Nurmala 2015 Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik PDF
Nurmala 2015 Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik PDF
Abstrak
Salah satu upaya untuk mengurangi resistensi, pemberian antibiotik harus berdasarkan pola
bakteri penyebab infeksi dan kepekaan bakteri terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pola bakteri, resistensi dan sensitivitasnya terhadap antibiotik di RSU dr. Soedarso
Pontianak tahun 2011-2013. Penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif dilakukan RSU dr.
Soedarso, Pontianak. Sampel penelitian adalah hasil pemeriksaan kultur dan uji kepekaan spesimen
pus pasien yang diperiksa di Bagian Mikrobiologi Unit Labolatorium Kesehatan (ULK). Dari 111 sampel,
terdapat 21 jenis bakteri. Bakteri gram-negatif lebih banyak dari gram-positif, yaitu 70,7% dan 29,3%.
Tiga bakteri terbanyak adalah Citrobacter freundii (18%), P. aeruginosa (17,1%) dan Staphylococcus
epidermidis (15,3%). Resistensi tertinggi bakteri adalah terhadap metronidazol (96,4%), sefaleksin
(95,8%), sefuroksim (92,2%), oksasilin (91,7%) dan sefadroksil (91,5%) dan sensitivitas tertinggi
bakteri terhadap piperasilin/tozobaktam (89,7%), meropenem (82,9%), imepenem (78,1%), amikasin
(76,3%), fosfomisin/trometamol (59,5%) dan levofloksasin (56,1%).
Kata kunci: bakteri, antibiotik, resistensi, sensitivitas, pus.
Abstract
An effort to reduce resistance, antibiotics prescription should be based on information about
pattern of bacteria and sensitivity to antibiotics. The aim of the study is to determine the pattern
of bacteria, resistance and sensitivity to antibiotics at dr. Soedarso Hospital Pontianak 2011-
2013. This research is a descriptive study with retrospective approach. Samples were culture and
sensitivity test result in pus specimen of dr. Soedarso Hospital patient’s examined at ULK. The
number of samples in this study were 111 samples. There were 21 type of bacterias. Gram-negative
bacterias were found more than gram-positive bacterias, 70.7% and 29.3%. Three of most frequent
bacterias are Citrobacter freundii (18%), P. aeruginosa (17,1%) and Staphylococcus epidermidis
(15,3%). Overall, the highest bacterial resistance is to metronidazole (96,4%), cephalexin (95,8%),
cefuroxime (92,2%), oxacillin (91,7%) and cefadroxil (91,5%), and the highest bacterial sensitivity
to piperacillin/tozobaktam (89,7%), meropenem (82,9%), imepenem (78,1%), amikacin (76,3%),
fosfomycin/ trometamol (59,5%) and levofloxacin (56,1%).
Keywords: bacteria, antibiotic, resistance, sensitivity, pus.
21
Nurmala, IGN Virgiandhy, Andriani, Delima F.Liana eJKI
22
Vol. 3, No. 1, April 2015 Resistensi dan Sensitivitas Bakteri
Piperasilin/ Tozobaktam
Meropenem
Imipenem
Amikasin
Fosfomisin
Levofloksasin
Enfrofloksasin
Norfloksasin
Siprofloksasin
Ofloksasin
Moksifloksasin
Terbanyak
Pefloksasin
Nitrofuratoin
Terbanyak
Aztreonam
Kloramfenikol
Seftriakson
Bakteri
S. epidermidis
TigaBakteri
Amoksisilin/ Asam klavulanat
Oksitetrasiklin
Sefepim
Sensitivitas Tiga
Sefotaksim
Gentamisin
danSensitivitas
Pipemedic acid
P. aeruginosa
Tetrasiklin
Tikarsilin
Kanamisin
Resistensidan
Ampisilin
Azitromisin
Resistensi
Tobramisin
Sulfametoksazol/ Trimetoprim
C. freundii
Neomisin
1. Pola
Karbanesilin
1. Pola
Sulfonamid
Ampramisin
Gambar
Eritromisin
Gambar
Doksisiklin
Kolistinsulfat
Sefalotin
Furazolidon
Sefazolin
Linkomisin
Klindamisin
Sefadroksil
Oksasilin
Sefuroksim
Sefaleksin
Metronidazol
0
120
100
80
60
40
20
23
Nurmala, IGN Virgiandhy, Andriani, Delima F.Liana eJKI
Piperasillin/ Tozobaktam
Meropenem
Imepenem
Amikasin
Fosfomisin/trometamol
Levofloksasin
Enfrofloksasin
Norfloksasin
Sensitif
Pipemedic acid
Tetrasiklin
Tikarsilin
Kanamisin
5
Resisten
Ampisilin/ Sulbaktam
Azitromisin
Tobramisin
Sulfametoksazol/ Trimetoprim
Neomisin
Karbenesilin
Sulfonamid
Ampramisin
Eritromisin
Doksisiklin
Kolistinsulfat
Sefalotin
Furazolidon
Sefazolin
Linkomisin
Klindamisin
Sefadroksil
Oksasilin
Sefuroksim
Sefaleksin
Metronidazol
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
100%
24
Vol. 3, No. 1, April 2015 Resistensi dan Sensitivitas Bakteri
25
Nurmala, IGN Virgiandhy, Andriani, Delima F.Liana eJKI
adalah sebagian besar galur Serratia, Proteus Fosfomisin merupakan antibiotik yang bekerja
dan P. aeruginosa. Beberapa rumah sakit dengan menghambat tahap awal sintesis dinding
membatasi penggunaannya untuk menghindari sel bakteri. Transport obat ke dalam dinding sel
resistensi. Amikasin aktif terhadap hampir melalui sistem transpor gliserofosfat atau glukosa
semua galur Klebsiella, Enterobactericeae dan 6-fosfatase. Fosmosin aktif terhadap bakteri gram-
E. coli yang resisten terhadap tobramisin dan positif dan gram-negatif. Secara in vitro, kombinasi
gentamisin.16 fosfomisin dengan antibiotik beta-laktam,
Piperasilin adalah penisillin berspektrum luas aminoglikosida atau florokuinolon memberikan
yang meliputi sebagian besar galur P. aeruginosa, efek sinergi.15,17
Enterobactericeae dan berbagai spesies Levofloksasin merupakan golongan
Bacteroides. Kombinasinya dengan inhibitor beta- florokuinolon. Mekanisme kerja obat ini adalah dengan
laktamase (piperasilin-tozobaktam) menjadikan menghambat sintesis DNA dengan menhambat
senyawa spektrum antimikroba yang paling luas.16 topoisomerase II (DNA gyrase) dan topoisomerase
Tozobaktam melindungi piperasilin dari hidrolisis IV. Antibiotik golongan ini aktif terhadap bakteri aerob
berbagai beta-laktamase; diindikasikan untuk gram-negatif dan memiliki aktivitas yang terbatas
infeksi intraabdominal, infeksi pelvis, infeksi kulit terhadap bakteri gram-positif.17
dan jaringan lunak, community acquired pneumonia Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah
dan pneumonia nosokomial.15 C. freundii. C. freundii ini sensitif terhadap
Imipenem dan meropenem adalah termasuk piperasilin/tozobaktam (94,7%), meropenem
golongan karbapenem; merupakan golongan beta- (81,3%) dan amikasin (78,9%). Hal ini tidak
laktam yang struktur kimianya berbeda dengan jauh berbeda dengan penelitian Khana yaitu C.
penisilin dan sefalosforin. Obat tersebut juga freundii sensitif terhadap piperasilin/tozobaktam,
memiliki spektrum antimikroba yang lebih luas.15 imipenem dan meropenem. Penggunaan obat ini
Imepenem dipasarkan dalam bentuk kombinasi harus dibatasi karena dapat berkembang menjadi
dengan silastatin, yakni obat yang menghambat resisten jika penggunaannya tidak tepat.18
penguraian imipenem oleh dipeptidase di
tubulus ginjal.16 Imipenem merupakan antibiotik Pola Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik
berspektrum sangat luas, meliputi bakteri gram- Secara keseluruhan sampel bakteri resistensi
positif, gram-negatif, baik yang aerobik maupun terhadap 40 antibiotik dari 46 antibiotik yang
anaerobik dan bersifat bakterisida. Obat tersebut diperiksa. Resistensi tertinggi ditunjukkan oleh
resisten terhadap berbagai jenis beta-laktamase metronidazol, sefaleksin, sefuroksim, oksasilin dan
baik yang di perantarai plasmid maupun sefadroksil.
kromosom. Imipenem in vitro sangat aktif terhadap Metronidazol memiliki resistensi paling tinggi
kokus gram-positif, termasuk stafilokokus, terhadap antibiotik yaitu 96,43%. Metronidazol
streptokokus, pneumokokus dan E. faecalis serta merupakan antiprotozoa dan antibakteri yang
bakteri penghasil beta-laktamase lainnya. Obat efektif melawan parasit protozoa anaerob dan
tersebut tidak aktif terhadap stafilokokus yang basil gram-negatif anaerob, termasuk Bacteroides
resisten metisilin atau galur yang uji koagulasenya sp., dan gram-positif anaerob pembentuk-spora.
negatif. Imipenem aktif terhadap sebagian besar Metronidazol tidak efektif terhadap bakteri aerob,
Enterobactericeae, potensinya sebanding dengan karena bakteri aerob tidak memiliki komponen
aztreonam dan sefalosporin generasi ketiga. Selain transpor elektron seperti organisme anaerobik.
itu spektrumnya meluas mencakup bakteri yang Bakteri anaerob memiliki komponen transpor
resisten terhadap penisilin, aminoglikosida dan elektron yang memiliki potensial redoks negatif
sefalosporin generasi ketiga. Imipenem digunakan yang cukup untuk mendonorkan elektron ke
untuk pengobatan infeksi berat oleh kuman yang metronidazol. Metronidazol merupakan prodrug,
sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten yaitu memerlukan aktivasi reduktif pada gugus
terhadap antibiotik lain.15 nitro oleh organisme rentan. Transfer elektron
Meropenem adalah derivat dimetilkarbamoil tunggal membentuk anion radikal nitro yang sangat
pirolidinil dan tienamisin. Obat tersebut tidak reaktif. Anion tersebut membunuh organisme
dirusak enzim dipeptidase di tubuli ginjal sehingga rentan melalui mekanisme yang diperantarai oleh
tidak perlu dikombinasi dengan silastatin. Spektum radikal.16 Pada penelitian ini bakteri aerob lebih
aktivitas in vitro dan efek kliniknya sebanding banyak ditemukan dan bakteri anaerob hanya 1
dengan imipenem.15 isolat, yaitu Bacterioides sp. Penjelasan di atas
26
Vol. 3, No. 1, April 2015 Resistensi dan Sensitivitas Bakteri
dapat menjelaskan mengapa metronidazol resisten mencapai tempat kerjanya atau perubahan dalam
terhadap hampir seluruh isolat yang diperiksa. PBP yang merupakan targetnya.16
Resistensi tertinggi berikutnya adalah Amoksisilin merupakan obat yang sering
sefaleksin (95,8%), sefuroksim (92,2%) dan digunakan di masyarakat tanpa resep dokter
sefadroksil (91,5%). Sefaleksin dan sefadroksil karena dijual bebas. Resistensi terhadap
merupakan sefalosporin generasi pertama yang amoksisilin adalah 67,16%. Amoksisilin yang
memiliki aktivitas baik untuk bakteri gram-positif diujikan dikombinasikan dengan asam klavulanat.
dan memiliki aktivitas yang sedang terhadap Amoksisilin merupakan penisilin semisintetik
bakteri gram-negatif. Sefuroksim merupakan yang rentan terhadap penisilinase dan memiliki
sefalolosporin generasi kedua yang memiliki aktivitas antibakteri berspektrum luas. Asam
spektrum lebih luas dari generasi pertama dan klavulanat merupakan inhibitor beta-laktamase
aktif terhadap Enterobacter sp, positif-indol dan yang melindungi amoksisilin dari hidrolisis beta-
Klebsiella sp. Mekanisme resistensinya adalah laktamase. Kombinasi keduanya akan memperluas
ketidakmampuan antibiotik untuk mencapai spektrum aktivitas.16 Mekanisme resistensinya
tempat kerjanya atau perubahan dalam PBP adalah bakteri menghasilkan enzim beta-
yang merupakan targetnya.16 Ketidakmampuan laktamase, perubahan PBP dan enzim autolisin
antibiotik untuk mencapai target karena bakteri bakteri tidak bekerja sehingga timbul toleransi
menghasilkan enzim beta-laktamase, baik bakteri bakteri terhadap obat.15
gram-positif maupun bakteri gram-negatif. Bakteri Resistensi terhadap siprofloksasin adalah
gram-positif mensekresikan enzim beta-laktamase 55,8%. Siprofloksasin merupakan golongan quinolon
keluar sel dalam jumlah relatif besar sehingga obat yang bekerja dengan menghambat sintesis asam
yang akan menembus dinding sel menjadi tidak nukleat. Aktivitas antimikrobanya adalah bakterisida
aktif. Bakteri gram-negatif mensekresikan enzim berspektrum luas. Resistensi dapat timbul selama
beta-laktamase dalam jumlah sedikit, namun terapi melalui mutasi pada gen kromosom bakteri
lokasinya strategis yaitu ke ruang periplasma. Obat yang mengkode DNA-girase atau topoisomerase
yang mampu menembus membran luar tidak dapat IV atau melalui transpor aktif obat keluar dari
mencapai targetnya, yaitu PBP.15 bakteri. Tidak teridentifikasi aktivitas bakteri yang
Oksasilin merupakan golongan penisilin atau memodifikasi atau mengiaktivasi kuinolon.16
sering disebut sebagai penisilin anti-stafilokokus Bakteri yang paling banyak ditemukan yaitu
yang memiliki aktivitas antimikroba berspektum C. freundiii; 100% resisten terhadap sefadroksil,
sempit dan tahan terhadap penisilinase. Indikasi sefuroksim, sefaleksin, klindamisin, doksisiklin,
oksalisilin adalah untuk mengatasi stafilokokus eritromisin, linkomisin, oksasilin, kolistin sulfat,
yang resisten terhadap golongan beta-laktam. sulfonamid dan metronidazol. Sefuroksim
Mekanisme resistensi adalah perubahan PBP, yaitu merupakan obat yang memiliki sifat resisten alami
dengan memodifikasi PBP sehingga mempunyai terhadap C. freundii.20 Klindamisin, linkomisin,
afinitas rendah terhadap antibiotik beta-laktam dan doksisiklin dan eritromisin merupakan obat
secara klinik membutuhkan konsentrasi obat yang yang bekerja dengan menghambat sintesis
tidak dapat dicapai untuk mempengaruhi ikatan protein. Mekanisme resistensi terjadi melalui tiga
dan menghambat pertumbuhan bakteri.19 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid, yaitu
Sefotaksim dan seftriakson merupakan obat dengan menurunnya permeabilitas membran
yang sering digunakan di RSU dr. Soedarso; (porin), perubahan reseptor pada ribosom, dan
resisten 70,7% dan 66,2% yang menandakan hidrolisis oleh esterase.15 C. freundii juga resisten
bahwa kebanyakan bakteri pada spesimen pus telah oksasilin, golongan penisilin yang memiliki aktivitas
resisten terhadap kedua obat tersebut. Sefalosporin antimikroba berspektrum sempit dan tahan terhadap
generasi ketiga merupakan obat pilihan untuk penisilinase yang digunakan untuk mengatasi
infeksi serius akibat bakteri enterik gram-negatif; stafilokokus yang resisten golongan beta-laktam.
sangat resisten terhadap beta-laktamase dan Mekanisme resistensi adalah perubahan PBP.19
mempunyai aktivitas baik terhadap banyak bakteri. Sulfonamid merupakan antimikroba yang bekerja
Pada penelitian ini, obat tersebut mengalami dengan mengganggu metabolisme bakteri, yaitu
resistensi yang cukup tinggi. Mekanisme resistensi dengan substitusi PABA. Mekanisme resistensinya
obat itu adalah ketidakmampuan antibiotik untuk adalah mutasi yang meningkatkan produksi PABA.15
27
Nurmala, IGN Virgiandhy, Andriani, Delima F.Liana eJKI
Kesimpulan 10. Shih CC, Chen YC, Chang SC, Luh KT, Hsieh WC.
Terdapat 21 jenis bakteri pada spesimen pus. Bacteremia due to Citrobacter species: significance
Bakteri gram-negatif lebih banyak ditemukan dari of primary intraabdominal infection. Clinical Infection
pada bakteri gram-positif. Sensitivitas tertinggi Disease. 1996.23:543‑9
11. Murray, Patrick R, Roshental KS, Pfaller MA. Medical
keseluruhan bakteri adalah terhadap piperasilin/
microbiology 6th Ed. Canada: 2009.
tozobaktam, meropenem, imepenem, amikasin,
12. Metri BCP, Casavaraj VP. Anti‑microbial resistance
fosfomisin/trometamol, dan levofloksasin. profile of Citrobacter species in a tertiary care
Resistensi tertinggi keseluruhan bakteri adalah hospital of southern India. Indian Journal of Medical
terhadap metronidazol, sefaleksin, sefuroksim, Sciences. 2011;65(10):429-33.
oksasilin dan sefadroksil. 13. Depkes RI, Pedoman manajerial pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit
Daftar Pustaka dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta:
1. Nelwan RHH. Pemakaian antimikroba secara Departemen Kesehatan RI; 2008.
rasional di klinik. Jakarta: FKUI, 2009. 14. Refdanita, Maksum R, Nurgani A, Endang P. Pola
2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman penggunaan kepekaan kuman terhadap antibiotika di ruang rawat
antibiotik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2011. intensif RS Fatmawati Jakarta Tahun 2001 – 2002.
3. Pemerintah Kabupaten Kota Pontianak. Profil Makara Kesehatan. 2004;8(2):41-48.
Dinas Kesehatan Tahun 2012. Pontianak: Dinas 15. Setiabudy R. Antimikroba. Dalam: Gunawan
Kesehatan Kota Pontianak; 2012. SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth, editor.
4. Dorland WA, Newman. Kamus saku kedokteran Farmakologi dan terapi. Ed ke-5. Jakarta: Fakultas
Dorland (terjemahan). Jakarta: EGC; 2011. Kedokteran Universitas Indonesia; 2012.
5. Brooks GF, Janet S. Butel, Morse SA.Mikrobiologi 16. Gilman, Goodman A. 2012, Goodman & Gilman
Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg, Ed 25, Dasar Farmakologi Terapi, Ed 10, Jakarta, EGC
Jakarta: EGC; 2012 17. Katzung BG, Susan BM, Anthony JT. Basic & clinical
6. Mardiastuti HW. Emerging resistance pathogen: pharmacology. Ed ke-11. Philadelphia: Mc Graw Hill;
situasi terkini di Asia, Eropa, Amerika Serikat, 2012.
Timur Tengah dan Indonesia, Maj Kedokt Indon. 18. Khana A, Singh N, Aggarwal A, Khana M. The
2007;5:76. antibiotic resistance pattern in Citrobacter species:
7. Verma P. A study on isolation of different type of an emerging nosocomial pathogen in tertiary care
bacteria from pus. International Journal Of Pharmacy hospital. JCDR. 2012;6(4):642-4.
& Life Sciences. 2012;3(11):2107-10. 19. Mary JM, Richard AH, Pamela CC. Prinsip terapi
8. Chudlori B, Kuswandi M, Indrayudha P. Pola kuman antimikroba. Dalam: Hartanto H, editor. Farmakologi
dan resistensinya terhadap spesimen pus di RSU dr. ulasan bergambar. Ed ke-2. Jakarta: Widya Medika;
Moewardi tahun 2012. Pharmacon. 2012:13(2):70-5. 2001.
9. Kardana IM. Pola kuman dan sensitifitas antibiotik di 20. CLSI. Performance standards for antimicrobial disk
ruang perinatologi. Sari Pediatri. 2011;12(6): 384 susceptibility tests; approved standard. 2012;29(1):1.
28