Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH : ANTROPOLOGI KESEHATAN

DOSEN : H.AMIR S.KEP.NS.MM

KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

NURUL IZZAH

JEANE SRIANI SUHARTO

NURUL AULIA PUTRI NINGSIH

MARGARITA BANDULE

MOH ARDIANSYAH TAHUHE

MARTO KALEB LENUWU

POLTEKKES KEMENKES PALU

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN POSO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan petunjuknya
dapat menyelesaikan penyusunan buku bacaan yang juga diharapkan menjadi buku ajar bagi
para mahasiswa keperawatan untuk mengenal, mempelajari, dan memahami konsep
antropologi sosial kesehatan. Mudah-mudahan buku ini memberikan manfaat besar
meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang disyaratkan
dalam kurikulum.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong dan
memberikan motivasi penyusunan buku ajar ini. Buku ini memang dirasakan jauh dari
lengkap dan sempurna, keterangan detail tetap dianjurkan untuk membaca buku-buku dan
kepustakaan yang tercantum dalam daftar referensi. Akhirnya guna penyempurnaan buku ini,
kami tetap memohon masukan, kritik, saran agar nantinya terwujud sebuah buku ajar praktis,
informatif, penuh manfaat dan menjadi rujukan dalam memahami konsep perencanaan dan
evaluasi. Sekian dan terima kasih

Poso 1 Maret 2020

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian.........................................................................................................................5
B. Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan ...................................................................5
C. Manfaat Sosiologi bagi Kesehatan................................................................................5
D. Individu, masyarakat dan kebudayaan ..........................................................................6
E. Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian .........................................................10
F. Kesehatan masyarakat internasional ...............................................................................10
G. Penelitian-penelitian sosio antropologi .........................................................................11
BAB III : PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi ini merupakan mata kuliah lanjut yang menekankan pada pemahaman
mengenai konsep dasar budaya dan masyarakat melalui ranah ilmu antropologi.
Mengingat bidang ilmu kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu
antropologi atau budaya-budaya yang ada di masyarakat, sehingga diperlukan
pemahaman mengenai budaya masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan.

B. Tujuan

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:

1. Batasan antropologi
2. Batasan dan unsur-unsur budaya
3. Konsep-konsep budaya
4. Konsep dan syarat masyarakat
5. Ciri-ciri masyarakat kota dan desa
6. Karakteristik sosial budaya masyarakat indonesia
7. Keterkaitan konsep masyarakat, kebudayaan, sehat dan sakit dan dampak
keterkaitan tersebut
8. Hubungan antropologi dengan kesehatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Sosiologi
Sosiologi terdiri dari kata socius yang artinya masyarakat dan logos yang berarti
ilmu. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia
(perilaku kelompok, interaksi kelompok dan menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok pada anggotanya). Sosiologi juga diartikan sebagai pengetahuan tentang
hubungan sosial manusia dan produk dari hubungan tersebut.

2. Sosiologi Kesehatan
Sosiologi Kesehatan adalah ilmu terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam
konteks kesehatan. Sosiologi kesehatan juga diartikan sebagai perilaku kesehatan,
pengaruh norma sosial terhadap perilaku, interaksi antar perawat dan perawat
lainya. Prinsip dasar dalam sosiologi kesehatan yaitu penerapan konsep dan metode
sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan.

B. Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan


Peran Sosiolog :
1. Sebagai ahli riset : Penelitian ilmiah dan pembinaan pola pikir terhadap
masyarakat
2. Sebagai konsultan kebijakan : Menganalisis fakta sosial, dinamika sosial dan
kecenderungan proses serta perubahan sosial
3. Sebagai teknisi dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat
4. Peran sebagai pendidik kesehatan : Wawasan dan pemahaman terhadap tenaga
kesehatan atau pengambil kebijakan kesehatan

C. Manfaat Sosiologi bagi Kesehatan


Manfaat Sosiologi bagi Kesehatan antara lain :
1. ..3693*65
a. Penilaian klinis lebih rasional
b. Menghargai perilaku pasien, kolega dan organisasi

5
c. Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien

D. Individu, Masyarakat dan Kebudayaan


1. Individu
Individuum artinya yang tak terbagi. Individu memiliki jasmani - rohani
atau fisik-psikis yang menyatu atau utuh, memiliki keunikan tidak ada orang yang
persis sama. Individu dapat juga diartikan manusia sebagai makhluk sosial, tunduk
pada aturan atau norma sosial, menampilkan perilaku yang mengharapkan
penilaian org lain, memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
memiliki potensi akan berkembang bila hidup di tengah manusia.

2. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan
dan pengaruh kepercayaan ideal dan memiliki tujuan, juga tersatukan dalam suatu
rangkaian kesatuan kehidupan. Masarakat adalah suatu kumpulan dari manusia
dimana ada interaksi antar individu yang dimana hubungan antar-individu terbentuk
dalam satu komunikasi yang saling ketergantungan (interdependensi), menempati
wilayah ukuran kecil maupun sangat luas, memiliki adaptasi budaya daya atau
kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial,
memiliki identitas Jenis masyarakat dapat dikelompokkan menjadi :
a) . Masyarakat pedesaan
Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
1) Warga memiliki hubungan yang lebih erat
2) Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
3) Umumnya hidup dari pertanian
4) Golongan orang tua memegang peranan penting
5) Dari sudut pemerintah, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat
informal
6) Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
7) Kehidupan keagamaan lebih kental
8) Banyak berurbanisasi ke kota

6
b). Masyarakat perkotaan
Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
1) Jumlah penduduknya tidak tentu
2) Bersifat individualistis
3) Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari
pekerjaan
4) Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara
golongan muda dg golongan orang tua
5) Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
6) Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan
masalah prestise
7) Kehidupan keagamaan lebih longgar
8) Banyak migran yang berasal dari daerah berakibat pengangguran, naiknya
kriminalitas, dll

3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar. Wujud budaya berupa artefak atau benda fisik, sistem
tingkah laku atau tindakan berpola, sistem gagasan, ideologis atau keyakinan.

4. Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari
dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
a). Pokok perhatian Kutub Biologi :
1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia
2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia
3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

7
b). Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
1) Sistem medis tradisional (etnomedisin)
2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
3) Tingkah laku sakit
4) Hubungan antara dokter dan pasien
5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan


adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan
kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat
mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan
masalah terkait lainnya. Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan
sejak 1963 sebagai sebutan untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang
dilakukan oleh antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan
dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan
kebudayaan.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang
menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap
kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan,
pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan
sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan
untuk sistem kesehatan yang beranekaragam. Antropologi kesehatan
mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas
dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain,
norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi

8
5. Akar dari Antropologi Kesehatan
a). Antropologi fisik
1) Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-
sekolah kedokteran (anatomi)
2) Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
3) Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter Hasan dan Prasad
(1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang
meliputi :
i. Nutrisi dan pertumbuhan
ii. Korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-
penyakit, misal radang pada persendian tulang (arthritis), tukak lambung
(ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes.
iii. Underwood.
Pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang
berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari
faktor-faktorbudaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi
iv. Fiennes
Penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu
konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai
dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya
pemukiman penduduk yang padat
v. Kedokteran forensik.
vi. Suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup
identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang
didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua
dari seorang anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai
siapa yang menjadi bapaknya.
vii. Dalam usaha pencegahan penyakit Penelitian mengenai penemuan
kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-
orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa
penyakit kuning (hepatitis).

Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenai


variasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik biomedikal

9
(biomedical engineering).Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal
dari sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-bidang
kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei
tentang tingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang
berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.

E. Studi-Studi Tentang Kebudayaan dan Kepribadian


Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli
ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang
dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu
terjadi.
Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh
pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap kebiasaan-
kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang diterimanya kemudian?
Atau adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan
faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan
dan kepribadiannya? Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan
kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan
dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan
pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf keperawatan kesehatan.
Sebab itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian
keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan yang
tepat. Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang adanya konflik
antara masyarakat dan kebudayaan.
Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan
modern.
Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah hubungan
antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasienpasienIndian di Amerika
Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan persepsi dan perbedaan
kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang efektif.

F. Kesehatan Masyarakat Internasional


Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas
budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam

10
kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan
melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja,
melainkan juga gejala sosial-budaya.
Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan
sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari negaranegara industri. Kumpulan
data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani
yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya,
informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan
mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci
yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai dalam programprogram
kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai
bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi
pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan
kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek
dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial
budayanya yang mencakup banyak hal.
Pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan
kegunaan praktis dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada
petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka dengan
tangan terbuka.

G. Penelitian-Penelitian Sosio Antropologi

Berikut contoh-contoh penelitian sosio antropologi :

1. Kondisi geografis dan budaya masyarakat Bekonang kecamatan Mojolaban


kabupaten SukoharjoJawa Tengah yang sebagian besar penduduknya mempunyai
industri rumah tangga memproses tetes tebu menjadi alkohol yang berkadar
rendah (37%) banyak disalahgunakan .

Alat destilasi dapat menaikkan kadar alkohol dari 37% menjadi 90%
yang dapatdigunakan untuk desinfektan di dunia kesehatan. Setelah kadar alkohol
meningkat menjadi 90%,masyarakat Bekonang pada khususnya dan karisidenan

11
Surakarta pada umumnya sudah tidaklagi menyalah-gunakan produksi alkohol
“Ciu Bekonang” untuk minum dan mabukmabukkan.

2. Pola makan seseorang ternyata dibentuk dari latar belakang budaya yang
dimilikinya dengan berbagai perubahan sosial- budaya yang terjadi (gaya hidup,
rekayasa bio-teknologi, ekpresisimbolik,masuknya ideologi). Hasil penelitian
menunjukan bahwa perilaku makan seseorang berkaitan dengan dimensi etis
dalam melihat tentang “yang baik” dan “buruk” pada proses pembuatan
danpemasaran makanan dan berdampak pada munculnya masyarakat konsumtif.

3. Suatu studi hermeneutic fenomenologi telah dilakukan untuk mengeksplorasi


berbagai kesulitan dan tantangan pertamakali menjadi seorang ibu di daerah
pedesaan Indonesia. Sebanyak 13 ibu muda yang berpartisipasi dalam studi ini
telah menceritakan pengalaman mereka tentang kesulitan dan tantangan yang
mereka alami ketika dirinya telah menjadi seorang ibu pada periode tersebut.
Data dikumpulkan dengan wawancara semi struktur. Tiga kesulitan dan
tantangan utama menjadi seorang ibu teridentifikasi dari studi ini :

a) menjadi ibu baru tidak mudah,


b) menjadi seorang ibu baru tidak sebebas seperti sebelum menjadi ibu
c) mencoba menjadi seorang ibu yang baik. Dengan hasil studi ini diharapkan
para praktisi kesehatan akan lebih memahami masalah kesulitan dan
tantangantantangan yang dialami seorang ibu muda pada awal masa
menjadi ibu, sehingga keadaan tersebut dapat diatasi dengan baik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sosiologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang hubungan sosial
manusia dan produk dari hubungan tersebut. Sosiologi Kesehatan adalah ilmu
terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam konteks kesehatan. Antropologi
kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993) .
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya
dengan belajar.

B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan kita sebagai mahasiswa
keperawatan mampu mengetahui tentang konsep antropologi sosial dan kesehatan
serta dapat diterapkan dengan mudah ke masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

2. Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.

3. FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

4. Soejoeti, Sunanti Z, Konsep Sehat. Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya

14

Anda mungkin juga menyukai