Anda di halaman 1dari 15
1/Mel 2003/Hal, 98--260/158N ¢ VAES AO Prasusth Jurnal Hin Sastra dan fen’ Fakultas Bahasa dan Sent Universitas Negeri Surabaya fun beris ulin imiah semtang sta den Benh Penanggung, Jawa? Bahuddin Pemimpin Umum Rustarmadi Prasasti/Vol. 49/Th. X Jurnal ini terbit empat kali seta Ketua Penyunting M. Najid Wakil Ketua Penyunting Jack Parmin Penyunting Pelaksana Henricus Supriyanto Muhadjir Darni Wisma Kurniavaati Peni Puspita Fahri Penyunting Abli Budi Darma (Universitas Ne} Surabaya) Rahayu Supanggah (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta) Soetarno (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta) Suminto A. Sayuti (Universitas Negeri Yogyakarta) Tjetjep Rohendi Rohidi (Universitas Negeri Semarang) Haris Supratno (Universitas Negeri Surabaya) Ayu Sutasto (Universitas Jember) Setya Yuwana (Universitas Negeri Surabaya) Alamat Penerbit Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan Surabaya Telp. (031) 7522876 ISSN : 0853-6880 SK Akreditasi Dirjen Dikti No. IS/DIKTUKep/2001 Reda menetima sumbangan lisa yan berupa ungkapan pemikiran. brik, tinjavan buku, basil peneitian dalam bidang imu sats dan seni Naskah yang | dimuatakan disunting oleh Redaksi tanpa mengubah substansi isi LZ Desain Cover Dody Doejanto Dipindi dengan Camscanner " Renungan DAFTAR Is} Mosaik Filsafat Seni Henricus Supriyanto Humaniora dalam Kris is ‘eat 98 - 99 dalam Timmy Budaya | '*"*°* Kalian Budayn Manneke Budiman . Bahasa dalam Sastra Anak 100 - 114 Wari Soedjatmiko Ws “we WS. Rendra dalam Jentern Sag . s-12 Masa Silam, Merajut Mase Dene Unfonesia: Menengok Fabiola D Kurnia wah < a0 Mengangkat Kuasa P. . embaca Atas Makna : Analisis Atas Pemaknaan Pembaca terhadap Ce ‘Herry Potter and The Philosopher's Stone” Saftina Noorman 141 - 153 Srintil : A Woman Practising the Right to Choose in Her Life Julia Eka Rini 154 - 162 7. Kebudayaan Nasional : Menurut Perspektif Kesenian Ki Hajar Dewantara Gusti Ngurah Bagus, dk. 163 - 176 8. Mitologi dan Unsur Sugesti Naskah Babad Bedhahing Mangir Kamidjan 177 - 190 9. Fenomena Perkembangan Kesenian Jaranan sebagai refleksi, Ekspresi Masyarakat Tulungagung Bambang Sugito 191 - 207 10. Struktur Dramatik Cerita “Wingka Katon Kencana” Ketoprak Siswo Budoyo Trisaksi 208 - 216 11, Legenda Maradindo : Sebagai Alat Perlawanan Masyarakat Adat Lindu terhadap Pemerintah Ferdinand Kerebungu 217 - 225 12, Mbabar Kawruh Kagunan Beksa Saking Serat Whedataya : Nitik Surasaning Sekaran “Beksa Wireng Gagrag Surakarta” R. Djoko Prakosa 226 - 236 13, Peranan Nilai-nilai Spiritual Islam dalam Dunia Kreativitas Penciptaan Karya Seni Wabyudiyanto 237 - 248 14. Echoing Darkness : Koch’s Enterprise on National Identity Sugi Iswalono 249 - 260 Dipindsi dengan Camscanner PERANAN NILAI-NILAI ITUALI SPIRI DALAM DUNIA KREATIVITAS PENCIPTAAN KARYA SENI Wahyudiyanto* Abstrak ‘Doktrin keesaan dalam Islam yang t ' mmerpatan formulesi metfisika yang paling mendalom: Dua peng yong dapat ditarik doktrin tersebut. Yang pertama penetenataaTe val ar akter dope aan ate Ketaksubstansialan yal sata sesuans vlan Dia (ANG) yang meliputi seluruh alam penciptaan. Yang_kedua menekankan pada feboares ahwa Allah sepenuhnya berada diatas seluruh pemikiran. Interprestas pate muncul kemudian adalah bahwa prinsip keyakinan dalam Islam bersifat rohaniah Jang mendasarkan suatu realitas bahwa ada aspek kehampaan atau ketiadaan ar segala penciptaan yang ini merupakan akibat langsung dari dalam sifat das kenyataan bahwa Tuhan-lah yang mutlak nyata. Keyakinan sebagai nilai-nilai spiritual dalam Islam tersebut memiliki peranan penting dalam kehidypan membudaya, diantaranya dapat kita amati pada kegiatan kreatifitas pencitaan karya seni baik kerupaan, musik, tari, sastra, teater, dengan wujud ungkap yang khas didalam panggung budaya. ‘Hubungan seni dan spiritua Jitras dalam konteks Islam bersifat langsung, ‘muatan nilai-nilai keagamaan difungsikan sebagai wujud ekspresi membawa sebagai media dakwah, membangkitkan rasa keagungan San, Pencipta sekaligus sebagai tangga untuk menampak jalan Tuhan, Pendahuluan kegiatan spiritual (ubudiyah) dalam Hai orang-orang yang beriman, bila agama Islam hendaklah dipahami, kamu diseru untuk mengerjakan sholat —dihayati dan dilaksanakan oleh umatnya pada hari jum’at, bergegasiah untuk dengan segala kemampuannya. Shalat Sebagai bentuk zikir yang paling un dan menuntut Hah dan tinggalkanlab Yang demikian daikata kamu mengingat Al semua kegiatan jual beli itu lebih baik bagimu ani sempurna menunt kepada umatnya v dalam-dalam sampai untuk menyelam kepada dasar nilai Karena mengetahui (QS.Al-Jum’at 9). Kemudian jalam sai eae "dan bila sholat telah Kerohaniat spiritual eagaaan a ditunaikan, berpencarlah kamu dibumi, —ketika ado tinge eearan vepada kita carilah karunia Allah dan nga aa alias ena Sarai manusia | , semo} v s 4 en a a ama 0), pasti kembali kapada fray yall aoe yang pertama surat AU et fesedaran sebagai hambs dan Wit terscout demberikan pengertian ‘bahwa Tuhan di muka bumi in!- Tah stafpengajar pada Jurusen Tari, Sekolah Tinggi Karawitan * Wahyudiyanto, 5.Sn. ada “Wikwatikta” Surabaya 237 Dipindsi dengan Camscanner ee Prasasti/Vol. 49/Th.Xill hamba, manusia memiliki kesadaran total dalam pengabdianya (spiritual) kepada Sang Pencipta. Untuk sampal pada tatanan tersebut sangat dibutuhkan kekhusukan daan keiklasan sampal- sampai kita di ingatkan untuk meni 1 urusan duniawi. Sedangkan sebagai khalifah filardi ia berkewajiban untuk memakmurkan bumi ini. Ayat kedua memerintahkan kepada kita agar segera memikirkan dan mencari kehidupan dunia setelah beberapa saat kita khusuk dalam menjalankan ritual peribadatan. Tidak diperkenankan berlama-lam tinggal di tempat peribadatan (masjid). Hendaknya segera menyebar di bumi ini untuk mencari karunia-Nya sebanyak- banyaknya. Menjelajahi kehidupan dunia ini dengan bekerja sekeras- kerasnya untuk mencari nafkah keluarga dengan berdagang, bertani, menajadi guru, (penjual jasa), melakukan aktifitas dalam seni dan budaya, berpolitik (menata kehidupan bermasyarakat dan bernegara) seakan-akan kehidupan di dunia ini tidak akan pernah berakhir. Namun bersamaan itu pula kita diingatkan untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta dengan sebanyak- banyaknya agar (mudah-mudahan) kita tetap dalam keberuntungan. Kedua ayat tersebut merupakan suatu pesan amanat, yang mengisyaratkan sama pentingnya pesan dan horisontal. Karena sama-sama menuyju ridhlo Allah, Seakan-akan bertentangan satu sama lain, tetapi sebetulnya adalah suatu perbedaan serasi yang apabila disinergikan, memberikan keseimbangan bagi manusia dalam kesatuannya unutk menjalani rialitas hidupnya. Pada agama-agama Jainpun kiranya ajaran semacam itu dapat kita jumpai. Karena 1/Mei 2003/Hal. 98-2601SSN: a 853-6880 hal tersebut di atas merupakan nilai-nilaj ajaran keagamaan yang bersifat universal. Pelaksanaan ajaran-ajaran universal tersebut dapat memberikan pengaruh perilaku pada individu maupun kelompok massyarakat. Kegiatan- kegiatan ritual keagamaan maupun aktifitas ekonomi, politik, budaya selalu melibatkan banyak anggota masyarakat, dengan demikian akan tercipta kondisi psikologis yang komplek dan rumit. Interaksi antar individu dalam kelompok masyrakat, membentuk kesadaran kolektif akan terwujudnya nilai-nilai, norma-norma yang sengaja atau tidak mengikat kolektifitas masyarakat. Ikatan-ikatan primodial semacam itu semakin menguatkan posisi manusia sebagai makhluk individu akan perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Keyakinan di atas kiranya dapat memberikan landasan dari suatu kenyataan bahwa kehidupan masyarakat yang dibentuk oleh sistem kepercayaan apapun akan melahirkan sistem nilai khas berdasarkan citra dan nuansa yang dihadirkan oleh sistem kepercayaan tersebut. Islam sebagai sistem kepercayaan, sistem ideologi tentu memberikan nilai-nilai yang khas pila kepada penganutnya. Citra dan nuansa khas yang dihadirkan oleh Islam akan menuntun dan memberikan arah kepada masyarakatnya dalam kehidupan membudayanya. Doktrin keesaan dalam Islam yang terkandung secara langsung di dalam pernyataan iman atau syahadah, “La ilaha Ilallah” (tidak ada Tuhan selain Allah) merupakan formulasi metafisikal yang paling mendalam. Dua tingkat pengertian yang dapat ditarik dar! Dipindsi dengan CamScanner doktrin tersebut, Yang, pertarna jenekaniriannya da. ene [osementarann dan ketaksubstansialan cegala sesuaty selain Allah dan farenanya meliputi seluruh urutan ciptaan yang material adalah yang iiling tidak permanen.Kedua adalah penekannya pada sesatu yang lain sehingga realitas tertinggi karenanya menekankan pada kebenaran bahwa ‘Allah sepenuibniya berada di atas selursh pemikiran (Hosen Nast, 1993:203), interpretasi yang muncul dari gengertiannya adalah pendalaman dari sebutan ayat yang dikemukakan jebelumnya. Bahwa prinsip dasar keyakinan dalam Islam bersifat tobaniah, dengan terjemahan dalam terminologi metafisika, Islam mendasarkan suatu realitas bahwa ada aspek ketiadaan atau kehampaan mmerupakan jejak dan gema Tuhan dalam dunia Penciptaan. Oleh karena itu kehampaan adalah simbol transendensi Tuhan dan sekaligus kehadiran-NVA dalam segala sesuatu. Dalam menjalani prinsip dasar ajaran agama Islam seperti yang disebutkan di atas serta nilai-nilai ynae dikandungnya, diperlukan kesclarasen dan keserasian. Keduany2 meru} totalitas ajaran hidup yang dibutuhkan dan sangat sesuai dengan fitrah manusia sebagai khalifah Allah dj bumi. Pandangan yang lebih mementingkan ibadah Mahiah/sakral dan atau dunia’ profan akan menyeret mam i kehidupan yang timpang- kehidupan yang lebih kuat kearah ibudian samavwiyah 5aja- MAnuste _ cenderung tertutup. dan akhirny@ Jumpuh ketika mengh kacamata pandangny2- mementingkan muamalal Pratanian Keita Sirti Isa tanga mempertimbangkan kehidupar tohani manusia akan jatuh menjad? lahrwan tnain-main, tidak series. tang tujnian jelas, taiang-buang wakte, tenga biaya, merusak diri sendiri dan orate Jain (butay melalaikan arnanat Mahe (Akbudiat. 3) Keyakinan Islam seperti int inendasari terbentuknya pola kehidugar masyarakat pemeluknya. Dimensi ajaran yang lengkap (jasmani dan rohani, material dan imaterial) akan selalu menjaga kesadaran umnatiya dae intervensi budaya yang tidak atau Kurang sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Dengan demikian wacana budaya masyarakat int selalu diwarnias oleh nilai-nilai moralitas yang khas kelslamannya. Seni Dalam Perspektif Islam Sebuah pertunjukan sering ianggap sebagai cermin dari kehidupan masyarakat dan nilai-nilat agg! Oleh masyarakat. Apa yang terlihat dt dalam sebuah pertunjukar’ seringkal: gudah mengalami distorsi : dapat lebih ideal, lebih buruk, dekat dengan kenyataan. Yang kita saksikan acap kali sebuah “imagined reality” atau yang kita bayangkan sebagai sebuah realitas Dengan kata lain pertunjukan merupakn gambaran dari keinginan dan impian kita (Sal Murgiyanto,1994:10) Kesenian sebagai produk masyaraist a bukan menjelaskan kenyataan kondisi masyarakat secara riel tetapi memberikas yerahan kepada masyarakat. Dala™ Fersinggungan hidup di masy akat terdapat ketidak sesuaian 3n') jdealisasi dengan kenyataan 2308 terjadi. Seniman sebagai angio rt masyarakat mempunyaaai kepeka: lebih untuk mendeteksi ketic suian 239 Dipinési dengan Camscanner Prasasti/Vol. 49/Th.Xill/Mei itu. Sehingga timbullah kreatifitas untuk menemukan nilai-nilai yang menunjukan ketidak sesuian tersebut. Hal itu dilakukan oleh seniman sambil sekaligus menunjukan bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh masyarakat, bagaimana masyarakat cara hidupnya (Jajob Sumardjo, 2000:240). Kesenian hadir dari, oleh dan untuk masyarakat. Ia hadir jelas bukan tanpa alasan dan sebab-sebab yang nyata maupun yang tersembunyi, ia tentunya membawa endapan dan kristalisasi dari persinggungan aktivitas dalam kehidupan kelektifitas masyarakatnya, kemudian terdistorsi dan terstelisasi lewat olahan seni yang secara umum dapat disebut sebagai imajinasi. Kaarena itu imajinasi selalu hadir sebagai bayang-bayang yang berjalan dibalik perpaduan warna, bunyi, kata- kata, gerak dan totalitas sebuah karya seni. Tanpa imajinasi, eksistensi seni dan seniman menjadi kurang berarti bagi kehidupan seni itu sendiri. Seni sebagai ungkapan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat tentu memerlukan kebebasan dalam berkreatifitas, berimajinasi. Dengan kebebasan siapun dapat menyatakan diri dan mempro- pagandakan ide-ide sepenuh kehendaknya. Namun demikian hendaknya kebebasan tidak sampai memberikan pengaruh bahkan sampai meracuni wilayah imajinasi, eksprsi dan kreatifitas seniman untuk membebaskan diri dari logika-logika kebenaran ilmu pengetahuan, filsafat daan agama. Apa yang disebut dengan otonomi seni kiranya merupakan pelarian dari eksistensi seni dalam konteknya dengan lingkungannya. Perwujudan seni lagi dicipta dan diberangkatkan dari 240 2003/Hal. 98--260/SSN: 0853-6880 jangkauan nilai-nilai yang bersifat fnutlak tetapi lebih mendasarkan pada obsesi, khayalan, kenikmatan dan kesenangan diri yang melepas dari jangkauan sosial. Dalam budaya Islam, kebebasan merupakan suatu ekspresi yang bersumber dari pusat keyakinan “tauhid”. Karena itu norma-norma kebebasan dalam Islam mengandung dan melingkupi konsep-konsep kosmologi, ontologis dan teologikal, sehingga untuk — menemukan kebebasannya, setiap umat muslim dianjurkan untuk selalu memperbarui akal budinya secara analitik dan kritis melalui wacana-wacana yang bersifat radikal maupun eksperimental. Dengan demikian kebebasan untuk berfikir dan berimajinasi dapat diterima sebagai fasilitas yang dapat dipergunakan untuk menyatakan identitas diri, ekspresi dan kreatifitasnya di tengah pengeseran dan perubahan budaya (Hamdy Salad, 2000:38).Kebebasan manusia untuk berkreasi seni dengan estetisnya tidak dapat menghindar dari proses-proses kemanusiaan. Oleh sebab itu Islam tidak pernah melarang praktek-praktek kesenian kecuali ‘sekedar untuk bersenang-senang, menggugah nafsu dan mencampakkan nilai kemanusiaannya serta kebenaran ilmu, filsafat dan agama. Pandangan Islam terhadap kreatifitas seni mengandung pengertian yang khas bahwa seni sebagai manifestasi dari ajaran tauhid merupakan penampakan dari keindahan dalam manusia (meminjam istilah Al-Ghazali). Kehadirannya memiliki visi dan misi yang luhur dan esensial, memiliki tujuan-tujuan yang berdekatan dengan konsepsi ibadah, kesaksian, dakwah dan Dipindsi dengan Camscanner perjuangan moral. Dengan demikian ia mempunyai keleluasaan dalam menjelajahi ruang-ruang bahkan bahkan ruang yang paling rahasiapun, begitu bentuk dan pencitraannya. Tak ada satu kaidahpun dalam hukum Islam yang melarang proses penjelajahan untuk menghasilkan kreatifitas seni. Karena hukum dalam Islam tidak sampai menjangkau wilayah penjelajahan imajinatif. Akan tetapi ketika wujud seni hadir diruang publik, amanat dan tujuan penciptaannya akan menjadi perhatian dan menjadi rujukan serta pertimbangan keputusan-keputusan hukum pelarangan atau kencaman yang bersifat politis atau idiologis. Jadi ketika terjadi pengadilan terhadap aktifitas imajinasi, ekspresi dan kreatifitas seni yang duga mengandung hikmah atau bahaya budaya dalam konteks masyarakat Islam, bukan ditujukan kepada esensi seni dan penjelajahan imajinatifnya. Bukan pula yang hendak dikomunikasikannya tetapi pada “bagaimana” — penyampaiannya, penampakan bentuk yang terstruktur dalam karya itu. Sehingga pengadilannya bukan terletak pada kapasitas hukum yuridis yang berlaku, tetapi pada mukum moral yang bakal memutuskannya. Kemanfaatan ciptaan karya sent bagi kemaslahatan ummat manusia menjadi lebih penting bagi wacana budaya Islam. Ja dihadirkan diharapkan untuk mampu memberikan dorongan setiap pendakian atas nilai-nilai spiritual keagamaan, Meningkatkan taraf hidup kehidupan religi suatu masyarakat. Dengan demikian seorang seniman yang dalam konteks budaya Islam, setidaknya memiliki kesadaran awal, bahwa hukum Islam tentang niat (baik dan buruk) memiliki konskensi imanen dan asa Peranan Nilsi-Nilei Spiritualitas islam Sangsi secara Syaryyal/moral, untuk erproses kreatif dalam kesenian, kekhawatirn yang berdampak pada kerancuan nilai dapat dihindarkan lebih awal dari ruang imajinasi Seni dalam Ruang Budaya Islam . Dalam sejarah kebudayaan Islam kiranya telah dibuktikan bahwa identitas seni dalam budaya Islam merupakan terwujudnya kesatupaduan dua cksistensi dunia yang berbeda dalam suatu rung keindahan, yakni dunia realitas dan dunia yang terbatas. Karenanya seni dalam ruang budaya isslam memiliki kandungan yang khas dan beragam dibandingkan kenyataan- kenyataan seni yang berkembang diluar dirinya. Dalam keagamaan seni yang hadir memiliki nilai-nilai yang abstrak dengan berlandaskan tidak hanya pada hukum atau doktrin-doktrin teologi dan peribadatan yang formal tetapi titik beratnya lebih bersifat filsafati dengan pencampainya pada pertimbangan moral spiritual. Sedangkan tujuan utamanya adalah untuk membangun dan mengairahkan emosi kerinduan manusia kepada sang pencipta, sekaligus untuk menyadarkan manusia atas dirinya dan Jingkungan sosialnya. Pandangan Islam terhadap keyakinannya atasTuhan memiliki citi yang khas. Kemutlakan esensi Tuhan tidak dapat dibayangkan, divisualkan atau apalagi diwujudkan ke dalam bentuk apapun. la merupakan sumber dari segala yang baik yang luhur dan yang mulia. Meskipun Islam tidak mnengingkari kebaikan dan keluruhuran gama lain, tetapi Islam tidak membasi ketuhanan dengan mereka. Menurut Tblam Ketuhanan haruslah mutlak dan 24a) Dipindsi dengan Camscanner Prasasti/Vol. 49mm rh.XIll/Mei 2003/Hal. 98-260/SSN: 0853-6880 tidak bisa dipalsukan oleh kelemahan- kelemahan serta keterbatasan seperti yang ada dalam diri manusia. Tuhan bersifat transeden (mengatasi) batass- batas pandangan ketuhanan lainnya. Tuhan dalam Islam sebagai sebuah pengertian filofofis yang merupakan hakekat keilahian dan disinilah letak keabstrakannya. Keabstrakan ini tentu berbeda dengan abstrak sebagaimana pandangan agama lain tentang tuhannya. Atas dasar pemahaman atas makna- makna keyakinan itu yang dijadikan materi esensial seni Islam tersebut akan mampu memberikan batasan terhadap pokok masalah seni Islam itu sendi dengan di luar dirinya. Dengan demikian penyelewengan pengungkapan ideologi nilai-nilai Islamiah yang memanfaatkan ruang imajinassi, ekspresi dengan olahan kreativitas seni akan segera mendapatkan reaksi dalam budaya Islam. Seperti dunia seni pada umumnya, seni dalam wilayah Islam memproduksi nilai-nilai spiritual agamanya (lewat dimensi estetik) dengan melakukan penjelajahan terhadap warna, bunyi, kata-kata, dan gerak. Dari unsur-unsur material itulah seniman mewujudkan totalitas sebuah karya seni Islam. Penjelajahan terhadap material i dilakukan dengan —_—menggali kemungkinan-kemungkinan yang dapat memberikan sentuhan dan makna bagi tujuan penciptaan karya seni Islam. Seni Kerupaan Kita bisa menyaksikan dengan jelas di panggung kebudayaan Islam, karya- karya seni yang dihasilkan cukup bisa memberikan apresiasi kepada dunia Islam sendiri dan pada kehidupan 242 kesenian pada umumnya. Dari seni kerupaan kita dapat menyebutkan karya-karya monumentalnya, Monumental dipandang dari sisi bentuk dan hasilnya yang gemilang dan monumental ditilik dari konsepsi yang mendasarinya, paduan keseimbangan dua dunia kehidupan terpancar secara sempurna pada wujud kerupaannya, Kaligrafi misalnya, merupakan karya seni Islam yang merupakan media utama rasa keindahannya. fa merupakan bentuk seni yang mengandung abstraksi yang demikian lengkap dan mutlak. Asas kaligrafi adalah keindahan bentuk, tetapi bentuk itu bukanlah merupakan tiruan suatu obyek apapun. Bersumber dari huruf-huruf dan angka arab yang sederhana dan penampilannya tidak penuh gaya tetapi sama sekali tidak mengurangi keindahannya. Karakter garis lengkung yang mengalir terus seakan tanpa putus merupakan peran dari kecintaan terhadap abstraksi tersebut. Dalam dimensi kerupaan dan lukis persoalan khilafiayah muncul karena adanya larangan (penolakan hukum) terhadap penciptaan citra visual atau gambar dan patung makhluk hidup (pada awal pertumbuhan Islam), karena berkaitan dengan seni lukis dan patung yang merupakan bagian utama kehidupan masyarakat pra Islam, yang menjadikan patung sebagai perwujudan dewa atau tuhan yang harus disembah, dan juga memiliki kaitan erat, dengan praktek-praktek pornografi yang dinyatakan dengan bentuk lukis dan patung yang secara moral ditentang oleh ajaran agama Islam sendiri. Pada perkembangan selanjutnya, momentum sebagai bentuk reaksi atas kekhawatiran pencemaran keyakinan itu justru Dipinési dengan Camscanner memberikan inspirasi kepada seniman- seniman muslim untuk menghadirkan gambar-gambar manusia, bintang dan tumbuh-tumbuhan yang tentu saja atas dasar abstraksi tersebut, gambar-gambar yang dihadirkan tidak semata-mata bersifat natural, tetapi melampaui porsi struktur anatomi yang dipunyai oleh obyek gambarnya. Wayang adalah contoh yang baik bagi penghalusan atau penyelewengan dari obyek anatomi manusia. Karya para wali di tanah Jawa itu yang mendapat sentuhan Isalam dalam rangka siar agamanya. Anatomi wujud wayang yang sudah melampaui anatomi manusia secara wajar (dengan dipanjangkan tangannya melebih tingkat kewajaran) bentuk dua dimensi yang dengan goresan-goresan tangan seniman melukiskan secara imajinatif wujud anatomi yang tiga dimensional. Bentuk abstraksi lain lagi diambil dari motif-motif flora konvensional, ornamen dengan motif bunga-bungaan dalam struktur bangunan (kayu atau batu) yang sekali lagi tidak menggambarkan obyek bunga secara naturalis dan apalagi realis. Seniman mencoba mendapatkan hakekat (esensi) bentuk bunga, daun, serta pohon dan menyederhanakannya lewat abstraksi menjadi proporsi geometri yang simetris, hingga hanya berwujud suatu kombinasi garis-garis lurus dan lengkung. Geometri dengan garis-garis lengkug yang ritmis ini adalah contoh yang baik dari kekayaan imajinasi yang merupakan kecintaannya terhadap abstraksi. Banyak pula yang dapat kita saksikan pada bangunan-bangunan peribadatan yang menggunakan konsep geometris dengan banyak. menggunakan garis lengkung yang sangat terkendali dan tidak bersifat liar. Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam Untuk melihat hakekat lain yang dapat ditampilkan dalam kerupaan adalah sebuah pandangan dalam Islam yang pemahamannya terhadap keyakinan bersifat rasional. Bentuk peribadatannya sangat sederhana dan tidak dihubungkan dengan misteri, kebenaran ajaran agamanya menuntut diterangkan secara rasional. Misteri- misteri penciptaan dan tata tertib alam semesta yang logis itu dijadikannya sebagai argumen dalam menjelaskan tentang kekuasaan Tuhan. Dan sifat Islam yang bertumpu pada keterbukaan akal yang tidak memberikan peluang spekulasi yang bersifat imajinatif itu merupakan nama lain dari kejernihan dan pandangan terang yang terbebas dari kegelapan. Ini berarti adanya pemahaman dan bukan hal gaib, adanya sifat terang dan bukan kegelapan Semangat inilah yang memberi inspirasi kepada karya-karya seni bangunan peribadatan Islam, Cahaya merupakan manifestasi dan sifat terang, maka tidak ada ruangan-ruangan dalam bangunan peribadatan Islam yang menggambarkan tentang kemuraman, kesuraman tetapi digambarkan dengan kondisi yang terang di setiap ruang yang ada dalam struktur bangunan. Tidak ada lorong yang menciptakan suasana mistis di ‘tempat ibadah dengan lampu penerangan yang remang-remang. Di semua tempat ibadah cahaya dibiarkan masuk sebebas-bebasnya sesuai dengan tuntutan kenyamanan. Seni Suara Dalam dunia musik, Islam mem! kesejarahannya tersendiri. Sebagai jlustrasi kita dapat menyimak masyarakat para Islam di jazirah arab yang telah sekian lama memiliki tradisi 243 Dipindsi dengan Camscanner Prasasti/Vol. 49/Th.XIll/Mei 2003/Hal, 98--260/SSN: 0853-6880 musik yang erat hubungannya dengan ritus-ritus keagamaan mereka. Suatu keyakinan yang menganggap bahwa Tuhan bersemayam dalam batu-batu berhala, dengan demikian diperlukan saji-sajian untuk dipersembahkan kepada tuhan mereka agar para pemulknya diberi keselamatan, kesehatan, mendapatkan kekayaan yang banyak dan hal-hal lain yang bersifat duniawi. Para perawan-perawan berputar mengelilingi batu-batu tersebut dengan gerakan-gerakan erotis yang dianggap memberikan kesenangan kepada tuhannya. Dan pada saat penyembahan berhala-berhala itu, musik dapat dipakai sebagai sarana untuk menghadirkan atau membangkitkan jin dan dunia roh. Semacam nyanyian yang disajikan oleh para dukun dan ahli sihir (karena efek dari bacaan-bacaan syair/mantra yang menghadirkan ritme- ritme tertentu sehingga menimbulkan suasana magis) yang dibangkitkan kekuatan magisnya dengan memukul genderang. Itulah salah satu kecenderungan adanya hubungan musik dengan sihir (magic). Ketika Islam lahir di tengah-tengah dunia penyembahan berhala semacam itu, praktek-praktek yang dianggap menyimpang dari akidah, yang dalam hal ini adalah keyakinan terhadap tahayul yang didukung oleh bunyi- bunyian rebana dan para ahli sihir, para penyair yang menyanyikan ramalan- ramalannya dengan menye-nandungkan lewat syair mereka, diserukan untuk dilarang. Termasuk juga tari-tarian erotis sebagai jamuan atas Tuhan mereka. Hal demikian dilakukan agar keyakinan yang baru tumbuh dapat dibangun dengan batasan-batasan yang jelas. Tidak tercemari oleh kegiatan 244 yang akan menyeret kembali kepada paham sebelumnya. Yang secara nyata dianggap bertentangan dengan pandangan akidah baru tersebut. Dalam masa berikutnya kegiatan bermain musik, bernyanyi dan menari kiranya tidak dapat begitu saja dihilangkan, Pada acara-acara tertentu, praktek-praktek semacam itu tetap hadir ditengah-tengah masyarakat tetapi dalam bentuk pernyataan yang lain, ia digunakan dalam kegiatan yang bersifat skuler, menghibur dan lebih memperhatikan sisi keindahannya, Melihat pemahaman masyarakat muslim yang semakin beragam, maka penerimaan terhadap kehadiran dunia meskipun beragam pula. Pro kontra dalam menanggapi dan memahami musik, kehadirannya dalam dunia Islam melenturkan kekakuan _atas pelarangannya. Selanjutnya adalah hukum-hukum — penyesuaianpun memainkan perannya. Sehingga nyanyian-nyanyian penyembahan berhala kuno berbalik ke arah pernyataan lain berupa tauhid dan talbiya yang dulu menjadi milik penyembahan berhala kini menjadi sarana suci untuk pengagungan Tuhan, Akhimya hukum-hukum menjadi cukup bijaksana dalam menghargai kekuatan- kekuatan spiritual musik dalam agama. Adzan dan bacaan terhadap ayat- ayat suci Al-qur’an adalah awal dan sekaligus akhir dari segala bentuk musik atau nyanyian yang dimiliki oleh Islam. Al-qur’an memberi kemungkinan bagi nyanyian Jiturgi, banyak susunan kalimat dalam Al-qur’an, bacaannya terdiri dari kata-kata yang dapat disebut sebagai “prosa bersajak”, sehingga Penyesuaian kata dan bunyi menyebabkan Suara menjadi bunyi yang teratur ketika Dipinsi dengan CamScanner membacanya. Membaca yang dalam bahasa Arabnya adalah qiro’a, suatu nama yang bisa mengeluarkan nyanyian indah’ dapat menghantarkan perasaan kita terhadap keagungan Tuhan, Di antara rentangan musik adzan dan qiro’ah itu berkembang musik- musik lain yang tetap berpijak pada nuansa khas Islami dan tetap menunjung etika moral. Dalam penyampaiannya menghindari pembangkitan emosi yang dapat menghadirkan syahwat bagi pendengarnya. Bagi penganut tasawuf, musik mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kondisi tertentu dalam jiwanya, pertama untuk menentramkan fikiran, kemudian untuk membangkitkan kerinduannya kepada sang khaliq. Pada keadaan tertentu, kalangan tasawuf menjadikan musik sebagai tangga menuju kehadirat Tuhan. Dewasa ini banyak kita jumpai musik/nyanyian yang bernuansa Islami diproduksi besar-besaran oleh industri rekaman. Secara kuantitatif dirasakan cukup menggembirakan karena disamping menunjukkan hasrat untuk memberikan apresiasi musik Islami kepada masyarakat seluas-luasnya juga memberikan keseimbangan terhadap derasnya arus global yang membebaskan segala bentuk hiburan (utamanya musik) yang cenderung menampilkan unsur sensualitas. Namun apabila kita amati secara cermat terjadi sedikit atau banyak penyederhanaan unsur musikal yang khas spiritualitasnya, sehingga kedalaman rasa yang dibangun melodi orkestrasinya kurang mampu memberikan sentuhan kepada pengalaman rohani kita. Kiranya kondisi menuntut yang demikian itu. Bertemunya berbagai budaya dalam satu wilayah menyebabkan Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam kita untuk selalu dialog dalam berbagai segi termasuk musiknya, Untuk membangun ukhuwah lewat musik banyak diusahakan oleh pemusik atau’ komponis muslim, Ambil contoh Hadad Alwi yang sedang bersemangat membangun image kerohanian khas muslim lewat lagu-lagu kasidahnya, saat ini telah melahirkan album terbarunya (masih bernuansa Islami) lewat kolaborasinya dengan para pemusik dari Australia. Nilai-nilai spiritual Islam rupanya masih memiliki kekuatan di dalam membangun budaya lewat ruang estetika. Dalam gerak perubahan yang sangat pesat saat ini musik Islami masih memiliki peran dalam mewarnai pembentukan kebudayaan yang sedang mencari bentuknya ini. Seni Drama Dalam dunia teater dan tari, nampaknya ada persoalan yang melingkupinya sehingga kurang begitu nampak dipermukaan. Teater sebagai realitas wujud kesenian yang penungkapannya baik melalui tindakan langsung maupun melalui gambar- gambar simbul yang dihidupi_dan bergerak di layar perak (Media film), baik digedung bioskop maupun di kotak televisi yang diucapkan secara estetis melalui adegan-adegan dan dialog, ia telah menyatu sebagai alat komunikasi. Hal itu sangat berpengaruh dan mempengaruhi terhadap pola pikir dan tingkah laku individu maupun sosial. Dan ketika teater (film) mengisaratkan adanya kecenderungan tematik yang menyangkut aspek “keagamaan” hadir di tengah masyarakat ia tidak begitu saja dapat meloloskan diri dari jangkauan sosiologis yang selalu dikontrol oleh yuridis agam dan kepedulian para 245 Dipindsi dengan Camscanner Prasasti/Vol. 49/Th.XIll/Mei 2003/Hal. 98-2601SSN: 0853-6880 penganutnya. Sehingga ia cukup rentan untuk memicu kekacauan, disasosiasi, disintegrasi di tengah umat beragama. Dalam kategori tertentu ia dapat dituduh sebagai pecundang moral, subversi atau penghinaan terhadap ideologi agama tertentu. Sebagai contoh di penghujung tahun 1999 beredar film Eyes Wide Shut (Karya Stanley Kibrick) ditolak di badan sensor Singapura karena menggunakan nyanyian religius Hindu yang terdapat dalam kitab bhagawat gita untuk mengiringi adegan porno. Hal serupa juga menimpa pada film cerita terkenal ‘Shopie 's Choice (1992), ia diproses oleh Organisasi Muslim karena dinyatakan sebagai propaganda Zionis (Yahudi) yang menentang agama Islam. (Hamdy Salad, 2000:225). Pada praktek yang lain terdapat teater (film) yang mencoba untuk menciptakan penafsiran terhadap ajaran agama tertentu dan mendapat respon dan ruang yang luas untuk dijadikan teladan atau bahan perdebatan. Film itu antara lain “The Massage” (perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan. agam Islam di sekitar perang Uhud dan perang Badar) karya sutradara Mustafa Akkad. “Cut Nyak Din” karya Eros Jarot (heroisme Cut Nyak Din dalam membela Islam dan menentang penjajahan di Aceh), “Alkautsar” (kisah pengorbanan dan pengabdian seorang guru agam) karya Choirul Umam. Itu adalah gambaran seni teater yang nampak dipermukaan. Prokontra selalu mewarnai kehidupannya karena memang dirasakan rentan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. Dalam dunia tari, kita dapat menyaksikan beberapa tarian yang merupakan produk dari masyarakat muslim diantaranya adalah tari Rodat, tari Zapin dan tari Hadrah, tari Indung dan masih banyak wujud tariannya, Makna religi yang terungkap dalam tarian tersebut dapat diamati dari pola- pola gerak dan syair-syaimya. Disamping mempunyai fungsi untuk mengingatkan sesama dalam hal iman dan takwa, tarian tersebut dimaksudkan juga sebagai perekat ukhuwah Islamiah diantara anggota masyarakat dilingkungannya. Dalam posisi tertentu seni tari memang sering mendapat sorotan tajam. Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat secara umum yang melihat seni tari seperti yang ada dalam kesenian tayub dan yang sejenisnya, Yang di dalamnya ada konotasi pelecahan seksualitas, mengundang kemaksiatan dan hal-hal lain yang tidak patut dalam ukuran moral keagamaan. Kenyataan ini memposisikan tari dalam kedudukan yang lemah dalam budaya Islam, sehingga ada anggapan bahwa semua tari dianggap maksiat. Dengan adanya karya-karya tari yang bernuansa Islami tersebut kiranya dapat dijadikan bandingan bahwa nilai-nilai spirit Islam yang’ diwujudkan dalam seni gerak tersebut mampu memberikan sumbangan terhadap perbaikan pola-pola pikir yang cenderung sumbang terhadap kehidupan tari itu sendiri. Seni Sastra Seni sastra dalam Islam nampak sekali dalam awal-awal peradaban Islam, kemudian dilanjutkan dengan ungkapan-ungkapan para sufi yang menyampaikan kecintaannya kepada Sang Pencipta, merupakan karya religius yang kental. Kokoh Jalaludi Rumi adalah wali yang seniman terkemuka menghasilkan karya-karya sastra yang sangat syarat dengan Dipinsi dengan Camscanner spiritual. Syair-syair yang dihasilkan merupakan hasil perenungannya yang dalam tethadap realitas hidup religinya, Di Indonesia kita kenal Hamka yang dengan samodra fatkhah adalah contoh dari sekian banyak seniman muslim kita, Sutarji Kalsum Bakhri penyair religius Indonesia juga termasuk deretan seniman-seniman muslim yang sangat profesional dalam menhasilkan karya-karya sastra. Simpulan Nilai-nilai dasar spiritual Islam yang formulasinya terkandung dalam ‘pernyataan iman yakni Kalimah Toyyibah mempunyai peranan yang penting di dalam mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan individu dengan masyarakat secara luas, yang itu dapat kita amati kelekatannya pada seluruh aspek kegiatan budaya, diantaranya dalam inspirasinya pada kegiatan kreatifitas penciptaan karya seni. Kekuatan ungkapan sebagai bentuk pernyataan estetis itu lahir dari pengalaman individu setiap muslim dalam menyelami prinsip dasar keyakinannya. Dengan demikian seni yang hadir dari masyarakat muslim tentu saja sangat diwarnai oleh pengalaman-pengalaman spiritual agamanya, Sehingg wujud keseniannya menunjukkan kekhasannya sendiri. __ Terdapat hubungan langsung antara nilai-nilai spiritual Islam dengan karya- akrya seninya. Satu sisi seni sebagai Wujud ekspresi membawa muatan nilai- nilai yang diserap oleh masyarakat, sisi lainnya seni ditarik kembali untuk keperluan hayatan, media dakwah, Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam membangkitkan rasa keagungan Sang Pencipta, sekaligus sebagai tangga untuk menapak jalan Tuhan. Akibatnya, seni dalam Islam selalu menghadapi ujian-ujian dari masyarakatnya sendiri. Dengan begitu nilai-nilai_ yang disampaikan tidak pernah lepas dari pesan-pesan religius. Tentang pemahamannya terhadap Tuhan diabstraksikan dalam setiap ciptan karya seninya, dan etika moral selalu dilibatkan sebagai keharmonisan yang bersifat psikologis. Seniman-seniman muslim telah menghadirkan banyak ragam bentuk ungkapan karya seninya. Seni kerupaan, musik, teater, tari, sastra, merupakan_ wujud karya yang telah nyata kita saksikan di panggung budaya. Karya- karya tersebut hadir di tengah-tengah kita untuk memperkenalkan diri, menyapa, mengajak dialog kepada kita tentang berbagai hal yang menyangkut pengalaman religius dan persoalan lain yang relevan dengan pengembangan akal budi kita. Namun demikian bukan begitu saja karya-karya seni Islam diterima oleh khalayak. Ia harus melewati pengujian dari tataran ideologis sampai pada penampakannya. Beberapa gambaran yang dipaparkan sebelumnya mengenai contoh-contoh karya tersebut merupakan sebagaian kecil daei sekian banyak karya yang ada. Yang sedikit itu juga sekedar untuk memberikan ilustrasi agar maksud atau tema yang diangkat dalam tulisan ini dapat terjelaskan meskipun tidak sepenuhnya tuntas. Dengan demikian masih diperlukan kajian yang lebih dalam dan detail agar spesifikasi karya seni Islam iidentifikasi secara jelas. 247 Dipinsi dengan Camscanner Prasasti/Vol. 49/Th.Xill/Mei 2003/Hal. 98-260SSN: 0853-6880 Daftar Pustaka Al Qardhawi, Yusuf 1996" “Islam dan Seni”, terjemahan dari 4/-Islam Wa-al Faun, Bandung : Pustaka Hidayah Al-Farugi, Ismal Raji. 1999 “Seni Tauhid” Esensi dan Ekspresi Estetika Islam, Benteng. Akhudiat 1997 Konteks Religius Kesenian Tradisional di Pedesaan dan Peluang Menghadapi Kekuatan “Info-tainment”, Makalah disampaikan di STKW Surabaya. Beg. M. Abdul Jabar 1988 Seni di dalam Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Iqbal 1996 Temtang Tuhan dan Keindahan. Jakarta:Mizan Murgianto. Sal 1994 “Festifal dan Ritual”, Dulu dan Kini. Makalah disampaikan pada Seminar Seni Jawa Timur. Dinas P&K Jawa Timur Nasr. Sayyid Hossein 1993 Spiritual dan Seni Islam. Jakarta: Mizan Surin Bachtiar. 1978 — Terjemahan dan Tafisr Al-Qur ‘an 30 Juz. Bandung: Fa. Sumatra. Salad Hamdy 2000 “Agama Seni”, Refleksi Teologi Dalam Ruang Estetik ‘Yogyakarta:Semesta Sumardjo, Jakob. 2000 ——Filsafat Seni, ITB Bandung Yahya, Amir 2000 Unsur Islam dalam Ornamen Tradisi Putri Merong Keraton Yogyakarta. Dalam SEN/. ISI Yogyakarta. 248 Dipinési dengan Camscanner

Anda mungkin juga menyukai