Anda di halaman 1dari 2

Kronologi Sengketa Kerja Sama Citilink

dan Sriwijaya Air


Jakarta, CNN Indonesia -- Sengketa kerja sama manajemen (KSM) antara anak usaha PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia dan PT Sriwijaya Air kian memanas. Pekan ini,
Citilink Indonesia menggugat secara resmi Sriwijaya Air dan Nam Air atas dugaan wanprestasi
ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Sriwijaya Air saat ini menjadi salah satu entitas usaha dari Garuda Indonesia Grup semenjak
keduanya menjalin kerja sama dalam bentuk bentuk Kerjasama Operasi (KSO) pada November
2018 lalu. Di bulan yang sama, KSO tersebut berganti nama menjadi KSM.

Kerja sama itu sendiri dilakukan dalam rangka penyelesaian utang kepada sejumlah perusahaan
pelat merah, seperti PT GMF AeroAsia Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT
Pertamina (Persero).

Seiring berjalannya waktu, kerja sama itu tak berjalan mulus. Kisruh kerja sama manajemen
kedua grup maskapai penerbangan nasional itu mengemuka saat pemegang saham
Sriwijaya Air resmi mencopot Joseph Adrian Saul sebagai Direktur Utama perusahaan melalui
rapat dewan komisaris dan direksi pada Senin (9/9) lalu.
Selain Joseph, pemegang saham juga menggeser Harkandri M. Dahler yang menjabat Direktur
Sumber Daya Manusia dan Layanan, serta Joeph K. Tendean selaku Direktur Komersial.Sebagai
gantinya, pemegang saham menunjuk Robert D. Waloni sebagai pelaksana tugas harian direktur
utama. Sementara itu, Rifai menjabat sebagai pelaksana tugas harian Direktur Komersial.

Namun, berdasarkan surat yang diterima CNN Indonesia, manajemen Citilink Indonesia diduga
tak terima dengan keputusan itu karena pihak Sriwijaya Air seharusnya berkoordinasi dengan
manajemen. Hingga berita diturunkan CNN Indonesia telah berusaha mengonfirmasi surat
tersebut kepada Citilink tapi belum mendapatkan jawaban.

Setelahnya, manajemen Citilink Indonesia berupaya untuk membahas perombakan direksi


dengan manajemen Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air. Perusahaan juga menegaskan kerja
sama antara entitas yang terlibat masih berjalan normal.

Sementara itu, karyawan Sriwijaya Air mengaku resah dengan kondisi keuangan perusahaan
pasca perombakan direksi karena mempengaruhi kelanjutan KSM dengan Citilink Indonesia.
VP Human Capital Sriwijaya Air Agus Setiawan mengatakan KSM Sriwijaya Air dengan Citilink
Indonesia sejatinya telah membawa angin segar bagi segenap karyawan Sriwijaya Air."Saya bisa
pastikan karyawan senang, Sriwijaya Air ini gaji dua tahun tidak naik, 2017 dan 2018. Begitu
perusahaan diambil alih versi KSM kami langsung ada penyesuaian gaji dua kali," ucap Agus di
Tangerang, Jumat (20/9) lalu.

Konflik berlanjut pada Rabu (25/9) lalu ketika Garuda Indonesia Group mengumumkan
pencabutan mencabut logo "Garuda Indonesia" pada armada Sriwijaya Air."Pencabutan logo
Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut merupakan upaya dalam menjaga brand
Garuda Indonesia Group, khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air
Group yang tidak sejalan dengan standardisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak adanya
dispute (sengketa) KSM tersebut," ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan
Rosan dalam keterangan resminya.
Citilink kemudian mengajukan gugatan perdata terhadap Sriwijaya Air ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.Mengutip situs resmi Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Jakarta Pusat,
Sabtu (29/8), gugatan tersebut telah tercatat dalam Nomor Perkara 582/Pdt.G/2019/PN Jkt.Pst
dengan kuasa hukum Eri Hertiawan.

Dalam gugatannya, penggugat memohon agar PN Jakpus menyatakan bahwa Sriwijaya Air dan
Nam Air selaku tergugat telah melakukan wanprestasi atas perjanjian kerja sama yang telah
disepakati sebelumnya.

Dalam hal ini, terhadap pasal 3 butir 1 dan pasal 3 butir 5 dari Perubahan dan Pernyataan
Kembali Perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat dan Turut Tergugat No.
CITILINK/JKTSDQG/AMAND-I/6274/1118 tanggal 19 November 2018 sebagaimana diubah
berdasarkan Amandemen-II Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Manajemen No.
CITILINK/JKTDSQG/AMAND-II/6274/0219 tanggal 27 Februari 2019 dan Amandemen-III
Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Manajemen No. CITILINK/JKTDSQG/AMAND-III/6274/0319
tanggal 4 Maret 2019.

Rencananya, sidang pertama akan digelar pukul 09.15 WIB di PN Jakarta Pusat pada Kamis
(17/10) mendatang.

Anda mungkin juga menyukai