Anda di halaman 1dari 4

Tugas Resume

Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak

Disusun Oleh ;

1. M Hasan Basri (2017310246)


2. Ach. Zaenuri (2017310089)
3. Tamim Shobri Nasrullah (2017310181)

S1 AKUNTANSI
STIE PERBANAS SURABAYA

2019
Pembukuan dan Pemeriksaan Pajak

 Penyelenggaraan Pembukuan dan Pencatatan


Dalam pasal 1 angka 26 Udang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, pembukuan adalah suatu proses
pencatatn yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir. Sedangkan Pencatatan adalah pengumpulan data
secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan
pajak yang bersifat final.
Penyelenggaraan pembukuan/pencatatan bertujuan untuk mempermudah:
1. Pengisian SPT;
2. Penghitungan Penghasila Kena Pajak;
3. Penghitungan PPN dan PPnBM;
4. Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha/pekerjaan bebas.
Adapun syarat-syarat untuk penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan adalah sebagai berikut:
1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan.
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stesel akrual atau stelsel kas,
4. Pembukana dengan menggunakna bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat diseleggarakan
oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
5. Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal Pajak.
6. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan, dan biaya serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.
7. Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta dokumen lain yang
berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak disimpan selama 10 tahun.

 Penelitian
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian surat
pemberitahuan dan lampiran-lampiranya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan
penghitungannya.
Hasil pekerjaan penelitian dapat berupa diterbitkannya :
1. Surat tagihan Pajak (STP)
2. Surat Keputuan Kelebihan Pembayaran Pajak (SKKPP)
3. Surat Pemberitaan yaitu apabila penelitian dilakukan terhadap SPT Pajak Penghasilan yang
menyatakan lebih bayar; sedangkan apabila penelitian dilakukan terhadap SPT PPh lainnya
tidak perlu diterbitkan Surat Pemberitaan

 Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak


Pemeriksaan menurut KMK-545/KMK.04/2000, SE-03/PJ.7/2001, SE-06/PJ.7/2004, SE-
02/PJ.7/2005, KEP-142/PJ/2005 adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan wajib pajak dapat dikarenakan berbagai
macam, yaitu:
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
2. SPT lebih bayar;
3. SPT rugi;
4. SPT tidak atau terlambat disampaikan;
5. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Dirjen Pajak untuk diperiksa;
6. Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban selain kewajiban pada huruf b;
7. Tujuan lain yaitu:
8. Pemberian NPWP (secara jabatan);
9. Penghapusan NPWP;
10. Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP;
11. Wajib pajak mengajukan keberatan atau banding;
12. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
13. Penentuan wajib pajak berlokasi di tempat terpencil;
14. Penetuan satu atau lebih tempat terutang PPN;

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu dapat membuat terang
tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi, serta menemukan tersangkanya. Penyidik adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Dirjen Pajak yang diberi wewenang khusus
sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Asas hukum dalam penyidikan adalah, asa praduga tidak bersalah, asas persamaan dimuka
hukum, asas hak memperoleh bantuan/penasihat hukum. Faktor-faktor yang mengentikan penyidikan:
1. Tidak terdapat cukup bukti
2. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakn
3. Tersangka meninggal dunia
4. Peristiwanya telah kadaluwarsa

 Tindak Pidana Fiskal


Tindak pidana fiscal adalah perbuatan tertentu dibidang fiscal yang diberi sanksi pidana. Ruang
lingkup fiscal meliputi peraturan perundang-undangan dibidang pajak, kepabeanan,cukai,pajak daerah
dan retribusi daerah serta dibidang penerimaan negara bukan pajak. Jenis sanksi dalam perpajakam
ada 2 yaitu (1) pidana penjara (karena danya tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja) (2) pidana
kurungan (karena adanya tindak pidana yang dilakukan karena kealpaan)
Beberapa Pasal yang mengatur tentang Pidana di bidang Perpajakan adalah: Pasal 39 ayat (1)
UU tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan, yang berbunyi:
Barang siapa dengan sengaja:
1. tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok
Wajib Pajak atau Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2; atau
2. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
3. menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap; atau
4. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-
olah benar; atau
5. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya; atau
6. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya enam tahun
dan denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

 Hak dan Kewajiban di KUP


Hak Wajib Pajak:
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan
SP2;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim
Pemeriksa Pajak apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan
Pemeriksaan;
5. menerima SPHP;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada  waktu yang telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality Assurance
Pemeriksaan, dalam hal masih terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar hukum
koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak pada saat Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas keterangan lain berupa data konkret
yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf a; dan
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui
pengisian Kuesioner Pemeriksaan.
Kewajiban Wajib Pajak:
Dalam Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak wajib:
1.  memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
2. memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara
elektronik;
3. memberikan kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak
dan/atau tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau
barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak serta meminjamkannya kepada
Pemeriksa Pajak;
4. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, e.    menyampaikan tanggapan secara tertulis
atas SPHP; dan
5. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.
Dalam Pemeriksaan Kantor, Wajib Pajak wajib:
1. memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan sesuai dengan waktu yang
ditentukan;
2.  memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain termasuk data yang dikelola secara elektronik,
yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak;
3. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan;
4.  menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP;
5.  meminjamkan KKP yang dibuat oleh akuntan publik; dan
6.  memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai