Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENANGANAN KOMODITI IKAN (KOMODITI :

IKAN MUJAIR)
Di Pasar Ciputat Dan Lotte Grosir Swalayan
“ Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Teknologi Hasil Pertanian ”
Dosen Pengampu : Eny Dwiningsih, M.Si

Disusun Oleh Kelas 3A Agribisnis


Kelompok 5 :
Missa Ashari 11170920000003
Dwi Hartiningsih 11170920000005
Ratih Widiawati 11170920000051
Rizky Titiyano Jaladara 11170920000091
Alfi Anis Syafitri 11170920000096
Wildha Ainun Ritonga 11160920000010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

i
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep ................................................................................................3
2.2 Pasar Tradisional .................................................................................
2.3 Pasar Modern .......................................................................................
2.4 Pasar Tradisional VS Pasar Modern ....................................................
2.5 Penanganan Ikan Mujair di Pasar Modern VS Pasar Tradisional ........
2.6 Alur Distribusi Pasar Tradisional dan Pasar Modern ..........................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini mengenai penanganan buah dan sayur komoditi sawi
hijau dan pepaya. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan
kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umat beliau
yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya hingga akhir zaman.
Atas dukungan moral, informasi dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Eny
Dwiningsih, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Hasil Pertanian
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kata-kata yang tidak sempurna, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata Bahasa. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima
semua saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga kami
dapat melakukan perbaikan dalam makalah ini untuk menjadi lebih baik dan
benar. Akhir kata semoga makalah kami dapat memberikan manfaat ataupun
inspirasi bagi para pembaca.

Jakarta, 1 Desember 2018

Kelompok 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi.
Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali
ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa
Timur pada tahun 1939. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang
secara tidak tepat disebut "Java tilapia". Ciri-ciri dari ikan mujair ini yaitu Ikan
berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah
sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan,
kecoklatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam)
dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan
9-12 jari-jari.

Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam


(salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan
pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan
menurun. Mujair juga sangat peridi. Ikan ini mulai berbiak pada umur sekitar 3
bulan, dan setelah itu dapat berbiak setiap 1½ bulan sekali. Setiap kalinya,
puluhan butir telur yang telah dibuahi akan ‘dierami’ dalam mulut induk betina,
yang memerlukan waktu sekitar seminggu hingga menetas. Hingga beberapa hari
setelahnya pun mulut ini tetap menjadi tempat perlindungan anak-anak ikan yang
masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya.

Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini
dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan
aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan. Tidak
mengherankan apabila ikan ini dianggap invasif dan menimbulkan berbagai
masalah baru di perairan yang didatanginya, seperti halnya di Singapura, dan di
California Selatan, Amerika Serikat. Tidak luput pula adalah berbagai waduk dan
danau-danau di Indonesia yang 'ditanami' ikan ini, seperti misalnya Danau Lindu
di Sulawesi Tengah.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanganan pasca panen ikan mujair?
2. Bagaimana alur pendistribusian dari pedagang pasar tradisional maupun pasar
modern?
3. Bagaimana menangani ikan mujair yang terlanjur membusuk?

1.3 Tujuan
1. Memahami penanganan pasca panen ikan
2. Memahami alur pendistribusian pasar tradisional dan pasar modern
3. Memahami penanganan ikan yang sudah membusuk

1.4 Ruang Lingkup


1. Komoditi yang dilakukan ialah Ikan Mujair, dibahas penanganan pasca panen dari
tangan petani hingga tangan konsumen
2. Makalah ini hanya berdasarkan hasil wawancara pedangan ikan di pasar ciputat
dan karyawan Lotte Grosir pada hari Rabu, 28 November 2018

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep
2.2 Pasar Tradisional
2.3 Pasar Modern

2.4 Pasar Tradisional VS Pasar Modern


Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat
usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang
kecil, pedagang menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar.
Pasar modern atau pasar swalayan adalah pasar yang umumnya berlokasi di kawasan
perkotaan dan dikelola dengan manajemen modern dan professional, yang berfungsi
sebagai penyedia barang atau jasa dengan mutu dan pelayanan yang prima terhadap
konsumen yang umunya tergolong kelas menengah keatas.
Pendirian pasar tradisional atau pusat perbelanjaan atau toko modern selain
minimarket harus memenuhi persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
harus melakukan analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar
tradisional dan UMKM yang berada di wilayah bersangkutan. Analisis semacam ini juga
diberlakukan bagi toko modern yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan. Masyarakat
secara sekilas dapat membedakan pasar modern dengan pasar tradisional dari kondidi
bangunannya. Pasar modern biasanya memiliki bangunan yang megah, indah, bersih, 
terawatt dan teratur rapi. Sedangkan bangunan pasar tradisional kebanyakan kurang
terawat, kotor, kusam, baud an tidak rapi. Ciri khas lain yang menonjol dari pasar
tradisional adalah sistem jual-beli yang masih memakai cara tawar-menawar karena harga
jual produk dibuat tidak pasti. Berbelanja di pasar tradisional juga kurang nyaman karena
tidak ada fasilitas pendingin ruangan (AC), lorong-lorongnya sempit dan berdesak-
desakan, serta para pedagangnya cenderung kurang ramah dan kurang terlatih untuk
melayani para pembeli., pasar tradisional juga tidak menyediakan system pembayaran

6
dengan menggunakan kartu (kartu kredit atau karti debit, dan sebagainya). Meningkatnya
jumlah pasar modern memicu banyak orang lebih memilih berbelanja di pasar modern
karena alas an praktis, bersih dan efisien, maupun karena alasan gengsi dan gaya hidup.
Padahal, berbelanja di pasar modern dan pasar tradisional sama-sama memiliki
keuntungan dan kerugian. Konsumen yang cerdas dan bijak pasti menyadari hal tersebut
sehingga mereka biasa menentukan kapan saat yang tepat berbelanja di pasar modern
maupun tradisional.
a. Harga Barang
Perbedaan mencolok antara kedua jenis pasar ini terletak pada harga barang
yang dijual. Hal ini karena harga barang di pasar modern sudah pasti sesuai
barcode sedangkan harga barang di pasar tradisional bergantung proses tawar
menawar sehingga tidak pasti. Harga barang di pasar modern misalnya untuk
produk-produk segar (fresh) seperti sayur mayur, buah-buahan, bumbu dapur,
dan daging lebih mahal dibandingkan di pasar tradisional karena pasar modern
menyimpan barangnya dalam ruangan pendingin (refrigerator). Hanya saja,
mahalnya harga menjadi setimpal karena kualitas produk segarnya lebih
terjaga, bersih dan terseleksi sehingga kecil kemungkinan kita menemukan
buah busuk di pasar modern. Bagi pembeli yang pandai melakukan tawar-
menawar, teliti memilih barang dan memiliki cukup waktu luang untuk
berbelanja, lebih baik memilih pasar tradisional. Sedangkan bagi pembeli yang
tidak pandai melakukan tawar-menawar karena terbiasa praktis dan dikejar
kesibukan, tidak punya banyak waktu luang untuk berbelanja maka lebih baik
memilih pasar modern. Yang menjadi mubazir adalah jika pembeli memiliki
banyak waktu luang namun memilih berbelanja di pasar modern hanya karena
alasan gaya hidup modern (life style) atau alasan-alasan klasik seperti malas,
kotor, bau dan panas. Bagaimanapun juga, keberhasilan mendapatkan barang
sejenis dengan harga lebih murah merupakan prestasi belanja nomor satu
terutama bagi para wanita dan ibu rumah tangga.
b. Diskon dan Hadiah
Untuk urusan diskon (potongan harga) dan hadiah, sejumlah supermarket
memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan
tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung
agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata
ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang

7
tidak mereka butuhkan. Hal ini berbeda jika kita berbelanja di pasar tradisional
yang berlangsung normal tanpa pernah ada promosi atau diskon besar-besaran,
mata kitapun hanya tertuju pada barang-barang kebutuhan yang sudah
direncanakan dari rumah. Para pembeli sebaiknya rajin membandingkan harga
barang di tempat lain untuk memastikan apakah program diskon tersebut
memang benar-benar nyata atau hanya trik penjualan licik dimana harga
barang yang didiskon telah dinaikkan sebelumnya. Walhasil, program diskon
tersebut hanyalah tipuan belaka.
c. Kenyamanan Berbelanja
Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih
nyaman ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Pasar modern menerapkan
prinsip swalayan di mana para pembeli dapat melayani dirinya sendiri,
kenyamanan seperti ini tidak dijumpai di pasar tradisional. Berbagai toko
modern memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, menarik, dilengkapi
pendingin ruangan, bahkan ada yang dilengkapi tangga berjalan (elevator).
Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit, sesak, dan tak
jarang berbau kurang sedap,. Namun beberapa pasar tradisional kini sudah
dikelola para profesionalis sehingga tempatnya bersih dan tidak kalah dengan
penataan pasar modern, contohnya Pasar Tanah Abang di Jakarta, Pasar
Beringharjo di Jogja, dan sebagainya.
d. Kesegaran Produk
Untuk produk-produk segar produksi lokal (seperti daging, ikan, sayur mayur,
buah-buahan, telur, dan lain-lain), pasar tradisional biasanya mampu
menyajikan produk yang segar karena langsung mendapat pasokan dari petani
dan pedagang perantara. Namun demikian hal ini tentu saja tidak berlaku
terhadap pedagang curang yang suka memberi bahan pengawet berbahaya
pada barang yang dijualnya. Pada kasus buah-buahan impor, pasar tradisional
justru mendapat pasokan barang kurang segar yang berasal dari sisa penjualan
barang impor di supermarket. Pasar tradisionla juga kesulitan menjaga
kesegaran produk karena kebanyakan pedagangnya tidak memiliki mesin
pendingin (refrigerator). Produk-produk segar juga dapat dijumpai di
sejumlah supermarket yang langsung mendapat pasokan barang dari petani
atau pedagang perantara. Khusus untuk buah-buahan impor, mutu barang yang
dijual di supermarket biasanya jauh lebih baik disbanding barang yang sama

8
yang dijual di pasar tradisional. Kesegaran produk di supermarket juga selalu
terjaga berkat adanya mesin pendingin (refrigerator). Namun demikian,
konsumen tetap harus waspada terhadap kemungkinan buah-bauhan impor
yang sebelum masuk ke supermarket sudah diberi bahan pengawet oleh
produsen di negara asalnya maupun oleh pihak distributor di Indonesia.
e. Kemudahan Bertransaksi
Pasar modern juga memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Para pembeli
juga dapat bertransaksi menggunakan alat pembayaran dengan menggunakan
kartu, seperti kartu kredit, kartu debit, dan semacamnya. Kemudahan seperti
ini biasanya tidak dijumpai di pasar tradisional. Namun demikian, masyarakat
harus tetap waspada agar tidak terjebak pada sikap konsumtif dan jebakan
utang kartu kredit yang dapat berujung pada gangguan penagih utang (debt-
collector). Perkembangan perekonomian, pertambahan penduduk, dan
pertumbuhan kelas menengah, ikut mendorong perubahan selera masyarakat
dalam berbelanja. Jika dulu masyarakat terbiasa berbelanja di pasar
tradisional, maka saat ini masyarakat kelas menengah di perkotaan lebih
senang berbelanja di pasar modern. Seiring perkembangan zaman, pasar
modern lebih banyak dijumpai di kota-kota besar dan sedang di seluruh
indonesia. Bahkan saat ini toko modern berbentuk jaringan waralaba
minimarket telah menyebar hingga ke kota-kota kecil dan kecamatan.
Perkembangan pasar modern yang begitu pesat tentu saja harus diantisipasi
pemerintah dengan melakukan berbagai inovasi dan perbaikan-perbaikan
pasar tradisional agar tidak ketinggalan dengan pasar modern. Perbaikan dan
inovasi jelas sangat dibutuhkan pasar tradisional dengan cara membangun atau
memperbaiki pasar tradisional agar terkesan lebih ramah, lebih nyaman mdan
lebih bersih. Kesan pasar tradisional yang becek, tidak ramah, dan tidak
nyaman harus diubah sehingga masyarakat tertarik berbelanja di tempat
tersebut. Meskipun pasar tradisional diwarnai tawar menawar, namun pasar
jenis ini memiliki keunggulan antara lain harga barangnya relatif lebih murah.
2.5 Penanganan Ikan Mujair di Pasar Modern VS Pasar Tradisional
1. Pasar Tradisonal
2. Pasar Modern

9
2.6 Alur Distribusi Pasar Tradisonal VS Pasar Modern

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

11

Anda mungkin juga menyukai