Anda di halaman 1dari 29

Lokasi Jantung

Jantung terletak di tengah dada – anterior tulang belakang dan posterior sternum atau tulang dada
(tulang panjang datar di tengah dada). Jantung terletak sedikit ke kiri, dari pusat thorax (daerah
antara kepala dan perut). Oleh karena itu, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-
paru kanan.

Struktur Jantung

Jantung dibagi menjadi dua rongga (rongga kiri dan rongga kanan) oleh dinding otot yang
disebut septum. Dua rongga terdiri dari masing-masing dua kamar. Bilik atas disebut atrium dan
yang bawah disebut ventrikel.

Rongga kanan menerima darah de-oksigen dari berbagai bagian tubuh (kecuali paru-paru) dan
memompanya ke paru-paru, sedangkan rongga kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru,
yang dipompa ke seluruh tubuh. Mari kita membahas anatomi organ yang menakjubkan ini
secara rinci.

Gambar jantung manusia. Jantung manusia adalah


organ kecil, berbentuk agak seperti buah pir terbalik. Kira-kira, ukurannya sekitar ukuran
kepalan orang.

Jantung adalah organ muskular pada manusia yang berfungsi memompa darah melalui pembuluh
darah dalam sistem sirkulasi darah manusia. Bentuknya seperti buah pir terbalik dengan ukuran
setara dengan kepalan orang dewasa. Fungsi jantung sangatlah vital karena jantung menjaga
darah agar tetap mengalir dan membawa oksigen serta sari-sari makanan ke dalam setiap sel
tubuh. Jantung terdiri dari beberapa bagian. Berikut adalah bagian-bagian jantung manusia
beserta fungsinya lengkap beserta gambar anatomi jantung. Langsung saja kita simak yang
pertama:
1. Aorta

Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh. Letaknya di bagian atas jantung. Fungsi aorta adalah
untuk membawa darah yang mengandung oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh.

2. Vena Kava Superior

Vena kava superior (vena cava) adalah vena besar dalam tubuh. Letaknya juga di bagian atas
jantung. Fungsi vena kava superior adalah untuk membawa kembali darah kaya karbon dioksida
dari seluruh tubuh bagian atas ke jantung.

3. Arteri Pulmonalis

Arteri pulmonalis adalah arteri yang mengangkut darah dari jantung ke paru-paru. Fungsi arteri
pulmonalis adalah untuk mengganti karbon dioksida dan uap air yang ada di dalam darah dengan
oksigen.

4. Katup Aorta

Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta. Perubahan tekanan darah
pada kedua sisi katup menyebabkan katup dapat terbuka dan tertutup. Fungsi katup aorta adalah
untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah.
5.  Atrium

Atrium adalah bentuk jamak dari atria yang sama artinya dengan serambi. Terdapat dua atrium
yaitu atrium kiri (serambi kiri) dan atrium kanan (serambi kanan). Atrium dua ruangan teratas
dari empat ruang utama pada jantung. Fungsi atrium kiri adalah adalah menerima darah dari
paru-paru yang kaya oksigen dan membawanya ke ventrikel kiri. Sedangkan fungsi atrium kanan
adalah menerima darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbon dioksida kemudian
membawanya ke ventrikel kanan.

6. Vena pulmonalis

Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung
tepatnya di atrium kiri. Ukurannya lebih kecil dari vena cava dan terdiri dari vena pulmonalis
kanan dan vena pulmonalis kiri. Fungsi vena pulmonalis adalah untuk membawa darah kaya
oksigen kembali ke jantung untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

7. Katup Trikuspidalis

Katup trikuspidalis atau katup trikuspid adalah katup yang terdiri dari dari tiga daun katup.
Katup ini dapat terbuka jika sistole berkontraksi dan dapat menutup kembali. Fungsi katup
trikuspidalis adalah untuk memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan dan membantu
mengalirkan darah miskin oksigen dari atrium kanan ke ventrikel kanan.

8. Katup Mitral

Katup mitral atau bicuspid adalah katup yang memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup
ini dapat terbuka saat darah kaya oksigen di atrium kiri hendak mengalir ke ventrikel kiri. Fungsi
katup mitral adalah untuk mencegah darah yang telah berada di ventrikel kiri kembali ke atrium
kiri.

9. Ventrikel

Ventrikel adalah dua ruang kosong dari empat ruang di bagian bawah jantung. Ventrikel juga
disebut bilik. Ada dua macam ventrikel, yaitu ventrikel kiri (bilik kiri) dan ventrikel kanan (bilik
kanan). Fungsi ventrikel adalah untuk menerima darah dari atrium kemudian membawanya
keluar dari jantung. Fungsi ventrikel kiri adalah menerima darah dari atrium kiri dan
membawanya ke seluruh tubuh. Fungsi ventrikel kanan adalah menerima darah dari atrium
kanan dan membawanya ke paru-paru.

10. Vena Kava Inferior

Vena kava inferior atau vena cava inferior adalah vena terbesar dalam tubuh manusia. Fungsi
vena kava inferior adalah membawah darah dari bagian bawah tubuh ke atrium kanan jantung.

Selain bagian-bagian yang disebutkan dalam gambar anatomi di atas, berikut adalah beberapa
bagian lain jantung manusia:
11. Katup Atrioventrikular

Katup atrioventrikular atau katup atrioventrikuler adalah katup yang terletak di antara atrium dan
ventrikel. Fungsi katup atrioventrikular adalah untuk membuat darah hanya dapat mengalir dari
atrium ke ventrikel.

12. Dinding Jantung

Dinding jantung adalah bagian terluar yang melapisi jantung. Dinding jantung terdiri dari tiga
lapisan yaitu endokardium (terdalam), miokardium (bagian tengah), dan epikardium (terluar).
Endokardium terdiri dari epitel pipih selapis. Miokardium terdiri dari otot kardiak (otot jantung).
Epikardium adalah sebuah membran fibrosa. Fungsi dinding jantung adalah membuat jantung
berdetak dan mencegah supaya jantung tidak bocor.

ntung adalah organ tubuh yang fungsi utamanya memompa darah sehingga bisa mengalir
keseluruh bagian tubuh (organ-organ lain)secara terus-menerus. Darah mengalir keseluruh tubuh
melalui sistem pembuluh darah untuk suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-
organ tubuh.sehingga homeostasis dalam tubuh tetap terjaga. sistem sirkulasi darah dalam tubuh
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:

1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh
tubuh dan kembali ke jantung kanan.

2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke
paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. 

a. Sistem sirkulasi sistemik Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang
mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik
(ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga
mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.  Kapilaria
melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion
sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent). Vasomotion terjadi
secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di
dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini
memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria. 

Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi
dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan
ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara
arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga
hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V
Anastomosis).'
Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena
terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali
ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan
melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).

b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner) Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang
tidak mengandung Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava
Inferior dan Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan)
melalui Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di
dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di
dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi
pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-
paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang
mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis
(Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran
darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan
aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga kapilaria juga
mengalami pulsasi (berdenyut). Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup
Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka
dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.  

SIRKULASI DARAH PADA JANIN


Sirkulasi darah janin pada umumnya selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama
dengan rute setelah lahir atau pada orang dewasa. System Sirkulasi darah janin meliputi; foramen
ovale, duktus arteriosus botali, arteri umbelikalis lateralis, duktus venosus arantii. Sehingga janin
memperoleh O2 dan melepaskan CO2 melalui pertukaran darah ibu menembus plasenta, karena
darah janin tidak perlu mengalir ke paru untuk menyerap O2 dan mengeluarkan CO2 oleh karena
sirkulasi janin terdapat dua jalan pintas yaitu; 1) foramen ovale dan, 2) duktus arteriosus. Duktus
ovale adalah suatu lubang yang terdapat antara atrium kanan dan kiri, sedangkan duktus
arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta ketika
keduanya keluar dari jantung. Darah beroksigen tinggi dibawah dari plasenta melalui vena
umbilikalis kedalam vena kava inferior janin, dengan demikian ketika dikembalikan ke atrium
kanan dari sirkulasi sistemik bercapuran darah yang beroksigen tinggi dari vena umbilikalis dan
darah yang beroksigen rendah yang kembali dari jaringan janin. Sebelum lahir, sebagian besar
darah dialihkan dari paru-paru janin yang belum berfungsi masuk melalui foramen ovale, suatu
pembukaan pada septum interatrium diantara atrium kanan dan atrium kiri.

Darah teroksigenasi dari vena umbilikus memasuki atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri
sehingga sirkulasi janin selama dalam kandungan tidak melalui sirkulasi pulmonal. Demikian
uraian singkat tentang kardiovaskuler dan sirkulasi darah pada ibu hamil terhadap janin yang
dikandung yang akan dibahas pada uraian bab-bab berikutnya. Di dalam tubuh manusia, darah
mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai
oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik.
Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan
sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi. sistem sirkulasi darah dalam tubuh
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian: sirkulasi darah sistemik yang mengalir dari jantung kiri
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan sedangkan sirkulasi pulmonal merupakan
sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh karena adanya perubahan hormon,
terutama hormon kehamilan karena terbentuknya janin Seperti; hormon progesteron dan
estrogen. 

Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama dengan rute
setelah lahir atau pada orang dewasa, perbedaaan utama antara sirkulasi janin dan sirkulasi
setelah lahir adalah penyesuaian terhadap kenyataan bahwa tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang sehingga fungsi paru secara tidak langsung selama masih dalam kandungan diambil
alih oleh ibu dan janin akan memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2 melalui pertukaran dengan
darah ibu menembus plasenta (melalui vena umblikalis). Secara garis besar darah dari plasenta
masuk ketubuh Janin melewati Vena umbilikus lalu melalui vena kava terus menuju duktus
venosus masuk ke vena kava inferior sebagian besar darah tersebut mengalir masuk ke atrium
kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke
dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari
atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke aorta.  Selanjutnya hanya
sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah
yang dari vena kava superior oleh karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, maka
sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui
aa.Pulmonalis akan mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah tersebut
menuju paru-paru kemudian masuk ke vv.pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan
mengalir keseluruh tubuh membawah O2 dan nutrisi pada sel organ tubuh janin. Jumlah darah
yang mengalir melalui tali pusat/umbilikalis sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml
per menit. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta
tanpa melalui paru-paru. Saat lahir foramen ovale menutup dan menjadi jaaringan parut kecil
yang dikenal sebagai fosa ovalis diseptum atrium (Sherwood, 2001) Peredaran darah janin yang
kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana terdapat
duktus venosus arantii langsung menuju & masuk ke vena kava inferior lalu darah tersebut
mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan
mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara
atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke
aorta. 

PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI DARAH NEONATUS

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada
masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus bukanlah miniatur
orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalami masa perubahan dari
kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. 

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih
tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik =SVR) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan
yang sampai paru, sedang sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui ductus arteriosus
Bottali. Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical
cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik
(SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang, tahanan vaskuler paru menyebabkan
penutupan foramen ovale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di ductus arteriosus
Bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan ductus
arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-15 jam yang disebabkan kontraksi otot
polos pada akhir arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu. 

Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan kehilangan darah,
dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang ditoleransi. Manajemen cairan pada neonatus
harus dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin. Tekanan sistolik merupakan indicator
yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang
adekuat terhadap penggantian volume. Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap
terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120
kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/6

3)       Katub-katub Jantung

Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung
(Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-
katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub
jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.

a)      Katub Atrioventrikuler

Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid
(Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan
paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding
ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus.
Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat
pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).

Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun
katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral
anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai
dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi
alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).

b)      Katub Semilunar

Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing
mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar
memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri
pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel
kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik
waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).

4)      Lapisan Jantung


Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan
saling berhubungan  melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding
jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:

a)      Perikardium (Epikardium)

Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis
di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):

Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat
pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang
mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan
jantung.

b)      Miokardium

Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung
(Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner
(Setiadi, 2007: 172).

c)      Endokardium

Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).

5)      Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan
oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf
otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk
memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf
vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung
juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel
(Sherwood, Lauralee, 2001: 280).

1. b.      Vaskularisasi Jantung( pembuluh darah)

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah
dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali
ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru,
kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).

1)      Arteri

Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di
bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri
koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).

a)      Arteri Koroner Kanan

Berjalan ke sisi kanan  jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah
dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right
Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior
Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA
memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).

b)      Arteri Koroner Kiri

Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left
Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left
Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens
Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung.
LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini
bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).

2)      Vena

Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena
jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):

Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium
atrium kanan dan ventrikel kanan.

Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi
vena ventrikel langsung ke atrium kanan.

Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting,
berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui
ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior.

 
1. c.       Darah

1)      Pengertian Darah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringantubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yangmerupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantungmenuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida danmenyerap oksigen melalui pembuluh
arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah
juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikanke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

2)       Pembagian darah

 Plasma darah 55 %

Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah
berfungsi untuk mengangkut sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke
tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuhterhadap penyakit
atau zat antibodi.

 Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:

a)      Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta
dalam 1 mm3 (41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu
zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen.           Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru
untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan
oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb +
oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin
yangnantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya.
Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (hb +
karbon dioksida hb-karbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di
paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan  berisi
nukleusdan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di
dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115 hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar
dari eritrosit yang mati akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe yang
berguna untuk membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisityang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal hb
wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut
anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis
eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

b)      Sel darah putih (leukosit)

Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah mikroskop
maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak dengan perantaraan
kaki palsu (pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan
menurutinti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira
6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuhdanmemakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam jaringan res (sistemretikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam
limpadankelenjar limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari
dinding ususmelalui limpa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapatdi seluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah
leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit
yang biasanyatinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukositdalam darah
melebihi 10000/mm3 disebut leukositosisdankurang dari 6000disebut leukopenia.
c)      keping-keping darah (trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-
macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang dewasa 200.000-
300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus. Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari
200.000disebut trombositopenia.

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantuterjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika
kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan ca2+akan
menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus,
bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian
terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya diperlukan
vitamin k, dengandemikian vitamin k penting untuk pembekuan darah.

3)      Fungsi Darah

a)      Sebagai alat pengangkut yaitu:

 Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkankeseluruh jaringan


tubuh.
 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru.
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke seluruh
jaringan/ alat tubuh.
 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.

b)      Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuhdengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.

c)      Menyebarkan panas keseluruh tubuh

 
1. 2.      Fisiologi Sistem Kardiovaskular

 Sistem Peredaran Darah Manusia

            Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan system
peredaran darah kecil.

1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)

            Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke
seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan
oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari
sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem
organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang
berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.

            Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem
peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor
(darah yang mengandung CO2).

Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler
– vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.

1. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)

            Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari
serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran
gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar
tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus.
Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke
jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system
peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.

Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru –
vena pulmonalis – serambi kiri jantung.

1. Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)

Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan,
bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan.

Pembuluh limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri.
Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah
terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah
putih yang disebut limfosit untuk imunitas.

Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh
tubuh.

1)      Struktur Otot Jantung

Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung
tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung
dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.

2)      Metabolisme Otot Jantung

Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat
banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya
adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.

3)      Sistem Konduksi Jantung

Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom
hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi
sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :

Nodus Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker
karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.

Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai
gerbang impuls ke ventrikel.

Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.

Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada
septum interventrikularis.

Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.

4)      Kontraksi Dan Irama Jantung

Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada
jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80
kali/menit. Semua bagian  jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi
yang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik
yang menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan
oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat
menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan
aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan
frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his
atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri
yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.

5)      Suara Jantung

Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.

Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.

Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris pulmonal.

Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.

Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.

Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.

6)      Fase Kontraksi Jantung

Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka darah
akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel isometric ventrikel
mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar
aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan
semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju
aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan
katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis
belum terbuka.

B.  Dinamika Jantung (Cardiodynamics)


 Dinamika jantung adalah gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh jantung yang dapat
menimbulkan perubahan dalam jantung. Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh yang
berongga dan terletak di ruang dada. Fungsi jantung adalah mendorong darah ke aorta untuk
menimbulkan dan mempertahankan tekanan darah pada tingkat tertentu untuk menjamin adanya
aliran darah yang sinambung ke seluruh jaringan.
Aliran darah tergantung pada tekanan darah sistemik dan tahanan terhadap aliran darah.
Tekanan darah merupakan hasil kali seluruh tahanan tepi dengan keluaran jantung. Keluaran
jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung setiap menit, yang besarnya sama
dengan hasilkali volume sekuncup (stroke volume) dengan frekuensi denyut jantung (heart rate).
Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh jantung setiap denyut dan besarnya
ditentukan oleh selisih antara volume bilik jantung pada akhir diastol (end diastolic volume)
dengan volumenya pada akhir sistol (end systolic volume).
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran
darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi ototventrikel. Ketika otot berkontraksi,
darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi
tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan menutup dan keluaran
dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan dalam
pembuluh darah tersebut.
1.  Faktor-Faktor yang Terlibat dalam Dinamika Jantung
a.  Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan faktor utama yang mempertahankan homeostasis
kardiovaskuler. Keluaran jantung akan meningkat sebagai akibat meningkatnya frekuensi denyut
jantung, selama volume sekuncup tetap konstan pada keadaan gerak badan cukup.  Pada keadaan
normal, yaitu apabila jantung masih mendapat suplai saraf, meningkatnya frekuensi denyut
jantung masih diimbangi oleh adanya perangsangan saraf simpatik. Perangsangan saraf simpatik
akan menyebabkan kuat kontraksi jantung meningkat, sehingga volume akhir sistolnya akan
menurun. Akibatnya volume sekuncup akan meningkat. Pada umumnya frekuensi denyut jantung
sangat berkaitan dengan tingkat metabolisme. Setiap tanggapan tubuh terhadap kebutuhan O 2
yang meningkat pada umumnya meningkatkan keluaran jantung. Ini dilakukan dengan jalan
meningkatkan frekuensi denyut jantung. Contoh tanggapan tubuh terhadap kebutuhan O2 yang
meningkat adalah gerak badan, makan, dan keadaan emosi. Frekuensi denyut jantung terutama
dipengaruhi oleh sistem saraf otonom.
b.  Volum Akhir Diastol
Agar jantung merupakan pompa yang efektif, maka bilik jantung harus sudah terisi darah
dengan cukup sebelum bilik itu berkontraksi (sistol). Pengisian bilik dengan darah dalam jumlah
cukup ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
        Waktu pengisian (filling time)
Waktu pengisian adalah waktu dimana ventrikel terisi oleh darah. Periode ini berlangsung
selama periode diastol dan lamanya tergantung dari frekuensi denyut jantung meningkat, periode
diastol berkurang secara sebanding. Jadi waktu pengisian yang tersedia menjadi faktor yang
penting pada frekuensi denyut jantung yang sangat tinggi.
        Tekanan pengisian efektif (Effective filling pressure)
Tekanan pengisian efektif adalah tekanan transmural antara bagian dalam bilik jantung
dengan bagian luarnya. Ini merupakan tekanan gradien yang menyebabkan bilik jantung
membesar. Tekanan pengisian efektif tergantung dari volume aliran kembali pembuluh balik dan
tingkatan kenegatifan tekanan intrakontraks. Bila tekanan pembuluh balik meningkat atau
tekanan intrakontraks lebih negatif, tekanan transmural menjadi lebih besar dan hal ini
memudahkan pengisian darah ke bilik jantung.
        Distensibilitas
Distensibilitas atau kemampuan membesar didefinisikan sebagai perubahan volume
perubahan tekanan. Bila otot jantung makin distensibel, volume jantung akan lebih besar,
sehingga makin banyak darah dapat tertampung di dalam jantung. Distensibilitas otot jantung
dapat berubah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi distensibilitas otot jantung adalah
CO2. Bila kadar CO2 meningkat sampai batas tertentu distensibilitas meningkat dan akibatnya
volume akhir diastol juga meningkat.
c.  Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan
darah pada suatu tempat pada peredaran darah ditentukan oleh 3 macam faktor, yaitu :
        Jumlah darah yang ada di dalam peredaran yang dapat membesarkan pembuluh darah.
        Aktivitas memompa jantung, yaitu mendorong darah sepanjang pembuluh darah.
        Tahanan terhadap aliran darah.
Tekanan darah selalu diukur dalam milimeter air raksa (mmHg). Tekanan darah
merupakan gaya yang dilakukan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah.
d.  Volume sekuncup
Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa per denyut jantung yang
didapatkan dari pengurangan volume diastolik akhir (EDV) dengan volume sistolik akhir (ESV).
Volume sekuncup ini terutama dipengaruhi oleh besarnya aliran balik vena ke jantung. Volume
sekuncup akan meningkat jika terjadi pengisian ventrikel (EDV) juga meningkat. Selain itu,
volume sekuncup juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas simpatis yang akan meningkatkan
kontraktilitas jantung yang mengacu kepada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik
akhir. Selain dipengaruhi oleh aktivitas simpatis, aliran balik vena juga dipengaruhi oleh
aktivitas pernapasan dan otot rangka, volume darah, dan katup vena. Volume sekuncup
bergantung pada :
        Tingkat pengisian ventrikel, dengan peningkatan volume diastolik akhir menyebabkan volume
sekuncup yang lebih besar melalui hubungan panjang tegangan (kontrol intrinsik).
        Tingkat stimulasi simpatis, dengan peningkatan stimulasi simpatis menyebabkan peningkatan
kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kontraksi dan peningkatan volume sekuncup
pada volume diastolik akhir tertentu (kontrol ekstrinsik).
e.  Keluaran jantung
Keluaran/curah jantung merupakan volume darah yang dipompakan oleh tiap-tiap
ventrikel per menit. Curah jantung ini dipengaruhi kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup. Kecepatan denyut jantung berubah-ubah oleh perubahan keseimbangan pengaruh
simpatis dan parasimpatis pada nodus SA. Stimulasi parasimpatis memperlambat kecepatan
denyut jantung dan stimulasi simpatis mempercepatnya. Sebenarnya terdapat dua pompa darah
yang terletak sebelah kanan dan kiri. Keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru
melalui arteri pulmonalis. Keluaran jantung kiri seluruhnya didistribusikan ke bagian tubuh lain
melalui aorta. Kedua pompa itu mengeluarkan darah secara bersamaan dengan kecepatan
keluaran yang sama.

SIKLUS JANTUNG

Jantung berdenyut secara otomatis, kita dapat memahami fisologi jantung dengan pemahaman
siklus tunggal jantung, yaitu, semua peristiwa yang berkaitan dengan denyut jantung. Pada setiap
siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena atrium dan ventrikel secara bergantian
kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke bertekanan rendah.
Karena otot dinding ruang jantung berkontraksi, tekanan cairan di dalamnya bertambah. Dalam
satu sklus normal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaksasi. Kemudian, ketika
kedua ventrikel kontrksi, dua atria relaksasi. Istilah sistole (kontraksi) mengacu pada fase
kontraksi, fase relaksasi adalah diastole (dilatasi). Satu siklus jantung terdiri dari satu sistole dan
diastole dari kedua atria ditambah satu sistole dan diastole kedua ventrikel. Siklus jantung orang
dewasa yang sedang istirahat dapat dibagi menjadi tiga fase utama :

a)      Perioda relaksasi. Pada akhir satu denyut jantng ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat
ruang jantung ada dalam keadaan diastole (dilatasi). Ini adalah awal dari perioda relaksasi.
Repolarisasi serabut-serabut otot ventrikel mulai relaksasi. Karena ventrikel relaksasi, tekanan di
dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arteri pulmonalis dan aorta ke ventrikel.
Aliran darah ini mendorong balik katub semilunar, sehingga katub ini menutup. Akibat
penutupannya katup semilunar menimbulkan benturan yan disebut dicrotic wave pada pangkal
lengkung aorta. Dengan menutupnya katub semilunar, ada sedikit jarak waktu ketika volume
darah ventrikel tidak berubah karena kedua katub semilunar dan atrio ventrikular menutup.
Perioda ini disebut relaksasi isovolumetri. Karena ventrikel terus relaksasi, ruang di bagian
dalam meluas, karena tekanan dengan cepat turun. Ketika tekanan ventrikel jatuh di bawah
tekanan atria, katub atrioventrikular membuka, dan ventrikel mulai menutup kembali.

b)      Pengisian ventrikel. Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikular
membuka. Sepertiga pengisian waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian
cepat ventrikel. Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Sistole atria terjadi
pada sepertiga terakhir dari perioda pengisian ventrikel. Pada akhir diastole ventrikel, adakira-
kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volume darah ini disebut volume akhir diastolik (end
diastolic volume = EDV). Karena sistole atria hanya menyumbang 20 – 30%keseluruhan volume
darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuan mutlak aliran darah pada laju normal
jantung. Selama periode pengisian, katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar
menutup.

c)      Kontraksi vebtrikel (sistole). Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk
melalui nodus AV ke dalam vebtrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian
kontraksi ventrikel mulai, dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat.
Selama kira-kira 0,05 detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kkontraksi
isvolumetri. Selama waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetrapi belum
memendek karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, termasuk darah. Kontraksi otot ini
adalah isometri (sama panjang). Karena tidak ada jalur aliran bagi darah, volume ventrikel
dipertahankan sama (iso volumetri). Karena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam ruang
jantung naik tajam. Tekanan ventrikel ini melebihi tekanan aorta (± 80 mmHg) dan tekanan
ventrikel kanan naik di atas tekanan pada arteri pulmonalis (±15 – 20 mmHg), kedua katub
semilunar membuka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini disebut pengeluaran
ventrikel dan berlangsung selama ± 0,25 detik, sampai ventrikel melai relaksasi. Kemudian katup
semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai. Volume darah yang tetap tinggal dalam
ventrikel setelah sistol disebut dengan volume akhir sistolik (end sistolic volume = ESV), ± 60
ml.
Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung : 

1. Jenis kelamin 
2. Usia 
3. Berat badan
4. Keadaan emosi atau psikis
5. Kebiasaan aktifitas sehari-hari
6. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya
7. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya
8. Konsumsi obat saat di ukur

Denyut yang terlalu tinggi atau rendah bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan.
terutama jika disertai gejala lain seperti pusing, sesak napas atau sering pingsan. Denyut
jantung seseorang dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik
dapat meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau
di luar batas sehat dapat menimbulkan bahaya.

STROK

Stroke: Sekilas tentang Definisi (195 – 198)


Aldy S. Rambe
196
I.
Berdasarkan patologi anatomi dan
penyebabnya
1.
Stroke Iskemik
a.
Transient Ischemic Attack
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
2.
Stroke Hemoragik
a.
Perdarahan intraserebral
b.
Redarahan subarakhnoid
II.
Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu
1.
Transient Ischemic Attack
2.
Stroke in evolution
3.
Completed stroke
III.
Berdasarkan sistem pembuluh darah
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebro-basiler
Stroke iskemik dapat terjadi berdasarkan
3 mekanisme yaitu trombosis serebri, emboli
serebri dan pengurangan perfusi sitemik
umum. Trombosis serebri adalah obstruksi
aliran darah yang terjadi pada proses oklusi
satu atau lebih pembuluh darah lokal. Emboli
serebri adalah pembentukan material dari
tempat lain dalam sistem vaskuler dan
tersangkut dalam pembuluh darah tertentu
sehingga memblokade aliran darah. Pengurangan
perfusi sistemik dapat mengakibatkan kondisi
iskemik karena kegagalan pompa jantung atau
proses perdarahan atau hipovolemik (Caplan,
2000). Stroke hemoragik terjadi akibat
pecahnya pembuluh darah baik di dalam
jaringan otak yang mengakibatkan
perdarahan intraserebral, atau di ruang
subarakhnoid yang menyebabkan perdarahan
subarakhnoid
(Heart and Stroke Foundation,
2003).
EFEK STROKE
Otak mengontrol banyak hal yang
berlangsung di tubuh kita. Kerusakan otak
dapat mempengaruhi pergerakan, perasaan,
perilaku, kemampuan berbicara/berbahasa
dan kemampuan berpikir seseorang. Stroke
dapat mengakibatka
n gangguan beberapa
bagian dari otak, sedangkan bagian otak
lainnya bekerja dengan normal. Pengaruh
stroke terhadap seseorang tergantung pada: 1.
Bagian otak yang terkena stroke; 2.
Seberapa serius stroke yang terjadi; dan 3.
Usia, kondisi kesehatan dan kepribadian
penderitanya (Heart and Stroke Foundation,
2003).
Beberapa akibat stroke yang sering
dijumpai adalah (Heart and Stroke
Foundation, 2003): 1. Kelumpuhan satu sisi
tubuh. Ini merupakan salah satu akibat stroke
yang paling sering terjadi. Kelumpuhan
biasanya terjadi di sisi yang berlawanan dari
letak lesi di otak, karena adanya pengaturan
representasi silang oleh otak. Pemulihannya
bervariasi untuk masing-masing individu; 2.
Gangguan penglihatan. Penderita stroke
sering mengalami gangguan penglihatan
berupa defisit lapanga
n pandang yang dapat
mengenai satu atau kedua mata. Hal ini
menyebabkan penderita hanya dapat melihat
sesuatu pada satu sisi saja, sehingga misalnya
ia hanya memakan makanan di sisi yang
dapat dilihatnya atau hanya mampu
membaca tulisan pada satu sisi buku saja; 3.
Afasia. Afasia adalah kesulitan berbicara
ataupun memahami pembicaraan. Stroke
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk berbicara/berbahasa, membaca dan
menulis atau untuk memahami pembicaraan
orang lain. Gangguan la
in dapat berupa
disatria, yaitu gangguan artikulasi kata-kata
saat berbicara; 4. Gangguan persepsi. Stroke
dapat mengganggu persepsi seseorang.
Penderita stroke dapat tidak mengenali
obyek-obyek yang ada di sekitarnya atau
tidak mampu menggunakan benda tersebut;
5. Lelah. Penderita stroke sering mengalami
kelelahan. Mereka
membutuhkan tenaga
ekstra untuk melakukan hal-hal yang biasa
dikerjakan sebelumnya. Kelelahan juga dapat
terjadi akibat penderita kurang beraktivitas,
kurang makan atau mengalami depresi; 6.
Depresi. Depresi dapat te
rjadi pada penderita
stroke. Masih merupakan perdebatan apakah
depresi yang terjadi merupakan akibat
langsung dari kerusakan otak akibat stroke
atau merupakan reaksi psikologis terhadap
dampak stroke yang dialaminya. Dukungan
keluarga akan sangat membantu penderita; 7.
Emosi yang labil. Stroke dapat
mengakibatkan penderitanya mengalami
ketidakstabilan emosi sehingga menunjukkan
respons emosi yang berlebihan atau tidak
sesuai. Keluarga/pengasuh harus memahami
hal ini dan membantu meyakinkan penderita
bahwa hal ini adalah hal yang lazim terjadi
akibat stroke dan bukan berarti ia menjadi
gila; 8. Gangguan memori. Penderita stroke
dapat mengalami gangguan memori dan
Universitas
Sumatera
Utara
Stroke: Sekilas tentang Definisi (195 – 198)
Aldy S. Rambe
197
kesulitan mempelajari dan mengingat hal
baru; 9. Perubahan kepribadian. Kerusakan
otak dapat menimbulkan gangguan kontrol
emosi positif maupun nega
tif. Hal ini dapat
mempengaruhi perilaku penderita dan
caranya berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan perilaku in
i dapat menimbulkan
kemarahan keluarga/pengasuhnya. Untungnya
perubahan perilaku ini akan mengalami
perbaikan seiring dengan pemulihan
strokenya.
Memahami efek yang dapat terjadi
pada seseorang yang mengalami stroke akan
sangat membantu keluarga penderita
memahamai perubahan yang terjadi pada
penderita. Pengeta
huan yang memadai
tentang hal tersebut dan membantu penderita
melalui masa-masa sulit ini akan sangat
bermanfaat bagi upaya pemulihan penderita.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko stroke adalah faktor yang
memperbesar kemungkinan seseorang untuk
menderita stroke. Ada 2 kelompok utama
faktor risiko stroke. Kelompok pertama
ditentukan secara genetik atau berhubungan
dengan fungsi tubuh yang normal sehingga
tidak dapat dimodifikasi. Yang termasuk
kelompok ini adalah usia, jenis kelamin, ras,
riwayat stroke dalam keluarga dan serangan
Transient Ischemic Attack
atau stroke
sebelumnya. Kelompok yang kedua
merupakan akibat dari gaya hidup seseorang
dan dapat dimodifikasi. Faktor risiko utama
yang termasuk kelompok kedua adalah
hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
hiperlipidemia dan intoksikasi alkohol
(Bounameaux,
et al.,
1999).
Adanya faktor risiko stroke ini
membuktikan bahwa stroke adalah suatu
penyakit yang dapat diramalkan sebelumnya
dan bukan merupakan suatu hal yang terjadi
begitu saja, sehingga istilah
cerebrovascular
accident
telah ditinggalkan. Penelitian
epidemiologis membuktikan bahwa
pengendalian faktor ri
siko dapat menurunkan
risiko seseorang untuk menderita stroke
(Hankey, 2002).
UPAYA PREVENTIF
Upaya preventif terbagi 2, yaitu
prevensi primer dan prevensi sekunder.
Upaya prevensi primer ditujukan untuk
mencegah terjadinya stroke pada kelompok
orang yang memiliki risiko untuk menderita
stroke, misalnya pada penderita hipertensi,
perokok, penderita diabetes mellitus,
penderita penyakit jantung koroner dll.
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah
modifikasi faktor risiko, prevensi medik
misalnya dengan pemberian anti platelet atau
anti koagulan, prevensi bedah misalnya
carotid endarterectomy
, dan sosialisasi/kampanye
kesehatan masyarakat
. Upaya prevensi
sekunder ditujukan untuk mencegah
terjadinya serangan stroke berulang pada
kelompok orang yang sudah pernah
mengalami stroke. Ke dalam kelompok ini
termasuk pengontrolan faktor risiko,
peningkatan faktor protektif, prevensi medik
maupun prevensi bedah (Wilterdink and
Easton, 2001; Sarti, 2003).
KESIMPULAN
Stroke merupakan salah satu penyebab
utama kecacatan dan
kematian di seluruh
dunia. Dampak yang ditimbulkannya sangat
besar baik di negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang, termasuk
dampaknya terhadap sosioekonomi. Upaya
preventif terhadap stroke akan sangat
mempengaruhi masyarakat secara luas.
Pengendalian faktor risiko stroke telah
terbukti menurunkan risiko seseorang untuk
menderita stroke. Pemahaman yang lebih
baik tentang stroke
diharapkan dapat
membantu upaya pencegahan dan pemulihan
penderita stroke.
KEPUSTAKAAN

Home › Fisiologi Hewan

Persyarafan pada jantung, penyediaan darah dan keadaan gizi jantung,


serta kerja jantung dalam tubuh dan peredaran darah
Kamis, 08 September 2011 Add Comment
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Layaknya sebagai makhluk hidup, kita memerlukan oksigen untuk bernafas agar dapat bertahan
hidup. Hal ini pun merupakan salah satu cirri makhluk hidup. Selain itu, bernapas juga berperan penting
dalam kerja system tubuh yang lain, yaitu system sirkulasi dalam tubuh. System sirkulasi dengan organ
utama jantung merupakan system dalam tubuh yang bekerja untuk memompa dan mengalirkan darah
dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah yang bercabang dari jantung.

Pentingnya aliran darah ini adalah satu hal yang sangat vital, karena darah yang mengalir dalam
tubuh kita berfungsi untuk mengalirkan nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap unit sel penyusun tubuh
kita. Ketika darah berhenti mengair karena jantung tidak memompanya lagi, maka tubuh akan mulai
mengalami kematian Adapun kerja jantung ini tidak terlepas dari pengaruh system saraf. System saraf
sebagai pusat pengontrol semua kerja dalam tubuh juga mengatur bagaimana jantung akan membuka
dan menutup katupnya untuk memompa darah, bagaimana jantung berdetak dan banyak hal lainnya.

Kerja jantung telah diketahui dengan jelas adalah untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh agar
kebutuhan nutrisi setiap unit sel tubuh terpenuhi. Kejra jantung ketika dilihat sekilas hanyalah sebuah
siklus yang biasa, namun peranannnya dalam kehidupan sangatlah besar.

B.     Tujuan

Adapun tujuan yang inguin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana persyarafan pada jantung,
penyediaan darah dan keadaan gizi jantung, serta kerja jantung dalam tubuh dan peredaran darah.
Baca Juga
 Kelainan pada Sistem Endokrin (Hormon)
 Sistem Hormon (Endokrin)
 Sistem Ekskresi Pada Hewan

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persyarafan pada Jantung

Jantung bekerja sesuai control dari system saraf dalam tubuh. Dalam hubungannya terhadap system
saraf, jantung bekerja berirama. System saraf yang berperan dalam mekanisme kerja jantung adalah
saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Denyut pada jantung pun merupakan salah satu pengaruh dari
system saraf. Jantung bekerja secara reflex, dibawah control kesadaran kita.

1.      Refleks Baroreseptor dan Kemoreseptor

Mekanisme saraf untuk pengaturan tekanan arteri yang paling diketahui adalah refleks
baroreseptor. Baroreseptor terangsang bila ia teregang. Pada dinding hampir semua arteri besar yang
terletak di daerah toraks dan leher dapat dijumpai beberapa baroreseptor, tetapi dijumpai terutama
dalam dinding arteri karotis interna yang terletak agak di atas bifurkasio karotis (sinus karotikus), dan
dinding arkus aorta.

Sinus karotikus adalah bagian pembuluh darah yang paling mudah teregang. Sinyal yang dijalarkan
dari setiap sinus karotikus akan melewati saraf hering yang sangat kecil ke saraf kranial ke-9
(glosofaringeal) dan kemudian ke nukleus traktus solitarius (NTS) di daerah medula batang otak. Arkus
aorta adalah bagian yang paling kenyal dan teregang setiap kali terjadi ejeksi ventrikel kiri. Sinyal dari
arkus aorta dijalarkan melalui saraf kranial ke-10 (vagus) juga ke dalam area yang sama di medula
oblongata. Pada keadaan normal sinus karotikus lebih berperan dalam mengendalikan tekanan darah
dibanding arkus aorta, dimana arkus aorta memiliki ambang rangsang aktivasi statik yang lebih tinggi
dibanding sinus karotikus yaitu ~110 mmHg vs ~50 mmHg. Arkus aorta juga memiliki ambang rangsang
dinamik yang lebih tinggi dibanding sinus karotikus, tetapi tetap berespons saat baroreseptor sinus
karotikus telah jenuh.

Baroreseptor, kemoreseptor dalam badan karotid, dan reseptor volume (stretch) dalam jantung,
mengirim impuls lewat saraf-saraf aferen dalam saraf kranial ke-9  dan ke-10  menuju NTS di batang
otak. Proyeksi dari saraf kranial ke-9 dan ke-10 menuju NTS akan melalui jalur naik (ascending) untuk
mencapai daerah di otak dimana efek otonom dapat dirangsang oleh stimulasi elektrik langsung. Daerah
tersebut termasuk area-area korteks (fronto-occipital, temporal), girus singuli, amigdala, ganglia basal,
dan hipotalamus, juga daerah bawah batang otak dan korda spinalis. Jalur menurun (descending) dari
korteks dan girus singuli mencapai hipotalamus. Serabut-serabut dari hipotalamus naik ke nukleus
batang otak dan korda spinalis. Korda spinalis mengandung serabut-serabut vasomotor yang berjalan
naik dan berakhir pada neuron pra-ganglion simpatik.

Anda mungkin juga menyukai