DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. CHINTYA RAHMI
2. DEBBY ERISKA
3. YULLY GUSTIA NINGSIH
4. SUCI RAMDHANI
5. NURUL FEBRI GUSTINA
6. YOLLA ARAHMAH
7. RETNO KARTIKA SARI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, serta hidayahnya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah “ASKEP
KETOASIDOSIS” yang diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH .
Pada kesempataan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak turut
adil dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah ditentukan .
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk
kesepurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…..i
DAFTAR ISI………....………………………………………………………..………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...………………………………………………………….....….4
B. Rumasan Masalah…………………….………………………..........................5
C. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .........................……………………...………..................………….7
B. Etiologi .....................................….......…………….………..................…....…9
C. Tanda dan Gejala….....…………….....……................................................…..19
D. Manifestasi Klinik.......……………………………..…………......................….25
E. Penatalaksanaan Klinik………..................................……….......................….24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 50
B. Saran....................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………...….........22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketoasidosis diabetikum adalah salah satu komplikasi
metabolik akut pada diabetes mellitus dengan perjalanan klinis
yang berat dalam angka kematian yang masih cukup tinggi.
Ketoasidosis diabetikum dapat ditemukan baik pada mereka
dengan diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Tetapi lebih sering
pada diabetes melitus tipe 1.
Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh penurunan kadar
insulin efektif disirkulasi yang terkait dengan peningkatan
sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol,
dan growth hormone. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak dengna
Diabetes Melitus tipe 1 (IDDM). Mortalitas terutama
berhubungan dengan edema serebri yang terjadi sekitar 57% -
87% dari seluruh kematian akibat KAD.
Resiko KAD pada IDDM adalah 1-10% per pasien per
tahun. Risiko meningkat dengan kontrol metabolik yang jelek
atau sebelumnya pernah mengalami episode KAD. Angka
kematian ketoasidosis menjadi lebih tinggi pada beberapa
keadaan yang menyertai, seperti : sepsis, syok yang berat,
infark miokard akut yang luas, pasien usia lanjut, kadar glukosa
darah yang tinggi, uremia, kadar keasaman darah yang rendah.
Gejala yang paling menonjol pada ketoasidosis adalah
hiperglikemia dan ketosis. Hiperglikemia dalam tubuh akan
menyebabkan poliuri dan polidipsi. Sedangkan ketosis
menyebabkan benda-benda keton bertumpuk dalam tubuh,
pada sistem respirasi benda keton menjadi resiko terjadinya
gagal nafas.
Oleh sebab itu penanganan ketoasidosis harus
cepat, tepat dan tanggap. Mengingat masih sedikitnya
pemahaman mengenai ketoasidosis diabetik dan prosedur atau
konsensus yang terus berkembang dalam penatalaksanaan
ketoasidosis diabetik. Maka, perlu adanya pembahasan
mengenai bagaimana metode tatalaksana terkini dalam
menangani ketoasidosis diabetik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Ketoasidosis Diabetikum ?
2. Apa saja etiologi dari Ketoasidosis Diabetikum ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari Ketoasidosis Diabetikum ?
4. Bagaimana patofisiologi dari Ketoasidosis Diabetikum
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Ketoasidosis Diabetikum ?
6. Apa saja diagnosis banding dari Ketoasidosis Diabetikum ?
7. Apa saja komplikasi dari Ketoasidosis Diabetikum ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Ketoasidosis Diabetikum ?
9. Bagaimana askep pada klien dengan Keto Asidosis ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar
mahasiswa mampu menerapakan asuhan keperawatan
pada pasien penderita Ketoasidosis Diabetikum.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tentang Ketoasidosis Diabetikum
b. Untuk mengetahui etiologi dari Ketoasidosis Diabetikum
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Ketoasidosis Diabetikum
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari Ketoasidosis Diabetikum
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Ketoasidosis
Diabetikum
f. Untuk mengetahui diagnosis dari Ketoasidosis Diabetikum
g. Untuk mengetahui komplikasi dari Ketoasidosis Diabetikum
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Ketoasidosis Diabetikum
i. Untuk mengetahui askep pada klien dengan Ketoasidosis
Diabetikum
BAB II
PEMBAHASAN
H. KOMPLIKASI
KETOASIDOSIS
DIABETIKUM (KAD)
Komplikasi dari ketoasidoisis
diabetikum dapat berupa:
1. Kelainan Hiperglikemia
a. Koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
(KHNK) ialah suatu sindrom yang ditandai dengan
hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi berat
tanpa ketoasidosis, disertai penurunan kesadaran.
b. Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan
oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat
gangguan sekresi insulin. Diabetes mellitus di sebut
juga penyakit kencing manis.
c. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah istilah
yang dipakai untuk menyatakan adanya disglikemi
yaitu kenaikan glukosa plasma 2 jam setelah beban
75 gram glukosa pada pemeriksaan tes toleransi
glukosa oral (TTGO) yaitu antara 140 mg/dl
sampai dengan 199 mg/dl. Keadaan ini disebut juga
sebagai prediabetes oleh karena risiko untuk
mendapat diabetes melitus tipe 2 dan penyakit
kardiovaskuler sangat besar.
2. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi
cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati
diabetik, didalam air kencingnya terdapat protein.
Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai
naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama
penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan
gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain itu
nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung
kongesif.
3. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan
sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur
dan dapat berakhir dengan kebutaan.
4. Syaraf ( Neuropati Diabetik )
Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf.
Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa
yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa).
5. Kelainan Jantung.
Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor
timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung.
Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner
dan mendapat serangan kematian otot jantung akut,
maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini
merupakan penyebab kematian mendadak.
6. Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat
rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi
sangat cepat, harus diatasi dengan segera.
Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala
yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai berupa
koma dan kejang-kejang.
7. Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah
melalui air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja
ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada
diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan
kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta
penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan
mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan
darah.
A. PENGKAJIAN
1. Biodata : terdiri dari nama, umur (Usia : anak-anak
cenderung mengalami IDDM Tipe I) tanggal lahir, jenis
kelamin, agama.
2. Riwayat penyakit sekarang : datang dengan atau tanpa
keluhan Poliuria, Poliphagi , lemas, luka sukar sembuh
atau adanya koma atau penurunan kesadaran dengan sebab
tidak diketahui. Pada lansia dapat terjadi nepropati,
neurophati atau retinophati serta penyakit pembuluh darah.
3. Riwayat penyakit sebelumnya : mungkin klien telah
menderita penyakit sejak beberapa lama dengan atau tanpa
menjalani program pengobatan. Penyakit paru, gangguan
kardiovaskuler serta penyakit neurologis serta infeksi atau
adanya luka dapat memperberat kondisi klinis.
4. Riwayat penyakit keluarga : penyakit diabetik dikenal
sebagai penyakit yang diturunkan (herediter) walaupun
gejala tidak selalu muncul pada setiap keturunan atau
timbul sejak kecil (kongenital). Genogram mungkin
diperlukan untuk menguatkan diagnosis.
5. Status metabolik : Intake makanan yang melebihi
kebutuhan kalori, infeksi atau penyakit-penyakit akut lain,
stress yang berhubungan dengan faktor-faktor psikologis
dan social, obat-obatan atau terapi lain yang
mempengaruhi glukosa darah, penghentian insulin atau
obat anti hiperglikemik oral.
6. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak /berjalan, Kram otot,
tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
atau aktifitas, Letargi / disorientasi, koma , Penurunan
kekuatan otot.
7. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi,
kebas dan kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama, Takikardia
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi
yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena
jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata
cekung
16
8. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
9. Eliminasi
Gejala: Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa nyeri /
terbakar
, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri
tekan abdomen, Diare Tanda :Urine encer, pucat, kuning,
poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika
terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau
busuk (infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
10. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak
mematuhi diet, peningkattan masukan glukosa/karbohidrat,
Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu,
Haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek,
Kekakuan/distensi abdomen, muntah, Pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan
gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
11. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma
(tahap lanjut). Gangguanmemori (baru, masa lalu), kacau
mental, Refleks tendon dalam menurun (koma), Aktifitas
kejang (tahap lanjut dari DKA).
12. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
13. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk
dengan/ tanpa sputum purulen(tergantung
adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk
dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi
pernapasan meningkat
14. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi,
Menurunnya kekuatan umum/rentang erak,
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
15. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah
impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
16. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat
sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan
dalam pengatuan diet,pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah.
nafas,
frekuensi
pernafasan
atau > 30 nafas abnormal) 2. Pertahankan jalan nafas yang
- Usia 5-14 : < 14 Tanda Tanda paten
atau > 25 vital dalam 3. Atur peralatan oksigenasi
- Usia > 14 : < 11 rentang normal 4. Monitor aliran oksigen
atau > 24 (tekanan darah, 5. Pertahankan posisi pasien
Kedalaman nadi, pernafasan) 6. Observasi adanya tanda tanda
pernafasan hipoventilasi
- Dewasa volume 7. Monitor adanya kecemasan
tidalnya 500 ml pasien terhadap oksigenasi
saat istirahat
Vital sign Monitoring
- Bayi volume
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
tidalnya 6-8
RR
ml/Kg
2. Catat adanya fluktuasi
Timing rasio
tekanan darah
Penurunan kapasitas
3. Monitor VS saat pasien
vital
berbaring, duduk, atau berdiri
Faktor yang berhubungan 4. Auskultasi TD pada kedua
: lengan dan bandingkan
Hiperventilasi 5. Monitor TD, nadi, RR,
Deformitas tulang sebelum, selama, dan setelah
Kelainan bentuk aktivitas
dinding dada 6. Monitor kualitas dari nadi
Penurunan 7. Monitor frekuensi dan irama
energi/kelelahan pernapasan
Perusakan/pelemahan 8. Monitor suara paru
muskulo-skeletal 9. Monitor pola pernapasan
Obesitas abnormal
Posisi tubuh 10. Monitor suhu, warna, dan
Kelelahan otot kelembaban kulit
pernafasan 11. Monitor sianosis perifer
Hipoventilasi 12. Monitor adanya cushing triad
sindrom (tekanan nadi yang melebar,
Nyeri bradikardi, peningkatan
Kecemasan sistolik)
Disfungsi 13. Identifikasi penyebab dari
Neuromuskuler perubahan vital sign
Kerusakan
persepsi/kognitif
Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang
Imaturitas Neurologis
pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur
positif
4 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Nutrition Management
kebutuhan tubuh Status : food and 1. Kaji adanya alergi
makanan
Definisi : Intake nutrisi Fluid Intake
2. Kolaborasi dengan
tidak cukup untuk Nutritional
ahli gizi untuk
keperluan metabolisme Status : nutrient
menentukan jumlah
tubuh. Intake
kalori dan nutrisi
Batasan karakteristik :
Kriteria Hasil : yang dibutuhkan
Berat badan 20 %
Adanya pasien.
atau lebih di bawah
peningkatan 3. Anjurkan pasien
ideal
berat badan untuk meningkatkan
Dilaporkan adanya
sesuai dengan intake Fe
intake makanan yang
tujuan 4. Anjurkan pasien
kurang dari RDA
Berat badan ideal untuk meningkatkan
(Recomended Daily
sesuai dengan protein dan vitamin
Allowance)
tinggi badan C
Membran mukosa
Mampumengide 5. Berikan substansi
dan konjungtiva
gula
ntifikasi
pucat
6. Yakinkan diet yang
kebutuhan nutrisi
Kelemahan otot yang
dimakan
Tidak ada tanda
digunakan untuk
mengandung tinggi
tanda malnutrisi
menelan/mengunyah
serat untuk
mencegah konstipasi
Luka, inflamasi pada Menunjukkan harian.
rongga mulut peningkatan 9. Monitor jumlah nutrisi dan
Mudah merasa fungsi kandungan kalori
kenyang, sesaat pengecapan dari 10. Berikan informasi tentang
setelah mengunyah menelan kebutuhan nutrisi
makanan Tidak terjadi 11. Kaji kemampuan pasien
Dilaporkan atau fakta penurunan berat untuk mendapatkan nutrisi
adanya kekurangan badan yang yang dibutuhkan
makanan berarti
Nutrition Monitoring
Dilaporkan adanya
perubahan sensasi 1. BB pasien dalam batas
rasa normal
Miskonsepsi dilakukan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keto Asidosis Diabetikum (KAD) merupakan salah satu
kompliasi akut DM akibat defisiensi hormone insulin yang tidak
dikenal dan bila tidak mendapat pengobatan segera akan
menyebabakan kematian. Etiologi dari KAD adalah Insulin tidak
diberikan dengan dosis yang kurang, keadaan sakit atau infeksi
pada DM, manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati.
Ada tiga gambaran kliniks yang penting pada diabetes
ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Dehidrasi disebabkan mekanisme ginjal dimana tubuh terjadi
hiperglikemia, sehingga ginjal mensekresikan dengan natrium dan
air yang disebut poliuri. Kehilangan elektrolit merupakan
kompensasi dari defisiensi insulin. Sedangkan asidosis adalah
peningkatan pH dan diiringi oleh penumpukan benda keton
dalan tubuh.
Keadaan ketoasidosis merupakan keadan yang memerlukan
banyak pengontrolan dan pemantauan insulin dan cairan elektrolit,
karena bila kekurangan atau malah terjadi kelebihan akan
mengakibatkan komplikasi yang sulit untuk ditanggulangi.
B. Saran
Bila menemukan klien yang DM tetapi belum terjadi KAD
berikan informasi tentang KAD dan pencegahan terhadap KAD.
Bila menemukan klien dengan KAD, sebaiknya selalu kontrol
pemberian insulin dan cairan elektrolit sehingga meminimalkan
terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA