ASAS-ASAS HUKUM ACARA altera pars atau eines mannes rede ist keines
PERDATA mannes rede) adalah hakim dalam menangani suatu
perkara terhadap para pihak yang sedang berperkara
1. Asas Hakim Bersifat Pasif
harus mendengarkan keterangan tentang terjadinya
Maksud dari asas ini adalah adanya tuntutan hak peristiwa hukum dari kedua belah pihak.
dari penggugat kepada tergugat, timbulnya inisiatif
sepenuhnya ada pada pihak penggugat. Dalam memberikan keputusan hakim tidak boleh
Hakim bersifat pasif dalam pengertian yang luas hanya berdasarkan keterangan salah satu pihak
adalah bahwa suatu perkara diajukan ke pengadilan saja terkecuali jika tergugat setelah dipanggil dengan
atau tidak untuk penyelesaiannya sepenuhnya patut dua (2) kali berturut-turut tidak hadir (Purge)
tergantung inisiatif dari para pihak yang sedang dan tidak memerintahkan wakil atau kuasa
berperkara bukan dari hakim yang akan memeriksa hukumnya serta tidak mempergunakan haknya
karena sebelum perkara diajukan ke pengadilan untuk didengar keterangannya, hakim dapat
hakim bersifat pasif, sedangkan kalau suatu perkara memeberikan putusan verstek. Tetapi jika setelah
teleh diajukan oleh para pihak ke persidangan hakim memberikan putusan verstek da nada
pengadilan maka hakim harus bersifat aktif untuk perlawanan (verzet) dari pihak tergugat maka hakim
mengadili perkara tersebut seadil-adilnya tanpa juga harus mendengar keterangan pihak tergugat
pandang bulu. dan memberikan putusan yang adil (pasal 121 ayat
Hakim tidak diperbolehkan atau dilarang 2, 132a HIR jo. Pasal 145 ayat 2, 157 RBg. jo. Pasal 47
memberikan putusan yang tidak di tuntut oleh oleh Rv. jo pasal 4 UU No. 14 Tahun 2009 Tentang
para pihak yang berperkara karena akan berakibat Kekuasaan Kehakiman.
putusannya cacat hukum dan dapat batal demi
Jika dalam keterangan-keterangan yang diberikan
hukum (pasal 178 HIR jo. Pasal 189 RBg).
oleh para pihak belum mendapatkan gambaran
2. Asas Sifat Terbukanya Persidangan
tentang duduk perkara yang sebenarnya maka hakim
Asas sifat terbukanya persidangan adalah hakim karena jabatannya mempunyai hak untuk
dalam mengadili suatu perkara yang diajukan oleh memerintahkan para pihak yang berperkara
pengggugat persidangannya terbuka untuk umum. menghadirkan para saksi yang mendengar,
Dalam praktik persidangan yang terbuka untuk mengalami, dan menyaksikan langsung terjadinya
umum persidangannya dilaksanakan dalam ruangan peristiwa hukum.
yang pintunya terbuka dan setiap orang tanpa
4. Asas Bebas Dari Campur Tangan Para Pihak Di Luar
terkecuali dapat menyaksikan jalannya persidangan,
Pengadilan
sedangkan persidangan yang tertup untuk umum
Maksud dari asas ini adalah Hakim pengadilan dalam
pelaksanaannya dalam ruangan yang pintunya di
memberikan keputusan terhadap para pihak yang
tutup dan tidak semua orang bias masuk terkecuali
berperkara harus berdasarkan keyakinannya dan
para pihak yang berperkara dan para saksi.
tidak boleh terpengaruh dengan pihak lain diluar
Dalam perkara yang terbuka untuk umum maka
pengadilan.
harus terbuka untuk umum karena jika ternyata
Hakim wajib menjaga kemandiriannya dalam hal
hakim dalam menangani suatu perkara tidak terbuka
memberikan keputusan tanpa terpengaruh oleh
untuk umum, keputusan yang dibuat oleh hakim
pihak lain di laur pengadilan sekalipun pengaruh itu
tidak sah dan atau cacat hukum serta dapat batal
dari pejabat negara bahkan presiden sekalipun tetap
demi hukum (pasal 13 UU No. 48 Tahun 2009
hakim tidak boleh terpengaruh. ( lihat pasal 1 angka
Tentang Kekuasaan Kehakiman).
1, pasal 3 ayat 1 dan 2 UU No. 48 Tahun 2009
Namun dalam hal sidang terbuka untuk umum
Tentang Kekuasaan Kehakiman).
terdapat pengecualiannya yaitu khusus untuk
Hakim dalam memberikan keputusan harus
perkara-perkara perceraian persidangannya tertutup
berdasarkan bukti-bukti dan keyakinannya tanpa
untuk umum karena menyangkut rahasia keluarga.
terpengaruh oleh pihak lain di luar pengadilan.
3. Asas Mendengar Kedua Belah Pihak
5. Asas Sederhana, Cepat Dan Biaya Ringan
Maksud dari asas ini adalah Hakim dalam mengadili Biaya-biaya tersebut diperlukan oleh pengadilan
suatu perkara harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperlancar jalannya persidangan.
untuk menyelesaikan perkara dalam tempo yang Biaya-biaya tersebut umunya dibebankan kepada
tidak terlalu lama sehingga tidak memakan biaya pihak yang dikalahkan dalam suatu persidangan.
yang banyak. Jika dalam perkara tersebut ada barang-barang
jaminan baik yang bergerak maupun yang tidak
Sederhana diartikan hakim dalam pelaksanaan bergerak yang harus di sita oleh panitera pengadilan
mengadili harus menggunakan kalimat atau bahasa negeri maka selain biaya-biaya tersebut diatas
yang mudah dipahami dan dimengerti oleh para masih ada biaya tambahan yaitu biaya sita eksekusi
pihak yang berperkara. Cepat diartikan hakim dalam dari eksekusi lelang termasuk didalamnya biaya-
memeriksa para pihak yang berperkara setelah ada biaya pengacara, para saksi, saksi ahli dan juru
bukti-bikti yang cukup dan akurat segera bahasa (pasal 121 ayat 4, pasal 182, pasal 183 HIR jo.
memberikan keputusan dan waktunya tidak diulur- Pasal 145 ayat 4, pasal 192, pasal 193 RBg. jo. Pasal 2
ulur atau penundaan persidangan. ayat 2, pasal 4 ayat 2 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman.
6. Asas Putusan Harus Disertai Alasan-Alasan
Biaya-biaya yang harus dibayar di atas terdapat
Asas ini maksudnya adalah putusan hakim dalam pengecualaian untuk para pihak yang tidak mampu
suatu perkara harus menggunakan dalil-dalil atau yang telah mengajukan permohonan ke pengadilan
dasar hukum positif yang ada. dengan beracara di pengadilan tanpa biaya (prodeo)
Hal ini dimaksudkan untuk pertanggungjawaban dari dan tidak dilawan oleh pihak lawan serta dikabulkan
sebuah keputusan yang telah dikeluarkan oleh oleh hakim. Jika dalam persidangan dikalahkan tidak
hakim, sehingga pihak lawan juga akan kesulitan dikenakan biaya (pasal 237, 238, 239 HIR jo. Pasal
mencari celah atau kelemahan dari putusan 273, 274, 275 RBg).
tersebut. Apabila hakim dalam melaksanakan tugasnya tidak
Hakim dalam menerapkan dalil-dalil atau hukum berpedoman atau menyimpang dari asas-asas
harus sesuai dengan sengketa yang dihadapi oleh hukum yang ada sesuai dengan peraturan
para pihak jika tidak maka keputusan yang perundang-undangan maka keputusannya dapat
dikeluarkan oleh hakim tersebut berakibat cacat berakibat cacat hukum dan dapat batal demi hukum.
hukum dan dapat dibatalkan, diubah dan diperbaiki
di tingkat banding. Dan agar supaya keputusan yang
dikeluarkan apabila diajukan upaya hukum lain oleh
pihak lawan tidak berakibat dibatalkan, diperbaiki,
dan diubah di tingkat banding, kasasi, maupun
peninjauan kembali.