Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosial budaya dapat dilihat sebagai pola dalam suatu wilayah lokal,
seringkali dipandang secara birokratis dan sesuatu yang terorganisir,
berkembang, berbudaya termasuk teori pemikiran sistem kepercayaan dan
aktivitas sehari-hari, hal ini dapat diterapkan dalam praktek
keseharian.Terkadang sosial budaya digambarkan menjadi suatu yang tidak
dapat ditangkap oleh akal sehat atau sesuatu diluar kemampuan panca indra
(Cicourel, 2013).

Kebudayaan memiliki unsur yang sama dalam setiap kebudayaan di


dunia. Baik kebudayaan kecil bersahaja dan terisolasi maupun yang besar,
kompleks dan dengan jaringan hubungan yang luas. Kebudayaan sangat
mudah berganti dan dipengaruhi oleh kebudayaan lain, sehingga akan
menimbulkan berbagai masalah yang besar. Dalam suatu kebudayaan terdapat
sifat sosialis masyarakat yang didalamnya terdapat suatu ikatan sosial tertentu
yang akan menciptakan kehidupan bersama (Sulismadi & Sofwani, 2011).

Menurut Sarwono (2004, dalam Julianto, 2009) mengemukakan bahwa


keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan itu ada tiga komponen,
yaitu (1) komponen predisposisi terdiri dari demografi, struktur sosial dan
kepercayaan masyarakat, (2) komponen enabling (pendukung) terdiri dari
sumber daya keluarga, (3) komponen need, merupakan komponen yang paling
langsung berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Dari tiga komponen
teori diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat dalam memilih
pelayanan kesehatan seharusnya dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kebudayaan
2. Ethnomedicine dalam berbudaya
3. Kultur dan kesehatan
4. Antropolgi medis
5. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui perngertian kebudayaan
2. Mengetahui kaitan ethnomedicine dalam berbudaya
3. Mengetahui kultur dan kesehatan
4. Mengetahui antropologi medis
5. Mengetahui beberapa aspek budaya yang mempengaruhi status
kesehatan dan perilaku kesehatan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kebudayaan
Budaya dalah suatu pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan social
manusia.
Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh
kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang
harus didapatkannya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia
memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya.
Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan
sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan kesenian, moral, hukum, adat-
istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat

B. Ethnomedicine dalam budaya


Ethnomedicine mempunyai kaitan dengan sistem berbudaya dari
menyembuh kan dan parameter teori dari penyakit.Variasi dari konstruksi
penuh arti ke seberang kuitur dapat dilihat untuk menghadapi tantangan
reductionist epidemiologi dari biomedicine (Kleinman,1980).
Ethnomedicine merupakan cabang dari ethnobotani atau antropologi
kesehatan yang mernpelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang
berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan
tradisional cina, Ayurveda) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang

3
secara oral diturunkan selama beberapa abad. Dalam ilmu pengetahuan,
etnomedicine pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi
yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program
penemuan obat. Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan
penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan
yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan
urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai
sistem medis non-barat Rivers, (Medicine, Magic, and Religion). Sistem
pengobatan asli adalah pranata pranata sosial yang harus dipelajari dengan
cara yang sarna seperti mernpelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan
bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari
sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
C. Kultur dan kesehatan

Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis

Menurut Fabrega Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan :


1. Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang rnemainkan peranan
didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu individu dan
kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan
penyakit.
2. Mernpelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.7 Dari defmisi-definisi yang
dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi Kesehatan seperti
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan
mencakup:
3. Mendefmisi secara konprehensif dan interpretasi berbagai macam
masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku
manusia diniasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit,
tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut; contohnya penyebab penyakit lepra atau kusta karena adanya

4
perbuatan dosa sehingga yang maha kuasa mengutuknya dengan penyakit
ini
4. Partisipasi profesional mereka dalam program program yang bertujuan
menrperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan antara gojala bio-sosial budaya dengan kesehatan, serta
melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
D. Antropologi Medis
Mcelroy ahli ilmu antropologi medis (1996) telah menngenali tiga
perspektif didalam ilmu antropologi medis:
1. Ethnomedicine mempunyai kaitan dengan sistem berbudaya dari
menyembuhkan dan parameter teori dari penyakit. Variasi dari konstruksi
penuh arti ke seberang kultur dapat dilihat untuk menghadapi tantangan
reductionist epidemiologi dari biomedicine.
2. Perspektif ekologi medis adalah terkait dengantegas dengan
interaksidarikondisikondisi biologi dan konteks budaya. Dengan
mempertimbangkan hubungan timbal balik dari sistem ekologis, evolusi
manusia, kesehatan dan penyakit, di mana kesehatan mungkin dilihat
sebagai ukuran dari adaptasi lingkungan, medis, ilmu gizi hubungannya
dengan antropologi dan aturanbudaya.
3. Ilmu antropologi medis yang diterapkan mencari secara langsung
mempengaruhi kesehatan masyarakat dengan kepercayaan budaya mereka.
Ilrnu antropologi medis adalah suatu biocultural disiplin, dengan
penekanan yang lebih besar pada pemahaman pada proses dibanding pada
obyektifberusahauntuk mengukur Dengan penggunaan nya dari metoda
yang kwalitatif, ilmu antropologi medis mencari untuk menyediakansuatu '
perspektiforang dalam' (Skultans & Pengemudi Perahu Kecil, 2000), untuk
memaharni hubungan antara kesehatan dan penyakit
melalui/sampailensayang budaya danjuga melihat di luar sifat yang
etnosentris dari biomedicineyangbaratmodern.

5
E. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku
Kesehatan
Menurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi
kesehatan antara lain :
a. Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kesehatan masyarakat.
b. Sikap fatalistis
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan
kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak
adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir , sehingga
masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit.
c. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan
tertentu, menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu
kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat
bernaggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing,
dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan
dengan
kambing.
e. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang

6
hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil
sebagai pengguna pelayanan.
f. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras
putih daipada beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin
B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih.
g. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan.
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap
kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia
yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan
makannya setelah dewasa.
h. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan
perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah
konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,
menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan,
dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebut.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya dalah suatu pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan social
manusia. Menurut Fabrega Antropologi Kesehatan adalah studi yang
menjelaskan :
1. Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang rnemainkan
peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara
2. Mernpelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.
3. Mendefmisi secara konprehensif dan interpretasi berbagai
macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya
4. Partisipasi profesional mereka dalam program program yang
bertujuan menrperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman

B. SARAN
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami selaku penulis memohon adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.

Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.


Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai