Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA

OLEH :

NI KETUT YULIANA
17.321.2686

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga mengenai “
Konsep Keluarga ”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Negara, 29 Maret

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB IPENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ............................................ Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan............................................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IIPEMBAHASAN ................................................................................................... 6

2.1 Konsep Keluarga ................................................................................................ 6

2.1.1 Definisi Keluarga ........................................................................................ 6

2.1.2 Tipe Keluarga.............................................................................................. 7

2.1.3 Fungsi Keluarga .......................................................................................... 8

2.1.4 Dimensi Dan Struktur Keluarga................................................................ 10

2.1.5 Tahap – Tahap Keluarga ........................................................................... 12

BAB IIIPENUTUP ......................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 15

3.2 Saran ................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju.Orang dengan mudah
berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya.Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab
itu disini akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di
Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah
satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target
pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan
keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.Keluarga adalah unit
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-
batasnya.Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada
tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang
lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan
berinteraksi dengan sistem yang lain (Harmoko, 2018).
Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi
teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi keluarga?
2. Apa sajakah tipe-tipe keluarga?
3. Apa sajakah fungsi dari keluarga?
4. Bagaimana dimensi dan struktur keluarga?
5. Apa sajakah tahap-tahap keluarga?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang konsep keluarga
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Defenisi keluarga
b. Tipe keluarga
c. fungsi keluarga
d. Dimensi dan struktur keluarga
e. Tahap–tahap keluarga

1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Setiadi, 2017).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain. (Harmoko, 2016).
Menurut Duvall (1985), keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan adopsi
dan lahir yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosionaldan sosial dan individu-
individu yang ada didalamnya terlihat pada interaksi yang saling ketergantungan untuk
menciptakan tujuan bersama (Friedman, 2015).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sesuai dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwakarakteristik
keluarga adalah :
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik.
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2 Tipe Keluarga


Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan,
maka perawat perlu memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko,
2018) :
1. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perawinan,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah dengan anak-anaknya ,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/ keduanya-
duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/ meniti karier.
5. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
6. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
8. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
10. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
12. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di kehendaki,
anaknya di adopsi.
15. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dantipe
keluarga non tradisional.
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan anak
(kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua denga anak (
kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.

2. Tipe Keluarga Non Tradisional


a. Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
b. Orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
dalam satu rumah tangga.
c. Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah
tangga. (Harmoko, 2018)

2.1.3 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga menurut Friedman (2015) ada 5 yaitu :
1. Fungsi afektif adalah fungsi untuk mempertahankan kepribadian.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi sosialisasi menfasilitasi stabilisasi prime anak yang
bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status anggota pada keluarga.
3. Fungsi reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup dimasyarakat.
4. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup,
ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan
keputusan.
5. Fungsi perawatan keluarga adalah fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang
menyediakan makanan, pakaian, tempat tingga, perawatan kesehatan dan
perlindungan terhadap bahaya.

Ada juga beberapa sumber menhelaskan tentang fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. (Harmoko, 2018)
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian
anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. (Harmoko, 2018)
3. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan
nilai-nilai budaya (Harmoko, 2012). Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang
mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
4. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dimana yang akan datang (Harmoko, 2018) . Fungsi ekonomi merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang,
pangan dan papan (Setiawati, 2015).
5. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembanganya (Harmoko, 2018).

2.1.4 Dimensi dan Struktur Keluarga


Menurut Setiadi (2017), struktur keluarga adalah :
1. Patrineal adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
3. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah istri.

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :


1. Pola dan Proses Komunikasi,
2. Struktur Peran,
3. Struktur Kekuatan
4. Struktur Nilai dan Norma

Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :

1. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.Komunikasi
keluarga pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik.Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya
isi atau berita negatif, tidak berfokus sendiri.Komunikasi keluarga bagi pengirim
bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi
tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat
negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
2. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan.Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal.Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/suami.
3. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru
(referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive
power), dan efektif power.
4. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
− Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempesatukan anggota keluarga.
− Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga
− Budaya, kumpuan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.1.5 Tahap–Tahap Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall & Miliier : Carter & Megoldirck,
Friedman (2015), mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti :
1. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tahap ini menunjuk kemasa dimana individu berusia 20 tahunan yang telah
mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun
belum berkeluarga, tahap keluarga antara tidak dianggap tahap siklus kehidupan
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan
yang harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling
memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis lain dengan menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri
menjadi orang tua.
2. Tahap keluarga II, keluarga kelahiran anak pertama (child bearing)
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka,
tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir ketika seorang ibu baru tiba
dirumah dengan bayinya setelah tinggal dirumah sakit untuk beberapa waktu.Ibu
dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mereka.Tugas
perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang besar dengan
manambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan
lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (family with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2
tahun dan berakhir ketika anak pertama berusia 5 tahun sekarang keluarga mungkin
terdiri dari tiga hingga 5 orang dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-
saudara, anak perempuan- saudari, keluarga lebih majemuk dan berbeda. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan,
melalui mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan ber main anak.
4. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (family with school children)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mul;ai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dan masa remaja. Biasanya keluarga
mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga diakhir tahap
ini.Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan presiasi sekolah dan mengembangkan hubungan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik, anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
mempertahankan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (family eith teenagers)
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa mandiri, memfokuskan kembali
hubungan perkawainan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dan batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI, keluarga dengan melepas anak atau anak dewasa (launching center
families)
Permulaan dan fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan “rumah kosong”.Ketika anak
terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung
pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah
tamat dari SMA atau perguruan tinggi.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas sirkulasi keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang dapat melalui perkawinan anak-
anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang
tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua
dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan
anak.
7. Tahap VII, keluarga usia pertengahan (nuddle age families)
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orang
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pension atau kematian salah satu pasangan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga
keintiman, merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
8. Tahap VIII, keluarga usia lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan peraturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, mempertahankan terhadap kehilangan
pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk
memahami eksistensi mereka, saling member perhatian yang menyenangkan antara
pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga,
berkebun, mengasuh cucu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
memepertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersional, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan dalam
keperawatan keluarga khususnya.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2015). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC
Harmoko. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Setiadi.(2017). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga.Jogjakarta : Graha Ilmu.
Setiawati & Dermawan.(2015). Asuhan Keperawatan Keluarga, edisi 2. Jakarta: Trans Info
Media

Anda mungkin juga menyukai