Anda di halaman 1dari 28

1

2
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan global


khususnya di Indonesia. Demam Berdarah Dengue telah menyerang 115 negara tropis dan
subtropis. Terdapat 50 juta kasus DBD di dunia setiap tahunnya, dan 500.000 diantaranya
memerlukan perawatan intensif. Sebagian besar kasus adalah anak-anak, dan 2,5% dari kasus
tersebut mengalami kematian (WHO, 2019). Demam Berdarah Dengue seringkali
menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga mengakibatkan kepanikan di
masyarakat karena menyebabkan penyebaran yang sangat cepat dan berisiko kematian.

Indonesia merupakan negara hiperendemis Demam Berdarah Dengue kedua setelah


Thailand. Di Indonesia, penyakit DBD tersebar di 436 kabupaten/kota dari 33 provinsi. Pada
tahun 2014, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue yang tercatat adalah 100.347 kasus
dengan IR 39,80 per 100.000 penduduk, dan meningkat menjadi IR 50,75 per 100.000
penduduk pada tahun 2015. Angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue tahun 2014
sebesar 0,83% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 0,90% (Kemenkes RI, 2016).

Di Jawa Timur, kejadian Demam Berdarah Dengue mengalami peningkatan dari


21.092 kasus pada tahun 2015 menjadi 25.336 pada tahun 2016 dengan IR 64,8 per 100.000
penduduk. Angka ini masih di atas target nasional yaitu ≤ 49 per 100.000 penduduk. Angka
kematian atau case fatality rate (CFR) DBD tahun 2017 sebesar 1,3% lebih tinggi dari target
nasional yaitu <1%. Hal tersebut disebabkan tidak berhasilnya program PSN (pemberantasan
sarang nyamuk) (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2019).

Daerah Glenmore terbagi dari 4 dasa, yakni Sepanjang, Karangharjo, Tegalharjo, dan
Margomulyo. Angka kejadian Demam Berdarah Dengue masih ditemukan pada sebagian
dari daerah ini. Menurut data Puskesmas Sepanjang, pada tahun 2019 terdapat 12 kasus
Demam Berdarah Dengue dan pada bulan Januari 2020 terdapat 2 kasus Demam Berdarah
Dengue yang terjadi di Desa Karangharjo. Hal ini menunjukkan bahwa kasus Demam
Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Sepanjang masih terjadi, maka dari itu perlu
dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue.

3
TUJUAN

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kejadian demam


berdarah dengue dengan peran serta serta masyarakat.

4
5
MATERI PEMBEKALAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

PENGERTIAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas
(demam) dan disertai dengan perdarahan.

PENYEBAB
Host (Manusia) : Gizi, umur, kekebalan, genetik
Agent (Penyebab) : Virus dengue
Vektor (Pembawa) : Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus
Environment (Lingkungan) : Kelembaban, cuaca, ketinggian tempat tinggal,
perilaku masyarakat, kepadatan larva + nyamuk
dewasa.

GEJALA
1. Tanda Awal

1. Mendadak panas tinggi, 2. Seringkali ulu hati terasa nyeri,


tampak Lemah dan lesu karena terjadi perdarahan di
lambung

6
4. Untuk membedakannya kulit
3. Tampak bitnik-bintik merah
pada kulit (petekie) seperti diregangkan, apabila bitnik
bekas gigitan nyamuk merah itu hilang , bukan tanda
disebabkan pecahnya
pembuluh darah kapiler di kulit petekie

2. Gejala/Tanda Lanjutan

1. Kadang-kadang terjadi 2. Mungkin terjadi muntah atau


pendarahan di hidung buang air besar bercampur
(mimisan) darah

3. Bila sudah parah, penderita


gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin berkeringat. Bila tidak segera
ditolong dapat meniggal dunia.

PERDARAHAN TERJADI DI SELURUH JARINGAN TUBUH


TANDA PERDARAHAN BISA TAMPAK ATAU TIDAK TAMPAK

7
PENANGANAN AWAL

Bila menjumpai seseorang yang diduga menderita sakit DBD dengan gejala/tanda awal,
maka lakukan tindakan sebagai berikut:

1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang


sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya.
Dapat juga diberikan larutan oralit.

2. Berikan kompres air hangat atau air biasa, kemudian


kompres diletakkan di lipatan tubuh seperti ketiak, dan
dahi.

3. Berikan obat penurun panas (parasetamol)

8
TINDAK LANJUT

Anjurkan segera untuk memeriksakan ke dokter, poliklinik, puskesmas atau rumah sakit
untuk memastikan penyakitnya dan mendapat pertolongan yang tepat.

PENCEGAHAN
A. PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN 4M PLUS
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 4M Plus meliputi:

Menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak


mandi/WC, drum dan sebagainya sekurang-kurangnya
seminggu sekali.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti


gentong air/ tempayan dan lain-lain.

9
Mendaur ulang barang-barang
bekas yang dapat menampung
air seperti botol plastik, kaleng,
ban bekas dll atau membuang
pada tempatnya

Memantau seluruh wadah air yang berpotensi sebagai


tempat perindukan nyamuk

Selain itu ditambah dengan cara lainnya (PLUS) yaitu:


1. Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali
2. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
3. Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain dengan tanah
4. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti pelepah
pisang atau tanaman lainnya
5. Mengeringkan tempat-tempat lain yang dapat menampung air hujan di pekarangan,
kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong dan lain sebagainya.
6. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan kepala timah, ikan
tempalo, ikan nila, ikan guvi dan lain-lain
7. Pasang kawat kasa
8. Jangan menggantung pakaian di dalam rumah
9. Tidur menggunakan kelambu
10. Atur pencahayaan dan ventilasi yang memadai
11. Gunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
12. Lakukan larvasidasi yaitu membubuhkan larvasida misalnya temephos di tempat-
tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
13. Menggunakan ovitrap, Larvitrap maupun Mosquito trap.
14. Menggunakan tanaman pengusir nyamuk seperti: lavender, kantong semar, sereh,
zodia, geranium dan lain-lain.

10
B. LARVASIDASI
Larvasidasi adalah pengendalian larva (jentik) nyamuk dengan pemberian larvasida yang
bertujuan untuk membunuh larva tersebut. Pemberian larvasida ini dapat menekan
kepadatan populasi untuk jangka waktu 2 bulan. Jenis larvasida ada bermacam-macam,
diantaranya adalah temephos, piriproksifen, metopren dan bacillus thuringensis.

C. FOGGING (PENGASAPAN)
Nyamuk dewasa dapat diberantas dengan pengasapan menggunakan insektisida (racun
serangga). Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang
mati hanya nyamuk dewasa saja. Jentik nyamuk tidak mati dengan pengasapan. Selama
jentik tidak dibasmi, setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat
perkembangbiakannya.

CARA PALING TEPAT MEMBERANTAS NYAMUK ADALAH


MEMBERANTAS JENTIKNYA DENGAN KEGIATAN PSN 4M PLUS

11
12
KADER JUMANTIK

1. Pengertian
Kader juru pemantau jentik adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan
dan pemberantasan jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
2. Struktur dan Cakupan
a. Struktur
1. Kader jumantik merupakan kumpulan warga yang terpilih dalam satu
kelurahan yang diberikan tugas dalam pemantauan jentik, dan memiliki
tanggungjawab mengenai pelaporan jentik ke petugas puskesmas yang
membawai program DBD.
2. Kader jumantik dipilih secara sukarela, kemudian warga yang mengajukan
akan data oleh petugas puskesmas pemegang program setelah itu buatkan
surat Mou dan komitmen yang akan di tandatangani oleh kepala puskesmas,
kepala desa, pemegang program, serta kader yang bersangkutan di wilayah
tersebut.
3. Beberapa ketentuan kader jumantik dalam satu desa :
- Setiap desa memiliki minimal satu kader dalam satu RT.
- Dalam satu desa terdapat perwakilan satu kader yang bertangguang jawab
dan membawahi kader-kader disetiap RT.
- Penangung jawab kader desa akan dipantau oleh petugas puskesmas
pemegang program yang bersangkutan.
- Setiap perwakilan kader jumantik desa wajib menyetorkan laporan hasil
pemantauan jentikkepada puskesmas sesuai dengan waktu yang sudah
disepakati.

13
STRUKTUR DAN KOORDINASI KADER JUMANTIK

SUPERVISOR JUMANTIK

(PEMEGANG PROGRANM DI
PUSKESMAS SEPANJANG)

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK
DESA DESA DESA DESA

KADER KADER KADER KADER


JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK
RT RT RT RT

ALUR KOORDINASI DAN PELAPORAN

BRIEFING BERSAMA
PEMERIKSAAN JENTIK LAPORAN PEMANTAUAN
KETUA KADER JENTIK
DILAKUKAN DI SETIAP RT JENTIK DARI KADER
DESA SEBELUM
DALAM SATU DESA JUMATIK SETIAP RT
MELAKUKAN JUMANTIK

JIKA DALAM SUATU KETUA KADER JUMANTIK


APABILA ANGKA BEBAS
DESA TERDAPAT SETIAP DESA MENGIRIM
JENTIK BELUM MENCAPAI
WARGA YANG TERKENA LAPORAN KE PUSKESMAS
TARGET MAKA DILAKUKAN
DBD MINIMAL 4 KASUS, SEPANJANG
EVALUASI DENGAN
PUSKESMAS
MENGUMPULKAN KADER
MELAKUKAN DISKUSI
JUMANTIK DI WILAYAH
DENGAN KEPALA DESA
YANG BERSANGKUTAN
SETEMPAT UNTUK

14
b. Cakupan
Cakupan pemantauan jentik meliputi setiap rumah yang ditempati oleh warga
setempat dalam satu RT dan Desa.

3. Tugas

Tugas dan tanggung jawab utama dari kader jumantik adalah pelaksanaan
Penberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4M plus disesuaikan dengan fungsi
masing-masing. Secara rinci tugas dan tanggung jwab kader jumantik adalah :
1. Mensosialisasikan PSN 4M plus kepada masyarakat setempat (dalam satu RT)
2. Memeriksa atau memantau tempat perindukan Nyamuk di dalam dan diluar
rumah sebulan sekali
3. Memeriksa lingkungan sekitar rumah warga yang di periksa dan memastikan
tidak ada tempat yang berpotensi sebagai saran dan perindukan nyamuk.
4. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan jentik di tempat-tempat
perindukan nyamuk.
5. Malakukan dan ikut berpartisipasi dalam diskusi terkait solusi apabila
didapatkan kejadian DBD di masyarakat.
6. Bagi kepala kader jumantik, selain melakukan tugas seperti yang ditulis
diatas, kader juga berkewajiban untuk mengumpulkan laporan jumantik satu
desa dan memberikan ke pertugas puskesmas yang memiliki program.

4. Penyegaran
Penyegaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas atau Dinas
Kesehatan kota kepada kader jumantik dalam upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan menjadi kader. Pelatihan rutin dilakukan satu sampai dua bulan
sekali. Pelatihan diikuti oleh semua kader dari empat desa, setiap pelatihan kader
akan mengisi materi pelatihan didalam buku panduan yang dimiliki oleh setiap
kader, kemudian di tandatangani oleh penyampai materi (petugas puskesmas atau
DKK)

15
16
UPDATE JUMANTIK

PEMANTAUAN JENTIK
A. PENGERTIAN
Pemantauan jentik adalah kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk yang
dilakukan oleh kader pada tempat-tempat penampung air yang ada di lingkungan
rumah yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menerangi permukaan
air dengan lampu penerang (senter) dan melihat ada atau tidaknya jentik nyamuk
pada permukaan air tersebut. Tempat-tempat yang diperiksa meliputi:
a) Bak mandi/ WC
b) Gentong air/ drum
c) Tatakan dispenser
d) Akuarium
e) Vas bunga
f) Tempat minum burung
g) Tatakan pot bunga
h) Kaleng-kaleng bekas, botol plastik, ban bekas
i) Sampah yang menampung air (contoh: kaleng bekas)
j) Tempat-tempat lain yang menampung air yang tenang (nyamuk
hanya berkembang biak pada genangan air yang tenang dan tidak
bergelombang)

B. PERSIAPAN
Hal yang perlu disiapkan oleh kader sebelum melakukan pemeriksaan adalah
a) Telah mengikuti pembekalan materi oleh tenaga kesehatan
b) Membawa surat tugas pemeriksaan jentik dari Puskesmas dan RT
c) Membawa buku panduan kader pemeriksa jumantik dari Puskesmas
d) Membawa alat pemeriksaan jentik dari Puskesmas (senter, ballpoint,
form pemeriksaan)

Gambar alat pemeriksaan jentik

e) Meminta ijin kepada pemilik rumah sebelum melakukan pemeriksaan

17
C. TATA CARA
Tata cara pemantauan jentik adalah sebagai berikut:
a) Periksalah bak mandi/WC, gentong air/drum dan tempat-tempat
penampungan air lainnya.
b) Jika tidak terlihat adanya jentik tunggu sampai kira-kira satu menit,
jika ada jentik pasti akan muncul ke permukaan air untuk bernafas.

Gambar jentik nyamuk

c) Gunakan senter apabila wadah air tersebut terlalu dalam dan gelap.

Gambar cara pemeriksaan jentik dengan senter

d) Periksa juga tempat-tempat berpotensi menjadi tempat


perkembangbiakan nyamuk misalnya vas bunga, tempat minum
burung, kaleng-kaleng bekas, botol plastik, ban bekas, tatakan pot
bunga, tatakan dispenser dan lain-lain.

18
Gambar tatakan dispenser

Gambar tatakan vas bunga

e) Tempat lain di sekitar rumah yaitu talang/saluran air yang


terbuka/tidak lancar, lubang-lubang pada potongan bambu atau
pohon lainnya.

19
D. PENGISIAN FORM
a. Form nomer 1 / FORM PEMANTAUAN JENTIK
Form ini wajib dibawa setiap kali kader melakukan pengecekan.
Hasil dari form ini berikutnya direkap pada ‘form nomer 2’. Gambar dan
cara pengisian form dijelaskan pada gambar berikut :

20
b. Form nomer 2 / FORM REKAPAN PEMERIKSAAN
Form berikut adalah rekapan dari form nomer 1. Diisi dari hasil data
yang ada pada form nomer 1. Form ini sebagai bukti pemeriksaan kepada
puskesmas.

TANGGAL LOKASI JUMLAH RUMAH JUMLAH RUMAH TTD


PEMANTAUAN YANG DIPERIKSA DENGAN JENTIK (+) PUSKESMAS
JENTIK SEPANJANG

Penjelasan Pengisian:
• Tanggal: Diisi dengan tanggal dilakukannya pemantauan jentik

• Lokasi pemantau jentik: Diisi alamat dilakukannya pemantauan jentik meliputi


nama desa, dusun, RT, dan RW

Contoh : Desa Karangharjo RT 01 RW 01


• Jumlah rumah yang diperiksa: Diisi dengan jumlah rumah yang dilakukan
pemantauan jentik pada tempat penampungan air

• Jumlah rumah dengan jentik (+): Diisi dengan jumlah rumah yang ditemukan
jentik nyamuk pada tempat penampungan air

• TTD Puskesmas: Hasil pemantauan jentik dilaporkan kepada Puskesmas dengan


bukti tanda tangan dari pihak Puskesmas

c. FORM KEGIATAN PENYULUHAN YANG PERNAH DIIKUTI


Form ini diisi oleh kader apabila telah mengikuti penyuluhan dan
mendapatkan pembekalan terkait materi yang berhubungan dengan Demam
Berdarah Dengue yang diberikan oleh instansi kesehatan, pemerintahan, dll.

21
TANGGAL JUDUL LOKASI PEMATERI TTD
PENYULUHAN PENYULUHAN PEMATERI

Penjelasan Pengisian :
• Tanggal : Diisi dengan tanggal dimana kader mendapatkan penyuluhan

• Judul Penyuluhan : Diisi dengan judul materi penyuluhan yang


didapatkan oleh kader, contoh : Penyuluhan penanganan awal DBD

• Lokasi Penyuluhan : Diisi dengan alamat dilakukannya peyuluhan yang


didapatkan oleh kader, contoh : Aula Puskesmas Sepanjang

• Pemateri : Diisi dengan nama orang yang memberikan materi


penyuluhan kepada kader, contoh : dr. Permatasari

• TTD Pemateri : Diisi dengan tanda tangan orang yang memberikan


materi penyuluhan sebagai bukti bahwa kader telah mengikuti
penyuluhan

22
d. Form KEGIATAN PENYULUHAN YANG PERNAH DILAKUKAN
Form ini diisi oleh kader apabila telah memberikan penyuluhan kepada
masyarakat terkait materi yang berhubungan dengan Demam Berdarah Dengue.

TANGGAL JUDUL LOKASI PESERTA TTD PERWAKILAN


PENYULUHAN PENYULUHAN PESERTA

Penjelasan Pengisian:
• Tanggal : Diisi dengan tanggal dimana kader memberikan penyuluhan
kepada masyarakat

• Judul Penyuluhan : Diisi dengan judul materi yang dibawakan kader saat
penyuluhan kepada masyarakat, contoh : Pencegahan DBD dengan 4M
Plus

• Lokasi Penyuluhan : Diisi dengan alamat dilakukannya peyuluhan oleh


kader kepada masyarakat, contoh : Desa Sepanjang RT 02 RW 01

• Peserta : Diisi dengan sasaran dari penyuluhan yang diberikan oleh


kader, contoh : Penduduk Desa Sepanjang RT 02 RW 01, Murid-murid
SD kelas 5-6

23
24
MONITORING & EVALUASI

MONITORING

Monitoring (supervisi) dilakukan oleh puskesmas kepada Koordinator dan Supervisor


Jumantik antara lain:

1. Apakah Jumantik benar-benar telah mengerti tentang penyakit DBD dan cara
pencegahannya. 


2. Melihat bagaimana Jumantik melakukan wawancara dengan penghuni rumah/pengelola


tempat-tempat umum dan memeriksa jentik. 


3. Melihat kartu jentik yang ada di rumah penduduk atau tempat-tempat umum 


4. Memeriksa hasil pemeriksaan jentik pada formulir laporan Koordinator dan Supervisor
Jumantik. 


EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk analisis laporan hasil pemeriksaan jentik antara lain:

1. Cakupan rumah / tempat-tempat umum yang diperiksa (minimal 80% dari yang
direncanakan). 


2. Parameter penilaian adalah ABJ (Angka Bebas Jentik) yang dibuat dalam bentuk
pemetaan. 


3. Evaluasi hasil kerja Jumantik dilakukan oleh petugas Puskesmas bersama supervisor
secara periodik 3 bulan sekali (PJB). 


4. Memantau jumlah kasus DBD di wilayahnya. 


5. Hasil kegiatan Jumantik dan hasil evaluasi disampaikan pada pertemuan rutin di tingkat
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota. 


6. Mengadakan pertemuan teknis di puskesmas untuk membahas permasalahan yang


dihadapi jumantik dan penyelesainnya di tingkat kelurahan/desa yang dihadiri oleh Ketua
RT, RW, swasta, LSM, Tokoh masyarakat (Toma), Tokoh agama (Toga) serta kelompok
potensial lainnya.

25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai