Anda di halaman 1dari 15

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No.

1, Juli 2004: 42 - 56

TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA


DI JALAN PEJAGALAN RAYA NOMOR 62 JAKARTA BARAT 1

Naniek Widayati
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Tarumanegara

ABSTRAK
Laporan ini merupakan hasil studi awal pendataan lahan pada bangunan berlanggam arsitektur China di
jalan Pejagalan Raya nomor 62 Jakarta Barat yang mencakup pekerjaan penelusuran sejarah bangunan,
pelabelan, pengukuran, pendokumentasian dan memberikan penilaian terhadap setiap elemen yang ada.

Kata Kunci : Bangunan berlanggam arsitektur China, Batavia (Jakarta).

ABSTRACT
This report is the result of a preliminary study of a building with Chinese style architecture at no. 62 Jl.
Pejagalan Raya West Jakarta. The study did not only deal with the history of the building but also concerned the
labeling, measuring, documentation and assessment of its various elements.

Keywords: Building with Chinese style architecture, Batavia (Jakarta).

PENDAHULUAN Pada awal kedatangannya dari Maluku


masyarakat China tersebut tinggal di dalam
Latar Belakang benteng sampai tahun 1740. Setelah tahun
tersebut Belanda tidak lagi mengizinkan
Berbicara mengenai kota lama Jakarta tidak
masyarakat China tinggal di dalam benteng
dapat dilepaskan dari kota yang bernama Batavia
karena mereka sangat cepat beranak pinak
yang berkembang sejak awal abad ke 16. Pada
(Tjahjadi, 1999).
awal berdirinya kota Batavia, Vereenigde
Salah satu sikap masyarakat China adalah
Oostindische Compagnie (VOC) banyak
ingin mempertahankan kehidupan, budaya,
membutuhkan tenaga kerja baik sebagai kuli
lingkungan seperti di negara asalnya. Akibatnya
dalam konteks perdagangan maupun kuli untuk
lingkungan permukiman China memiliki karakter
membuat bangunan dan pengembangan kawasan.
yang berbeda dengan struktur kota di Belanda
Dalam prakteknya ternyata VOC mengalami
yang menjadi dasar struktur kota Batavia.
kesulitan dalam berkomunikasi dengan bangsa
Untuk mengendalikan masyarakat tersebut
pribumi (khususnya Jawa), yang pada masa itu
pemerintah Belanda mengangkat Mayor atau
sangat susah untuk diajak belajar mengerti
Kapitan China dalam setiap kelompok
kemauan VOC, sehingga VOC memutuskan
permukiman yang bertugas memberikan laporan
mendatangkan bangsa China yang telah banyak
semua kegiatan masyarakat China tersebut.
bermukim di Ternate dan sekitarnya (mereka
Sebagai kompensasi Belanda memberikan
sebelumnya didatangkan dari China Selatan
kemudahan kepada Mayor atau Kapitan China
sebagai kuli kontrak perkebunan) ke Batavia
dalam mengakses dagangannya.
yang diharapkan dapat bertindak sebagai
Dengan adanya perkembangan jaman yang
penengah komunikasi antara VOC dan bangsa
sangat pesat menuntut suatu perubahan
pribumi. Selain itu sebagai pedagang serta kuli
paradigma tentang keindahan bangunan yaitu ada
kontrak (Tjahyadi, 1999).
pendapat yang mengatakan yang modern dalam
artian meniru gaya bangunan dari luar negeri itu

1
Tulisan ini merupakan ringkasan hasil penelitian awal yang dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2004.

42 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

indah, tetapi ada pendapat lain yang mengatakan mengungkapkan hal konservasi berdasarkan
bangunan lama adalah bangunan yang indah morfologi kota Cina, berikut ini pendapat-
apabila mendapatkan perawatan yang memadai. pendapat mereka:
Dua pendapat yang berbeda tersebut akhirnya
menjadi pro dan kontra antara kepentingan untuk Teori Konservasi
membangun sesuatu yang serba baru dan
kepentingan untuk melestarikan sesuatu yang 1. Papageorgeou (1971) mengungkapkan bahwa
merupakan peninggalan masa lampau. ada empat kawasan bersejarah yaitu:
Lepas dari adanya pro dan kontra mengenai a. Bangunan-bangunan sendiri dan kelompok
kepentingan seperti tersebut di atas pada bangunan
kenyataannya bekas fisik bangunan masa lalu b. Desa kecil sebagai pusat sejarah
masih terlihat keberadaannya di kota Jakarta c. Kota-kota bersejarah
yang telah banyak mengalami perkembangan d. Kawasan bersejarah pada kota besar
fisik seperti sekarang ini. Salah satu yang masih 2. Shankland (1985) menerangkan bahwa obyek
tersisa adalah bangunan dengan bentuk arsitektur konservasi dapat dibedakan sebagai berikut :
China yang berada di jalan Pejagalan Raya a. Desa dan kota kecil bersejarah
nomor 62. b. Kawasan bersejarah di lingkungan kota
Dengan telah dicanangkannya otonomi besar
daerah, setiap kota sudah harus mulai c. Kota bersejarah
mengidentifikasikan diri mengenai potensi yang d. Kelompok bangunan bersejarah, tapak,
dimilikinya. Banyak kota di Indonesia yang istana dan artefak lainnya
ternyata kurang mempunyai potensi di bidang Dari kedua pendapat tersebut maka
pertanian, pertambangan dan lain sebagainya, peninggalan kota-kota di dunia yang mempunyai
sehingga mau tidak mau kota tersebut sudah langgam/gaya bangunan Cina pada dasarnya
harus memperhatikan potensi lain yang termasuk salah satu dari kriteria dua ahli tersebut
dimilikinya yaitu kawasan lama yang kalau yaitu:
dikemas dengan bagus dapat dijadikan aset a. Kota besar yang diisi atau keberadaaan
wisata yang mendatangkan devisa negara. bangunannya terdiri atas bangunan sendiri
Bangunan dengan bentuk arsitektur China dan kelompok-kelompok bangunan.
yang berada di jalan Pejagalan Raya nomor 62 b. Kota kecil dengan bangunan sendiri atau
tersebut akan dijadikan semacam studi kelompok bangunan yang menjadi bagian
pengolahan revitalisasi bangunan kuno/lama dari sejarah.
dengan fungsi baru karena apabila dilihat dari c. Kota besar & kota-kota yang memiliki sejarah
gaya arsitekturnya dapat mewakili keberadaan baik secara arsitektur maupun histori
masyarakat China di Jakarta. Apakah sekiranya perkembangan kotanya dan aspek pembentuk
revitalisasi tersebut menguntungkan dari segi sejarah lainnya.
finansial atau justru akan merugikan itulah yang
menjadi tantangan saat ini . Penelitian Pevner’s (1976) dalam bukunya
“History of Building Types” mengklasifikasikan
arsitektur bangunan bersejarah yang tidak akan
KAJIAN PUSTAKA terlepas dari fungsi, material dan style atau gaya.
Hal ini diperkuat oleh teori Barry (1980) yang
Kajian pustaka tentang arsitektur China menekankan pada empat komponen utama yang
dapat dilaksanakan dengan meninjau hal-hal perlu analisis atau diteliti studi terhadap fasade
yang terkait dengan karateristik dan prinsip bangunan yaitu: pattern, alligment, size dan
penataan kota serta arsitektur bangunannya. shape dalam melakukan klasifikasi arsitektur
Sehubungan dengan itu maka pembentukkan bersejarah.
kota-kota di Cina yang berkembang sejak mulai Pada perkembangan di luar Cina, banyak
terbentuknya sampai dengan perkembangannya dikenal lingkungan “China Town” atau pecinan
dan karakteristik arsitektur bangunan Cina seperti di kota-kota negara Asia, Eropa, Amerika
menjadi bahasan dalam bab ini. dan Australia dapat dijumpai China Town
Bahasan dalam topik penelitian ini perlu menjadi land mark kota yang menarik para turis
dikaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan manca negara.
konservasi bangunan dan kawasan. Maka sesuai Identitas China Town di negara-negara
dengan beberapa pendapat ahli konservasi yang tersebut dengan karakteristik kegiatan yang

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 43
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

hidup di dalamnya, menjadi lingkungan Pada saat penggalian arkeologi di Yinxu,


bersejarah yang umumnya merupakankumpulan/ ibukota Shang di Anyang, ditemukan lebih
kelompok bangunan yang membentuk suatu dari sepuluh bangunan yang memiliki
komunitas masyarakat Cina dengan ciri/karakter fondasi yang berbentuk persegi empat. Di
bangunannya yang khas, memiliki berbagai atas pondasi tersebut terdapat suatu
dekorasi & elemen-elemen serta pintu gerbang susunan ruang yang tersusun pada interval
juga sebagai tempat aktivitas perdagangan yang sama. Bentuk tatakan kolom ini
(bisnis) retail seperti restoran, pertokoan, teater diukir dengan gambar petir dan awan.
dan bangunan rekreasi lainnya. Penggalian di Anyang membuktikan
bahwa setelah Dinasti Shang Jian dan
Teori Tentang Arsitektur China modul susunan kayu digunakan dalam
konstruksi bangunan. Penemuan ini juga
1. Karakteristik mengidentifikasikan suatu permulaan dari
Karakteristik Arsitektur China yang perlu standarisasi pada konstruksi bangunan.
dibahas dan dikenali, seperti yang diuraikan Pada umumnya ting memiliki bay (jian
dalam “Chinese Architecture” oleh G. Lin atau bay room) pada kelipatan ganjil dan
(1989) adalah: bertujuan untuk menghasilkan bentang
# Organisasi ruang (spatial organization ) lebar agar dapat memberikan penekanan
Organisasi ruang pada Arsitektur China pada sumbu longitudinal.
didasarkan pada kebutuhan hidup sehari- Aksis/sumbu yang seringkali hadir pada
hari yang dipadukan dengan persyaratan- sebuah Jian adalah 3X6 meter, tetapi
persyaratan estetika yang dianut setelah Dinasti Tang standard bentang ini
masyarakat China, seperti yang tampak diperluas. Ruang –ruang pada bangunan
pada pembentukkan unit-unit standarisasi penting seperti istana dan kuil mengguna-
yang digunakan untuk membentuk ruang- kan bentang 5 sampai 10 meter untuk satu
ruang interior dan eksterior bangunan. ruang (hall) (bukan hanya tiga meter).
# The Jian Dinding pada daerah belakang ruang (hall)
Jian adalah unit dari organisasi ruang. berfungsi sebagai dinding eksterior, tidak
Pengorganisasian ruang pada arsitektur ada bukaan keluar, terbuat dari dinding
klasik Cina adalah sangat sederhana. batu yang tebal untuk melindungi
Konsep dasarnya meliputi penggunaan bangunan dari kebakaran dan menghasil-
Jian, atau bay room, sebagai standar unit kan privasi dan perasaan aman bagi
dan dapat dikembangkan atau dibuat penghuni.
secara berulang menjadi suatu massa Disini dapat dilihat bahwa organisasi
bangunan atau beberapa kelompok ruang arsitektur Cina berasal dari sebuah
bangunan. sel (bagian terkecil) kemudian menjadi
Jian adalah sebuah ruang persegi empat kelompok atau mikro kosmos menjadi
atau suatu ruang yang diberi pembatas makro kosmos yang beradaptasi dangan
dinding atau hanya dibatasi oleh kolom lingkungan regional.
sehingga secara psikologis juga mem- Konsep organisasi ruang ini dapat
bentuk sebuah ruang. Jian juga dapat diterapkan baik pada bangunan pribadi
ditambahkan untuk membentuk suatu ataupun bangunan publik dengan membuat
ruang (hall) atau ting dengan mengguna- variasi pada hall, courtyard, jumlah unit
kan unit standar sepanjang sumbu ruang atau bentuk dan dekorasi. Kumpulan
longitudinal (berulang memanjang secara elemen fungsional ini dapat diadaptasikan
menerus) dan sumbu horizontal. Sumbu- pada fungsi-fungsi lain.
sumbu yang panjang dapat digunakan Jian dapat digunakan untuk berbagai
untuk menghubungkan ruang-ruang (hall) maksud. Sebuah ruang (hall) dapat
untuk membentuk suatu kelompok menjadi ruang tamu, kantor, ruang belajar,
bangunan bahkan sebuah kota. Kadang- tempat sembahyang, dan lain-lain. Pada
kadang ruang-ruang (hall) dikelompokkan kompleks yang luas, walaupun ini
di sekeliling courtyard untuk menghasil- difungsikan sebagai ruang tinggal ataupun
kan kombinasi bangunan yang berbeda. ruang doa/meja abu, bentuk ruang yang
Konsep Jian adalah sebuah konsep orisinal terjadi selalu sama.
yang dipakai pada masa Dinasti Shang.

44 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

Walaupun dua hall terpisah dan masing- dikelilingi dengan ruang-ruang yang kecil,
masing berdiri sendiri, kedua hall tersebut serambi dan bangunan-bangunan lain pada
selalu dihubungkan dengan serambi semua sudut. Dengan demikian maka akan
beratap atau jalur pejalan yang beratap terjadi sebuah kompleks bangunan yang
(koridor). simetris secara longitudinal dan horizontal.
# Axial planning Bangunan ritual Han (Han ritual building),
Karakteristik berikut dari arsitektur Cina altar surga Ming (Altars of Heaven Ming) dan
klasik adalah bentuk struktur yang simetri Kuil Qing (Qing Temple) direncanakan
dan orthogonal pada denah dan potongan. dengan cara seperti ini.
Hal ini merupakan sumber dari kosmologi 3). Susunan ketiga digunakan pada kelompok
Cina. Pada Arsitektur Cina hall dan bangunan yang lebih luas. Susunan ini adalah
courtyard ditempatkan sepanjang suatu pola pengembangan kelompok bangunan
axis longitudinal atau suatu jalan setapak dengan tiga cara, antara lain:
(path) pada susunan orthogonal. a). Pengembangan longitudinal (Longitudinal
Ruang-ruang tersebut terpisah satu dengan Extention). Apabila sebuah susunan
lainnya dengan adanya courtyard yang kelompok bangunan san stau courtyard
pada akhirnya dianggap sebagai ruang menghasilkan ruang yang tidak efisien
utama dalam komposisi secara kese- untuk memenuhi fungsinya, maka sumbu
luruhan daripada hanya sekedar bangunan bangunan diperpanjang agar dapat
penghubung yaitu: membentuk sebuah kompleks bangunan
1). Sumbu longitudinal adalah sumbu yang lebih besar. Ruang-ruang istana dan
utama sedangkan sumbu horizontal courtyard-courtyardnya ditempatkan
adalah sumbu sekunder. sepanjang sumbu dengan maksud
2). Ada kalanya dalam suatu komposisi membentuk sebuah pengulangan ruang
hanya ada satu sumbu atau tidak atau pengulangan courtyard. Tipe
ada sumbu sama sekali. pengembangan longitudinal ini pertama
Kedua aturan di atas adalah hal yang ditemukan pada bangunan istana Dinasti
utama pada pengaturan lansekap dan Shang.
taman. b). Pengembangan Paralel (Parallel exten-
tion). Pada pola ini penambahan ruang
Selanjutnya ada tiga aturan yang digunakan dilakukan dengan menambahkan axis atau
pada perencanaan aksial pada Arsitektur Cina: sumbu longitudinal sekunder secara
1). Menempatkan ruang utama pada pusat axis parallel terhadap sumbu utama. Selain
utama dan ruang-ruang lainnya ditempatkan penambahan sumbu longitudinal itu dapat
pada sisi kiri dan kanan atau depan belakang juga ditambahkan dua atau lebih susunan
dari susunan keseluruhan. Sebagai hasil dari kelompok bangunan yang memiliki fungsi
susunan ruang tersebut terbentuk courtyard dan ukuran yang bervariasi. Tipe ini
yang berbentuk seperti tapal kuda, kadang- dipakai pada perencanaan istana dan kuil
kadang suatu ruang kecil ditempatkan pada pada zaman Dinasti Tang.
sisi selatan dari courtyard tersebut dan c). Pengembangan Silang (Cross Extention).
menciptakan suatu enclosure yang terbentuk Pada tipe ini pengembangan terjadi pada
dari empat ruang dan dinding yang dua sumbu vertikal dan horizontal. Bentuk
menghubungkannya. Variasi dari susunan ini sangat sesuai untuk pengaturan atau
bangunan ini disebut dengan Lang Yuan atau layout bangunan-bangunan besar.
courtyard beranda/serambi. Susunan ruang ini
dilaksanakan pada jaman Dinasti Han, Tang Perencanaan secara axial membuktikan
dan Dinasti Song. bahwa pengelompokkan bangunan atau ruang
2). Yang kedua disebut susunan bangunan pada Arsitektur Cina adalah manipulasi
pusat/utama (Central Building Layout). ruang. Penggunaan ruang (space) dan ruang-
Setelah Dinasti Han sebuah rencana ruang (hall) minor dimaksudkan untuk
perletakan telah dilaksanakan untuk layout menciptakan kekontrasan dengan pengakhiran
bangunan monumental. Komposisinya elemen-elemen klimaks pada ruang
berdasarkan axis/sumbu tegak lurus, dengan utamanya. Semua ini adalah hal yang unik
penempatan bangunan pada perpotongan dua pada Arsitektur Cina.
sumbu tersebut dan bangunan tersebut

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 45
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

Pada Arsitektur Cina pengertian istilah perencanaan dari ibukota kerajaan dari jaman
kontras sangat berbeda dengan arsitektur Dinasti Zhou yang berdasarkan doktrin-
Barat. Pada arsitektur Cina apabila seseorang doktrin Confusius. Thesis pertama dari
memasuki ruang utama dan melangkah bangunan tersebut adalah penempatan istana
menuju courtyard, sebagai ruang transisi, atau bangunan pemerintahan pada pusat kota
akan terlihat bahwa kompleks bangunan yang melambangkan kekuasaan yang
secara keseluruhan disusun berdasarkan memusat dari raja dan otoritas Dinasti.
permainan ruang solid & void (ruang massif G. Liu, (1989), mengatakan bahwa Kao Gong
dan ruang yang berlubang). Axis Ji adalah seorang perencana kota (master
diterjemahkan sebagai menjadi sebuah jalur builder) yang menyusun sebuah kota
sirkulasi (path) sedangkan courtyard pada (capital), yang berbentuk bujur sangkar
arsitektur Cina adalah sebagai pusat aktivitas. dengan ukuran panjang dan lebarnya 9 li (± 3
Pemisahan courtyard dengan lingkungan di mil x 3 mil). Pada satu sisi, masing-masing
luar bangunan adalah karakter khusus sudut mempunyai 3 pintu gerbang. Di dalam
arsitektur Cina. ibukota ada sembilan jalur memanjang dan
4). Prinsip perencanaan kota sembilan jalur melintang (atau dengan kata
Karakteristik kota-kota Cina lama umumnya lain dapat diinterprestasikan sebagai tiga jalur
membentuk suatu benteng, memiliki memanjang dan 3 jalur panjang melintang,
batas/pagar yang mengelilingi kota sebagai dan masing-masing jalan besar disusun 3
pertahanan. Pada saat kegiatan produksi secara parallel). Dengan lebar masing-masing
penduduk meningkat sampai pada suatu tahap jalan besar sama dengan lebar sembilan kali
tertentu, maka lahirlah sebuah kota sebagai kereta tempur. Pada sisi kiri (timur)
alat control produksi. Kota pertama di Cian ditempatkan kuil nenek moyang (Ancestral
dibangun pada Dinasti Xia dan selanjutnya Temple), pada sisi kanan, ditempatkan altar of
Dinasti Shad dan Zhou. earth (altar Bumi). Court (pelataran) dan
Sejarah membuktikan bahwa pada saat musim istana ditempatkan pada bagian depan
semi dan musim gugur, perencanaan kota (selatan) dan pada bagian belakang (utara),
memfokuskan pada perencanaan jalan dan pasar luasnya ± 500 chi bujur sangkar.
perumahan istana dan rencana jalan-jalan kota Konsep Kao Gong Ji yang diterangkan di atas
secara regular. mempunyai filosofi Langit Bulat dan Bumi
Dalam bahasa Cina kota adalah “Cheng” Segiempat (Round sky and square earth).
yang berarti dinding kota, jadi setiap kota Adalah kebiasaan di Cina menempatkan
mempunyai dinding yang mengelilinginya. sesuatu yang penting di Timur. Oleh sebab itu
Sebuah gerbang atau beberapa gerbang kuil nenek moyang ditempatkan di Timur,
dibuka pada masing-masing arah dari kota sebagai pertimbangan bahwa kuil tersebut
menuju perkampungan dan menghubungkan lebih penting dari altar Bumi (Altar of Earth).
jalan-jalan utama kota. Yang lebih menarik lagi adalah kota yang
Pola jalan cukup sederhana dengan pola grid, dibangun sesuai dengan konsep Kao Gong Ji,
dengan istana atau kantor sebagai pusat kota. bukan kota yang dibangun pada zaman
Sementara itu jalan-jalan penting ditempatkan Dinasti Han, yaitu kota-kota metropolitan
pada sumbu Utara dan Selatan. Axis utama Cambulac (Beijing) yang dalam kotanya
kota dimulai dari gerbang Burung Hong mencakup 50 blok perumahan di dalamnya.
(selatan) menuju ke pusat kota di mana Perencanaan Dinasti Ming adalah menetapkan
ditempatkan istana atau bangunan 50 li ke arah Utara dan menambahkan 1 li
pemerintahan dan berakhir di gerbang kura- kearah Selatan, yang menghasilkan bentuk
kura hitam (utara). Axis utama ini merupakan Beijing yang sekarang. Cina juga memiliki
perlambangan dari axis kemuliaan dari surga rencana kota yang tidak beraturan. Contohnya
ke Bumi yang menggambarkan hubungan rencana kota Nanyang, walaupun susunan
supranatural dengan kaisar sebagai pemegang istananya simetri dan aksial.
otoritas. Axis ini tidak hanya mengekspresi- Perencanaan kota di Cina menggunakan Feng
kan takdir, tetapi juga mengindikasikan Shui. Di dalam Feng Shui bagian utama dari
bahwa kaisar adalah wakil dari surga dan kompas ditampilkan secara simbolik yaitu:
harus dipatuhi. a). Di sebelah Utara adalah kura-kura hitam
Buku Kao Gong Ji, yang ditulis pada periode (black tortoise)
musim semi dan musim gugur, merekam

46 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

b). Di sebelah Selatan adalah burung Hong harmonis bersama-sama juga memberikan
(fire bird/scarlet bird) pengaruh pada pembentukan ruang arsitektur
c). Di sebelah Timur adalah Naga Hijau rumah Cina.
(green dragon) Penataan courtyard bagi penghuninya dapat
d). Di sebelah Barat adalah Harimau putih membentuk suatu dunia kecil (sebagai ruang
(white tiger) pribadi). Hal ini sesuai dengan kepercayaan
Warna dan karakter hewan-hewan tersebut orang Cina terhadap Feng Shui.
dimaksudkan sebagai lambang dari orientasi Untuk Qi (breath) dalam kelompok
baik dan jahat. Burung Hong (fire bird/scarlet bangunan, maka kelompok bangunan tersebut
bird) adalah hewan baik yang melambangkan dihadapkan/diarahkan ke void (lubang). Bentuk
matahari dan iklim hangat yang membawa geometris berperan dalam organisasi ruang,
kehidupan dan semangat bagi semua mahluk. dengan bentuk sederhana dapat menghadirkan
Naga hijau (green dragon) melambangkan air courtyard segi empat.
yang berarti keabadian atau panjang umur, Semua bangunan yang berlantai satu besar
kura-kura hitam dan harimau putih adalah atau kecil akan direncanakan atau dibangun
gambaran kejahatan dan ketidak beruntungan dengan aturan-aturan tertentu di sekeliling
yang malambangkan kepedihan dan courtyard. Hal ini sesuai dengan pandangan
penjajahan oleh musuhnya. hidup masyarakat Cina “dekat dengan
Musuh-musuh bangsa Cina pada umumnya tanah/bumi” (close to the earth) atau apabila
dating dari Utara seperti halnya angina pada manusia dekat dengan tanah atau bumi maka
musim dingin yang menghancurkan tanaman kesehatannya terjamin.
dan membahayakan kesehatan, maka cukup Dalam perencanaan bangunan berarsitektur
beralasan/cukup alamiah apabila posisi pintu Cina, bangunan yang paling penting selalu
gerbang utama kota dibuka kearah Selatan. ditempatkan di daerah yang paling utama yang
5). Arsitektur bangunan merupakan bagian terakhir dari tapak. Ukuran
Dalam bahasan selanjutnya komponen yang dan tinggi bangunan di sekelilingnya ditentukan
dapat digunakan untuk membandingkan setelah bangunan utama. Disini tampak bahwa
arsitektur bangunan Cina di Jakarta dengan dalam penataan organisasi ruang berarsitektur
dasar-dasar teori yang ada, dengan Cina, kebutuhan praktis dan kosmologi dikaitkan
mengambil beberapa pendapat pakar dalam satu fungsi dan symbol nyata.
arsitektur Cina yang diedit oleh Zu Youyi Courtyard, sebagai fokus dan pusat dari
(tanpa tahun) dalam bukunya yang berjudul seluruh kegiatan yang ada juga merupakan
“Chinese Residence”. Berdasarkan Zu Youyi tempat yang sangat diperlukan untuk sirkulasi
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hal- dan untuk saling berhubungan /bertemu. Ruang
hal pokok yang perlu dibahas dalam arsitektur penerima di sekitar pusat courtyard adalah sektor
bangunan Cina adalah sebagai berikut: pribadi (privacy), courtyard sebagai ruang umum
- Pola Penataan ruang merupakan fokus dari kehidupan juga
- Langgam dan Gaya verandah/serambi yang dirancang sebagai ruang
- Struktur dan Konstruksi Bangunan transisi. Selain itu ada pula aturan dalam
- Ragam Hias penataan ruang yang dipengaruhi oleh Hong Sui
atau Feng Sui, yang selalu menguraikan suatu
Pola Penataan Ruang penataan ruang dengan beberapa unsur yaitu
adanya unsur tanah, api, air dan kayu yang
Pola penataan ruang yang membentuk ruang berfungsi untuk menetralisir unsur-unsur baik
bangunan berarsitektur Cina terletak pada tata dan jahat atau dikenal dengan istilah Yin dan
ruang dalam yang dikenal dengan istilah “inner Yang.
court” atau “courtyard” sebagai suatu catatan Selain itu biasanya pada bagian belakang
dari pemikiran Confusius. Di samping itu cara rumah Cina terdapat taman yang dilengkapi
hidup masyarakat yang diwujudkan dalam wujud dengan sebuah kolam. Taman dan kolam
fisik dan spiritual kehidupan juga mewarnai disimbolkan sebagai surga kecil (lengkap dengan
bentuk dan penataan ruang khususnya pada unsur tanah, air, api, kayu, besi dan udara) yang
rumah masyarakat Cina. Kehidupan masyarakat berfungsi untuk menetralisir unsur-unsur buruk
yang feodal pada waktu itu dan pola kehidupan atau jahat yang terbawa dari depan atau luar.
orang tua yang mengontrol anak-anaknya serta Courtyard juga berfungsi sebagai pemisah
seluruh anggota keluarga agar hidup secara kegiatan. Kegiatan utama harus ditata meng-

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 47
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

hadap courtyard dan sedapat mungkin semua Dalam kehidupan masyarakat Cina yang
kamar tidur mempunyai pandangan ke arah merencanakan adanya courtyard sebagai
courtyard tersebut. Penataan courtyard harus pemisah fungsi dan dikenal dengan sebutan T’ien
memperhatikan tiga hal yaitu: Ching atau Cimce banyak dijumpai pada
(1). Memperhatikan alam dengan mempertim- bangunan-bangunan berarsitektur Cina di daerah
bangkan lokasi taman. perkotaan di luar Cina.
(2). Menghasilkan pemandangan yang kompleks
dan bervariasi dengan memasukkan unsur- Langgam dan Gaya
unsur alam seperti : gunung, batu, pasir dan
lain-lain. Langgam dan gaya bangunan berarsitektur
(3). Taman harus tampak hidup dengan Cina dapat dijumpai pada bagian atap bangunan
memakai pola-pola plastis. yang umumnya dilengkungkan dengan cara
Di dalam taman utama terdapat dua pohon ditonjolkan agak besar pada bagian ujung
sebagai daya tarik sehingga taman tersebut atapnya yang disebabkan oleh struktur kayu dan
dapat terlihat indah dari segala sisi. Aliran juga pada pembentukkan atap sopi-sopi. Selain
air harus menuju ke arah depan karena air bentukan atapnya juga ada unsur tambahan
merupakan lambang kekayaan yang dekorasi dengan ukiran atau lukisan binatang
diberikan oleh dewa-dewa, tidaklah atau bunga pada bubungannya sebagai
bijaksana bila dialirkan ke arah sebaliknya. komponen bangunan yang memberikan ciri khas
menjadi suatu gaya atau langgam tersendiri.
Fungsi taman dalam bangunan adalah untuk Ada 5 macam bentuk atap bangunan
memasukkan udara segar dan menghadirkan berarsitektur Cina yaitu:
suasana pergantian empat musim di dalam (1). Atap Pelana dengan struktur penopang atap
rumah. Jika seseorang berdiri di courtyard ia gantung atau Overhanging gable roof
harus merasakan tingginya bangunan yang ada di (2). Atap pelana dengan dinding sopi-sopi atau
sekelilingnya. Seseorang yang berada di lantai Flush gable roof
dua di sekitar courtyard ini dapat merasakan (3). Atap perisai (membuat sudut) atau Hip roof
bahwa ia berada di tempat yang sangat tinggi (4). Gabungan atap pelana dan perisai atau
apabila ia melihat ke bawah. Gable and hip roofs
Pola penataan ruang pada bangunan (5). Atap pyramid atau Pyramidal roof
berarsitektur Cina pada umumnya cenderung
simetris dengan ruang terbuka/pelataran Struktur dan Konstruksi
(courtyard) yang berulang dan bertahap.
Biasanya terdiri dari tiga buah pelataran, jika Karakteristik bangunan berarsitektur Cina
dilihat dari susunan massa yang terbentuk, maka tampak jelas pada system struktur dan
konstruksinya selain dari lengkungan atap yang
akan terlihat susunan atap yang makin meninggi
menonjol sebagai suatu akibat dari system
ke belakang.
Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi struktur rangka yang umumnya terbuat dari kayu.
Bangunan berarsitektur Cina memiliki beberapa
bangunan makin penting artinya dan berfungsi
hal yang khas dan banyak dijumpai antara lain
sebagai bangunan utama.
Pola penataan ruang yang seimbang simetris sebagai berikut (studi bangunan berarsitektur
merupakan dasar tata letak ruang yang Cina sebagai upaya pemugaran kawasan
bersejarah Pecinan Jakarta tahun 1995):
dipengaruhi oleh factor iklim serta dasar
pemikiran ajaran filsuf Confusius yang telah (1). Sistem struktur rangka kayu
biasa digunakan oleh masyarakat sejak ratusan Sistem tersebut cukup mendominasi system
konstruksi rangka kayu sejak 2000 tahun
tahun yang lalu. Dasar-dasar ini juga
yang lalu. Terdapat dua aturan (regulation
berpengaruh besar pada kebanyakan penampilan
yang menarik dan fungsional dari rumah-rumah atau standard) pada sistem konstruksi kayu
yang disusun khususnya untuk tukang kayu
tersebut. Tetapi sebagaimana mestinya ide
pada waktu itu. Pada zaman Dinasti Sung
konservatif dan konsep rancangan pasti, yang
tidak menganjurkan adopsi dari perbaikan- telah diterbitkan The Ying-tsao fa-shih
perbaikan, pengembangan dari berbagai bentuk- (building standards) tahun 1103. Kemudian
diperbaharui dengan The Kung-Ch’eng tso-
bentuk perubahan terjadi pada pola dan bentuk
fa tse-li (structural regulations) tahun 1734
rumah-rumah Cina akhir-akhir ini.
yang diterbitkan pada jaman Dinasti Ching.

48 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

(2). Sistem struktur balok bertingkat bagian dari kusen pintu jendela, konsol-
Sistem tersebut dibentuk oleh kolom-kolom konsol tembok atau kayu, juga pada ujung
yang berdiri tegak di atas pondasi bangunan sopi-sopi bangunan. Ekorasi ragam hias
dengan menempatkan balok melintang sebagai detail ornamen dijumpai pula pada
diatasnya dalam suatu ukuran tertentu. dinding tembok, plafond dan kolom.
Tonggak-tonggak kecil ditempatkan di atas Juga sering dijumpai kaligrafi pada dinding
balok tersebut, dengan menambahkan diatas pintu, selain gambar-gambar dari
beberapa balok melintang di atasnya. ragam hias yang umumnya digambarkan
Kerangka kayu ini disusun berlapis-lapis dalam bentuk tumbuh-tumbuhan (pohon,
sampai mengenai nok atap. Sistem parallel bunga, buah), binatang dewa sebagai simbol
ini dihubungkan oleh balok persegi dan (naga, barong/chilin, burung phoenix, singa
galah bulat (bamboo) yang membujur pada dan lain-lain), binatang (ikan, bangau, rusa,
akhir dari persilangan balok dan melintang gajah dan lain-lain).
pada tulang belakang tonggak, sistem ini Unsur dekorasi atau detail estetika
dinamakan gording. Sedangkan kaso umumnya mempunyai makna atau simbol
diletakkan sesuai dengan ukuran tertentu terutama pada bangunan-bangunan yang
dan letaknya melintang pada gording. Dua
masih asli dipengaruhi oleh arsitektur Cina.
rangka kayu yang bergabung, bersama-sama
Namun bangunan berarsitektur Cina yang
ditunjang oleh empat buah kolom, sistem ini
telah banyak dipengaruhi oleh beberapa
dinamakan “trafe”, dan merupakan system
paling dasar dari struktur dan konstruksi gaya colonial, Doric, Ionik, Jawa atau
bangunan Cina. Struktur balok bertingkat lainnya seringkali juga memberikan ekspresi
biasa digunakan dalam bangunan seperti yang tidak bermakna lagi tetapi lebih
istana kuil-kuil dan rumah-rumah Cina banyak dipengaruhi oleh keinginan dari
bagian Utara. pemilik rumah tersebut untuk menunjukkan
(3). Sistem struktur ikatan balok status sosialnya.
Kolom-kolom ditempatkan pada-jarak-jarak 6). Rumah bangsawan berlanggam Cina
tertentu. Gording ditempatkan langsung Sebagaimana pendapat dari beberapa pakar
diatas kolom tersebut. Rangka ini arsitektur Cina yang diedit oleh Zu Youyi
direncanakan dengan menggunakan (tanpa tahun) dalam bukunya yang berjudul
beberapa garis dari ikatan balok yang “Chinese Residences” yang membahas
menembus kolom sekaligus menghubungi tentang tata ruang, bentuk dan detail dalam
kolom yang satu dengan kolom yang arsitektur Cina dapat diambil beberapa hal
lainnya. Struktur kolom ikatan balok banyak yang dapat dipakai dalam membahas
digunakan pada bangunan rumah umumnya bangunan Sien yang dianggap setara dengan
pada bagian Selatan Cina dan juga pada bangunan Sang Mayor (gedung Candra
bangunan peribadatan atau kuil-kuil. Naya).
(4). Sistem struktur dinding batang tersusun
Sistem ini menggunakan kayu yang belum
diolah dan disusun satu sama lainnya
sehingga berbentuk suatu struktur bangun-
an. Dalam struktur ini keuntungannya
adalah relative tahan terhadap gempa,
karena bagian kayu digabungkan oleh pasak
dan pen sehingga semua sambungan bersifat
luwes dan tidak kaku.
(5). Detail Estetika (ragam hias)
Rumah berarsitektur Cina umumnya dileng-
kapi dengan ragam hias sebagai elemen dari
detail estetika setiap bangunan. Kebanyakan
bentuk ukir-ukiran kayu, gambar hiasan,
porselen yang berwarna dan bergambar
terdapat pada bagian bagian dari bangunan.
Ukir-ukiran kayu umumnya dapat dijumpai
pada struktur konstruksi struktur penopang Gambar 1. Siheyuan (Forbidden City), Beijing
atap, balustrade tangga, pagar balkon, (Chinese Residence, hal. 7)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 49
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

(7). Penataan ruang luar bangunan yang berada di sekeliling-


Ada beberapa aturan dalam penataan ruang nya. Orang yang berada di lantai
rumah-rumah dengan langgam Cina. dua di sekitar courtyard ini dapat
Aturan-aturan tersebut dipengaruhi oleh merasakan bahwa ia berada di
hong sui atau feng sui. tempat yang sangat tinggi apabila ia
Selain itu pada bagian belakang rumah melihat ke bawah.
terdapat taman yang dilengkapi dengan
sebuah kolam. Pada rumah Cina, taman dan
kolam disimbolkan sebagai surga kecil
(lengkap dengan unsur tanah, air, api, kayu,
besi dan udara) yang berfungsi untuk
menetralisir unsur-unsur buruk atau jahat
yang terbawa dari depan/luar.
(8). Penataan ruang dalam
- Massa bangunan
Rumah Cina Memiliki penataan massa
bangunan yang simetris. Jika dilihat dari
depan akan terlihat susunan massa Gambar 2. Contoh Courtyard yang berada di
bangunan (dapat dilihat dari susunan kanan dan kiri bangunan inti
atapnya) yang makin meninggi ke
belakang. Hal ini menunjukkan bahwa (9). Ragam hias
makin ke belakang ruang yang ada - Penolak bala
makin penting artinya. Pa Kua adalah hiasan yang terletak di
- Courtyard pintu-pintu utama berfungsi sebagai
Unsur khas pada rumah-rumah Cina pengetuk pintu (seperti rumah-rumah
adalah terdapatnya courtyard sebagai kuno pada umumnya). Benda ini
pemisah fungsi. Fungsi ruang utama berbentuk segi delapan, Pa Kua
harus ditata menghadap courtyard dan menggambarkan empat penjuru mata
sedapat mungkin semua kamar tidur angin dan empat penjuru sekundernya.
mempunyaii pandangan ke arah Pa Kua dianggap mempunyai kekuatan
courtyard tersebut. Penataan courtyard mengusir roh jahat dan pengaruh buruk
harus memperhatikan tiga hal yaitu : yang merupakan ancaman bagi seisi
(1). Memperhatikan alam dengan mem- rumah. Pa Kua di pintu-pintu utama
pertimbangkan lokasi taman. terbuat dari besi yang dicat warna emas.
(2). Menghasilkan pemandangan yang Selain pada pintu bentuk segi delapan ini
kompleks dan bervariasi dengan juga dipakai untuk bak pohon di taman
memasukkan unsur-unsur alam courtyard utama.
seperti gunung, batu, pasir dan lain-
lain.
(3). Taman harus tampak hidup dengan
memakai pola-pola plastis.
Di dalam taman utama terdapat satu
atau dua pohon sebagai daya tarik
sehingga dapat terlihat indah dari
semua sisi. Aliran air harus menuju
ke arah depan karena air merupakan
lambang kekayaan yang diberikan
oleh dewa-dewa, tidaklah bijaksana
kalau dialirkan ke arah sebaliknya.
Fungsi taman dalam rumah adalah
untuk memasukkan udara segar dan
menghadirkan suasana pergantian
empat musim di dalam rumah. Jika
seseorang berdiri di courtyard ia Gambar 3. Contoh Pa Kua sebagai hiasan
harus merasakan tingginya pengetuk pintu (dok. 1994)

50 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

- Jamur Linchi
Hiasan ini terdapat pada penutup pintu
masuk utama (menjadi bagian pada
ornamen Pa Kua dan menghiasi tam-
bahan di bagian atas kuda-kuda. Selain
itu hiasan tersebut terdapat pula di panel-
panel pintu. Jamur ini melambangkan
umur yang panjang.

Gambar 6. Kuda-kuda ruang ber-Skylight


(dok. 1994), sebagai adaptasi
dengan daerah tropis (menang-
gulangi curah hujan yang terlalu
besar.

(2). Burung Hong (Burung Phoenix)


Sebagai simbol dewa api, burung ini
Gambar 4. Jamur Linchi pada panel pintu melambangkan kesuburan dan
(dok. 1994) mulainya kehidupan baru.
- Buku, Papan catur, kecapi dan gulungan
kertas BANGUNAN BERARSITEKTUR CHINA DI
Ragam hias yang terdapat pada balok di JALAN PEJAGALAN RAYA NOMOR 62
bawah kuda-kuda (skylight) dan teras JAKARTA BARAT
depan ini melambangkan bahwa pemilik
rumah adalah seorang cendekiawan dan Sejarah Bangunan
kaya raya.
- Makhluk surgawi Bangunan beraksitektur China yang terletak
(1). Naga di jalan Pejagalan nomor 62 Jakarta Barat,
Hiasan ini terdapat pada kuda-kuda sampai sekarang belum diketahui tahun berapa
(menghadap ke Utara dan Selatan), didirikan. Maka untuk memperkirakan kapan
panel-panel di atas pintu ruang- bangunan tersebut dibangun, perlu ditinjau dari
ruang sembahyang. awal masuknya orang China di Sunda Kelapa
Hiasan Naga pada kuda-kuda yang merupakan bagian dari perdagangan antara
berupa ukiran tiga dimensi yang China dengan Jawa. Dalam perkembangannya
bermotif abstrak yang disebut sebagian dari mereka yang menetap di Jawa juga
Liong, sedangkan pada panel-panel ada yang menjadi pedagang perantara hasil bumi
pintu berupa ukiran dua dimensi dan rempah-rempah sebelum kedatangan orang
dengan bentuk Naga sebenarnya Belanda, mendominasi perdagangan Eropa dan
yang dicat dengan warna emas. Asia Tenggara (Tjahjadi, 1999).
Pada Abad ke 17, orang-orang China sudah
banyak yang menjadi penduduk Kota Batavia
bersama dengan etnik lain dengan adat istiadat
mereka dan pemimpin mereka sendiri. Namun
pada akhirnya mereka menjadi subjek
perundang-undangan organisasi dagang Belanda
pada saat mereka mulai mapan di wilayahnya. Di
saat masih berlangsungnya serangan-serangan
oleh Kerajaan Mataram dan Banten di luar
benteng, masyarakat China umumnya bermukim
di dalam Benteng sampai suatu saat di masa
Gubernur Jenderal Valckenier (1737-1741)
orang-orang China dianggap sebagai ancaman
Gambar 5. Naga pada kuda-kuda teras dan dibunuh secara massal pada Tahun 1740
depan (dok. 1994) yang dinamakan penyembelihan, sejak itu areal

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 51
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

perkembangan permukiman China meliputi areal a. Bangunan A


sekitar Kota lama Batavia, ke arah Barat Daya Bangunan A adalah bangunan tambahan yang
selain Glodok yang menjadi tempat permukiman terletak di depan bangunan induk. Bangunan
orang China terutama setelah terjadi pem- ini terdiri dari ruang duduk, ruang tidur, ruang
bantaian itu karena mereka tidak diijinkan lagi keluarga, kamar mandi dan wc. Diperkirakan
tinggal di dalam kota tetapi harus di luar kota. dulunya merupakan rumah tinggal penjaga
Selain Glodok mengikuti aliran sungai, banyak rumah dan keluarganya. Gaya bangunannya
dijumpai Pemukiman China di Petak Baroe campuran antara gaya China dan Indisch
Petekoan, Kali Besar, Pintu Kecil, Djelangkong, (Jawa dan Belanda). Memiliki elemen
Angke (Bacharasgracht). Permukiman yang
bangunan baik antara lain lantai marmer Itali,
agak renggang terdapat ke arah jalan Bandengan
dinding ada tempelan porselen China, langit-
(dekat jalan Pejagalan). Selama undang-undang
itu berlaku, orang China tidak diperbolehkan langit dari bahan eternit. Kayu yang
mendirikan bangunan besar. Pada abad ke 19 digunakan adalah kayu jati. Atap bangunan
mereka mulai diijinkan mendirikan rumah madat. bergaya China.
Berdasarkan catatan sejarah tersebut maka
diperkirakan bangunan tersebut dibangun pada
abad ke 19 pada dekade 1805-1870. Perkiraan
tersebut juga diperkuat dengan adanya arsitektur
dan material yang digunakan sama dengan
bangunan lain yang terdapat di Jalan Gajah Mada
yaitu gedung Candra Naya yang dibangun pada
abad ke 19 (sekitar tahun 1807 dan 1867).
Pada awalnya bangunan tersebut hanya
difungsikan sebagai rumah tinggal bangsawan
China. Kemudian pada awal abad ke 20 pada
sekitar tahun 1920-1980 bangunan tersebut
digunakan sebagai pusat eksportir kopi, kopra,
damar, gambir, kertas, beras dan karet, kemudian
berubah lagi menjadi pabrik karet (pabrik latex).
Sejak tahun 1980 sampai sekarang pabrik karet
tersebut sudah tidak berfungsi lagi.
Bangunan tersebut sekarang ini sebagian
besar digunakan untuk usaha dan tempat barang-
barang bekas elektronik, sementara halaman Gambar 8. Denah Bangunan
depan dan sebagian halaman samping digunakan
menjadi parkir umum.

Pengukuran dan Pendataan Lapangan


Untuk memudahkan mendata di lapangan
maka bangunan dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu; bangunan A, bangunan B dan bangunan
C.

Gambar 9. Tampak Bangunan A

Gambar 7. Site Plan Gambar 10. Potongan Bangunan A

52 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

b. Data luasan bangunan A Detail Pintu.


Bahan dari kayu jati. Daun
No. Ruang Luas (M2) Ket pintu berupa panel jati.
1 32.4 7 Bovenlich dari bahan kayu jati
2 38.48 yang dibentuk ornamen.
3 42.18
4 39.22
5 26.26
Detail Sky light.
6 78.64
Rangka kuda-kuda dari kayu
7 26.76
8 jati yang diukir. Sekarang
8 10.9 ditutup dengan genteng
9 29.7 plentong.
10 24.3 Detail Pintu.
11 5.46 Daun pintu dibagi dua bagian.
12 5.52 9 Bagian atas bahan kaca yang
13 5.4 diberi list kayu sedang bagian
14 6.88 bawah berupa panel kayu.
15 6.1 Detail Ornamen Konsol.
Total 378.2 Bahan dari baja yang diukir.
10
c. Data dokumentasi bangunan A
No Dokumentasi Diskripsi
Tampak Depan Bangunan A d. Bangunan B & C
Atap bangunan mempunyai
1 bentuk arsitektur China Merupakan bangunan induk yang mempunyai
dengan ciri adanya bentuk nok tata ruang China. Hal ini dapat dilihat adanya
yang melengkung (toukung)
Lantai Marmer Itali warna ruang depan sebagai ruang tamu, ruang antara
abu-abu dimana kanan-kirinya terdapat deretan kamar,
2 inner court, ruang belakang yang berfungsi
sebagai ruang service. Selain itu bangunan
induk tersebut mempunyai lantai atas yang
Detail Lantai
terdiri beberapa kamar dan mempunyai void
yang menyatu dengan inner court pada lantai
3
bawah. Pada bagian kanan dan kiri dari
bangunan induk terdapat deretan kamar yang
Detail Lantai Tegel warna
dihubungkan dengan halaman samping.
merah Dari deretan kamar di kanan-kiri terdapat
jendela bulan yang menghubungkan dengan
4
halaman samping kanan dan kiri. Pada
bangunan service di belakang terdapat selasar
Detail Ornamen Dinding
memanjang yang menghubungkan deretan
berbentuk roster warna hijau
dari bahan keramik kamar di kanan-kiri bangunan.
5 Bahan lantai marmer dari Itali, bahan kayu
jati dengan berbagai ukiran dari China, ada
beberapa roster hijau dari China sebagai
Detail Jendela. ornamen taman. Di beberapa tempat pada
Jendela mempunyai 2 daun dinding ditempeli porselen China.
jendela yang satu berupa Atap bangunan bergaya China. Pada ruangan
jendela dalam dengan bahan depan kuda-kuda kayu diexpose dengan
6
dari kaca yang bertralis besi
sedang yang lainnya berupa ukiran berbagai lambang yang biasa dipakai
jendela luar dengan bahan dari pada rumah bangsawan China.
kayu berbentuk krepyak.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 53
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

10 22.24
11 64.61
12 33.56
13 113.82
14 27.08
15 71.26
16 27.08
17 15.99
18 21.28
19 35.52
20 35.52
21 36.06
22 28.04
23 32.68
24 179.74
25 39.90
26 21.2
Gambar 11. Denah Bangunan B & C 27 14.4
28 19.24
29 25.78
30 44.28
31 33.16
32 70.2
33 115
34 33.42
35 44.53
36 33.42
Total 1538.7

f. Data dokumentasi bangunan B & C


No Dokumentasi Diskripsi
Tampak depan Bangunan B
dan C
Gambar 12. Tampak Bangunan B & C Bangunan dalam kondisi
tidak terawat dan sangat
kotor. Sedangkan apabila
dilihat dari detail yang
menempel pada struktur
1 bangunan terlihat bahwa
bangunan tersebut milik
pejabat Cina masa lalu yang
tentu saja mempunyai
sejumlah kekayaan yang
banyak karena rumah
semacam itu pasti memiliki
nilai mahal.
Detail atap Bangunan B dan
C. Nok atau toukung terlihat
melengkung dan ada hiasan
yang menempel, atap
2
Gambar 13. Potongan Bangunan B & C semacam itu biasanya
dimiliki oleh pejabat Cina
atau Cina yang memiliki
e. Data luasan bangunan B & C kekayaan berlebih
Detail Lantai Kayu
No. Ruang Luas (M2) Ket
Terdapat pada bangunan
1 98 3 lantai atas. Struktur utama
2 36.32 bangunan dari kayu
3 17.88
4 14.3 Detail Lantai Batu andesit
5 21.5 Batu adesit dipakai sebagai
6 24.48 4 trap untuk menuju teras
7 19.6 depan
8 24.86
9 42.75

54 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
TELAAH ARSITEKTUR BERLANGGAM CHINA DI JALAN PEJAGALAN (Naniek Widayati )

Detail ornamen pada sopi- Detail Kuda-kuda


sopi. Menunjukkan kekayaan
5 pemiliknya 13

Detail Pintu panel kayu jati, Detail Ornamen Pagar lantai


berada pada bagian paviliun 2
kanan dan kiri 14

6
Detail Kerawang pada nok
(toukung)
15

Detail Jendela bulan


Jendela ini mempunyai effek Detail Pada Gelagar
cahaya bulan yang sangat
indah pada saat bulan 16
purnama tiba. Kebiasaan
7 masyarakat Cina kaya kalau
malam purnama selalu duduk Detail Ornamen Lampu
di teras dan untuk menikmati Gantung
cahaya bulan sambil minum
teh
17
Detail Pintu Arc yang berada
di teras belakang, berse-
belahan dengan halaman
tengah (inner court)
8

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan di lapangan didapat


Detail Jendela, merupakan kesimpulan bahwa kondisi bangunan secara
gabungan dari bahan kayu keseluruhan masih dapat dipertahankan. Akan
dan jeruji besi
tetapi plesteran pada tembok yang perlu
diperbaiki karena sudah banyak yang rusak,
9 sedangkan kondisi bangunan B hanya kuda-
kudanya yang dapat dipertahankan. Bagian yang
lainnya perlu ada perbaikan atau pergantian
bahan. Bangunan C jendela bulan dan balustrade
Detail Jendela dari bahan pada bangunan lantai atas yang mengitari inner
keramik china warna hijau court perlu dipertahankan. Bagian lainnya
hampir keseluruhannya perlu ada perbaikan dan
pergantian, sedangkan bangunan tambahan yang
10 ada perlu dibongkar karena kondisi bangunan
sudah tidak layak pakai.
Kondisi lingkungan di sekitar bangunan
sangat kotor dan tidak teratur. Banyak pedagang
kaki lima yang menempati trotoar jalan sehingga
Detail Kuda-kuda yang dipe-
nuhi dengan ornamen menyulitkan para pejalan kaki. Suasana sangat
11 gersang karena tidak ada penghijauan. Pinggiran
jalan banyak dipakai untuk parkir mobil
sementara lalu lintas sangatlah padat.
Detail Ornamen pada Konsol
Mengingat kesimpulan tersebut maka
12 diperlukan penataan lingkungan maupun
transportasi di sekitar bangunan tersebut.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 55
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 32, No. 1, Juli 2004: 42 - 56

DAFTAR PUSTAKA Widayati, Naniek, tanpa tahun. Various seminar


papers and project report on heritage and
Attoe, Wayne dalam J. Catanese, Anthony, conservation, Jakarta: University of
Perencanaan Kota, Edisi ke 2, Jakarta: Tarumanagara.
Erlangga. 1988.
Zu Youyi, tanpa tahun. “Chinese Residences”,
Coppel, Charles A., Indonesian Chinese in China: Beijing Science and Technology
Crisis, Kuala Lumpur: Oxford University Publishing House.
Press, 1983.

Fairbank, Wilma, A pictorial history of Chinese


Architecture, China: Liang Su-ch’eng.
1984.

F. De Haan, Batavia Lama, terjemahan, Jakarta:


Jurusan Arsitektur FT Untar. 1981.

Kain, Roger, Planning for Conservation, UK:


Mansell Publishing. 1981.

Laurence G Liu, Chinese Architecture, London:


Academy Editions. 1989.

M. Hutter, I. Rizzo, Economic Perspective on


Cultural Heritage London: Macmillan
Press, Ltd. 1997.

Papageorgiou, Alexander, Continuity and Chang,


New York: Praeger Publisher, Inc. 1971.

P. Bonafice cs., Heritage and Tourism in the


Global Village, London: Route Ledge.
1993.

P. Box, Cultural Resource Management,


Washington DC: Unesco Publication.
1999.

Ray Isar, Yudhishthir, editor, Why Preserve The


Past? The Challenge to our Cultural
Heritage, Washington DC: Smithsonian
Institution Press. 1984.

R.P. Pickard, Conservation in the Built


Environment, Singapore :Longman. 1996.

Sumintardja, Djauhari, tanpa tahun. Various


seminar papers and project report on
heritage and conservation, Jakarta:
University of Tarumanagara.

Tjahjadi, Dkk, Arsitektur Cina di Jakarta,


Jakarta: Lembaga Penelitian Univ.
Tarumanagara., 1999.

56 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/

Anda mungkin juga menyukai