.5 Iklim Lokasi site .................................................................................................. 33
4.6 Vegetasi ............................................................................................................... 34
4.7 Traffic dan Akses ................................................................................................ 35
4.8 kebisingan ........................................................................................................... 36
5.1 Warna .................................................................................................................. 41
5.2 Referensi konsep Pada Ruang ............................................................................. 41
5.3 General Light ...................................................................................................... 46
5.4 Accent Light ........................................................................................................ 47
5.5 Penghawaan Buatan ............................................................................................ 48
5.6 Furniture .............................................................................................................. 48
5.7 Aksesoris ............................................................................................................. 48
5.8 Hubungan Ruang ................................................................................................. 60
vi
Berikut merupakan data Civitas yang didapat dari hasil analisa pribadi:
Kesimpulan :
Komunitas ini adalah komunitas seni tari tradisional yang berkolaborasi dengan seni tari
kontemporer yang di dirikan oleh I KOMANG ADI PRANATA. Komunitas ini sudah menguasai
hampir 20 jenis tarian tradisional dan untuk tarian kontemporer hampir 50 tarian yang sudah
mereka ciptakan. Komunitas ini berdiri pada tahun 2012 dengan beranggotakan beberapa orang
yang mempunyai komitmen dan kerja keras untuk mengajak masyarakat untuk saling menghargai
karya seni khususnya tari tradisional. Untuk tari tradisional sendiri mereka rutin mengadakan
ngayah di pura besakih dan ngayah di beberapa pura. Untuk mencari dana dan mengembangkan
komunitsnya, komunitas ini sering tampil di beberapa perlombaan dan pergelaran seni dimana
mereka menggabungkan tarian tradisional dengan tari kontemporer. Mereka sering megangkat
peristiwa atau kejadian saat ini dalam sebuah tarian. Dengan karakternya yang menggunakan
topeng dan menarikan dengan masal membuat komunitas ini sangat di tunggu-tunggu pada saat
pergelaran seni. Selain menari komuitas ini juga membuat property sendiri, membuat baju dan
topengnya sendiri.
1
wadah yang bisa dan mampu nemapung berbagai kegiatan seni tari tradisional yang ada di
Bali, diperlukam tempat untuk berdiskuasi, memamerkan dan mempertunjukan berbagai
karya seni yang ada di Bali sehingga bisa dinimkati oleh semua kalangan sehingga
kebudayaan seperti tari tradisional ini tidak hilang dan tenggelam oleh kebudayaan kebarat-
baratan. Sangat disayangkan jika sebuah penggiat seni seperti tari tradisional ini tidak bisa
mengembangkan potensi yang dimiliki.
Salah satu cara untuk mengembangkan tari tradisional ini yaitu dengan membuat
sebuah ruangan atau tempat yang bisa menampung segala kegiatan untuk para penari
tradisional berlatih, membuat perlengkapan yang dibutuhkan untuk sebuah pergelaran seni.
Art Space adalah solusi dari kurangnya wadah dari penggiat seni tari tradisional ini. Selain
menampung sebuah komuitas tari tradisional pembuatan Art Space sangat membantu untuk
penggiat seni lainnya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, seperti penggiat seni
lukis bisa memamerkan karyanya, penggiat seni kriya bisa membuat sebuah workshop
tentang kerajinan yang mereka buat tentu hal ini sangat membantu semua penggiat seni
yang ada di Bali.
2
memamerkan atau mementaskan hasil karya mereka untuk dinikmati oleh semua
kalangan
2. Built Up Area
Merupakan luasan bangunan yaitu sebesar 1,5 are. Sedangkan untuk luasan tanah
digunakan untuk lahan parkir serta taman, sesuai dengan kebutuhan art space
komunitas seni tari tradisional.
3. Batasan Rancangan bangunan
Batasan rancangan bangunan art space yaitu 2 lantai yang terdiri dari: Area latihan,
Area pembuatan property, Area Penyimpanan Barang, Area makeup, Area Ganti,
Acara atau pertunjukan, Area public (Mini Café)
Ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah kota, menurut
Project for Public Spaces in New York tahun 1984, adalah bentuk ruang yang
digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-
taman, plaza, fasilitas transportasi umum (halte) dan museum.Pada umumnya
ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan
tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini
memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi.
Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka
ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.Sedangkan menurut
Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut:
sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar
terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna ruang
publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain
4
mengikuti norma-norma yang berlaku setempat.Meskipun sebagian ahli
mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka, Rustam Hakim
(1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan suatau
wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik
secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini
sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya,
ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Ruang publik tertutup: adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu
bangunan.
2. Ruang publik terbuka: yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan
yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).
Menurut Eko Budihardjo (1998) ruang terbuka adalah bagian dari ruang
yang memeiliki definisi sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia
dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk
fisik.Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
5
1. Fungsi umum:
1. Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi
sosial, tempat peralihan, tempat menunggu
2. Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara
yang segar dari alam.
3. Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
2. Fungsi ekologis:
Art Space berasal dari kata art dan space, art yang berarti seni adalah aneka
keahlian yang didapatkan dari pengalaman yang memungkinkan seseorang memiliki
kecakapan membuat, menyusun dan merencanakan sesuatu secara sistematis dan tujuan
mengungkapkan makna kejiwaan dan untuk mencapai hasil-hasil yang menyenangkan
sesuai dengan prinsip-prinsip estetis, baik secara intuitif maupun kognitif (Soedarso SP,
1988). Sedangkan space yaitu ruang, yang memiliki makna berbatas atau terlingkung
oleh bidang. Ruang secara konstan melingkupi keberadaan kita. Sebuah bidang yang
mendapat perluasan dengan perbedaan arah asalnya pun dapat dikatakan sebagai ruang
(Francis D.K Ching, 2000). Jadi pengertian dari art Space adalah wadah kreatifitas dan
seni untuk memamerkan dan juga menjual karya- karya masa kini atau modern dari
seniman. Karya-karya yang dimaksud adalah seni visual yang berupa karya dua dimensi
maupun tiga dimensi yang mampu menghasilkan pengalaman batin, inspirasi, imajinasi
dan sebagainya bagi orang yang melihat atau menikmatinya.
6
4. Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum.
5. Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.
6. Visualisasi warisan budaya dan alam.
7. Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.
8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.
9. Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Sedangkan
fungsi utama (standar bangunan museum) yang harus dimiliki oleh sebuah
museum (A Good Museum Includes These Basic Function) (Majalah Ilmu
Permuseuman, 1988) adalah :
Fungsi Kuraterial (Curatorial )
Fungsi Pameran (Display)
Fungsi Persiapan Pameran (Display Preparation)
Fungsi Pendidikan (Education)
7
Galeri seni dapat digolongkan lagi berdasarkan pada macam koleksi dan tingkat
dan luas koleksi (luas jangkauan). Galeri berdasarkan macam koleksi dibedakan
menjadi:
2. Galeri umum; merupakan galeri yang memamerkan karya karya seni dari
beberapa seniman dan koleksi yang dipamerkan diperjual belikan.
8
Gambar: 2.5 Galeri kombinasi
Sumber: https://pittsburghcrosscurrents.wordpress.com/2012/04/24/on-stage-dance-
bundle-pbt-mac-cmu/
9
Merupakan karya reproduksi / penggandaan dari karya-karya asli seniman
seni
3. Waktu Pameran
Waktu pelaksanaan kegiatan pameran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Pameran jangka pendek
Disebut pameran temporal, waktu pelaksanaannya kurang dari satu minggu
b. Pameran jangka panjang
Disebut pameran tetap, waktu pelaksanaannya lebih dari seminggu hingga
berbulan-bulan.
Seni tari ialah gerakan badan yang berirama dan teratur yang dilakukan
ditempat, waktu dan untuk keperluan tertentu. Keperluan tersebut antara
lain untuk keperluan pergaulan, mengungkap perasaan dan pikiran. Seni tari
pun biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian yang berfungsi untuk mengatur
gerakan penarinya dan menguatkan maksud yang ingin disampaikan dari
tarian itu. Gerakan pada seni tari tak sama dan bukan seperti gerakan-
gerakan sehari-hari, seperti senam, lari ataupun berjalan. Gerakan pada seni
tari dibuat sedemikian rupa agar bentuknya lebih ekspresif dan menambah
unsur estetis dari gerakan tari tersebut.
Tarian sesungguhnya ialah tarian yang mengkombinasikan dari 3 unsur
seni tari, yakni wiraga, wirama dan wirasa. Keetiga unsur ini melebur
menjadi bentuk dan gerakan tari yang serasi. Unsur paling utama dalam seni
tari ialah gerak. Gerakan pada seni tari senantiasa melibatkan anggota badan
10
manusia. Unsur anggota badan manusia membuat gerak tari berdiri sendiri,
berhimpuna maupun bersambungan. Ada beberapa jenis aliran tari seperti:
A. Tari tradisional
11
2.3.1 Warna
a. Warna orange
b. Warna merah
12
berkemauan keras, dan penuh semangat. Terlalu banyak warna merah
bisa merangsang kemarahan dan agresivitas
c. Warna putih
d. Warna cokat
13
2.3.2 Pencahayaan
Ada dua unsur pencahayaan dalam desain interior merupakan aspek
penting yang dapat memberikan pengaruh luas serta menimbulkan efek-efek
tertentu.Pencahayaan yang digunakan daam perancangan art space ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan ini merupakan sistem yang sangat sederhana, yaitu
hanya mengandalkan cahaya matahari pada siang hari. Sifat pencahayaan ini
adalah Cahaya alami siang tidak kontinyu Cahaya matahari dapat merusak
sebagian benda-benda koleksi museum, karena tingkat iluminasinya dan
komposisi spektrum cahayanya Cahaya campuran yaitu sebagian dari cahaya
matahari dan sebagian dari cahaya lampu yang biasa dipakai pada siang hari.
Ilmu pengetahuan untuk museum, saat ini lebih menekankan lampu buatan di
ruang pamer sehingga ruangan tertutup dari sinar matahari sistem
pencahayaan alami ada dua macam, yaitu
a. Pencahayaan sudut (corner lighting)
Berguna untuk ruang yang berukuran sedang, hanya perlu satu
jendela di dekat sisi ujung panjang. Obyek display diberi lampu
buatan sesuai dengan sifat obyek.
14
b) Pencahayaan tidak langsung
Merupakan pencahayaan yang diperoleh dari sinar matahari secara tidak
langsung. Sistem pencahayaan tersebut banyak kita temui
penggunaannya dalam perancangan ruang dalam melalui skylight,
permainan bidang kaca, dan lain-lain.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan akan lebih banyak digunakan pada ruangan
ruangan seperti ruangan pentas, pameran dan lainnya. Pada perancangan ini
ada beberapa pencahayaan yang akan digunakan pada desain art space ini
adalah:
a) General Lighting
Disebut juga dengan sistem pencahayaan umum atau sumber
pencahayaan utama. Biasanya dilakukan dengan menempatkan titik
lampu pada titik di tengah ruangan atau menyebarkan beberapa titik
lampu secara simetris dan merata. Tujuan menggunakan general
lighting adalah menghasilkan cahaya secara terang dan menyeluruh.
b) Spot light
2.3.3 Penghawaan
Penghawaan adalah sirkulasi udara yang ada di suatu ruangan atau
bangunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar uap air, gas
karbondioksida, dan bau keringat. Semakin banyak civitas yang menghuni suatu
ruangan, maka akan semakin banyak pula kebutuhan udara di dalam ruangan
tersebut. Sistem penghawaan terbagi menjadi dua:
16
a. Penghawaan Alami
Penghawaan alami dihasilkan oleh udara alami di luar, pada umumnya
bersumber dari pepohonan atau tanaman hijau yang ada di halaman.
Penghawaan alami dapat diperoleh dengan membuka jendela rumah,
ventilasi, dan pembuatan plafon yang tinggi.
b. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan berasal dari alat-alat listrik yang menghasilkan
udara, penghawaan yang akan digunakan pada art space ini adalah i AC (Air
Conditioner) dan kipas angin. AC atau kipas angin dipasang pada tempat-
tempat yang minim jendela atau tertutup. Dengan begitu kesegaran ruangan
dapat tetap terjaga dan penghuni di dalamnya dapat tetap beraktivitas dengan
nyaman tanpa perlu khawatir sesak nafas.
17
1. Lantai
Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai berfungsi
sebagai pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti
perabot, manusia sebagai civitas ruang, dengan demikian dituntut agar selalu
memikul beban mati atau beban hidup berlalu lalang diatasnya serta hal-hal
lain yang ditumpahkan diatasnya (Mangunwijaya, 1980: 329). Lantai yang
akan digunakan pada art space kali ini adalah sebagai berikut.
2. Dinding
18
sempit (Suptandar, 1982; 46). Selain warna, dinding juga merupakan bidang
yang secara leluasa dapat dihias sesuai dengan selera. Pada art space kali ini
dinding yang digunakan adalah dinding dengan banyak bukaan dan beberapa
dinding menggunakan batu asli.
3. Plafond
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata
“ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga
terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan: Ceiling adalah sebuh
bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandang normal manusia,
berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai
pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya.
Fungsi ceiling memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar
dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk ruang (space) yang lain (seperti
dinding atau lantai). Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat
memperlihatkan sifat/kesan ruang tertentu, dengan membuat ketinggian atau
garis-garis (material) serta struktur kesemuanya akan dinikmati langsung oleh
penghuni yang berada dibawanya. Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat
menunjukkan perbedaan visual atau zone-zone dari ruang yang lebih luas, dan
orang dapat merasakan adanya perbedaan aktivitas dalam ruang tersebut.
19
Plafon yang akan digunakan pada art space kali ini adalah plafon dari gypsum
dengan ditambahkan beberapa jerami.
20
Gambar 2.24 Pintu toilet
Sumber : http://www.arsitekcenterpoint.com
2. Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela
dapat dikembangkan sampai ketaraf dimana jendela menjadi bidang dinding
fisik. Jendela yang transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang
interior dengan ruang luar atau dengan ruang interior disebelahnya.
(Ching,1996:224). Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi
sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual
maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. Susunan
jendela yang kecil dan tinggi memberi kesan sesak mengakibatkan perasaan
seakan-akan tersekap dalam sel tahanan. Lain halnya dengan jendela yang
berukuran besar dan ditempatkan rendah akan memberikan perasaan bebas
(Wilkening,1989: 43). Jendela yang akan digunakan pada art space ini
adalah Stationary window adalah jenis jendela yang tidak bisa dibuka. Model
jendela ini bisa dipasang di sudut.
Picture Window mirip dengan stationary window, tidak bisa dibuka atau
ditutup. Bedanya terletak pada ukurannya yang sangat besar. Beberapa
bahkan dipasang sebagai pengganti tembok.
21
Gambar 2.26 Picture Window
Sumber : http://livinblinds.com/blog
2.3.6 Aksesoris
22
2.3.7 Furniture
Merupakan istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang
berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur,
tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di
permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya
dilengkapi dengan pintu, laci dan rak, contoh lemari pakaian atau lemari buku.
23
BAB III
METODE DESAIN
1. Observasi
Adalah proses meninjau atau mengamati langsung ke lokasi
lahan yang akan menjadi objek perancangan.Yaitu melakukan
tinjauan ke berbagai alternative lahan di mana objek perancangan
art space itu akan dibangun serta melakukan pengamatan terhadap
lingkungan sekitar alternative lahan tersebut. Tinjauan lahan yang di
observasi terdiri dari 3 lahan, yang pertama yaitu lahan yang berada
di Jalan Tantular Renon, sanur dan yang ketiga berada di Padang
Galak. Kemudian untuk data dari segi bangunan yang sejenis (art
space) melakukan tinjauan ke lapangan dengan mengunjungi titik
temu dan art center.
24
2. Wawancara
Adalah proses diskusi serta bertanya jawab terhadap pihak-
pihak yang berkaitan dengan perancangan Art Space untuk
mendapatkan data – data yang dipelukan. Pada data ini
mewawancarai Manubada art adalah sebuah komunitas seni yang
bergerak di bidang seni tari tradisional. Disini langsung
mewawancarai pendiri dari komunitas itu sendiri yang bernama
Komang Adi.
25
b. Data Sekunder
26
3.2 Proses Desain
Proses desain adalah menentukan elemen-elemen yang diperlukan dalam suatu
desain dan bagaimana menatanya ke dalam pola-pola melalui suatu proses. Proses
desain lebih sering merupakan suatu siklus dimana langkah analisis, sintesis dan
evaluasi yang cermat terhadap informasi yang didapatkan, wawasan-wawasan dan
pemecahan-pemecahan yang mungkin diulang-ulang sampai suatu kesesuaian yang
tepat antara apa yang sudah ada dengan apa yang ingin dicapai.
a. Analisis: pengumpulan, pengolahan dan pemilahan semua informasi yang relavan
berkaitan dengan masalah desain yang ditangani.
b. Sintesis: formulasi penyelesaian yang potensial atas bagian-bagian dari
permasalahan yang memungkinkan ketika pengambilan keputusan atas informasi
telah terpenuhi di tahapan analisis.
c. Evaluasi: usaha pengambilan keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria
yang diantara pemecahan-pemecahan masalah yang memungkinkan merupakan
yang paling bisa menjawab permasalahan secara memuaskan.
Tiga hal di atas apabila dijabarkan menjadi penjelasan yang lebih sederhana maka
akan diperoleh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan permasalahan.
b. Menentukan tujuan yang ingin dicapai untuk menjawab permasalahan.
c. Melakukan proses mengoleksi data-data.
d. Membuat analisa.
e. Menyaring data-data sehingga diperoleh kesimpulan.
f. Mengevaluasi sebelum dikembangkan.
27
Gambar 3.1 Proses Desain
Sumber : Analisa data pribadi
28
BAB IV
ANALISIS DATA LAPANGAN
29
Lokasi site ke pertama di jalan Padang galak, lokasi ini merupakan tanah atau
lahan kosong. Letaknya berdekatan dengan beberapa tempat wisata. Akses juga tidak
terlalu susah karena memiliki jalan yang cukup lebar dan berada di pinggir jalan utama.
Memiliki view yang cukup bagus dan masih sedikit adanya pembangunan. Letaknya
yang deket dengan objek wisata pantai Padang gelak menjadi kelebihan site ini. Tingkat
kebisingan yang sedang karena mobil tidak terlalu banyak melintas.
Lokasi site Renon (Jalan Tantular), lokasi ini merupakan tanah atau lahan
kosong. Letaknya berdekatan dengan beberapa bangunan pemerintah maupun
pendidikan. Akses jalan yang cukup lebar dan lokasi yang strategis adalah kelebihan
dari site ini karena berada di pusat kota dan banyaknya aktivitas yang dilakukan
didaerah sana. Namun tingkat kebisingan cukup tinggi karena laluntas yang cukup
padat.
30
4.1.2 Hasil analisa Pembanding
Tabel 4.1 lokasi pembanding
Sumber : Analisa Data Pribadi
0 = tidak ada
1 = sangat sedikit
2 = sedikit
3 = lumayan
4 =banyak
5 = sangat banyak
Dari data pembanding lokasi diatas yang terpilih untuk perancangan Art Space
untuk komunitas tari tradisional adalah lokasi yang berada di Jl. Tantular Renon
Denpasar Selatan dengan beberapa keunggulan seperti, berada diantara jalan yang
sering dilalui oleh warga untuk bekerja dan bersekolah, terdapat banyak perkantoran
yang memungkinkan akan banyak warga lokal yang mengunjungi Art Space tersebut,
terdapat bangunan pendidikan sehingga memungkinkan untuk para pelajar
mengunjungi art space dan kondisi disekitar lahan masih sangat sejuk. Adapun batasan-
batasan lokasi site yang berada di jalan raya tantular yaitu: Di arah utara terdapat tempat
makan, arena olahraga futsal dan rumah sakit,di arah timur terdapat bangunan
pemerintah. Di arah selatan juga terdapat bangunan pemerintah.Di arah barat terdapat
beberapa rumah warga.
31
1. Lokasi Site
Lokasi site berada di Renon (Jalan Tantular), lokasi ini merupakan tanah atau
lahan kosong. Letaknya berdekatan dengan beberapa bangunan pemerintah maupun
pendidikan. Dan untuk akses juga tidak sulit karena jalan yang cukup lebar.
Adapun keunggulan dari lokasi yang berada di jalan Gunung Soputan ini yaitu :
1. Berdekatan dengan rumah warga.
2. Berada diantara jalan yang sering dilalui oleh warga untuk bekerja dan
bersekolah.
3. Berdekatan dengan gedung gedung pemerintahan, pusat kota,dan sekolah.
4. Terdapat lahan hijau di arah selatan dan barat dari lokasi site.
5. Memiliki suasana yang tenang, dan udara yang masih cukup sejuk karena
banyaknya pepohonan.
32
2. Batasan Lokasi Site
Adapun batasan-batasan lokasi site yang berada di jalan Gunung Soputan yaitu
1. Di arah utara terdapat tempat makan, arena olahraga futsal dan rumah sakit.
2. Di arah timur terdapat bangunan pemerintah.
3. Di arah selatan juga terdapat bangunan pemerintah.
4. Di arah barat terdapat beberapa rumah warga.
33
4. Tipografi, Hidrografi, dan Geologi
Analisa data dan implikasi dari lokasi site yang berada di jalan Tantular
1. Tipografi pada lokasi site memiliki kemiringan yang cukup datar, sehingga
mudah dalam penataan bangunan dan landscape sebagai Art Space.
2. Geologi lokasi site terdiri dari tanah yang subur , ini terlihat dari tanaman yang
tumbuh di area ini, sehingga dalam penataan landscape menjadi lebih luas dan
bervariatif.
3. Sumber air didapat dari PDAM, serta pembuangan air kotor sesuai drainase
yaitu ke pembuangan roil kota pinggir jalan DSDP.
5. Vegetasi
Daerah site yang dikelilingi oleh pohon yang rindang akan dipertahankan, tetapi
beberapa pohon yang ada dilokasi site akan dihilangkan karena tumbuh di
tengah area lokasi sehingga memungkinkan mengganggu pembangunan Art
Space.
34
6. Traffic dan Akses
Lokasi site ini dapat diakses melalu 2 jalan utama yaitu jalan raya
puputan dan jalan Cokorda Agung Tresna . dari jalan raya puputan kearah utara
menuju jalan tantular sedangkan dari jalan cokorda agung terna kea rah selatan
menuju jalan tantular. Jalan Tantular adalah jalan yang dilalui dua lajur atau dua
arah.
35
7. Kebisingan
36
Tabel 4.2 Hasil Data Pembanding
Sumber : Data Analisa pribadi
No Hasil Pengamatan Selasar Sunaryo Sahadewa
1 Penghawaan Menggunakan banyak Menggunakan banyak
penghawaan alami dan penghawaan alami karena ruangan
menggunakan bukaan yang lebar. yang dibuat semi outdoor pada
bagian ruang pementasan
2 Pencahayaan Menggunakan Pencahayaan Dominan menggunakan
alami dan buatan, untuk pencahayaan alami karena
pencahayaan buatan terdapat bangunan yang semi outdoor
pada ruangan gallery dan pada
ruangan pementasan banyak
menggunakan pencahayaan
alami
3 Material Dominan menggunakan material Dominan menggunakan material
alami khas dari bandung seperti alami seperti bata dan batu kali
kayu dan lainnya.
37
Jadi data parameter merupakan kesimpulan dari hasil data pembanding.
Adapun kesimpulan dari 2 data pembanding terseut yaitu:
1. Menghilangkan kesan angker pada Art Space agar banyak pengunjung yang
berkunjung
2. Memberikan fasilitas yang lengkap serta sesuai dengan aktivitas dari Art
Space tersebut
3. Membuat layout ruangan yang sesuai dengan komunitas seni yang didapat
agar memudahkan pengunjung ketika ingin melihat serta mengamati karya
seni
4. Tetap memperhatikan harga tiket masuk, contohnya memberikan harga
yang berbeda untuk setiap pengunjung seperti pelajar, wisatawan lokal, dan
wisatawan mancanegara.
38
BAB V
Pada Bab V ini akan dibahas tentang konsep dan tema yang akan digunakan dalam
merancang sebuah Art Space yang dikhususkan untuk komunitas tari tradisional.Bab ini berisi
tentang latar belakang tema dan konsep desain yaitu pendekatan-pendekatan yang digunakan
perancang dalam memilih konsep dan tema yang digunakan.
Kemudian dijelaskan tentang penjabaran tema dan konsep dengan menjabarkan konsep
dan tema terpilih melalui hasil dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Yang terakhir adalah visualisasi konsep desain yang mendeskripsikan aplikasi-aplikasi konsep
dan tema ke dalam Perancangan Interior Art Space.
Manubada adalah komunitas tari tradisional yang ada di Bali dimana komunitas
ini selain menarikan tari tradisional mereka juga menarikan tarian kontemporer.
Dimana dalam karyanya menggabungkan seni tradisional dan seni kontemporer
menjadi sebuah tarian yang berbeda dengan yang lainnya. Komunitas ini sering
menggambarkan atau menceritakan kejadian sekarang maupun dulu dalam sebuah
tarian.
39
Dalam perancangan Art space ini mengambil konsep tari cendrawasih. Tari
cendrawasih menceritakan tentang sepasang burung cendrawasih dalam melakukan
suatu hubungan asmara. Cendrawasih juga melambangkan sebuah hubungan yang
harmonis dan tulus. Dimana pada tarian ini memiliki pola gerak yang dinamis dengan
ciri khasnya gerakan melingkar yang menggambarkan kejantanan dan kegagahan dari
burung jantan cendrawasih. Pada tarian ini juga memperlihatkan keindahan bulu
burung cendrawasih yang indah lewat busana yang digunkan.
Adapun tema yang digunakan untuk perancangan interior Art space ini yaitu
Reflection of Art. Berdasarkan dari latar belakang di atas merupakan hal-hal yang
mengenai kebudayaan, inovatif, unik. Maka pengaplikasian tema Reflection of Art ini
dalam perancangan interior art space adalah sebagai berikut: Penggunaan warna-warna
yang cerah dan berani.Penggunaan material seperti kayu, bambu, gypsum, kaca, hpl,
mural dan lain-lain.
Adapun konsep yang digunakan untuk perancangan interior art space ini yaitu Tari
Cendrawasih. Konsep tari Cendrawasih ini di pilih karena perancang ini menghidupkan
dan meekspresikan keindahan dari tari cendrawasih yang sangat indah dan harmonis.
Pada perancangan art space ini akan menggunakan material sebagai berikut:
1. Menggunakan material alami untuk memberikan kesan alami pada ruangan yang
diambil dari burung cendrawasih berada yaitu didaerah pegunungan, selain itu
pemillihan furniture dan aksesoris yang harmonis sesuai kebutuhan ruang.
2. Konsep ruang yang diciptakan dari konsep Tari Cendrawasih cenderung
mencerminkan sesuatu yang bebas, dan harmonis, romantic, simple, dan hangat.
40
3. Menggunakan warna-warna yang memberikan kesan kebersamaan seperti warna
coklat dan orange, serta menggunakan warna putih, hitam dan abu-abu untuk
memberikan penegasan.
Konsep ruang akan diaplikasikan pada desain interior Art Space ini adalah Tari
Cendrawasih. Di dalam komposisinya, pada ruang art space ini juga dapat menerima
ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu
dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti simetri atau
sumbu.Menggunakan material akustik agar aktivitas didalam ruangan tidak
mengganggu ke luar.Desain dinding, dan plafon akan menggabungkan beberapa unsur
tradisional dan modern sehingga menimbulkan kesan yang berbeda pada ruangan.
Material yang digunakan dalam perancangan interior art space ini yang
menggangkat komunitas tari tradisional yaitu material pabrikan yang memiliki tekstur
yang halus dan kasar seperti material kayu,gypsum, wallpaper, hpl, kaca, kaca cermin,
stainless steel, yumen board, parquet dan material-material yang mendukung konsep
41
tari Cendrawasih, sehingga dapat menciptakan ruangan yang memiliki nuansa
kebersamaan, kebebasan dan bersemangat.
Material Lantai
Jenis Material Contoh Gambar Karakteristik Pengaplikasian
Lantai Parket Memberikan Di aplikasikan
Kayu kesan alami pada ruang
Memberikan pameran,
suasana modern, Perpustakaan, dan
klasik ruang latihan
42
Granite Mudah Akan di
dibersihkan, aplikasikan pada
memberi kesan café atau bar
elegan, dan terlihat
bersih
Material Dinding
Jenis Material Contoh Gambar Karakteristik Pengaplikasian
Cat dinding Tersedia Di aplikasikan
berbagai pada ruang
macan varian pameran,ruang
warna, staf ,area café,dan
tekstur ruang tunggu
cenderung
halus,
Anyaman Terbuat dari Di aplikasikan
bamboo yang di pada ruang
anyam pameran, area
café,dan ruang
tunggu
43
Bambu Memiliki sifat Akan diapliksikan
fisis dan mekanik
pada outdoor café,
yang baik.
dan landscape
Material Plafond
Jenis Contoh Gambar Karakteristik Pengaplikasian
Material
Gypsum Mudah dibentuk akan
dan diaplikasikan
permukaannya pada sebagian
Terlihat seperti besar ruangan di
tanpa art space
sambungan
44
Tabel 5.4 Material Furniture
Material Furniture
Jenis Contoh Gambar Karakteristik Pengaplikasian
Material
HPL Memberikan Akan
kesan alami dan diaplikasikan pada
modern meja kerja, meja
café dan lainnya.
45
Bambu Memiliki sifat akan di
fisis dan mekanik
aplikasikan pada
yang baik.
café, ruang
souvenir dan
lainnya.
Kayu kemampuan kayu Akan di
untuk menyerap
aplikasikan pada
semua tenaga
yang relatif ruang
besar, kejutan-
pertunjukan,
kejutan
ruang latihan dan
ruang make up
Pencahayaan yang digunakan pada perancangan ini ada beberapa jenis untuk
mendukung tema dan konsep perancangan selain itu pengaplikasian pencahayaan pada
ruangan yang tepat menambah estetika dan fungsi ruangan. Adapun beberapa jenis
pencahayan yang digunakan sebagai berikut:
a. General Lighting
46
General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang
menjadi sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara
menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang
dipasang secara simetris dan merata.Tujuan menggunakan general lighting adalah
menghasilkan sumber cahaya secara terang dan menyeluruh.
b. Accent Lighting
47
pada ruangan nantinya akan di-cover oleh plafond agar tidak terlalu terlihat oleh
pengunjung.
Bagian ini merupakan proses dalam perancangan yang dibagi menjadi tiga, antara lain:
General Manajer
49
2. Pengunjung
Pengunjung
Pengunjung Umum
Pengunjung
Umum
Pengunjung
lPengunjung Khusus
Dalam art space tentu saja terdapat civitas atau pengguna aktif dan pengguna
pasif. Semua pengguna tentu saja memiliki aktifitasnya masing-masing.
50
2 General Pergi ke Art Space – masuk ke 1. Ruang GM
Manajer ruangan – duduk – mengecek 2. Toilet karyawam
dan mengkoordinir karyawan – 3. Area GM
Mengawasi setiap Manajer -
buang air – Puang
3 Manajer Masuk ke ruangan – Menaruh 1. Ruang Staff
Administrasi barang pribadi – mengganti baju 2. Toilet Karyawan
– melakukan transaksi dengan 3. Area
pelanggan – buang air - pulang Administrasi
4 Manajer Masuk ke ruangan – menaruh 1. Ruang Staff
Humas barang pribadi – memberi 2. Toilet Karyawan
informasi – promosi – buang air 3. Area Manajer
– pulang Humas
51
7. Area berfoto
8 Security Datang – menaruh barang – 1. Ruang staff
mengganti baju –menjaga 2. Toilet karyawan
keamanan – buang air - pulang 3. Pos satpam
52
7. Ruang rapat Berfungsi sebagai tempat yang digunakan untuk 1
rapat atau melakukan sebuah meeting anggota
komunitas
53
5.4.2 Suasana dan karakteristik ruang
Table : 5.7 Suasana dan Karakteristik Ruang
Sifat Ruang Syarat Ruang
Jenis Karakteristik
No Pub Semi Pencahayaan Penghawaan
Ruang Privat Ruang
lik Publik Alami Buatan Alami Buatan
1 Lobby/ √ √ √ √ √ Akan
Ruang menggunakan
Loket/ banyak
Ruang material alami
Informasi dan banyak
furniture yang
melengkung,
untuk lantai
akan
menggunakan
granite,
keramik, dan
parquet.
2 Loker √ √ √ Akan banyak
Menggunakan
pencahayaan
buatan, dan
akan
menggunakan
lantai keramik
bertekstur,
dan
menggunakan
warna biru
dan putih
untuk
menciptakan
kesan bersih.
54
3 Gallery √ √ √ √ √ Design ruang
pameran akan
menggunakan
bentuk
lingkaran
untuk
memberikan
kesan
terpusat.
4 Ruang √ √ √ √ √ Lantai
Staf menggunakan
lantai vinyl.
Pencahayaan
berasal dari
lampu
(buatan).
Penghawaan
buatan berasal
dari AC split.
5 Toilet √ √ √ Toilet yang
khusus di
gunakan oleh
para
pengunjung
berada di
lantai 1.
menggunakan
pencahayaan
buatan dan
penghawaan
buatan
6 Ruang √ √ √ √ √ Pada ruang
Workshop Workshop
55
akan
menggunakan
pencahayan
yang di
gunakan alami
dan buatan.
Untuk dinding
menggunakan
berbagai
macam
material
tergantung
setiap area
seperti area
pembuatan
busana
dindingnya
akan
menggunakan
material batu
bata expose
7 Mini Bar √ √ √ √ Akan
memberikan
kesan
perpaduan
antara
tradisional
√
tetapi tetap
terlihat trend
an modern
sehingga
sangat
mendukung
56
konsep dari
perancangan.
8 Ruang √ √ √ Ruang latihan
Latihan akan
menggunakan
lantai parquet
dan untuk
dinding akan
banyak
menggunakan
cermin
9 Ruang √ √ √ Akan
rapat menggunakan
lantai keramik
motif batik,
dan plafon
akan
menggunakan
kalsiboard
10 Toko √ √ √ √ √ Akan
Souvernir menggunakan
material alami
dan akan
mengurangi
penggunaan
sekat
11 Gudang √ √ √ Menggunakan
material
keramik dan
menggunakan
furniture yang
multifungsi.
57
5.4.3 Besaran Ruang
Tabel: 5.8 Besaran Ruang
No Nama Fasilitas Dimensi Luas Ruang
Ruang
1 Staff 1. Meja Meja ( 1.2 x 0.6 ) 1 bh = 0.72 m2 0.72 m2 + 0.2025 m2 + 0.6
Room 2. Kursi Kursi ( 0.45 x 0.45 ) 1 bh = 0.2025 m2 m2
3. Lemari Lemari ( 1.2 x 0.5 ) 1 bh = 0.6 m2 = 1.5225 m2 + ( 1.5225 x 30
%)
= 2.625 m2
total :
2.625 m2 x 6 =
15,75 m2
2 Lobby Meja resefsionis Meja resefsionis ( 2.2 m x 0.6 m ) Standar Gerak = 0.6m x 20
Kursi tunggu Kursi Tunggu (2m x 0.6m) = 12m2
Kursi Kursi 0.6m x 0.6m) 2.2m x 0.6m = 1.32 m2
2m x 0.6m = 1.2 m2
0.6m x 0.6m = 0.36 m2
Jumlah = 1.32 m2 + 1.2 m2
+ 0.36 m2 = 3.24 m2
Sirkulasi 30%
12 m2 + 3.2 m2 = 15.2 m2
12 m2 + 3.24 m2 + (15.2 m2
* 30%)
= 15.2 m2 + 3.7 m2
= 19 m2
3 Semi 1. Kursi Kursi ( 0.45 x 0.45 ) 8 bh = 1.62 m2 1.62 m2 +1.08 m2 + 0.96 m2
Outdoor 2.Meja Lesehan Meja lesehan ( 0.6 x 0.6 ) 3 bh = 1.08 2.16 m2 + 1.215 m2+ 2.8 m2
Area 3.Bantal duduk m2 = 9.835 m2 + (9.835 m2 x
4. Meja Bantal duduk ( 0.4 x 0.4 ) 6 bh = 0.96 30%)
5. Kursi Bar m2 = 38.9 m2
Meja ( 0.9 x 0.6 ) 4 bh = 2.16 m2
6. partisi tanaman Kursi Bar ( 0.45 x 0.45) 6 bh = 1.215
m2
Partisi Tanaman ( 3.5 x 0.8 ) 1 bh =
2.8 m2
6 Toilet 1. Washtafle Washtafle ( 1.5 x 0.6 ) 2 bh = 1.8 m2 1.8 m2 + 1.92 m2
Customer 2. Closed Closed ( 0.8 x 0.6 ) 4 bh = 1.92 m2 = 3.72 m2 + ( 3.72 m2 x 30%
Lantai 1 )
= 4.836 m2
58
7 Toilet 1. Washtafle Washtafle ( 0.6 x 0.4 ) 1 bh = 0.24 m2 0.24 m2 + 0.48 m2
Karyawan 2. Closed Closed ( 0.8 x 0.6 ) 1bh =0.48 m2 = 0.72 m2 + ( 0.72 m2 x
30%)
= 1.104 m2
8 Locker 1. Loker Loker ( 3.5 x 0.6 ) 1bh = 2.1 m2 2.1 m2 + 1.575 m2
Room 2. Bangku Bangku ( 3.5 x 0.45 ) 1 bh = 1.575 m2 = 3.675 m2 + ( 3.675 m2 x
30%)
= 6.2475 m2
12 Cashier 1. Meja Meja ( 1 x 0.6) 1 bh = 0.6 m2 0.6 m2 + 0.2025 m2
2. Kursi Kursi ( 0.45 x 0.45 ) 1 bh = 0.2025 m2 = 1.215 m2 + (1.215 m2 x 30
%)
= 1.6 m2
13 Ruang Meja panjang kaca Meja Pajangan 10 (0.6m x 0.6m) Standar Gerak = 0.6m x 20
Pameran = 12 m
10 (0.6m x 0.6m) = 3.6 m2
Sirkulasi 30%
12 m + 3.6 m2 = 15.6 m2
12m + 3.6 m2 + (15.6 m2 x
30%)
= 12.6 m2+ 3.8 m2
= 17.9 m2
59
5.4.4 Besaran Ruang
Terlampir
5.6 Layout
Terlampir
60
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil perancangan dari Art Space dengan Komunitas
Manubada yang merupakan komunitas yang bergelut dibidang seni tari tradisonal dengan
Tema Reflection Of Art dan Konsepnya Tari Cendrawasi. Maka memperoleh kesimpualan
sebagai berikut:
1. Membuat desain Art Space dengan tema Reflection of Art – Tari Cendrawasih yang
memberikan kesan yang berbeda dan tidak monoton pada sebuah perancangan Art
Space di Kota Denpasar. Dimana pada perancangannya memberikan kesan yang
dinamis, bebas dan bergemulai dan memberikan kesan yang tidak bisa dilupakan
setelah datang mengunjunginya. Dan memiliki bentuk bangunan yang tidak
terkesan kuno dan memberikan kesan yang berbeda dengan bangunan lain pada
umumnya.
2. Perancangan Art Space ini menjadi solusi untuk komunitas – komunitas penggiat
seni khususnya yang berada di Kota Denpasar dan Bali. Diharapkan dengan adanya
bangunan ini dapat menjadi wadah dan menampung semua kegiatan seni yang ada.
Dan dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi. Dan tentunya penggiat seni dibali
dapat di hargai selain itu menjadi penyalur bagi generasi muda untuk dapat
dipelajari sehingga kedepannya seni tradisional tidak punah begitu saja.
6.2 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan dari proses perancangan Art Space dengan tema Reflection Of Art
dan Konsep Tari Cendrawasih maka saran yang dapat diberikan yaitu:
Dalam Perancangan Art Space untuk komunitas seni tari tradisional penerapan tema dan
konsep harus melalui proses pemahaman yang mendalam mengenai suatu masalah yang
terdapat pada Art Space sehingga pengaplikasian tema konsep pada bangunan tidak hanya
memiliki visual yang indah, namun akan menjadikan solusi dari permasalahan ang dihadapi.
Karena tentu dalam perancangan sebuah Art Space untuk sebuah Komunitas seni tari tradional
haruslah nyaman dengan civitas dan pengunjung.
61