0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
109 tayangan15 halaman
Kalimah Thhoyyibah Syahadatain mengandung makna peribadatan ritual dan sosial. Seni sebagai bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan dapat bermuatan nilai-nilai kerohanian Islam sebagai bentuk ekspresi ukhuwah Islamiyah, wasyathoniah, dan basyariyah
Judul Asli
PERANAN NILAI-NILAI SPIRITUAL ISLAM DALAM DUNIA KREATIVITAS PENCIPTAAN KARYA SENI
Kalimah Thhoyyibah Syahadatain mengandung makna peribadatan ritual dan sosial. Seni sebagai bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan dapat bermuatan nilai-nilai kerohanian Islam sebagai bentuk ekspresi ukhuwah Islamiyah, wasyathoniah, dan basyariyah
Kalimah Thhoyyibah Syahadatain mengandung makna peribadatan ritual dan sosial. Seni sebagai bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan dapat bermuatan nilai-nilai kerohanian Islam sebagai bentuk ekspresi ukhuwah Islamiyah, wasyathoniah, dan basyariyah
1/Mel 2003/Hal, 98--260/158N ¢ VAES AO
Prasusth
Jurnal Hin Sastra dan fen’
Fakultas Bahasa dan Sent Universitas Negeri Surabaya
fun beris ulin imiah semtang sta den Benh
Penanggung, Jawa?
Bahuddin
Pemimpin Umum
Rustarmadi
Prasasti/Vol. 49/Th. X
Jurnal ini terbit empat kali seta
Ketua Penyunting
M. Najid
Wakil Ketua Penyunting
Jack Parmin
Penyunting Pelaksana
Henricus Supriyanto
Muhadjir
Darni
Wisma Kurniavaati
Peni Puspita
Fahri
Penyunting Abli
Budi Darma (Universitas Ne} Surabaya)
Rahayu Supanggah (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta)
Soetarno (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta)
Suminto A. Sayuti (Universitas Negeri Yogyakarta)
Tjetjep Rohendi Rohidi (Universitas Negeri Semarang)
Haris Supratno (Universitas Negeri Surabaya)
Ayu Sutasto (Universitas Jember)
Setya Yuwana (Universitas Negeri Surabaya)
Alamat Penerbit
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah Wetan Surabaya
Telp. (031) 7522876
ISSN : 0853-6880
SK Akreditasi Dirjen Dikti No. IS/DIKTUKep/2001
Reda menetima sumbangan lisa yan berupa ungkapan pemikiran. brik,
tinjavan buku, basil peneitian dalam bidang imu sats dan seni Naskah yang |
dimuatakan disunting oleh Redaksi tanpa mengubah substansi isi
LZ
Desain Cover
Dody Doejanto
Dipindi dengan Camscanner" Renungan
DAFTAR Is}
Mosaik Filsafat Seni
Henricus Supriyanto
Humaniora dalam Kris
is ‘eat 98 - 99
dalam Timmy Budaya | '*"*°* Kalian Budayn
Manneke Budiman .
Bahasa dalam Sastra Anak 100 - 114
Wari Soedjatmiko Ws “we
WS. Rendra dalam Jentern Sag . s-12
Masa Silam, Merajut Mase Dene Unfonesia: Menengok
Fabiola D Kurnia wah < a0
Mengangkat Kuasa P. .
embaca Atas Makna : Analisis Atas
Pemaknaan Pembaca terhadap Ce ‘Herry Potter and
The Philosopher's Stone”
Saftina Noorman
141 - 153
Srintil : A Woman Practising the Right to Choose in Her Life
Julia Eka Rini 154 - 162
7. Kebudayaan Nasional : Menurut Perspektif Kesenian
Ki Hajar Dewantara
Gusti Ngurah Bagus, dk. 163 - 176
8. Mitologi dan Unsur Sugesti Naskah Babad Bedhahing Mangir
Kamidjan 177 - 190
9. Fenomena Perkembangan Kesenian Jaranan sebagai
refleksi, Ekspresi Masyarakat Tulungagung
Bambang Sugito 191 - 207
10. Struktur Dramatik Cerita “Wingka Katon Kencana”
Ketoprak Siswo Budoyo
Trisaksi 208 - 216
11, Legenda Maradindo : Sebagai Alat Perlawanan Masyarakat
Adat Lindu terhadap Pemerintah
Ferdinand Kerebungu 217 - 225
12, Mbabar Kawruh Kagunan Beksa Saking Serat Whedataya :
Nitik Surasaning Sekaran “Beksa Wireng Gagrag Surakarta”
R. Djoko Prakosa 226 - 236
13, Peranan Nilai-nilai Spiritual Islam dalam Dunia Kreativitas
Penciptaan Karya Seni
Wabyudiyanto 237 - 248
14. Echoing Darkness : Koch’s Enterprise on National Identity
Sugi Iswalono 249 - 260
Dipindsi dengan CamscannerPERANAN NILAI-NILAI ITUALI
SPIRI
DALAM DUNIA KREATIVITAS PENCIPTAAN KARYA SENI
Wahyudiyanto*
Abstrak
‘Doktrin keesaan dalam Islam yang t '
mmerpatan formulesi metfisika yang paling mendalom: Dua peng yong
dapat ditarik doktrin tersebut. Yang pertama penetenataaTe val ar akter
dope aan ate Ketaksubstansialan yal sata sesuans vlan Dia (ANG)
yang meliputi seluruh alam penciptaan. Yang_kedua menekankan pada feboares
ahwa Allah sepenuhnya berada diatas seluruh pemikiran. Interprestas pate
muncul kemudian adalah bahwa prinsip keyakinan dalam Islam bersifat rohaniah
Jang mendasarkan suatu realitas bahwa ada aspek kehampaan atau ketiadaan
ar segala penciptaan yang ini merupakan akibat langsung dari
dalam sifat das
kenyataan bahwa Tuhan-lah yang mutlak nyata. Keyakinan sebagai nilai-nilai
spiritual dalam Islam tersebut memiliki peranan penting dalam kehidypan
membudaya, diantaranya dapat kita amati pada kegiatan kreatifitas pencitaan
karya seni baik kerupaan, musik, tari, sastra, teater, dengan wujud ungkap yang
khas didalam panggung budaya.
‘Hubungan seni dan spiritua
Jitras dalam konteks Islam bersifat langsung,
‘muatan nilai-nilai keagamaan difungsikan
sebagai wujud ekspresi membawa
sebagai media dakwah, membangkitkan rasa keagungan San, Pencipta sekaligus
sebagai tangga untuk menampak jalan Tuhan,
Pendahuluan kegiatan spiritual (ubudiyah) dalam
Hai orang-orang yang beriman, bila agama Islam hendaklah dipahami,
kamu diseru untuk mengerjakan sholat —dihayati dan dilaksanakan oleh umatnya
pada hari jum’at, bergegasiah untuk dengan segala kemampuannya. Shalat
Sebagai bentuk zikir yang paling
un dan menuntut
Hah dan tinggalkanlab
Yang demikian
daikata kamu
mengingat Al
semua kegiatan jual beli
itu lebih baik bagimu ani
sempurna menunt
kepada umatnya v
dalam-dalam sampai
untuk menyelam
kepada dasar nilai
Karena
mengetahui (QS.Al-Jum’at 9). Kemudian jalam sai
eae "dan bila sholat telah Kerohaniat spiritual eagaaan a
ditunaikan, berpencarlah kamu dibumi, —ketika ado tinge eearan vepada kita
carilah karunia Allah dan nga aa alias ena Sarai manusia
| , semo} v s 4
en a a ama 0), pasti kembali kapada fray yall
aoe yang pertama surat AU et fesedaran sebagai hambs dan Wit
terscout demberikan pengertian ‘bahwa Tuhan di muka bumi in!-
Tah stafpengajar pada Jurusen Tari, Sekolah Tinggi Karawitan
* Wahyudiyanto, 5.Sn. ada
“Wikwatikta” Surabaya
237
Dipindsi dengan Camscanner
eePrasasti/Vol. 49/Th.Xill
hamba, manusia memiliki kesadaran
total dalam pengabdianya (spiritual)
kepada Sang Pencipta. Untuk sampal
pada tatanan tersebut sangat dibutuhkan
kekhusukan daan keiklasan sampal-
sampai kita di ingatkan untuk meni 1
urusan duniawi. Sedangkan sebagai
khalifah filardi ia berkewajiban untuk
memakmurkan bumi ini.
Ayat kedua memerintahkan kepada
kita agar segera memikirkan dan
mencari kehidupan dunia setelah
beberapa saat kita khusuk dalam
menjalankan ritual peribadatan. Tidak
diperkenankan berlama-lam tinggal di
tempat peribadatan (masjid). Hendaknya
segera menyebar di bumi ini untuk
mencari karunia-Nya sebanyak-
banyaknya. Menjelajahi kehidupan
dunia ini dengan bekerja sekeras-
kerasnya untuk mencari nafkah keluarga
dengan berdagang, bertani, menajadi
guru, (penjual jasa), melakukan aktifitas
dalam seni dan budaya, berpolitik
(menata kehidupan bermasyarakat dan
bernegara) seakan-akan kehidupan di
dunia ini tidak akan pernah berakhir.
Namun bersamaan itu pula kita
diingatkan untuk selalu ingat kepada
Sang Pencipta dengan sebanyak-
banyaknya agar (mudah-mudahan) kita
tetap dalam keberuntungan.
Kedua ayat tersebut merupakan
suatu pesan amanat, yang mengisyaratkan
sama pentingnya pesan dan horisontal.
Karena sama-sama menuyju ridhlo Allah,
Seakan-akan bertentangan satu sama
lain, tetapi sebetulnya adalah suatu
perbedaan serasi yang apabila
disinergikan, memberikan keseimbangan
bagi manusia dalam kesatuannya unutk
menjalani rialitas hidupnya. Pada
agama-agama Jainpun kiranya ajaran
semacam itu dapat kita jumpai. Karena
1/Mei 2003/Hal. 98-2601SSN: a
853-6880
hal tersebut di atas merupakan nilai-nilaj
ajaran keagamaan yang bersifat
universal.
Pelaksanaan ajaran-ajaran universal
tersebut dapat memberikan pengaruh
perilaku pada individu maupun
kelompok massyarakat. Kegiatan-
kegiatan ritual keagamaan maupun
aktifitas ekonomi, politik, budaya selalu
melibatkan banyak anggota masyarakat,
dengan demikian akan tercipta kondisi
psikologis yang komplek dan rumit.
Interaksi antar individu dalam
kelompok masyrakat, membentuk
kesadaran kolektif akan terwujudnya
nilai-nilai, norma-norma yang sengaja
atau tidak mengikat kolektifitas
masyarakat. Ikatan-ikatan primodial
semacam itu semakin menguatkan
posisi manusia sebagai makhluk
individu akan perannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Keyakinan di atas kiranya dapat
memberikan landasan dari suatu
kenyataan bahwa kehidupan masyarakat
yang dibentuk oleh sistem kepercayaan
apapun akan melahirkan sistem nilai
khas berdasarkan citra dan nuansa yang
dihadirkan oleh sistem kepercayaan
tersebut. Islam sebagai sistem
kepercayaan, sistem ideologi tentu
memberikan nilai-nilai yang khas pila
kepada penganutnya. Citra dan nuansa
khas yang dihadirkan oleh Islam akan
menuntun dan memberikan arah kepada
masyarakatnya dalam kehidupan
membudayanya.
Doktrin keesaan dalam Islam yang
terkandung secara langsung di dalam
pernyataan iman atau syahadah, “La
ilaha Ilallah” (tidak ada Tuhan selain
Allah) merupakan formulasi metafisikal
yang paling mendalam. Dua tingkat
pengertian yang dapat ditarik dar!
Dipindsi dengan CamScannerdoktrin tersebut, Yang, pertarna
jenekaniriannya da. ene
[osementarann dan ketaksubstansialan
cegala sesuaty selain Allah dan
farenanya meliputi seluruh urutan
ciptaan yang material adalah yang
iiling tidak permanen.Kedua adalah
penekannya pada sesatu yang lain
sehingga realitas tertinggi karenanya
menekankan pada kebenaran bahwa
‘Allah sepenuibniya berada di atas selursh
pemikiran (Hosen Nast, 1993:203),
interpretasi yang muncul dari
gengertiannya adalah pendalaman dari
sebutan ayat yang dikemukakan
jebelumnya. Bahwa prinsip dasar
keyakinan dalam Islam bersifat
tobaniah, dengan terjemahan dalam
terminologi metafisika, Islam
mendasarkan suatu realitas bahwa ada
aspek ketiadaan atau kehampaan
mmerupakan jejak dan gema Tuhan dalam
dunia Penciptaan. Oleh karena itu
kehampaan adalah simbol transendensi
Tuhan dan sekaligus kehadiran-NVA
dalam segala sesuatu.
Dalam menjalani prinsip dasar
ajaran agama Islam seperti yang
disebutkan di atas serta nilai-nilai ynae
dikandungnya, diperlukan kesclarasen
dan keserasian. Keduany2 meru}
totalitas ajaran hidup yang dibutuhkan
dan sangat sesuai dengan fitrah manusia
sebagai khalifah Allah dj bumi.
Pandangan yang lebih mementingkan
ibadah Mahiah/sakral dan atau dunia’
profan akan menyeret mam i
kehidupan yang timpang-
kehidupan yang lebih kuat kearah
ibudian samavwiyah 5aja- MAnuste
_ cenderung tertutup. dan akhirny@
Jumpuh ketika mengh
kacamata pandangny2-
mementingkan muamalal
Pratanian Keita Sirti Isa
tanga mempertimbangkan kehidupar
tohani manusia akan jatuh menjad?
lahrwan tnain-main, tidak series. tang
tujnian jelas, taiang-buang wakte, tenga
biaya, merusak diri sendiri dan orate
Jain (butay melalaikan arnanat Mahe
(Akbudiat. 3)
Keyakinan Islam seperti int
inendasari terbentuknya pola kehidugar
masyarakat pemeluknya. Dimensi
ajaran yang lengkap (jasmani dan
rohani, material dan imaterial) akan
selalu menjaga kesadaran umnatiya dae
intervensi budaya yang tidak atau
Kurang sesuai dengan prinsip-prinsip
moral. Dengan demikian wacana
budaya masyarakat int selalu diwarnias
oleh nilai-nilai moralitas yang khas
kelslamannya.
Seni Dalam Perspektif Islam
Sebuah pertunjukan sering
ianggap sebagai cermin dari kehidupan
masyarakat dan nilai-nilat agg!
Oleh masyarakat. Apa yang terlihat dt
dalam sebuah pertunjukar’ seringkal:
gudah mengalami distorsi : dapat lebih
ideal, lebih buruk, dekat dengan
kenyataan. Yang kita saksikan acap kali
sebuah “imagined reality” atau yang
kita bayangkan sebagai sebuah realitas
Dengan kata lain pertunjukan merupakn
gambaran dari keinginan dan impian
kita (Sal Murgiyanto,1994:10)
Kesenian sebagai produk masyaraist
a bukan menjelaskan kenyataan kondisi
masyarakat secara riel tetapi memberikas
yerahan kepada masyarakat. Dala™
Fersinggungan hidup di masy akat
terdapat ketidak sesuaian 3n')
jdealisasi dengan kenyataan 2308
terjadi. Seniman sebagai angio rt
masyarakat mempunyaaai kepeka:
lebih untuk mendeteksi ketic suian
239
Dipinési dengan CamscannerPrasasti/Vol. 49/Th.Xill/Mei
itu. Sehingga timbullah kreatifitas untuk
menemukan nilai-nilai yang menunjukan
ketidak sesuian tersebut. Hal itu
dilakukan oleh seniman sambil
sekaligus menunjukan bagaimana
seharusnya yang dilakukan oleh
masyarakat, bagaimana masyarakat
cara hidupnya (Jajob Sumardjo,
2000:240).
Kesenian hadir dari, oleh dan untuk
masyarakat. Ia hadir jelas bukan tanpa
alasan dan sebab-sebab yang nyata
maupun yang tersembunyi, ia tentunya
membawa endapan dan kristalisasi dari
persinggungan aktivitas dalam
kehidupan kelektifitas masyarakatnya,
kemudian terdistorsi dan terstelisasi
lewat olahan seni yang secara umum
dapat disebut sebagai imajinasi.
Kaarena itu imajinasi selalu hadir
sebagai bayang-bayang yang berjalan
dibalik perpaduan warna, bunyi, kata-
kata, gerak dan totalitas sebuah karya
seni. Tanpa imajinasi, eksistensi seni
dan seniman menjadi kurang berarti
bagi kehidupan seni itu sendiri. Seni
sebagai ungkapan nilai-nilai dalam
kehidupan masyarakat tentu memerlukan
kebebasan dalam berkreatifitas,
berimajinasi. Dengan kebebasan siapun
dapat menyatakan diri dan mempro-
pagandakan ide-ide sepenuh
kehendaknya. Namun demikian
hendaknya kebebasan tidak sampai
memberikan pengaruh bahkan sampai
meracuni wilayah imajinasi, eksprsi dan
kreatifitas seniman untuk membebaskan
diri dari logika-logika kebenaran ilmu
pengetahuan, filsafat daan agama. Apa
yang disebut dengan otonomi seni
kiranya merupakan pelarian dari
eksistensi seni dalam konteknya dengan
lingkungannya. Perwujudan seni lagi
dicipta dan diberangkatkan dari
240
2003/Hal. 98--260/SSN: 0853-6880
jangkauan nilai-nilai yang bersifat
fnutlak tetapi lebih mendasarkan pada
obsesi, khayalan, kenikmatan dan
kesenangan diri yang melepas dari
jangkauan sosial.
Dalam budaya Islam, kebebasan
merupakan suatu ekspresi yang
bersumber dari pusat keyakinan
“tauhid”. Karena itu norma-norma
kebebasan dalam Islam mengandung
dan melingkupi konsep-konsep
kosmologi, ontologis dan teologikal,
sehingga untuk — menemukan
kebebasannya, setiap umat muslim
dianjurkan untuk selalu memperbarui
akal budinya secara analitik dan kritis
melalui wacana-wacana yang bersifat
radikal maupun eksperimental. Dengan
demikian kebebasan untuk berfikir dan
berimajinasi dapat diterima sebagai
fasilitas yang dapat dipergunakan untuk
menyatakan identitas diri, ekspresi dan
kreatifitasnya di tengah pengeseran dan
perubahan budaya (Hamdy Salad,
2000:38).Kebebasan manusia untuk
berkreasi seni dengan estetisnya tidak
dapat menghindar dari proses-proses
kemanusiaan. Oleh sebab itu Islam tidak
pernah melarang praktek-praktek
kesenian kecuali ‘sekedar untuk
bersenang-senang, menggugah nafsu
dan mencampakkan nilai kemanusiaannya
serta kebenaran ilmu, filsafat dan
agama.
Pandangan Islam terhadap
kreatifitas seni mengandung pengertian
yang khas bahwa seni sebagai manifestasi
dari ajaran tauhid merupakan penampakan
dari keindahan dalam manusia
(meminjam istilah Al-Ghazali).
Kehadirannya memiliki visi dan misi
yang luhur dan esensial, memiliki
tujuan-tujuan yang berdekatan dengan
konsepsi ibadah, kesaksian, dakwah dan
Dipindsi dengan Camscannerperjuangan moral. Dengan demikian ia
mempunyai keleluasaan dalam
menjelajahi ruang-ruang bahkan bahkan
ruang yang paling rahasiapun, begitu
bentuk dan pencitraannya. Tak ada satu
kaidahpun dalam hukum Islam yang
melarang proses penjelajahan untuk
menghasilkan kreatifitas seni. Karena
hukum dalam Islam tidak sampai
menjangkau wilayah penjelajahan
imajinatif. Akan tetapi ketika wujud
seni hadir diruang publik, amanat dan
tujuan penciptaannya akan menjadi
perhatian dan menjadi rujukan serta
pertimbangan keputusan-keputusan
hukum pelarangan atau kencaman yang
bersifat politis atau idiologis. Jadi ketika
terjadi pengadilan terhadap aktifitas
imajinasi, ekspresi dan kreatifitas seni
yang duga mengandung hikmah atau
bahaya budaya dalam konteks
masyarakat Islam, bukan ditujukan
kepada esensi seni dan penjelajahan
imajinatifnya. Bukan pula yang hendak
dikomunikasikannya tetapi pada
“bagaimana” — penyampaiannya,
penampakan bentuk yang terstruktur
dalam karya itu. Sehingga pengadilannya
bukan terletak pada kapasitas hukum
yuridis yang berlaku, tetapi pada mukum
moral yang bakal memutuskannya.
Kemanfaatan ciptaan karya sent
bagi kemaslahatan ummat manusia
menjadi lebih penting bagi wacana
budaya Islam. Ja dihadirkan diharapkan
untuk mampu memberikan dorongan
setiap pendakian atas nilai-nilai spiritual
keagamaan, Meningkatkan taraf hidup
kehidupan religi suatu masyarakat.
Dengan demikian seorang seniman yang
dalam konteks budaya Islam, setidaknya
memiliki kesadaran awal, bahwa hukum
Islam tentang niat (baik dan buruk)
memiliki konskensi imanen dan asa
Peranan Nilsi-Nilei Spiritualitas islam
Sangsi secara Syaryyal/moral, untuk
erproses kreatif dalam kesenian,
kekhawatirn yang berdampak pada
kerancuan nilai dapat dihindarkan
lebih awal dari ruang imajinasi
Seni dalam Ruang Budaya Islam
. Dalam sejarah kebudayaan Islam
kiranya telah dibuktikan bahwa
identitas seni dalam budaya Islam
merupakan terwujudnya kesatupaduan
dua cksistensi dunia yang berbeda
dalam suatu rung keindahan, yakni
dunia realitas dan dunia yang terbatas.
Karenanya seni dalam ruang budaya
isslam memiliki kandungan yang khas
dan beragam dibandingkan kenyataan-
kenyataan seni yang berkembang diluar
dirinya.
Dalam keagamaan seni yang hadir
memiliki nilai-nilai yang abstrak dengan
berlandaskan tidak hanya pada hukum
atau doktrin-doktrin teologi dan
peribadatan yang formal tetapi titik
beratnya lebih bersifat filsafati dengan
pencampainya pada pertimbangan
moral spiritual. Sedangkan tujuan
utamanya adalah untuk membangun dan
mengairahkan emosi kerinduan manusia
kepada sang pencipta, sekaligus untuk
menyadarkan manusia atas dirinya dan
Jingkungan sosialnya.
Pandangan Islam terhadap
keyakinannya atasTuhan memiliki citi
yang khas. Kemutlakan esensi Tuhan
tidak dapat dibayangkan, divisualkan
atau apalagi diwujudkan ke dalam
bentuk apapun. la merupakan sumber
dari segala yang baik yang luhur dan
yang mulia. Meskipun Islam tidak
mnengingkari kebaikan dan keluruhuran
gama lain, tetapi Islam tidak membasi
ketuhanan dengan mereka. Menurut
Tblam Ketuhanan haruslah mutlak dan
24a)
Dipindsi dengan CamscannerPrasasti/Vol. 49mm rh.XIll/Mei 2003/Hal. 98-260/SSN: 0853-6880
tidak bisa dipalsukan oleh kelemahan-
kelemahan serta keterbatasan seperti
yang ada dalam diri manusia. Tuhan
bersifat transeden (mengatasi) batass-
batas pandangan ketuhanan lainnya.
Tuhan dalam Islam sebagai sebuah
pengertian filofofis yang merupakan
hakekat keilahian dan disinilah letak
keabstrakannya. Keabstrakan ini tentu
berbeda dengan abstrak sebagaimana
pandangan agama lain tentang
tuhannya.
Atas dasar pemahaman atas makna-
makna keyakinan itu yang dijadikan
materi esensial seni Islam tersebut akan
mampu memberikan batasan terhadap
pokok masalah seni Islam itu sendi
dengan di luar dirinya. Dengan demikian
penyelewengan pengungkapan ideologi
nilai-nilai Islamiah yang memanfaatkan
ruang imajinassi, ekspresi dengan
olahan kreativitas seni akan segera
mendapatkan reaksi dalam budaya
Islam.
Seperti dunia seni pada umumnya,
seni dalam wilayah Islam memproduksi
nilai-nilai spiritual agamanya (lewat
dimensi estetik) dengan melakukan
penjelajahan terhadap warna, bunyi,
kata-kata, dan gerak. Dari unsur-unsur
material itulah seniman mewujudkan
totalitas sebuah karya seni Islam.
Penjelajahan terhadap material i
dilakukan dengan —_—menggali
kemungkinan-kemungkinan yang dapat
memberikan sentuhan dan makna bagi
tujuan penciptaan karya seni Islam.
Seni Kerupaan
Kita bisa menyaksikan dengan jelas
di panggung kebudayaan Islam, karya-
karya seni yang dihasilkan cukup bisa
memberikan apresiasi kepada dunia
Islam sendiri dan pada kehidupan
242
kesenian pada umumnya. Dari seni
kerupaan kita dapat menyebutkan
karya-karya monumentalnya,
Monumental dipandang dari sisi bentuk
dan hasilnya yang gemilang dan
monumental ditilik dari konsepsi yang
mendasarinya, paduan keseimbangan
dua dunia kehidupan terpancar secara
sempurna pada wujud kerupaannya,
Kaligrafi misalnya, merupakan karya
seni Islam yang merupakan media
utama rasa keindahannya. fa merupakan
bentuk seni yang mengandung abstraksi
yang demikian lengkap dan mutlak.
Asas kaligrafi adalah keindahan bentuk,
tetapi bentuk itu bukanlah merupakan
tiruan suatu obyek apapun. Bersumber
dari huruf-huruf dan angka arab yang
sederhana dan penampilannya tidak
penuh gaya tetapi sama sekali tidak
mengurangi keindahannya. Karakter
garis lengkung yang mengalir terus
seakan tanpa putus merupakan peran
dari kecintaan terhadap abstraksi
tersebut.
Dalam dimensi kerupaan dan lukis
persoalan khilafiayah muncul karena
adanya larangan (penolakan hukum)
terhadap penciptaan citra visual atau
gambar dan patung makhluk hidup
(pada awal pertumbuhan Islam), karena
berkaitan dengan seni lukis dan patung
yang merupakan bagian utama
kehidupan masyarakat pra Islam, yang
menjadikan patung sebagai perwujudan
dewa atau tuhan yang harus disembah,
dan juga memiliki kaitan erat, dengan
praktek-praktek pornografi yang
dinyatakan dengan bentuk lukis dan
patung yang secara moral ditentang oleh
ajaran agama Islam sendiri. Pada
perkembangan selanjutnya, momentum
sebagai bentuk reaksi atas kekhawatiran
pencemaran keyakinan itu justru
Dipinési dengan Camscannermemberikan inspirasi kepada seniman-
seniman muslim untuk menghadirkan
gambar-gambar manusia, bintang dan
tumbuh-tumbuhan yang tentu saja atas
dasar abstraksi tersebut, gambar-gambar
yang dihadirkan tidak semata-mata
bersifat natural, tetapi melampaui porsi
struktur anatomi yang dipunyai oleh
obyek gambarnya. Wayang adalah
contoh yang baik bagi penghalusan atau
penyelewengan dari obyek anatomi
manusia. Karya para wali di tanah Jawa
itu yang mendapat sentuhan Isalam
dalam rangka siar agamanya. Anatomi
wujud wayang yang sudah melampaui
anatomi manusia secara wajar (dengan
dipanjangkan tangannya melebih
tingkat kewajaran) bentuk dua dimensi
yang dengan goresan-goresan tangan
seniman melukiskan secara imajinatif
wujud anatomi yang tiga dimensional.
Bentuk abstraksi lain lagi diambil
dari motif-motif flora konvensional,
ornamen dengan motif bunga-bungaan
dalam struktur bangunan (kayu atau
batu) yang sekali lagi tidak
menggambarkan obyek bunga secara
naturalis dan apalagi realis. Seniman
mencoba mendapatkan hakekat (esensi)
bentuk bunga, daun, serta pohon dan
menyederhanakannya lewat abstraksi
menjadi proporsi geometri yang
simetris, hingga hanya berwujud suatu
kombinasi garis-garis lurus dan
lengkung. Geometri dengan garis-garis
lengkug yang ritmis ini adalah contoh
yang baik dari kekayaan imajinasi yang
merupakan kecintaannya terhadap
abstraksi. Banyak pula yang dapat kita
saksikan pada bangunan-bangunan
peribadatan yang menggunakan konsep
geometris dengan banyak. menggunakan
garis lengkung yang sangat terkendali
dan tidak bersifat liar.
Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam
Untuk melihat hakekat lain yang
dapat ditampilkan dalam kerupaan
adalah sebuah pandangan dalam Islam
yang pemahamannya terhadap
keyakinan bersifat rasional. Bentuk
peribadatannya sangat sederhana dan
tidak dihubungkan dengan misteri,
kebenaran ajaran agamanya menuntut
diterangkan secara rasional. Misteri-
misteri penciptaan dan tata tertib alam
semesta yang logis itu dijadikannya
sebagai argumen dalam menjelaskan
tentang kekuasaan Tuhan. Dan sifat
Islam yang bertumpu pada keterbukaan
akal yang tidak memberikan peluang
spekulasi yang bersifat imajinatif itu
merupakan nama lain dari kejernihan
dan pandangan terang yang terbebas
dari kegelapan. Ini berarti adanya
pemahaman dan bukan hal gaib, adanya
sifat terang dan bukan kegelapan
Semangat inilah yang memberi inspirasi
kepada karya-karya seni bangunan
peribadatan Islam, Cahaya merupakan
manifestasi dan sifat terang, maka tidak
ada ruangan-ruangan dalam bangunan
peribadatan Islam yang menggambarkan
tentang kemuraman, kesuraman tetapi
digambarkan dengan kondisi yang
terang di setiap ruang yang ada dalam
struktur bangunan. Tidak ada lorong
yang menciptakan suasana mistis di
‘tempat ibadah dengan lampu penerangan
yang remang-remang. Di semua tempat
ibadah cahaya dibiarkan masuk
sebebas-bebasnya sesuai dengan
tuntutan kenyamanan.
Seni Suara
Dalam dunia musik, Islam mem!
kesejarahannya tersendiri. Sebagai
jlustrasi kita dapat menyimak
masyarakat para Islam di jazirah arab
yang telah sekian lama memiliki tradisi
243
Dipindsi dengan CamscannerPrasasti/Vol. 49/Th.XIll/Mei 2003/Hal, 98--260/SSN: 0853-6880
musik yang erat hubungannya dengan
ritus-ritus keagamaan mereka. Suatu
keyakinan yang menganggap bahwa
Tuhan bersemayam dalam batu-batu
berhala, dengan demikian diperlukan
saji-sajian untuk dipersembahkan
kepada tuhan mereka agar para
pemulknya diberi keselamatan,
kesehatan, mendapatkan kekayaan yang
banyak dan hal-hal lain yang bersifat
duniawi. Para perawan-perawan
berputar mengelilingi batu-batu tersebut
dengan gerakan-gerakan erotis yang
dianggap memberikan kesenangan
kepada tuhannya. Dan pada saat
penyembahan berhala-berhala itu,
musik dapat dipakai sebagai sarana
untuk menghadirkan atau membangkitkan
jin dan dunia roh. Semacam nyanyian
yang disajikan oleh para dukun dan ahli
sihir (karena efek dari bacaan-bacaan
syair/mantra yang menghadirkan ritme-
ritme tertentu sehingga menimbulkan
suasana magis) yang dibangkitkan
kekuatan magisnya dengan memukul
genderang. Itulah salah satu
kecenderungan adanya hubungan musik
dengan sihir (magic).
Ketika Islam lahir di tengah-tengah
dunia penyembahan berhala semacam
itu, praktek-praktek yang dianggap
menyimpang dari akidah, yang dalam
hal ini adalah keyakinan terhadap
tahayul yang didukung oleh bunyi-
bunyian rebana dan para ahli sihir, para
penyair yang menyanyikan ramalan-
ramalannya dengan menye-nandungkan
lewat syair mereka, diserukan untuk
dilarang. Termasuk juga tari-tarian
erotis sebagai jamuan atas Tuhan
mereka. Hal demikian dilakukan agar
keyakinan yang baru tumbuh dapat
dibangun dengan batasan-batasan yang
jelas. Tidak tercemari oleh kegiatan
244
yang akan menyeret kembali kepada
paham sebelumnya. Yang secara nyata
dianggap bertentangan dengan
pandangan akidah baru tersebut.
Dalam masa berikutnya kegiatan
bermain musik, bernyanyi dan menari
kiranya tidak dapat begitu saja
dihilangkan, Pada acara-acara tertentu,
praktek-praktek semacam itu tetap hadir
ditengah-tengah masyarakat tetapi
dalam bentuk pernyataan yang lain, ia
digunakan dalam kegiatan yang bersifat
skuler, menghibur dan lebih
memperhatikan sisi keindahannya,
Melihat pemahaman masyarakat
muslim yang semakin beragam, maka
penerimaan terhadap kehadiran dunia
meskipun beragam pula. Pro kontra
dalam menanggapi dan memahami
musik, kehadirannya dalam dunia Islam
melenturkan kekakuan _atas
pelarangannya. Selanjutnya adalah
hukum-hukum — penyesuaianpun
memainkan perannya. Sehingga
nyanyian-nyanyian penyembahan
berhala kuno berbalik ke arah
pernyataan lain berupa tauhid dan
talbiya yang dulu menjadi milik
penyembahan berhala kini menjadi
sarana suci untuk pengagungan Tuhan,
Akhimya hukum-hukum menjadi cukup
bijaksana dalam menghargai kekuatan-
kekuatan spiritual musik dalam agama.
Adzan dan bacaan terhadap ayat-
ayat suci Al-qur’an adalah awal dan
sekaligus akhir dari segala bentuk musik
atau nyanyian yang dimiliki oleh Islam.
Al-qur’an memberi kemungkinan bagi
nyanyian Jiturgi, banyak susunan
kalimat dalam Al-qur’an, bacaannya
terdiri dari kata-kata yang dapat disebut
sebagai “prosa bersajak”, sehingga
Penyesuaian kata dan bunyi menyebabkan
Suara menjadi bunyi yang teratur ketika
Dipinsi dengan CamScannermembacanya. Membaca yang dalam
bahasa Arabnya adalah qiro’a, suatu
nama yang bisa mengeluarkan nyanyian
indah’ dapat menghantarkan perasaan
kita terhadap keagungan Tuhan,
Di antara rentangan musik adzan
dan qiro’ah itu berkembang musik-
musik lain yang tetap berpijak pada
nuansa khas Islami dan tetap menunjung
etika moral. Dalam penyampaiannya
menghindari pembangkitan emosi yang
dapat menghadirkan syahwat bagi
pendengarnya. Bagi penganut tasawuf,
musik mempunyai peranan penting
dalam menumbuhkan kondisi tertentu
dalam jiwanya, pertama untuk
menentramkan fikiran, kemudian untuk
membangkitkan kerinduannya kepada
sang khaliq. Pada keadaan tertentu,
kalangan tasawuf menjadikan musik
sebagai tangga menuju kehadirat Tuhan.
Dewasa ini banyak kita jumpai
musik/nyanyian yang bernuansa Islami
diproduksi besar-besaran oleh industri
rekaman. Secara kuantitatif dirasakan
cukup menggembirakan karena
disamping menunjukkan hasrat untuk
memberikan apresiasi musik Islami
kepada masyarakat seluas-luasnya juga
memberikan keseimbangan terhadap
derasnya arus global yang membebaskan
segala bentuk hiburan (utamanya
musik) yang cenderung menampilkan
unsur sensualitas. Namun apabila kita
amati secara cermat terjadi sedikit atau
banyak penyederhanaan unsur musikal
yang khas spiritualitasnya, sehingga
kedalaman rasa yang dibangun melodi
orkestrasinya kurang mampu memberikan
sentuhan kepada pengalaman rohani
kita.
Kiranya kondisi menuntut yang
demikian itu. Bertemunya berbagai
budaya dalam satu wilayah menyebabkan
Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam
kita untuk selalu dialog dalam berbagai
segi termasuk musiknya, Untuk
membangun ukhuwah lewat musik
banyak diusahakan oleh pemusik atau’
komponis muslim, Ambil contoh Hadad
Alwi yang sedang bersemangat
membangun image kerohanian khas
muslim lewat lagu-lagu kasidahnya, saat
ini telah melahirkan album terbarunya
(masih bernuansa Islami) lewat
kolaborasinya dengan para pemusik dari
Australia. Nilai-nilai spiritual Islam
rupanya masih memiliki kekuatan di
dalam membangun budaya lewat ruang
estetika. Dalam gerak perubahan yang
sangat pesat saat ini musik Islami masih
memiliki peran dalam mewarnai
pembentukan kebudayaan yang sedang
mencari bentuknya ini.
Seni Drama
Dalam dunia teater dan tari,
nampaknya ada persoalan yang
melingkupinya sehingga kurang begitu
nampak dipermukaan. Teater sebagai
realitas wujud kesenian yang
penungkapannya baik melalui tindakan
langsung maupun melalui gambar-
gambar simbul yang dihidupi_dan
bergerak di layar perak (Media film),
baik digedung bioskop maupun di kotak
televisi yang diucapkan secara estetis
melalui adegan-adegan dan dialog, ia
telah menyatu sebagai alat komunikasi.
Hal itu sangat berpengaruh dan
mempengaruhi terhadap pola pikir dan
tingkah laku individu maupun sosial.
Dan ketika teater (film) mengisaratkan
adanya kecenderungan tematik yang
menyangkut aspek “keagamaan” hadir
di tengah masyarakat ia tidak begitu saja
dapat meloloskan diri dari jangkauan
sosiologis yang selalu dikontrol oleh
yuridis agam dan kepedulian para
245
Dipindsi dengan CamscannerPrasasti/Vol. 49/Th.XIll/Mei 2003/Hal. 98-2601SSN: 0853-6880
penganutnya. Sehingga ia cukup rentan
untuk memicu kekacauan, disasosiasi,
disintegrasi di tengah umat beragama.
Dalam kategori tertentu ia dapat dituduh
sebagai pecundang moral, subversi atau
penghinaan terhadap ideologi agama
tertentu. Sebagai contoh di penghujung
tahun 1999 beredar film Eyes Wide Shut
(Karya Stanley Kibrick) ditolak di badan
sensor Singapura karena menggunakan
nyanyian religius Hindu yang terdapat
dalam kitab bhagawat gita untuk
mengiringi adegan porno. Hal serupa
juga menimpa pada film cerita terkenal
‘Shopie 's Choice (1992), ia diproses oleh
Organisasi Muslim karena dinyatakan
sebagai propaganda Zionis (Yahudi)
yang menentang agama Islam. (Hamdy
Salad, 2000:225).
Pada praktek yang lain terdapat
teater (film) yang mencoba untuk
menciptakan penafsiran terhadap ajaran
agama tertentu dan mendapat respon
dan ruang yang luas untuk dijadikan
teladan atau bahan perdebatan. Film itu
antara lain “The Massage” (perjuangan
Nabi Muhammad dalam menegakkan.
agam Islam di sekitar perang Uhud dan
perang Badar) karya sutradara Mustafa
Akkad. “Cut Nyak Din” karya Eros
Jarot (heroisme Cut Nyak Din dalam
membela Islam dan menentang
penjajahan di Aceh), “Alkautsar” (kisah
pengorbanan dan pengabdian seorang
guru agam) karya Choirul Umam. Itu
adalah gambaran seni teater yang
nampak dipermukaan. Prokontra selalu
mewarnai kehidupannya karena
memang dirasakan rentan dengan
kondisi sosial kemasyarakatan.
Dalam dunia tari, kita dapat
menyaksikan beberapa tarian yang
merupakan produk dari masyarakat
muslim diantaranya adalah tari Rodat,
tari Zapin dan tari Hadrah, tari Indung
dan masih banyak wujud tariannya,
Makna religi yang terungkap dalam
tarian tersebut dapat diamati dari pola-
pola gerak dan syair-syaimya. Disamping
mempunyai fungsi untuk mengingatkan
sesama dalam hal iman dan takwa, tarian
tersebut dimaksudkan juga sebagai perekat
ukhuwah Islamiah diantara anggota
masyarakat dilingkungannya.
Dalam posisi tertentu seni tari
memang sering mendapat sorotan tajam.
Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan
masyarakat secara umum yang melihat
seni tari seperti yang ada dalam
kesenian tayub dan yang sejenisnya,
Yang di dalamnya ada konotasi
pelecahan seksualitas, mengundang
kemaksiatan dan hal-hal lain yang tidak
patut dalam ukuran moral keagamaan.
Kenyataan ini memposisikan tari dalam
kedudukan yang lemah dalam budaya
Islam, sehingga ada anggapan bahwa
semua tari dianggap maksiat. Dengan
adanya karya-karya tari yang bernuansa
Islami tersebut kiranya dapat dijadikan
bandingan bahwa nilai-nilai spirit Islam
yang’ diwujudkan dalam seni gerak
tersebut mampu memberikan sumbangan
terhadap perbaikan pola-pola pikir yang
cenderung sumbang terhadap kehidupan
tari itu sendiri.
Seni Sastra
Seni sastra dalam Islam nampak
sekali dalam awal-awal peradaban
Islam, kemudian dilanjutkan dengan
ungkapan-ungkapan para sufi yang
menyampaikan kecintaannya kepada
Sang Pencipta, merupakan karya
religius yang kental. Kokoh Jalaludi
Rumi adalah wali yang seniman
terkemuka menghasilkan karya-karya
sastra yang sangat syarat dengan
Dipinsi dengan Camscannerspiritual. Syair-syair yang dihasilkan
merupakan hasil perenungannya yang
dalam tethadap realitas hidup religinya,
Di Indonesia kita kenal Hamka yang
dengan samodra fatkhah adalah contoh
dari sekian banyak seniman muslim
kita, Sutarji Kalsum Bakhri penyair
religius Indonesia juga termasuk
deretan seniman-seniman muslim yang
sangat profesional dalam menhasilkan
karya-karya sastra.
Simpulan
Nilai-nilai dasar spiritual Islam
yang formulasinya terkandung dalam
‘pernyataan iman yakni Kalimah
Toyyibah mempunyai peranan yang
penting di dalam mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, mengatur
hubungan manusia dengan manusia, dan
hubungan individu dengan masyarakat
secara luas, yang itu dapat kita amati
kelekatannya pada seluruh aspek
kegiatan budaya, diantaranya dalam
inspirasinya pada kegiatan kreatifitas
penciptaan karya seni. Kekuatan
ungkapan sebagai bentuk pernyataan
estetis itu lahir dari pengalaman individu
setiap muslim dalam menyelami prinsip
dasar keyakinannya. Dengan demikian
seni yang hadir dari masyarakat muslim
tentu saja sangat diwarnai oleh
pengalaman-pengalaman spiritual
agamanya, Sehingg wujud keseniannya
menunjukkan kekhasannya sendiri.
__ Terdapat hubungan langsung antara
nilai-nilai spiritual Islam dengan karya-
akrya seninya. Satu sisi seni sebagai
Wujud ekspresi membawa muatan nilai-
nilai yang diserap oleh masyarakat, sisi
lainnya seni ditarik kembali untuk
keperluan hayatan, media dakwah,
Peranan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam
membangkitkan rasa keagungan Sang
Pencipta, sekaligus sebagai tangga
untuk menapak jalan Tuhan. Akibatnya,
seni dalam Islam selalu menghadapi
ujian-ujian dari masyarakatnya sendiri.
Dengan begitu nilai-nilai_ yang
disampaikan tidak pernah lepas dari
pesan-pesan religius. Tentang
pemahamannya terhadap Tuhan
diabstraksikan dalam setiap ciptan karya
seninya, dan etika moral selalu
dilibatkan sebagai keharmonisan yang
bersifat psikologis.
Seniman-seniman muslim telah
menghadirkan banyak ragam bentuk
ungkapan karya seninya. Seni kerupaan,
musik, teater, tari, sastra, merupakan_
wujud karya yang telah nyata kita
saksikan di panggung budaya. Karya-
karya tersebut hadir di tengah-tengah
kita untuk memperkenalkan diri,
menyapa, mengajak dialog kepada kita
tentang berbagai hal yang menyangkut
pengalaman religius dan persoalan lain
yang relevan dengan pengembangan
akal budi kita. Namun demikian bukan
begitu saja karya-karya seni Islam
diterima oleh khalayak. Ia harus
melewati pengujian dari tataran
ideologis sampai pada penampakannya.
Beberapa gambaran yang dipaparkan
sebelumnya mengenai contoh-contoh
karya tersebut merupakan sebagaian
kecil daei sekian banyak karya yang ada.
Yang sedikit itu juga sekedar untuk
memberikan ilustrasi agar maksud atau
tema yang diangkat dalam tulisan ini
dapat terjelaskan meskipun tidak
sepenuhnya tuntas. Dengan demikian masih
diperlukan kajian yang lebih dalam dan
detail agar spesifikasi karya seni Islam
iidentifikasi secara jelas.
247
Dipinsi dengan CamscannerPrasasti/Vol. 49/Th.Xill/Mei 2003/Hal. 98-260SSN: 0853-6880
Daftar Pustaka
Al Qardhawi, Yusuf
1996" “Islam dan Seni”, terjemahan dari 4/-Islam Wa-al Faun, Bandung
: Pustaka Hidayah
Al-Farugi, Ismal Raji.
1999 “Seni Tauhid” Esensi dan Ekspresi Estetika Islam, Benteng.
Akhudiat
1997 Konteks Religius Kesenian Tradisional di Pedesaan dan Peluang
Menghadapi Kekuatan “Info-tainment”, Makalah disampaikan di
STKW Surabaya.
Beg. M. Abdul Jabar
1988 Seni di dalam Peradaban Islam. Bandung: Pustaka
Iqbal
1996 Temtang Tuhan dan Keindahan. Jakarta:Mizan
Murgianto. Sal
1994 “Festifal dan Ritual”, Dulu dan Kini. Makalah disampaikan pada
Seminar Seni Jawa Timur. Dinas P&K Jawa Timur
Nasr. Sayyid Hossein
1993 Spiritual dan Seni Islam. Jakarta: Mizan
Surin Bachtiar.
1978 — Terjemahan dan Tafisr Al-Qur ‘an 30 Juz. Bandung: Fa. Sumatra.
Salad Hamdy
2000 “Agama Seni”, Refleksi Teologi Dalam Ruang Estetik
‘Yogyakarta:Semesta
Sumardjo, Jakob.
2000 ——Filsafat Seni, ITB Bandung
Yahya, Amir
2000 Unsur Islam dalam Ornamen Tradisi Putri Merong Keraton
Yogyakarta. Dalam SEN/. ISI Yogyakarta.
248
Dipinési dengan Camscanner