I. PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. N
No. Medrec : 713729
Umur : 29 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Majalaya
Status Marital : Menikah
Tgl Masuk Rumah Sakit : 06 Desember 2019
Tgl Dilakukan Operasi : 07 Desember 2019 pukul 14.40 WIB
Tgl Pengkajian : 09 Desember 2019 pukul 09.30 WIB
Diagnosa Medis : P3A0 partus maturus post Sectio Caesarea hari ke 2
atas indikasii letak lintang
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. H
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Majalaya
Status marital : Menikah
Hubungan dengan klien : Suami
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri di luka post operasi SC
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 29 Desember 2019 klien kontrol ke Poliklinik Kebidanan
RSUD Al-Ihsan dan pada saat dilakukan pemeriksaan dokter diindikasikan
oleh dokter untuk dilakukan tindakan operasi Sectio Caesarea dengan
indikasi letak lintang. Dan klien dijadwalkan operasi sc di hari sabtu
tanggal 07 Desember 2019. Hasil pemeriksaan diruang kebidanan tekanan
darah klien 110/70 mmHg, nadi 92 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu
36,5oC, djj 160x/menit.
Pada tanggal 07 Desember 2019 klien dilakukan operasi sectio
caesarea pukul 14:40, bayi lahir pukul 14:55 dan selesai pukul 15:30. lahir
bayi perempuan dengan berat bayi 2775 gram, panjang bayi 40 cm,
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 09 Desember 2019 klien
mengatakan nyeri di luka post operasi sectio caesarea didaerah abdomen,
nyeri dirasakan seperti disayat-sayat, nyeri yang dirasakan hilang timbul,
nyeri dirasakan bertambah ketika klien miring dan berjalan, nyeri
berkurang ketika klien berbaring, skala nyeri 5 (0-10), klien terlihat selalu
berhati hati saat bangun, klien terlihat melindungi area yang nyeri, dan
klien terlihat meringis ketika sedang bergerak. Klien mengeluh ASI belum
keluar banyak dan masih sedikit, dan klien mengatakan ingin menyusui
anaknya dengan baik karena anak keduanya tidak diberikan ASI, ibu
sudah menyusui dan bayi mau menyusu pada ibu.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Klien
pernah memiliki penyakit paru-paru (TB) sekitar 2 tahun yang lalu dan
klien sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan. Klien tidak memiliki
alergi ataupun pantangan terhadap jenis minuman, makanan ataupun obat-
obatan. Klien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan minum
alkohol.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Nenek klien pernah memiliki penyakit menular TB, tetapi sekarang
sudah meninggal, keluara klien tidak ada yang memiliki penyakit jantung,
diabetes mielitus dan hipertensi serta tidak memiliki penyakit menular
seperti hepatitis dan HIV.
e. Riwayat Gynekologi & Obstetri
1) Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamilan sekarang, persalinan dan nifas yang lalu
No Thn. Umur Jenis Tempat/ JK BB Masalah Keberad
Partus Hamil partus penolong aan
Anak
Hamil Lahir Nifas Bayi
1. 14 tahun 9 bulan Spontan Bidan P 2800gr Hidup
2. 2 ½ tahun 9 bulan SC RS L 2900gr Mual Hidup
3. 2019 38 mgg SC RS P 2775gr Mual, Hidup
pusing,
perdara
han
ketika
kehami
lan 2
bulan
9. Terapi
Tanggal 09 Desember 2019
N Nama Waktu Cara Fungsi
Dosis
o Obat P S S M
1 Kalnex 2x1 13 2 PO Merupakan obat yang
0 digunakan untuk meredakan
nyeri dari intensitas ringan
hingga menengah. Dengan
cara menghambat produksi
prostaglandin.
2 Cefixime 2x200 13 2 PO Merupakan obat antibiotik
mg 0 kelas cephalosporins yang
bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri.
3 Novomin 1x1 13 PO Merupakan obat yang bekerja
dengan cara menghambat
kerja zat yang bernama
histamine, sehingga
mencegah stimulasi saraf di
otak yang bisa menyebabkan
mual, muntah dan pusing.
B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : SC Nyeri Akut
- Klien mengatakan
nyeri pada luka Luka insisi
postoperasi sc
didaerah abdomen terputusnya Kontinuitas
- Nyeri dirasakan seperti jaringan
disayat-sayat
- Nyeri yang dirsakan Pelepasan mediator
hilang timbul kimiawi
- Nyeri bertambah
ketika klien ketika Prostaglandin, histamine,
klien miring dan serotonin, bradikinin
berjalan merangsang nosiseptor
- Nyeri berkurang ketika
Impuls ke serabut aferen
klien berbaring
DO :
Medulla spinalis
- Skala nyeri 5 (0-10)
- Klien terlihat selalu Traktus anterolateralis
berhati hati saat
bangun Thalamus
- Klien terlihat
melindungi area yang Korteks matosensorik,
nyeri gyrus singularis
- Klien terlihat meringis
ketika sedang bergerak Persepsi nyeri
- Terdapat luka post
operasi sc pada
segmen bawah rahim ± Nyeri akut
10 cm
DS : SC Kesiapan meningkatkan
- Klien mengeluh ASI pemberian ASI
belum keluar banyak Adaptasi postpartum
dan masih sedikit.
- Klien mengatakan Progesterone dan estrogen
ingin menyusui menurun
anaknya dengan baik
karena anak keduanya Laktasi
tidak diberikan ASI.
DO : peningkatan prolaktin
- ASI keluar sedikit
ketika puting dipijat Pertumbuhan kelenjar susu
- Payudara teraba masih
sedikit lembek Ejeksi susu
- Ibu sudah menyusui
Adanya hisapan bayi
- Bayi mau menyusu
pada ibu ASI keluar sedikit
Kesiapan meningkatkan
pemberian ASI
DS : tidak terkaji SC Kerusakan integritas
DO : jaringan
- Terdapat luka post Insisi bedah
operasi sc pada
segmen bawah rahim ± Terputusnya inkontinuitas
10 cm jaringan
- Lekosit 14710 Sel/uL
- Suhu 36,2oC Perubahan jaringan sekitar
Kerusakan integritas
jaringan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI berhubungan dengan keinginan
meningkatkan pemberian ASI
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan agen cedera fisik
(prosedur bedah)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx. Keperawatan Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Manajamenen nyeri (Hal. 196) 1. Manajamenen nyeri (Hal. 196)
berhubungan dengan keperawatan selama 5x24 jam a. Lakukan pengkajian nyeri a. Observasi secara
agens cedera fisik nyeri berkurang dengan komprehensif yang meliputi keseluruhan dilakukan untuk
(Domain 12: kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi, menentukan tingkat
kenyamanan. Hal
469) 1. Skala nyeri berkurang frekuensi, kualitas, intensitas dan kenyamanan klien serta
2. Tanda- tanda vital dalam faktor pencetus untuk menentukan perawatan
batas normal (100- yang tepat
140/70-90 mmHg; HR: b. Observasi tanda-tanda vital tiap b. Tanda-tanda vital merupakan
60-100x/menit; RR: 16- 7 jam sekali indikator status kesehatan
24 x/menit; S: 36,5- yang menandakan efektivitas
37,5oC) sirkulasi, respirasi, fungsi
3. Klien tidak terlihat saraf dan endokrin.
berhati hati saat bangun Pengukuran tanda-tanda vital
4. Klien tidak terlihat memberikan data dasar
melindungi area yang untuk mengetahui respon
nyeri
5. Klien tidak terlihat terhadap stress fisiologi dan
meringis ketika sedang psikologi, rangsangan nyeri,
bergerak respon terhadap terapi serta
c. Berikan pendidikan kesehatan perubahan fisiologis
tentang teknik non farmakologis c. Informasi tentang cara
dengan tarik nafas dalam menangani nyeri
menggunakan teknik nafas
dalam dapat mengurangi
d. Ajarkan penggunaan teknik non nyeri pada pasien ketika
pasien nyeri di rumah
farmakologis (relaksasi nafas d. Tindakan relaksasi dapat
dalam, quantum touch, bimbing menstimulus untuk
doa mengurangi nyeri) menenangkan hati dan jiwa
klien. Quantum dan
bimbingan do’a sebagai
upaya permohonann
kesembuhan pada Allah
SWT yang dapat
e. Kolaborasikan dengan dokter menenangkan hatinya
pemberian obat analgetik sehingga menurunkan nyeri.
e. Analgetik dapat memblok
pembentukan prostaglandin
dengan jalan menginhbisi
enzim siklooksigenase pada
daerah yang terluka dengan
mengurangi pembentukan
mediator nyeri.
2. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan 1. Konseling laktasi (Hal. 129) 1. Konseling laktasi (Hal. 129)
meningkatkan keperawatan selama 3x24 a. Berikan informasi mengenai a. Informasi yang baik pada ibu
pemberian ASI jam diharapkan pemberian manfaat menyusui baik fisiologis menyusi dapat meningkatkan
berhubungan dengan ASI menjadi efektif dengan maupun psikologis pengetahuan ibu dan
keinginan
meningkatkan kriteria hasil : meningkatkan keingingan
pemberian ASI 1. Keberhasilan menyusui untuk menyusi bayi dengan
(Domain 2: Nutrisi. bayi (klien dapat menyusui ASI eksklusif
Hal 175) b. Berikan pendidikan kesehatan
bayi dengan baik) b. Pendidikan kesehatan
tentang perawatan payudara
2. Mempertahankan tentang perawatan payudara
pemberian ASI (klien kepada ibu dapat memberi
menyatakan puas dengan pengetahuan pada ibu cara
proses menyusui) hal. 311 merawat payudara sehingga
3. ASI dapat keluar dengan dapat menigkatkan
banyak kebersihan payudara dan
c. Bantu ibu untuk melakukan
produksi ASI yang cukup
perawatan payudara dan ajarkan
c. perawatan payudara pada
ibu untuk melakukan perawatan
masa nifas dapat
payudara ketika di rumah
melancarkan aliran darah
pada payudara, selanjutnya
dapat mengurangi tekanan
intraduktal yang diakibatkan
oleh ASI yang terkumpul
pada duktus laktiferus
kemudian penarikan pada
puting susu dapat
melenturkan dan membuka
duktus laktiferus, rangsangan
ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medula
spinalis dan mesensephalon.
Hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor yang
menghambat sekresi
prolaktin dan sebaliknya
akan merangsang
pengeluaran faktor yang
memacu sekresi prolaktin.
Faktor pemicu sekresi
prolaktin akan merangsang
hipofise anterior untuk
memproduksi prolaktin.
d. Instruksikan pada ibu untuk
Hormon prolaktin ini
meningkatkan istirahat yang
selanjutnya akan
cukup, hidrasi dan nutrisi yang
merangsang sel alveoli untuk
seimbang
membuat air susu.
d. Kadar zat-zat gizi di dalam
ASI akan terpengaruh oleh
intake ibu. Ibu memerlukan
protein tambahan 20 gram
diatas kebutuhan normal
ketika menyusui, jumlah ini
hanya 16 % dari tambahan
500 kal yang dianjurkan.
Nutrisi lain yang diperlukan
selama laktasi adalah asupan
cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2-3 liter
2. Manajemen nutrisi (Hal. 197) per hari, dalam bentuk air
a. Kolaborasi dengan ahli gizi putih, susu dan jus buah.
untuk memberikan diet yang Kebutuhan vitamin dan
sesuai (bubur) mineral selama menyusui
lebih tinggi daripada selama
hamil.
2. Manajemen nutrisi (Hal. 197)
a. Pemberian nutrisi dapat
meningkatkan asupan nutrisi
dan produksi ASI yang
cukup.
3 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Perlindungan infeksi (Hal. 524) 1. Perlindungan infeksi (Hal. 524)
jaringan keperawatan 3x24 jam a. Observasi adanya tanda dan a. Infeksi luka menghambat
berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan gejala infeksi penyambuhan. Gejala
agen cedera fisik teratasi dengan kriteria hasil: infeksi adanya purulent,
(prosedur bedah)
(Domain 11: 1. Tidak terjadi tanda – tanda peningkatan drainase, nyeri,
keamanan/perlindun infeksi pada luka post kemerahan dan bengkak di
gan. Hal 431) operasi setelah masa sekeliling luka, peningkatan
inflamasi (tidak ada tanda- suhu, dan peningkatan
tanda REEDA) b. Kolaborasi pemberian antibiotik jumlah sel darah putih
b. Obat antibiotik biasanya
merusak satu per satu
bakteri yang menginfeksi
dengan cara menghancurkan
dinding sel bakteri, sehingga
2. Perawatan luka (Hal. 373)
bakteri tersebut mati.
a. Berikan perawatan luka dengan
2. Perawatan luka (Hal. 373)
teknik steril
a. Kecepatan penyembuhan
luka tergantung dari steril
permukaan kulit selama
proses pembersihan luka
sebelum pembalutan dan
kecepatan membunuh
mikroorganisme pada
pemberian teknik antiseptik.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Dx. Kep Waktu Implementasi Paraf
Senin, 09 1 10:00 - Mengobservasi nyeri, TTV, TFU, kontraksi uterus dan
Desember pengeluaran ASI
2019 R/ skala nyeri 5 (0-10), TD: 90/60 mmHg, R: 20x/menit, N:80
x/menit, S: 36,20C, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras,
2 10:30 ASI keluar sedikit
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara
(breast care)
R/ klien memahami apa yang sudah dijelaskan dan mengikuti
instruksi perawat saat diminta untuk dicontohkan
- Melakukan perawatan payudara
R/ klien mengatakan lebih rileks setelah dilakukan breast care,
ASI keluar tapi masih sedikit, payudara sudah bersih
- Memberikan quantum touch untuk mengurangi nyeri
3 11:30 R/ klien merasa lebih tenang, klien mengatakan nyeri
berkurang, skala nyeri 3 (0-10).
13:00 - Melakukan perawatan luka pada luka post operasi
R/ tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak terdapat REEDA
3 14:00
- Memberikan terapi, Cefixime 2x200 mg, Novomin 1x1
R/ terapi sudah diberikan kepada klien
- Mengobservasi nyeri, TTV
R/ klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri 3 (0-10), TD:
110/60 mmHg, R: 20x/menit, N:80 x/menit, S : 360C,
Selasa, 10 13:00 - Memberikan terapi, Cefixime 2x200 mg, Novomin 1x1
Desember R/ terapi sudah diberikan kepada klien
2019 1 14:00 - Mengobservasi nyeri, TTV, dan pengeluaran ASI
R/ klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri 3 (0-10), TD:
100/60 mmHg, R: 20x/menit, N:76 x/menit, S : 36,40C, ASI
2 15:00 keluar cukup banyak, bayi menyusu pada ibu
- Menginstruksikan pada ibu untuk meningkatkan istirahat yang
cukup, minum dan nutrisi yang seimbang
R/ klien mengerti dan mendengarkan penjelasan perawat
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Dx Hari/Tanggal Jam Evaluasi Paraf
1 Selasa, 10 16:00 Dx 1 & 3
Desember 2019 S : klien mengatakan nyeri berkurang
O : klien terlihat tenang, skala nyeri 3 (0-10), TD: 100/60 mmHg,
R:20x/menit, N:76 x/menit, S: 36,40C, luka tidak terdapat tanda
REEDA
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi di rumah : anjurkan klien untuk melakukan tarik
nafas dalam ketika nyeri
2 Selasa, 10 16:00 Dx 2
Desember 2019 S : klien mengatakan ASI sudah mulai keluar dengan cukup, klien puas
dengan proses menyusuinya sekarang
O: klien dapat menyusui bayi dengan baik
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi (anjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan
payudara selama di rumah)