Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“Mikroorganisme”

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan Mikrobiologi

Dosen Pengampu :
Irda Wahidah, M. Pd

Oleh :
Nama : Pita Anjeli
NIM : (0310172061)
Jurusan : TadrisBiologi 2
Semester : VI (Enam)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI 2

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim...

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi saya
kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di
yaumil akhir kelak, aamiin..

Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah ibu IrdaWahidah, M. Pd
yang telah memberikan tugas pada mata kuliah Mikrobiologi berupa makalah. Makalah ini
berjudul “Mikroorganisme”.

Saya telah berupaya melakukan penulisan dengan semaksimal mungkin, akan tetapi tetap
terdapat kekurangan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Saya menyadari masih
banyak terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk keberlanjutan makalah ini. Semoga penulisan makalah ini
bermanfaat dan menjadi referensi bagi para pembaca, dan saya harapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Medan, 22 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Sejarah Perkembangan Mikroorganisme............................................................


2.2 Pengertian Mikroorganisme................................................................................
2.3 Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli.................................................
2.4 Ciri Ciri Utama Mikroorganisme........................................................................
2.5 Jenis Jenis Mikrooganisme.................................................................................
2.6 Cara Hidup Mikroorganisme..............................................................................
2.7 Morfologi Dan Susunan Mikroorganisme..........................................................
2.8 Peranan Mikroorganisme Bagi Manusia.............................................................
2.9 Perspektif Mikroorganisme Dalam al-Qur’an....................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang Mikroorganisme

Makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran tersebut dalam


kehidupannya dapat dilihat oleh mata telanjang dan ada yang tidak dapat langsung dilihat oleh
mata telanjang. Oleh karena itu untuk melihat makhluk tersebut yaitu dengan menggunakan alat
pembesar seperti mikroskop ataupun loop. Karena itulah makhluk yang dilihat dengan
mikroskop tersebut disebut sebagai mikroorganisme dikarenakan ukurannya yang terlalu kecil.

Mikroorganisme merupakan suatu makhluk hidup yang tidak dapat dilihat secara
langsung atau dengan kasat mata. Mikroorganisme terbagi atas beberapa hal yaitu bakteri, virus,
candida, dan protozoa. Untuk mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut
maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana metode pengambilan sampel
pengambilan apusan guna mendukung pemeriksaan dan penindakan pada saat akan melakukan
tindakan.

Ilmu yang mempelajari tentang mikroorgaisme disebut Mikrobiologi. Mikrobiologi ialah


ilmu yang mempelajari organisme yang berukuransangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang melainkan harusmenggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang
sangat kecil ini disebutsebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik.
Saatini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmupengetahuan, misalnya
pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidangpangan, bahkan bidang antariksa
(Waluyo, 2009)

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya


kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan
akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut
dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau
hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi
dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Tetapi biarpun ukurannya kecil, mikroorganisme juga memiliki kebutuhan layaknya
makhluk hidup yang lain. kebutuhan tersebut dapat berupa fisik maupun kimia. Selain itu,
mikroorganisme juga melakukan proses perkembangbiakan. Proses perkembangbiakan dilakukan

oleh mikroorganisme agar tidak punah. Dalam pertumbuhan mikroorganisme, memiliki


beberapa fase pertumbuhan sel dan pertumbuhan mikroorganisme dapat dikendalikan oleh
beberapa cara.

Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungsi
atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu,
untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan
atau piaraan organisme.

Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakan (murni) digunakan media, media


merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi
sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu
media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yatu media
sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan
bentuk (koloni) dari mikroba.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan mikroorganisme
2. Apa yang dimaksud mikroorganisme
3. Apa pengertian mikroorganisme menurut para ahli
4. Bagaimana ciri ciri utama mikroorganisme
5. Jelaskan jenis jenis Mikrooganisme
6. Bagaiman cara hidup mikroorganisme
7. Bagaimana morfologi dan susunan mikroorganisme
8. Bagaimana peranan mikroorganisme bagi manusia
9. Bagaimana perspektif mikroorganisme dalam al-Qur’an

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetaui sejarah perkembangan mikroorganisme pada masa lalu
2. Untuk mengetahui pengertian mikroorganisme
3. Untuk mengetahui pengertian mikroorganisme dari beberapa para ahli
4. Untuk mengetahui cirri utama mikroorgaisme
5. Untuk mengetahui berbagai jenis mikroorganisme
6. Untuk mengetahui cara hidup mikroorganisme
7. Untuk mengetahui bentuk dn susunan mikroorganisme
8. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme bagi manusia
9. Memahami perspektif mikroorganisme yang terdapat dalam al-Qur’an
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Mikroorganisme

Takbir terungkapnya dunia mikroorganisme berawal dari ditemukannya


mikroskop oleh Anthony van Leeuwenhoek (1633 1723). Pada mulanya, mikroskop
temuan tersebut masih sangat sederhana, hanya dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus
yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang setara dengan
perbesaran 50-300 kali. Pengamatan yang dilakukan oleh Leeuwenhoek di antaranya
pengamatan terhadap struktur mikroskopis biji, jaringan tumbuhan, dan invertebrata
kecil. Penemuan terbesar pada zamannya dan diketahui sebagai dunia mikroorganisme,
yang disebut sebagai animalculus atau hewan kecil. Animalculus adalah berbagai jenis
mikroorganisme yang sekarang diketahui sebagai protozoa, algae, khamir, dan bakteri.

1. Konflik Generatio

Penemuan Leewenhoek tentang hewan kecil tersebut menjadi perdebatan sangat


serius di kalangan ahli mikrobiologi. Berkaitan dengan temuan Leewenhoek muncullah
dua silang pendapat, satu mengatakan bahwa munculnya hewan kecil karena proses
pembusukan tanaman atau hewan, ataupun melalui proses fermentasi. Pendapat ini
mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati atau
abiogenesis, dan konsepnya dikenal dengan genaratio spotanea. Pendapat lain
mengatakan bahwa hewan kecil tersebut berasal dari hewan kecil sebelumnya seperti
halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat atau teori yang mengatakan hal tersebut dikenal
dengan biogenesis. Adanya perbedaan pendapat tersebut menyebabkan mikrobiologi tidak
berkembang dan hal ini berlangsung sampai perdebatan terselesaikan dengan
dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam
eksperimen yang nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun.
a. Pembuktian Ketidakbenaran Abiogenesis

Franscesco Redi (1626-1697) dengan hasil eksperimennya membuktikan bahwa


ulat yang terdapat pada daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan
berasal dari benda mati (teori Generatio Spontanea). Bagaimana dengan asal usul
mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop? John Needham (1713-
1781) melakukan eksperimen dengan cara memasak sepotong daging untuk
menghilangkan organisme yang ada, kemudian menempatkannya dalam toples terbuka.
Berdasarkan pengamatannya ditemukan adanya koloni pada permukaan daging tersebut,
sehingga disimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi secara spontan dari daging.

Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729-1799) melakukan eksperimen


dengan cara merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang
ditutup rapat, hasil percobaan menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam
kaldu tersebut. Jadi eksperimen Lazarro Spalanzani menentang teori Abiogenesis.
Sebaliknya, Needham mengatakan bahwa berdasarkan eksperimennya sumber makhluk
hidup berasal dari udara sementara pada percobaan Spalanzani tidak berinteraksi
langsung dengan udara. Setelah hampir 100 tahun percobaan Needham berlangsung dan
tidak ada kepastian kebenaran di antara kedua eksperimen tersebut, muncullah dua
peneliti yang mencoba memecahkan

kontroversi tentang peran udara tersebut. Pada tahun 1836, Franz Schulze
melakukan eksperimen dengan cara melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung
tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Pada tahun 1837, Theodore Schwann
melakukan eksperimen dengan cara mengalirkan udara melalui pipa panas ke dalam
tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroorganisme
sebab mikroorganisme telah mati oleh adanya asam kuat maupun panas, tetapi para
pendukung teori Generatio Spontanea berpendapat bahwa adanya asam kuat dan panas
akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroorganisme.
Akhirnya pada tahun 1954 muncul peneliti yang menyelesaikan perdebatan tersebut,
dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah
dipanaskan. Kemudian ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada
sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka, dengan demikian
mikroorganisme akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Hasilnya, tidak ditemukan
mikroorganisme dalam kaldu daging tersebut, hal ini membuktikan bahwa teori
Generatio Spontanea adalah salah.

b. Pembuktian Teori Biogenesis

Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur
(1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Pasteur
tertarik untuk meneliti peran mikroorganisme dalam industri anggur, terutama dalam
pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori Generatio Spontanea yang hidup pada
masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859
Pouchet banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung teori Abiogenesis, namun ia
tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Pasteur sebagai ilmuwan, untuk
memastikan pendapatnya, melakukan serangkaian eksperimen. Salah satu eksperimen
Pasteur yaitu menggunakan bejana leher panjang yang dibengkokkan dan dikenal
dengan leher angsa (Gambar 1.1). Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan.
Pada kondisi tersebut udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa
tetapi di daerah kaldu tidak ditemukan adanya mikroorganisme. Hasil analisis
menunjukkan bahwa mikroorganisme beserta debu akan mengendap pada bagian tabung
yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Pasteur melalui eksperimen
yang sama, membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Hasil
pengamatan menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara, sehingga
Pasteur menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana,
semakin sedikit kontaminasi yang terjadi.

Gambar 1.1.
Botol Pasteur Berleher Angsa tetap Steril karena Lengkung pada Leher Menahan Partikel Debu
Salah satu argumen klasik untuk menentang teori Biogenesis adalah panas yang
digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan dianggap dapat merusak energi vital,
karena tanpa adanya vital force tersebut mikroorganisme tidak dapat muncul serta
spontan. John Tyndall merespon argumen tersebut dengan mengatakan bahwa udara
dapat mudah dibebaskan dari mikroorganisme melalui serangkaian percobaan yaitu
meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar
masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U
seperti spiral (Gambar 1.2). Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam
kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tetap tidak ditemukan
adanya mikroorganisme. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya
konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran
mikroorganisme dalam pembuatan anggur dan mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit.

Gambar 1.2.

Air Kaldu tetap Steril dalam Ruangan Inkubasi Tyndall yang Bebas Debu.
Pada Kedua Kasus tersebut Kaldu Dihadapkan ke Udara, tetapi Bebas Debu

2. Teori Tentang Fermentasi

Salah satu contoh proses fermentasi dapat terjadi jika jus anggur dibiarkan, pada
proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biokimia, alkohol, dan senyawa lain yang
pada akhirnya dihasilkan anggur (wine). Alasan Pasteur, menentang pendapat Generatio
Spontanea karena keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil dari
mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisme sebagaimana
yang dipercaya pada waktu itu. Pada tahun 1850-an Pasteur memecahkan masalah yang
muncul dalam industri anggur, yakni dengan melakukan penelitian terhadap anggur yang
baik dan anggur kurang bagus maka ditemukan mikroorganisme yang berbeda.
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus, sementara mikroorganisme
tipe lain mendominasi anggur kurang bagus. Pasteur menyimpulkan bahwa pemilihan
mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk anggur bagus. Berdasarkan
analisis tersebut Pasteur memusnahkan mikroorganisme yang terdapat dalam sari buah
anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut
diinokulasikan anggur yang berkualitas baik dengan kandungan mikroorganisme sesuai
yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang diperoleh memiliki kualitas
baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan karena sebelumnya telah
dipanasi selama beberapa menit pada suhu 50-60ºC. Proses ini dikenal dengan
pasteurisasi yang saat ini sudah digunakan secara luas di bidang industri makanan.
Padahal, sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error,
karena ketidaktahuan mereka bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme
tertentu.

3. Penemuan Bakteri Berspora

John Tyndall (1820-1893), juga mendukung pendapat Pasteur, melalui


eksperimennya dengan menggunakan cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam
air garam mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata
cairan bahan organik tidak membusuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan.
Apabila tanpa dilakukan pemanasan maka akan terjadi pembusukan. Tyndall dalam
percobaannya menemukan adanya fase termolabil (bakteri saat melakukan pertumbuhan
tidak tahan pemanasan) dan termoresisten pada bakteri (tahan terhadap pemanasan).
Hasil penyelidikan seorang ahli botani Jerman bernama Ferdinand Cohn, dapat
diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase termoresisten, bakteri dapat membentuk
endospora. Berdasarkan penemuan tersebut, maka dicarilah cara untuk sterilisasi bahan
yang mengandung bakteri pembentuk spora. Cara yang dimaksud adalah dengan
pemanasan yang terputus dan diulang beberapa kali, proses tersebut dikenal sebagai
Tyndallisasi. Proses pemanasannya sebagai berikut, pada awalnya pemanasan dilakukan
pada suhu 100oC selama 30 menit, kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam,
cara ini diulang sebanyak 3 kali. Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang
masih hidup akan berkecambah membentuk fase pertumbuhan/termolabil, sehingga dapat
dimatikan pada pemanasan berikutnya.

4. Penemuan Kehidupan Anaerob

Selama meneliti fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses


kehidupan yang tidak membutuhkan udara. Pasteur menunjukkan bahwa jika udara
dihembuskan ke dalam bejana fermentasi butirat, proses fermentasi menjadi terhambat,
bahkan dapat terhenti sama sekali. Atas dasar pengamatan tersebut muncullah 2 istilah
kehidupan mikroorganisme, yaitu (1) kehidupan anaerob, untuk mikroorganisme yang
tidak memerlukan oksigen, dan (2) kehidupan aerob, untuk mikroorganisme yang
memerlukan oksigen.

Secara fisiologis adanya fermentasi dapat digunakan untuk mengetahui beberapa


hal. Oksigen umumnya diperlukan mikroorganisme sebagai agensia untuk mengoksidasi
senyawa organik menjadi CO2. Reaksi oksidasi tersebut dikenal sebagai “respirasi
aerob”, yang menghasilkan tenaga untuk kehidupan jasad dan pertumbuhannya.
Mikroorganisme lain dapat memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan senyawa
organik secara fermentasi anaerob, tanpa memerlukan oksigen. Beberapa jenis
mikroorganisme bersifat obligat anaerob atau anaerob sempurna. Jenis lain bersifat
fakultatif anaerob, yaitu mempunyai dua mekanisme untuk mendapatkan energi.
Apabila ada oksigen, energi diperoleh secara respirasi aerob, apabila tidak ada oksigen
energi diperoleh secara fermentasi anaerob. Pasteur mendapatkan bahwa respirasi aerob
adalah proses yang efisien untuk menghasilkan energi.

5. Penemuan Enzim

Menurut Pasteur, proses fermentasi merupakan proses vital bagi kehidupan


mikroorganisme. Pendapat tersebut ditentang oleh Bernard (1875), bahwa khamir dapat
memecah gula menjadi alkohol dan CO2 karena mengandung katalisator biologis dalam
selnya. Katalisator biologis tersebut dapat diekstrak sebagai larutan tetap yang dapat
menunjukkan kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat dibuat sebagai proses
yang tidak vital lagi (tanpa sel).

Pada tahun 1897, Buchner mampu membuktikan gagasan Bernard, yaitu pada
saat menggerus sel khamir dengan pasir dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat
dari campuran tersebut dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan tersebut
membuka jalan ke perkembangan biokimia modern. Pada akhirnya dapat diketahui
bahwa pembentukan alkohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa
reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator spesifik atau dikenal
sebagai enzim.

6. Penemuan Virus

Iwanowsky melalui eksperimennya menemukan adanya kemampuan filtrat bebas


bakteri (cairan yang telah disaring dengan saringan bakteri) berasal dari ekstrak tanaman
tembakau terkena penyakit mozaik, ternyata masih tetap dapat menimbulkan infeksi pada
tanaman tembakau yang sehat. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat diketahui adanya
jasad hidup yang memiliki ukuran jauh lebih kecil daripada bakteri (submikroskopik)
karena mampu lolos dari saringan bakteri, dan jasad tersebut dikenal sebagai virus.
Pembuktian penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat digunakan postulat River
(1937), sebagai berikut:

a. Virus harus berada di dalam sel inang.


b. Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau mikroorganisme lain
yang dapat ditumbuhkan di dalam media buatan.
c. Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada jasad yang peka.
d. Filtrat yang sama dan berasal dari hospes peka tersebut harus dapat menimbulkan
kembali penyakit yang sama.
2.2. Pengertian Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil


(Kusnadi dalam Ali, 2008). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk
mengamati harus menggunakan bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga
disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler)
atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat oleh mata
telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.

Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang


bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup
semua prokariota, protista dan ganggang mikroskopis. Kebanyakan orang beranggapan
bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme yang sangat kecil
yang dapat dibudidayakan dalam cawan petri atau inkubator di laboratorium dan mampu
mereproduksi dirinya sendiri melalui mitosis.

Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme


tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang
membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikroorganisme
dapat menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan
bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.

2.3. Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli

1. Menurut Darwis (1992)

Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan


ke dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae.
2. Menurut Fardiaz (1989)

Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan


bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan dalam
komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.

2.4. Ciri Ciri Utama Mikroorganisme

1. Morfologi. Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam


micrometer. Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat
mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan
oleh peneliti.
2. Kimiawi. Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba di beri perlauan
kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.
3. Biakan. Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda, ada
mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tubuh bila diberikan zat hara yang
kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan
inorganic saja atau bahan organic (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin,
koenzim).
4. Metabolism. Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi
yang disebut metabolism. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolism
dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
5. Antigenic. Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentuk antibody yang
mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dan sel mikroba.
6. Genetic. Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi
mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk mencirikan
mikroorganisme.
7. Patogenitas. Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk
menimbulkan penyakit merupakan cirri khas mikroorganisme tersebut selain itu dapat
pula bekteri yang memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)
yang mengifesi dan menghancurkan bakteri.
8. Ekologi. Habitat merupakan sifat yang mencirikan mikroorganisme. Mikrorganisme
yang hidup di lautan berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam
rongga mulut berbeda dengan saluran pencernaan.

2.5. Jenis Jenis Mikroorganisme


1. Bakteri

Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae


yang bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan genetiknya
tidak terbungkus dalam membran inti. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil,
kecuali beberapa species tertentu yang mempunyai pigmen fotosintesis. Oleh karena itu,
ada bakteri yang hidupnya heterotrof dan ada juga bacteria yang hidup autotrof. Bakteri
heterotrof dapat dibedakan menjadi bakteri yang hidup sebagai parsit dan saprofit,
Sedangkan bakteri autotrof dapat dibedakan berdasarkan atas sumber energi yang
digunakan untuk mensentetis makanannya menjadi bakteri fotoautotrof dan
kemoautotrof. Bakteri dapat hidup dimana saja, ada yang merugikan manusia, hewan
maupun tumbuhan. Namun demikian ada juga bakteri yang menguntungkan bagi umat
manusia.

Bakteri umumnya bergerak secara pasif. Namun ada beberapa bakteri yang dalam
keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang memungkinkan dapat
bergerak aktif dalam medium cair. Rambut-rambut itu lazimnya dinamakan bulu cambuk
atau flag1. Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus)
dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat
berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya
sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.

Bagi manusia, bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.Bakteri
memiliki ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya.Bakteri adalah
organisme uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memilikiklorofil. Ukuran tubuh
bakteri bervariasi, dari berdiameter 0,12 mikron sampaiyang panjangnya ratusan mikron.
Bakteri dapat dilihat dengan menggunakanmikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

1
Michael J. Pelczar. Dkk. 2009.“Dasar-dasarmikrobiologiedisi 2”.Jakarta: UI Press
Bakteri yang paling renik adalahMycoplasma yang berukuran 0,12 mikron. Sebaliknya
bakteri terbesar adalahThiomargarita yang berukuran 200 mikron. Bentuk dasar bakteri
beraneka ragam,yaitu kokus (bulat), basil (batang), dan spirilia (spiral).

2. Fungi

Fungi atau cendawan adalah organism heterotrof . Mereka memerlukan senyawa


organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut,
mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kmia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka
dapat sangat menguntungan kita bilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan
bahan-bahan lain. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk
dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir
yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay beragam ukuranya,
berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm tau lebih.
Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.
Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki
dua bagian : miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5
sampai 10µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm. Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding
ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

3. Virus

Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah
parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus
merupakanpartikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu
asamnukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang
dapatberada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh
inangdan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat
hidup(seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau
RNA),dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel
inang(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan.Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel


eukariota (organisme multisel dan banyak jenisorganisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakanuntuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri danorganisme lain yang tidak berinti sel). Secara umum pengertianvirus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi selorganisme biologis. Menurut para
ahli biologi virus adalah peralihanantara makhluk hidup dan benda mati. Virus dikatakan
peralihan karnavirus mempunyai ciri-ciri seperti makhluk hidup yaitu dengan
mempunyaiDNA dan mampu berkembang biak pada sel hidup serta mempunyai ciriciri
benda mati yaitu tidak mempunyai protoplasma dan mampudikristalkan.Virus dalam
bereproduksi dengan memerlukan sel inang,sehingga virus bersifat parasit obligasi2.

Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya.
Bentuk virusada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang
berbentuk T.Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskopelektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari
0,02mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran
virusbiasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer
danseperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya
terbesaryaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang
hanyaberukuran 28 nm.

2.6. Cara Hidup Mikroorganisme

Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.


Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan gambaran
peningkatan jumlah sel yang berbedakan pada akhirnya memberikan gamabaran pula
terhadap kurva pertumbuhannya. Sedangkan kebutuhan mikroorganisme untuk
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu : kebutuhan fisik dan
kebutuhan kimiawiatau kemis. Akpek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH, dan tekanan
osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis yaitu meliputi air, sumber karbon, nitrogen
oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.

Bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu agar dia bisa tetap bertahan hidup,
ada 3(tiga) jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya :

1. Mikroorganisme psikrofil, yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang
dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawag 20oC.
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara
maksimalpad suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum diantara 20oC sampaai
50oC.

2
Campbell, Recce, Mitchell, 2003,”Biologi”, Erlangga, Jakarta.
3. Mikroorganisme termifil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada
suhu yang sangat tinggi. Mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC,
bakteri jenis ini dapat hidup di tempat0tempat yang panas bahkan di sumber-sumber
mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park
ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas 93-94oC.

2.7. Morfologi Dan Susunan Mikroorganisme


Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti yang umum
didapatkan pada bakteria, ragi dan mikragle. Dapat pula berbentuk filament atau serat,
yaitu rangkaian sel yang terdiri dari dua sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang
didapatkan pada fungi dan mikroalgae. bentuk lain yang perlu diketengahkan adalah
koloni, yaitu gabungan dua sel atau lebih di dalam satu ruangan seperti yang didapatkan
pada mikroalgae. bentuk jaringan semu yaitu susunan serat membentuk jaring seperti
yang didapatkan pada fung, tetapi jaringan tersebut tidak berfungsi seperti layaknya
jaringan yang dimiliki tanaman tinggi atau hewan.

Bentuk sel mikroba, perlu menengetengahkannya adanya variasi bentuk pada sel
bakteri, bentuk umum bakteri adalah bulat (kokus), dan batang/ bulat memanjang (basil).
Dari kedua ini didapatkan variasi seperti :

1. Bakteri berbentuk bulat (Bola)


a. Monokokus
b. Diplokokus
c. Sarkina
2. Bakteri berbentuk batang
a. Bisilus
b. Diplobasil
c. Streptobasil
3. Bakteri berbentuk melilit
a. Spiral
b. Vibrio
Bentuk umum (variasi bentuk) yang kemudian terjadi baik secara tetap ataupun
sebagai bentuk kelainan karena pengaruh lingkungan, untuk tiap kelompok mikroba
berbeda-beda. Bahkan akibat pengaruh lingkungan ini terdapat bentuk involusi yaitu
bentuk sementara yang terjadi karena lingkungan yang berbeda.

2.8. Peranan Mikroorganisme Bagi Kehidupan

Mikroba dengan aktivitasnya mempengaruhi organisme lain termasuk tumbuhan


tinggi dan hewan-hewan dalam suatu ekosistem. Mikrobia berperan penting sebagai
organisme sintetik dan degradatif. Mikrobia sebagai organisme sintetik artinya sebagai
produser bermacam senyawa kimia seperti hormon, nutrient dan antibiotik yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan begitu pula sebaliknya. Mikroba
sebagai organisme degradatif  artinya mikroba sebagai produser enzim yang
mendegradasi bermacam senyawa organik dan anorganik yang terakumulasi di
lingkungannya.

Di lingkungan tanah, bakteri tidak hanya berinteraksi diantaranya tetapi juga


dengan tanaman dan hewan. Beberapa diantaranya bersifat patogen pada tanaman dan
hewan yang lainnya melakukan simbiosis. Interaksi diantara bakteri dengan mikroba
lainnya dapat saling menguntungkan atau bersifat antagonistik. Di lingkungan akuatik,
bakteri sebagai polutan, indikator polusi juga sebagai agemsia pengendali polusi. Adanya
polusi mikrobia seperti bakteri di air minum sebagai penyebab epidermik lewat air seperti
disentri, kolera dan hepatitis. Ekologi di lingkungan air laut masih belum diketahui
karena kesukaran pada waktu pengambilan sampelnya.

Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan


membantu memperbaiki kualitas lingkungan. terutama untuk mengatasi masalah
pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar
dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai
bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit
bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable). Dalam hal ini akan dibahas
beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran
lainnya untuk mengatasi bahan pencemar.
2.9. Perspektif Mikroorganisme Dalam al-Qur’an
Istilah zarrah sebagai wujud zat atau substansi materi yang paling kecil yang
disebutkan dalam Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk mempelajari mikroorganisme
dan materi mikromos lainnya. Konsep sel sebagai materi fungsional terkecil ternyata
dapat dipatahkan oleh adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sebagai organisme sel
tunggal merupakan bukti adanya materi fungsional di bawah sel. Itulah materi zarrah, Al-
Qur’an menunjuk pada konsep zarrah sebagai materi terkecil, dengan demikian masih ada
substansi potensial dalam suatu zat yang lebih kecil dari sel (Subandi, 2010).
Selain itu, adanya makhluk kecil seperti bakteri juga disebutkan dalam QS. Al-
Baqarah ayat 26 yang berbunyi :

َ‫ون‬RRُ‫رُوا فَيَقُول‬Rَ‫ق ِم ْن َربِّ ِه ْم َوأَ َّما الَّ ِذينَ َكف‬


ُّ R‫ونَ أَنَّهُ ْال َح‬RR‫وا فَيَ ْعلَ ُم‬RRُ‫ضةً فَ َما فَوْ قَهَا فَأ َ َّما الَّ ِذينَ آَ َمن‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْستَحْ يِي أَ ْن يَضْ ِر‬
َ ‫ب َمثَاًل َما بَعُو‬
َ‫ُضلُّ بِ ِه إِاَّل ْالفَا ِسقِين‬ِ ‫ضلُّ بِ ِه َكثِيرًا َويَ ْه ِدي بِ ِه َكثِيرًا َو َما ي‬ ِ ُ‫َما َذا أَ َرا َد هَّللا ُ بِهَ َذا َمثَاًل ي‬
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau
yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka. Dan adapun mereka yang kafir mengatakan :
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang
yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang
fasik.” (QS.Al-Baqarah : 26)

Ibnu Katsir menasirkan bahwa kata (yang lebih rendah dari itu), menunjukkan
bahwa Allah SWT kuasa untuk menciptakan apa saja, yaitu penciptaan apapun dengan
obyek apa saja, baik yang besar maupun yang lebih kecil. Allah SWT tidak pernah
menganggap remeh sesuatu pun yang Dia ciptakan meskipun hal itu kecil. Orang-orang
yang beriman meyakini bahwa dalam perumpamaan penciptaan yang dilakukan oleh
Allah SWT memiliki manfaat bagi kehidupan manusia (Al-Mubarok, 2006).
Sebagaimana Allah SWT menciptakan bakteri meskipun memiliki ukuran yang sangat
kecil tetapi keberadaannya memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, hewan,
dan tumbuhan.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu mikroorganisme
merupakan suatu jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme
mikroskopis.Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler
(multiseluler).Awal mula terungkapnya dunia mikroorganisme berawal dari
ditemukannya sebuah mikroskop oleh Anthony van Leeuwenhoek (1633-1723) yang
dapat melihat organisme keci. Adapun jenis-jenis dari mikroorganisme yaitu seperti
bakteri, jamur, fungi, parasit dan lainnya. Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel
(uniseluler) seperti yang umum didapatkan pada bakteria, ragi dan mikragle.
Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan
membantu memperbaiki kualitas lingkungan. terutama untuk mengatasi masalah
pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar
dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai
bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit
bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable). Dalam hal ini akan dibahas
beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran
lainnya untuk mengatasi bahan pencemar.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A., Muin, M., Kuswinanti, T., dan Harfiani, V. 2007.Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu
dari Hutan Pendidikan Dan Latihan Tabo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep.Jurnal Perennial. 3 (2) : 49-54.

Budiyanto, Moch Agus Kresno. (2002). Mikrobiologi Terapan.(Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang)
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan.Jakarta: Erlangga.

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).(Malang:


Universitas)
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Djambatan.

Fardiaz, Srikandi. 2019. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gandjar, I., Sjamsuridjal, W., dan Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.

Iqbal, Ali. 2008. Peran Mikroorganisme dalam Kehidupan. Bandung : Penerbit


Angkasa Bandung.

Kusnadi, dkk. (2003). Mikrobiologi.(Malang: JICA).


Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: UNY Press.
Peliczar, Michael J, dkk, 1986. “Dasar – Dasar Mikrobiologi” Universitas Indonesia; Jakarta.
Pelchzar, Michael J., dkk. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Prawirohartono, Slamet dan Hidayati. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Surbandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Suriawiria, Unus. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umun. Bandung : Angkasa
Bandung.

Tarigan, Jeneng. (1988). Pengantar Mikrobiologi. (Jakarta: Departeman Pendidikan dan


Kebudayaan).
Tim Perkamusan Ilmiah,( 2005). Kamus Pintar Biologi. (Surabaya: Citra Wacana).

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi umum.UMM Press, Malang.


Winatasasmita, Djamur. 1993. Biologi. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai