Anda di halaman 1dari 4

A.

Masalah

Tingginya Angka Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

B. Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan antara faktor lingkungan dan faktor ibu dengan kejadian
diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh?

C. Hipotesis

Ho : Terdapat hubungan antara faktor lingkungan dan faktor ibu dengan tingginya
angka kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh

Ha : Tidak terdapat hubungan antara faktor lingkungan dan faktor ibu dengan
tingginya angka kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh

D. Tujuan

Untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan faktor ibu dengan
tingginya angka kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas pauh.

E. Kerangka Konsep

Independent Variabel Dependent Variabel

Faktor lingkungan

 sumber air bersih


 jenis tempat pembangan tinja
DBD
Faktor ibu

 tingkat pendidkan ibu


 tingkat pengetahuan ibu
F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan model penelitian


cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan dan
faktor ibu dengan tingginya angka kejadian diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Pauh

G. Populasi dan Sampel

Populasi yang diamati pada penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki balita (umur
1-5 tahun) yang menderita diare yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Pauh. Sampel pada penelitian diambil sebanyak 20 orang dengan metode random
sampling.

H. Variabel Terdefinisi

1. Variabel Dependen
Kejadian diare, baung air besar cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari
dalam kurun waktu 2 bulan terakhir

2. Variabel Independen
a. Tingkat pendidikan ibu
Rendah tidak sekolah sd
Sedang smp sma
Tinggi perguruan tinggi
b. Tingkat pegetahuan ibu
Jawaban responden tentang tanda-tanda, penyebab, cara penularan, dan cara
pencegahan diare
Pengetahuan baik, jika skor >70%
Pengetahuan kurang jka skor <70%
c. Sumber air
,menggunakan mata air terlindung (PAM)
menggunakan mata air tidak terlindung (sungai,sumur)
d. Jenis tempat pembuangan tinja
Ke sungai
Jamban tanpa kakus tanpa tangka spetic
Jamban dengan tangi septic
e. Pengelolaan sampah rumah tangga
Baik punya tempat sampaj, tempat sampah tertutup
Buruk tidak punya tempat sampah, tempat sampah terbuka

I. Desain Penelitian

Cross Sectional

D+ D-
E+ a b a+b
E- c d c+d
a+c b+d a+b+c+d

J. Instrumen penelitian

Penelitian menggunakan kuesioner

K. Subjek Penelitian

Mahasiswa yang menempati Kost Bu Dar di Kapalo Koto

L. Melaksanakan Penelitian.

Melihat satu per satu kamar kost mahasiswa apakah terdapat pakaian yang menumpuk
atau tidak.

M. Analisis Data

Jumlah Mahasiswa yang kost= 50 orang

Jumlah Mahasiswa yang terdapat pakaian yang menumpuk di kamarnya (E+) = 32


orang
Jumlah tidak mahasiswa yang terdapat pakaian menumpuk dikamarnya (E-) = 18
orang

Jumlah siswa yang terkena DBD (D+) = 15 orang

Jumlah siswa yang tidak terkena DBD = 35 orang

D+ D-
E+ 11 21 32
E- 4 14 18
15 35 5

PR =

PR =

PR =

N. Hasil dan Pembahasan

Responden yang memiliki pakaian yang menumpuk dikamarnya dapat meningkatkan


risiko terkena DBD sekitar 1.5x dibandingkan responden yang memiliki pakaian yang
menumpuk di kamarnya dengan nilai PR sebesar 1.55.

O. Kesimpulan

Terdapat hubungan antara kebiasaan menumpuk pakaian di kamar kos dengan DBD.

Anda mungkin juga menyukai