Anda di halaman 1dari 5

Ukuran Kebenaran.

Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Pada setiap jenis
pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu berbeda.
Pengetahuan tentang alam metafisika tentunya tidak sama dengan pengetahuan tentang alam
fisik. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran,
namun masalahnya tidak hanya sampai di situ saja.Problem kebenaran inilah yang memacu
tumbuh dan berkembangnya espistemologi.

1. Jenis-jenis kebenaran.

 Kebenaran Individual

Kebenaran Individual ini merupakan kebenaran yang di ikuti manusia berdasarkan pendapat
sendiri.

 Kebenaran Objektif

merupakan kebenaran yang biasanya bersumber dari ajaran leluhur yang diwariskan secara
turun temurun dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.

 Kebenaran Hakiki

Kebenaran yang sifatnya mutlak, pasti dan tidak akan pernah mengalami perubahan, tentunya
kebenaran ini bukan dari manusia, tetapi kebanaran ini datangnya dari Sang Pencipta.

Menurut Michael Williams terdapat 5 kriteria teori kebenaran yaitu:

 Kebenaran Koherensi

Sesuatu yang koheren dengan sesuatu yang lain berarti ada kesesuaian atau keharmonisan
dengan sesuatu yang memiliki hirarki lebih tinggi, hal ini dapat berupa skema, sisitem, atau nilai.
Koheren tersebut mungkin saja tetap pada dataran sensual rasional, tetapi mungkin pula
menjangkau dataran transenden.

 Kebenaran Korespondensi

Berfikir benar korespondensi adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan
arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan (positifisme), antara fakta dengan belief yang
diyakini, yang sifatnya spesifik.

 Kebenaran Performatif

Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan actual dan menyatukan apapun
yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoritik, maupun yang filosofik. Orang yang
mengetengahkan kebenaran tampilan actual yang disebut dengan kebenaran performatif tokoh
penganut ini antara lain Strawson (1950) dan Geach (1960) sesuatu sebagai benar biladapat
diaktualkan dalam tindakan.

 Kebenaran Pragmatik

Perintis teori ini adalah Charles S. Pierce. Yang benar adalah yang konkret, yang individual, dan
yang spesifik, demikian James Deweylebih lanjut menyatakan bahwa kebenaran merupakan
korespondensi antara ide denga fakta, dan arti korespondensi menurut Dewey adalah kegunaan
praktis.

 Kebenaran Proposisi

Sesuatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar dalam logika Aristoteles,
proposisi benar adalah bila sesuai denganpersyaratan formal suatu proposisi. Proposisi adalah
suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks.

2. Upaya memperoleh kebenaran.

 Pendekatan Empiris

Manusia mempunyai seperangkat indera yang berfungsi sebagai penghubung dirinya dengan
dunia nyata, dengan inderanya manusia mampu mengenal berbagai hal yang ada di sekitarnya.
Kenyataan seperti ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa kebenaran dapat diperoleh
melalui penginderaan atau pengalaman. Bagi yang mempercayai bahwa penginderaan
merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kebenaran disebut sebagai kaum empiris.

 Pendekatan Rasional

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan mengandalkan rasio, upaya ini sering
disebut sebagai pendekatan rasional. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat
berpikir,sehingga dengan kemampuannya tersebut manusia dapat menangkap ide atau prinsip
tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.

 Pendekatan Intuitif

Pendekatan ini merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.
Misalkan Seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan
pemecahan dari masalah yg dihadapi.

 Pendekatan Religius

Kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran harus menyadari bahwa alam semesta
beserta isinya ini diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan Tuhan. Upaya untuk memperoleh
kebenaran dengan jalan seperti ini disebut sebagai pendekatan religious.
 Pendekatan Otoritas

Yang dimaksud dengan pendekatan otoritas ini adalah seseorang yang memiliki kelebihan
tertentu disbanding orang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut bisa berupa kekuasaan, kemampuan
intelektual, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya. Yang memiliki kelebihan-kelebihan
seperti itu disegani, ditakuti, ataupun dijadikan figur panutan. Apa yang mereka nyatakan akan
diterima sebagai suatu kebenaran.

Klasifikasi Dan Hirarki Ilmu

1. Klasifikasi ilmu

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau perubahan


sesuai dengan semangat zaman. Pemunculan suatu cabang ilmu baru terjadi karena beberapa
factor. Bert Hoselitz. menyebut adanya tiga hal Pembentukan suatu disiplin khusus yang baru
dalam bidang ilmu, yaitu sebagai berikut.

 eksistensi dan pengenalan seperangkat problem-problem baru yang menarik perhatian


beberapa penyelidik.

 pengumpulan sejumlah cukup data yang akan memungkinkan penggerapan generalisasi-


generalisasi yang cukup luas lingkupnya untuk menunjukkan ciri-ciri umum problem-
problem yang sedang diselidiki.

 pencapaian pengakuan resmi atau institusional terhadap disiplin bikti itu.\

Ada beberapa pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu pengetahuan, yaitu sebagai
berikut:

Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan

a) Pembagian ilmu pengetahuan pada zaman ini berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian
yang merdeka, yang terdiri atas dua bagian yaitu:

1) Trivium atau tiga bagian yaitu:

 Gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik.

 Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir baik, formal dan logis.

 Retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik.

2) Quadrivium atau empat bagian yaitu:

 Aritmatika yaitu ilmu hitung.

 Geometrika yaitu ilmu ukur.


 Musikal yaitu ilmu musik.

 Astronomia yaitu ilmu perbintangan.

b) The Liang Gie

The Liang Gie membagi pengetahuan ilmiah berdasarkan dua hal, yaitu ragam pengetahuan dan
jenis pengetahuan. Pembagian ilmu menurut ragamnya mengacu pada salah satu sifat atributif
yang dipilih sebagai ukuran. Pembagian ini hanya menunjukkan sebuah ciri dari sekumpulan
pengetahuan ilmiah. Sifat atributif yang akan dipakai dasar untuk melakukan pembagian dalam
ragam ilmu adalah sifat dasar manusia yang berhasrat mengetahui dan ingin berbuat.

c) Cristian Wolff

Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu ilmu
pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat.

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut:

1) Ilmu pengetahuan Empiris

 kosmologis empiris
 psikologi empiris

2) Matematika

 Murni: aritmatika, geometri, dan aljabar.


 Campuran: mekanika, dan lain-lain.

3) Filsafat

4) Spekulatif (metafisika): umum-ontologi, dan khusus; psikologi, kosmologi, theologi.


Praktis: intelek-/Logika, kehendak; ekonomi, etika, politik, dan pekerjaan fisik; teknologi.

d) Auguste Comte

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan
dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala dalam ilmu
pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam penggolongan ilmu
pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:

1) Ilmu Pasti (Matematika) merupakan dasar bagi semua ilmu pengetahuan.

2) Ilmu Perbintangan (Astronomi) dapat menyusun hukum yang bersangkutan dengan gejala
benda langit.
3) Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi dari ilmu perbintangan.

4) Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih kompleks daripada ilmu
alam.

5) Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan
gejala kehidupan.

6) Fisika Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan ilmu


pengetahuan.

e) Aristoteles

Aristoteles memberikan suatu klasifikasi berdasarkan objek formal yaitu ilmu teoritis
(spekulatif), praktis, dan poietis (produktif). Ilmu teoritis bertujuan bagi pengetahuan itu sendiri,
yaitu untuk keperluan perkembangan ilmu. Ilmu praktis yaitu ilmu pengetahuan yang bertujuan
mencari norma atau ukuran begi perbuatan kita. Poietis yaitu ilmu pengetahuan yang bertujuan
menghasilkan suatu hasil karya, alat, dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai